Pejuang Hati - Bab 90 Rasa Aman
Marvin Su sudah merasa perasaan tidak enak sejak awal.
Tapi hal semacam ini sudah pernah terjadi sebelumnya, sebelumnya Anggi Yang pernah meminta Marvin Su untuk menemuinya, kemudian Marvin Su membantu Anggi Yang membeli pembalut sekali.
Hanya saja kurang nyaman untuk membeli barang-barang ini di sekolah. Marvin Su menghela napas dalam-dalam dan berpikir, jangan sampai Siva Zhao melihatnya.
Namun, sekolah itu sangat besar, seharusnya tidak bisa sampai kebetulan seperti itu.
Marvin Su berpikir sejenak, dan menatap Enzy Li dengan tak berdaya, memandang Enzy Li yang seperti sangat memohon padanya, jadi dia mengangguk dan berkata, "Guru Li, merek apa yang kamu gunakan? "
Setelah Enzy Li berkata dengan memerah, dia siap pergi ke meja untuk mengambil uang.
Marvin Su tidak peduli dengan uang puluhan RMB itu, dan segera berbalik. Setelah tiba di supermarket sekolah, dia berdiri di pintu dan melihat ke dalam. Ketika tidak ada orang di sana, dia masuk dan menemukan merek pembalut yang digunakan Enzy Li dan dengan cepat membayar uangnya dan pergi.
Segera setelah keluar ...
Dua sahabat Siva Zhao datang dengan bergandengan tangan, tertegun ketika dia melihat apa yang ada di tangan Marvin Su.
“Marvin Su, apa ini?” Mereka bertanya dengan mata menyipit.
Marvin Su sangat terkejut, apa yang dia takutkan benar-benar terjadi, dan segera berkata: "Itu... kaki mudah berkeringat di musim panas, di internet mengatakan itu baik untuk menggunakan ini sebagai sol... Hehe, nanti aku mau pergi main basket."
Marvin Su berkata, merasa dirinya sendiri tidak dapat dipercaya, menyaksikan kedua gadis itu berkata dengan nada aneh, “Oh?” Setelah beberapa saat, dia melarikan diri dari supermarket dengan cepat.
Kembali di gedung kelas, Enzy Li mengerutkan keningnya, memegangi perut bagian bawahnya dengan satu tangan dan satu tangannya lagi memegang meja, terlihat cukup menyakitkan.
Pada saat ini, sudah hampir malam, dan Enzy Li sedang duduk di sisi jendela. Pada saat ini, matahari sudah hampir terbenam, dan sinar matahari kuning yang hangat menyinari dia seolah-olah itu dilapisi dengan lapisan tipis dari cahaya yang berkilau.
Dan ini membuat Enzy Li lebih cantik dari biasanya.
Ruang kelas, meja, matahari terbenam, cantik, muda ... Kata-kata ini tampaknya saling terkait sekali, menggambarkan Enzy Li yang tergeletak di atas meja saat ini.
“Sangat cantik.” Marvin Su tidak bisa menahan menelan ludah, dan kemudian perlahan berjalan dengan pembalut, berkata: “Aku ... sudah membelinya.”
Enzy Li merasa lega ketika melihat Marvin Su kembali. Dia berpikir bahwa jika dia tidak kembali, maka itu gawat, dan kebetulan tidak ada tisu toilet di dalam tas. Marvin Su saat ini terlihat seperti memberikan kehangatan di kedinginan.
“Terima kasih.” Enzy Li mengambil pembalut wanita dengan wajah memerah dan bergegas ke kamar mandi.
Marvin Su memandangnya dari belakang dan berpikir, seorang wanita cantik memintanya untuk membeli pembalut, sepertinya tidak terlalu buruk, hehe.
Beberapa menit kemudian, Enzy Li kembali ke ruang kelas. Dia memandang Marvin Su dan perlahan berjalan mendekat dan berkata, "Terima kasih banyak, ... Ini uangnya."
"Tidak." Marvin Su tidak bermaksud menerima uang itu.
Enzy Li melihat bahwa Marvin Su tidak menerimanya, dan berpikir, ini bukan uang banyak, sekarang orang-orang sudah punya cukup uang, tidak ada yang peduli dengan uang puluhan ribu ini, jadi dia dengan lembut memutar matanya dan dengan lembut berkata, "Kalau begitu bagaimana kalau aku mentraktirmu makan malam? "
“Ha?” Marvin Su sedikit ragu-ragu dan berkata, “Baiklah!”
Siva Zhao telah kembali ke rumah dan tidak akan kembali sampai Minggu malam, jika makan sendirian itu membuatnya tidak nafsu makan, ditambah Enzy Li sangat cantik, kata Marvin Su dalam hati, guru dan murid makan bersama, tidak ada apa-apa!
Setelah menghipnotis dirinya sendiri, Marvin Su menemani Enzy Li untuk makan malam.
Sebagai lulusan Universitas Jiangcheng, Enzy Li cukup akrab dengan tempat ini. Dia tidak meminta saran Marvin Su, dan membawanya ke restoran kecil yang sering dia kunjungi.
“Hihi, dulu aku sering makan di sini, dan kemudian magang ... aku belum makan di sini selama setengah tahun.” Enzy Li duduk dan berkata dengan penuh rasa menanti-nanti.
Pada saat ini, Enzy Li tidak menunjukkan tampang seorang guru, tetapi Marvin Su juga mengerti bahwa bagaimanapun juga, dia baru saja datang, dan belum mulai mengajar, jadi dia tersenyum dengan Enzy Li dan berkata, "Aku juga suka makan di sini."
“Oh ya?” Enzy Li tersenyum.
Marvin Su baru menyadari bahwa Enzy Li suka tersenyum. Mungkin hanya pada saat mengawasi ujian, dia tidak begitu banyak tersenyum, dan sekarang dia tersenyum, yang membuat hati para pria terasa meleleh.
“Iya.” Marvin Su mengangguk dengan cepat dan terus menatap Enzy Li.
Dan Enzy Li kemudian memesan makanan. Setelah dia melihat ke atas dan melihat mata Marvin Su yang berapi-api, dia tiba-tiba teringat bahwa ketika dia tadi menerima air, Marvin Su menatapnya seperti ini.
Memikirkan hal ini, Enzy Li sedikit mengernyit dan berkata, "Marvin Su, kamu mau makan apa?"
“Eh?” Marvin Su tersadar dan berkata, “Terserah... Kamu yang mentraktir hari ini, kamu saja yang memilihnya."
Enzy Li berkedip, dan tidak tahu bagaimana harus menjawab Marvin Su. Bagaimanapun, dia sudah membantunya membeli pembalut tadi, dan dia tidak boleh menolaknya.
Setelah batuk lembut, Enzy Li melirik Marvin Su dan bertanya, "Marvin Su, apakah kamu sudah punya pacar?"
Marvin Su tertegun, kemudian dia langsung mengangguk dan berkata, "Ya..."
Suasana sedikit canggung setelah mengatakannya, dan Marvin Su melihat bahwa Enzy Li diam, dan bertanya, "Bagaimana denganmu, Guru Li?"
"Tidak ada." Jawab Enzy Li.
"Kamu sangat cantik, saat kamu masih di sekolah ini, pasti ada banyak pria yang akan mengejarmu, kan?" Marvin Su bertanya lagi.
Setelah mendengar ini, Enzy Li langsung teringat masa-masanya di sekolah, tapi dia kemudian langsung menghilangkan pikiran itu.
Dia menatap Marvin Su dan berkata, "Marvin Su, aku akan menjadi gurumu ke depannya, kamu ..."
Namun, begitu kata-kata itu diucapkan, Enzy Li langsung berhenti berbicara, dia meminta Marvin Su untuk pergi makan bersamanya, jika dia berkata kamu tetaplah murid, dan aku tetaplah guru, bukankah itu sama saja memalukan dirinya sendiri?
“Harus berjaga jarak, kan?” Kata Marvin Su.
"Bukan ..." Enzy Li tidak bermaksud seperti itu. Setelah mengedipkan matanya dan memikirkannya, dia berkata: "Ya, perhatikan saja topiknya!"
“Oh, baiklah.” Marvin Su berpikir, dan mau tidak mau dia ingin tersenyum diam-diam.
Setelah itu, keduanya makan dan mengobrol sebentar. Secara mendasar, Marvin Su juga memiliki pemahaman tentang Enzy Li. Dia adalah orang asli Kota Jiangcheng, ekonomi keluarganya terbilang baik, dan orang tuanya semua terlibat dalam pendidikan.
Namun, Marvin Su tidak terlalu malu untuk memperkenalkan ekonomi keluarganya, dia datang dari desa, dan dia pasti tidak akan berbicara tentang yang tidak-tidak
Setelah selesai makan, Marvin Su dan Enzy Li saling berpamitan. Ketika mereka akan kembali ke sekolah, Jericho Su mendekati Marvin Su, meraih kerahnya, dan berteriak, "Akhirnya, aku mendapatkanmu..."
“Ada apa?” Marvin Su meronta dengan kuat sambil berteriak padanya.
Enzy Li baru saja berjalan dua langkah, dan mendengar pertengkaran di belakangnya, dia buru-buru menoleh dan melihat seorang lelaki botak memegang Marvin Su, sepertinya akan memukulnya.
“Hentikan, hentikan.” Meskipun Enzy Li sedikit takut, dia bergegas kembali ketika dia pikir dia adalah guru Marvin Su.
Dia berjalan ke arah Marvin Su dan menjaga Marvin Su, berkata, "Tuan, apa yang kamu lakukan, di sini adalah sekolah, aku harap kamu tidak melakukan hal yang tidak-tidak di sini..."
"Wah, gadis cantik lain." Setelah melihat Enzy Li, mata Jericho Su berbinar dan berkata dengan rendah, "Marvin Su, kamu sangat cepat berganti pasangan!"
“Jangan sembarang bicara, aku adalah gurunya Marvin Su.” Enzy Li memandang Jericho Su, dan ada rasa jijik yang tak terkatakan di dalam hatinya.
"Jericho Su, kamu mau apa lagi, aku sudah mengatakan bahwa kamu tidak ada hubungannya denganku, dan aku tidak suka uang busukmu," kata Marvin Su, menarik Enzy Li ke belakangnya.
Karena sering bermain bola basket, tangan Marvin Su besar dan kuat, Enzy Li yang begitu ditarik olehnya, tiba-tiba merasakan rasa aman yang tak terkatakan di hatinya.
Novel Terkait
Thick Wallet
TessaGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangKembali Dari Kematian
Yeon KyeongUnlimited Love
Ester GohUntouchable Love
Devil BuddyMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiThis Isn't Love
YuyuKing Of Red Sea
Hideo TakashiPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)