Pejuang Hati - Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
“Bu, apa yang kamu bicarakan!” kata Martin Su dengan wajah cemas sampai wajah memerah.
Dalam hatinya Fenny Liu bergetar, di samping rasa malu di hatinya, masih dengan perasaan menunggu.
Rina Chen berkata : "Ayahmu meninggal lebih awal, sekarang putra paman tertua sudah memiliki dua anak, dan keluarga Su sekarang ada Marvin Su yang sedang melanjutkan sekolahnya....... dari keluarga Su yang paling besar hanya kamu yang tidak bisa diharapkan! Kamu tidak memberiku seorang cucu, dan saat aku mati sepuluh tahun kemudian. Bagaimana aku menghadapi leluhur keluarga Su? "
"Bu... sekarang sudah zaman apa, kukatakan padamu, jika manusia sudah meninggal maka langsung tidak ada apa-apa lagi!" kata Martin Su yang menjadi marah.
Meskipun ia tidak baik dalam hal itu, ia adalah seorang pria yang jujur, biarkan adik sepupu yang menanam benih sendiri, bagaimana dia bisa setuju dengan hal seperti itu?
Tetapi ketika Rina Chen mendengarnya, dia sambil membereskan pakaiannya dan berkata: "Ya benar, kalau orang mati langsung tidak ada, kalau begitu aku telah mengganggu hidup kalian berdua, biarkan aku mati lebih awal dan dilahirkan kembali!"
“Bu!” kata Martin Su yang tidak punya pilihan, dan hanya bisa untuk menghalanginnya.
Rina Chen menangis tersedu-sedu, kemudian Martin Su terpaksa berkata : "Fenny, kamu jemput Marvin Su kemari dulu, aku temani ibu disini!"
Martin Su berpikir, jika dia pergi untuk menjemput Marvin Su sendiri, Rina Chen pasti akan membuat Fenny Liu “Tercuci otaknya!"
Ketika pertempuran antara ibu mertua dan menantu terjadi, maka hal itu lebih sulit untuk dikendalikan lagi.
Fenny Liu mendengarkan kata-kata Martin Su, dan wajahnya yang cantik memerah dan berkata: "Kamu ... apakah kamu benar-benar mendengarkan ibu kita?"
“Ibu kita sudah tua dan bingung, pertama bawa Marvin Su kesini... Hal seperti ini, Marvin Su juga tidak akan setuju, setelah dua hari, Marvin Su juga harus kembali ke sekolah lagi” kata Martin Su.
Mendengar ini, Fenny Liu terpaksa untuk menggunakan rencana itu untuk mendapatkan jalan keluar.
Setelah menerima kunci mobil dari Martin Su, Fenny Liu langsung pergi. Dalam perjalanan, dia menelpon Marvin Su dan bertanya: "Marvin Su, apakah kamu punya rencana minggu ini?"
"Tidak ..." kata Marvin Su berbicara dengan malas.
Minggu lalu, ibu Siva Zhao sakit, dan sampai sekarang masih belum membaik. Setengah jam sebelum Fenny Liu menelepon, dia baru saja mengirim Siva Zhao ke mobil, merangkul dan menciumnya sambil mengucapkan sampai jumpa lagi.
"Jika tidak ada rencana, kakak ipar sekarang akan menjemputmu," kata Fenny Liu.
“Ah?” Marvin Su membeku sesaat, lalu bertanya: “Apakah kakak sepupu sudah kembali?”
"Hal-hal ini sulit untuk dikatakan di telepon. Saya akan menjelaskannya kepada kamu secara rinci saat kita bertemu," kata Fenny Liu dengan wajah memerah.
Marvin Su mendengar nada aneh dalam nada Fenny Liu, meskipun hatinya penasaran, dia tidak banyak bertanya. Setelah menutup telepon, dia berjalan menuju pintu masuk sekolah dengan berjalan kaki.
Sekitar dua puluh menit kemudian, SUV putih Martin Su yang di bawa oleh Fenny Liu tiba di gerbang sekolah.
Tubuh Fenny Liu sangat tinggi, Setelah keluar dari mobil, berdiri di samping pintu, sepasang kaki putih lurus ramping, rok bunga berwarna terang, dan kemeja putih wanita di bagian atas tubuh, gaya yang yang mempesona sekali.
Tetapi di bawah kepolosan ini, terdapat sifat ganas di dalamnya.
Tampak sangat mengesankan, pinggang ramping, dan bokong yang benar-benar menggoda, dan dengan mobil tinggi yang di belakangnya membuat hal ini menjadi sangat indah.
Marvin Su terpesona memandang Fenny Liu, sejenak ia terdiam....
Lalu kembali sadar, Marvin Su dengan cepat berjalan ke Fenny Liu dan berteriak: "Kakak ipar."
"Masuk mobil," kata Fenny Liu.
Marvin Su mengangguk dan masuk ke mobil. Setelah Fenny Liu menyalakan mobil, dia bertanya, "Kakak ipar, mengapa kamu menjemputku hari ini?"
“Kakakmu ada bersama bibi kedua di rumah!” Fenny Liu berkata sedikit malu-malu.
Setelah mendengarnya Marvin Su merasa tidak cocok untuk pergi kesana karena ada Rina Chen dan Martin Su yang ada di sana.
"Marvin Su ... aku akan menjemputmu kali ini, karena ada masalah itu ..." kata Fenny Liu tiba-tiba dengan muka merah.
“Ada apa, kakak ipar?” Marvin Su bertanya dengan rasa ingin tahu.
Ketika Fenny Liu ditanyai oleh Marvin Su, wajahnya bahkan lebih merah lagi, Tiba-tiba dia terpikir Marvin Su mendorong dirinya ke ranjang, menciumnya, dan melakukan hal tersebut.
"Aku ..." Fenny Liu menggigit bibir merahnya dan dia merasa seperti sedang dalam hubungan pacaran yang sedang bergejolak di dalam hatinya, dan akhrinya dia Marvin Su marah dan berkata: "Fenny Liu, bisakah kamu katakan cepat sedikit? Ini tidak seperti kamu ..."
Berjuang di dalam hatinya, pada akhirnya dia menyerah memberi tahu Marvin Su sambil mengeluh berkata: "Ketika kamu sampai di rumah, bibi kedua dan kakak sepupu akan memberitahumu."
"Misterius sekali sih," gumam Marvin Su.
Kemudian Fenny Liu tidak mengatakan apa-apa, setelah menyesuaikan suasana hatinya dengan cepat, dia mengemudi dengan serius.
Tidak lama, keduanya tiba di rumah. Marvin Su hanya melihat wajah Martin Su yang tak berdaya, tetapi setelah melihat dirinya sendiri, Rina Chen tersenyum dan berkata: "Marvin Su, apakah kakak iparmu memberi tahumu?"
“Apa yang kamu bicarakan?” Marvin Su tiba-tiba bingung.
Dengan sedikit cemberut melirik Fenny Liu, dan Rina Chen berkata: "Kalian berdua silakan ke kamar dulu, aku sendiri yang membantu Marvin Su untuk mengatakan tugas ini".
“Tugas?” Marvin Su bahkan menjadi lebih bingung lagi.
Martin Su mengulurkan tangan dan menarik Fenny Liu kembali ke kamar.
Merasa tangan suaminya gemetar, Fenny Liu merasa sangat bersalah, tetapi dia marah karena penampilan Martin Su sangat jelas menyerah pada Rina Chen.
“Huh!” saat kembali ke kamar, Fenny Liu menghempaskan pegangan tangan Martin Su dengan keras.
"Istriku ..." Martin Su juga sangat tertekan.
Fenny Liu tidak mengatakan apa-apa! Meskipun dia menunggu sesuatu bisa terjadi dengan Marvin Su, tetapi itu adalah reaksi naluriah dari sebagian besar wanita, dan sebagian besar wanita akan seperti ini ... tetapi sebenarnya saat dia melakukan hubungan dengan orang lain, dan lagi suami sendiri saja setuju, lalu jika dia tidak marah maka akan terasa sangat aneh!
"Aku ... aku tidak ada cara lain lagi. Kamu lihat ibu kita menangis dan ribut-ribut." Alis Martin Su seperti bentuk angka "delapan", yang terlihat dalam kesulitan.
Fenny Liu masih tidak berbicara ...
"Istriku, ibu saya meminta Bibi Zhang untuk setiap minggu memberi saya obat. Sekarang semua orang di desa telah menyebarkan berita bahwa kita tidak dapat menghasilkan penerus” kata Martin Su yang menjelaskan.
Fenny Liu mendengarkan penjelasan Martin Su. Ketika dia pergi untuk menjemput Marvin Su, suaminya berkata bahwa dia akan mengikuti alurnya dulu kemudian membohongi ibu mertuanya. Sekarang sangat jelas bahwa Martin Su mendorong dirinya untuk memiliki hubungan dengan Marvin Su?
Ini pencucian otak yang terlalu cepat!
“Martin Su, kamu harus jujur, apa yang ibumu katakan padamu ketika aku pergi menjemput Marvin Su?” Fenny Liu berkata dengan dingin.
"Tidak ada bicara apapun, hanya aku yang tiba-tiba pikirannya terbuka...... " Martin Su menjelaskan: "Kita juga telah sampai pada usia membutuhkan anak, kurasa hal itu tidak dapat disembuhkan. Daripada saat tua hidup seorang diri, lebih baik melahirkan satu, dan juga aku dan Marvin Su berasal dari keluarga yang sama... "
Martin Su berkata putus-putus, tetapi Fenny Liu memiliki kepanikan yang tak bisa dijelaskan di dalam hatinya!
Di ruang tamu, Marvin Su juga dibuat takut oleh Rina Chen, dia selalu merasa bahwa bibi kedua sangat tidak normal hari ini ...
“Bibi kedua, katakan saja apa yang kamu mau, aku ... aku bisa membantumu!” Marvin Su ketakutan oleh senyumnya yang tidak banyak berubah dalam beberapa menit.
“Bibi kedua tidak akan berbelit-belit lagi ya” kata Rina Chen yang memang menunggu kata-kata Marvin Su yang seperti itu.
Dia menarik tangan Marvin Su dan berkata, "Ayo ke samping bibi kedua sini, dan bibi kedua perlahan akan memberi kamu..."
Meskipun Rina Chen berusia lima puluhan, bentuk tubuhnya masih sangat bagus ... Bahkan meskipun sudah tua, tetapi masih dapat memikat orang.
Jika Marvin Su masih single, saat ditarik oleh Rina Chen. mungkin ia juga akan menerkamnya.
“Uhuk..uhuk!” Marvin Su tiba-tiba teringat bahwa reputasi Rina Chen di desa tampaknya tidak terlalu baik. Dia sangat ingat waktu kecil, paman kedua meninggalnya begitu cepat, saat kakak sepupu yang pergi ke sekolah, rumah bibi kedua selalu didatangi pria-pria lainnya, saat kecil dia membantu mengambil air dan mengirim sayuran, kemudian saat besar membantunya membeli pupuk dan memanen tanaman.
Singkatnya, melihat penampilan Rina Chen, membuat sekujur tubuh Marvin Su merinding.
Meskipun Rina Chen tau ketidaksetujuan Marvin Su, dia masih ingin meminta bantuan, kemudian tersenyum dan bertanya: "Marvin Su, kakak sepupumu dalam hal itu, kamu juga tahu ..."
Ada hubungannya dengan kakak sepupu?
Marvin Su bergerak sedikit di dalam hatinya, dan sepertinya mencium sesuatu.
Rina Chen yang terus berkata: "Paman kedua sudah lama meninggal, paman tertua dan keluargamu juga mulai berkembang, hanya Martin Su yang tidak bisa..... aku juga tidak bisa hidup sampai berapa lama lagi, aku hanya berharap bisa memeluk cucu sebelum aku mati. "
Melihat Rina Chen menghapus beberapa air mata, Marvin Su merinding lagi.
Marvin Su tetap diam, dan Rina Chen melanjutkan: "Kamu dan Martin Su sama-sama anggota keluarga Su, dan bibi kedua memohon padamu untuk satu hal ..."
Pada saat ini, di mana Marvin Su dapat memahami maksud dari Rina Chen, ternyata dia ingin dirinya dan Fenny Liu melakukan hubungan intim, lalu melahirkan anak! Dalam sekejap, Marvin Su menjadi takut...
Meskipun dia menyukai Fenny Liu, itu adalah semacam cinta rahasia. Ketika tidak ada orang di sana, Marvin Su berani memegang Fenny Liu pada lengannya dan menciumnya, bahkan melakukannya di ranjang!
Tetapi setelah kisah itu diceritakan oleh ibu mertua Fenny Liu dan suaminya, kemudian muncul perasaan yang berbeda, terutama soal melahirkan anak, apa-apaan itu?
Ia baru tahun pertama kuliah, meskipun sekarang sudah dewasa, tetapi ketika melahirkan seorang anak, seperti apa saja rasanya?
"Bibi kedua, aku ..." kata Marvin Su yang bersiap untuk menolak.
"Jika hal ini dapat terlaksana, Bibi kedua akan membalasmu di kehidupan berikutnya, akan mendengarkan seluruh perintahmu, menjadi sapi dan kuda pun rela, Marvin Su ... sebenarnya kamu juga tidak ada ruginya, aku tanya kamu, kakak iparmu cantik kah?” kata Rina Chen sambil tidak memberikan kesempatan untuk mengelak.
Marvin Su berkata: "Cantik ya cantik, tapi ..."
"Kalau cantik artinya suka, Marvin Su, meskipun kamu lebih kecil dari Fenny berapa tahun, tetapi Fenny masih dalam kondisi prima, kalau dia mengenakan seragam sekolah kamu dan pergi ke sekolahmu, dia juga seperti mahasiswa yang ada di sekolahmu” kata Rina Chen
Dalam sekejap, Marvin Su benar-benar membayangkan Fenny Liu yang memakai seragam sekolah.
Wahhh, bibi kedua juga tahu bagaimana caranya menggunakan godaan seragam untuk menggodaku, kata Marvin Su. Pikiran Marvin Su bergoyang dalam benaknya untuk sementara waktu, dia masih menolak dengan sungguh-sungguh dan berkata: "Tidak, aku tidak akan melakukannya dengan kakak iparku ..."
"Marvin Su, kamu benar-benar tidak mau membantuku, jika tidak membantu bibi keduamu, maka bantulah kakak sepupumu....” Rina Chen melihat Marvin Su, langsung cemas, dan wajahnya merenung..
Novel Terkait
Awesome Husband
EdisonYama's Wife
ClarkHusband Deeply Love
NaomiMy Secret Love
Fang FangMore Than Words
HannyLoving The Pain
AmardaPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)