Pejuang Hati - Bab 107 Pengendalian
Fenny Liu dibuat malu oleh tatapan Marvin Su, dia pun kembali mengangkat gelas anggur merahnya dan meminumnya untuk menutupi salah tingkahnya.
“Fenny, kenapa kamu tiba-tiba……” Marvin Su bertanya dengan ragu-ragu.
“Aku takut kamu sedang menahan masalah?” Fenny Liu menatap Marvin Su dengan sedikit bersalah dan berkata: “Selama ini apa yang telah kamu lakukan untukku, aku selalu mengingatnya, sekarang…… sudah tidak ada lagi hambatan, aku pikir…… sudah seharusnya memberimu sedikit…… 'gula' untuk dimakan.”
Fenny Liu merasa malu jika dia mengatakannya secara langsung, jadi dia menggunakan kata “Gula” untuk mewakilinya.
Marvin Su tahu apa yang dimaksud oleh Fenny Liu, dia pun tersenyum bahagia.
Setelah selesai makan, Marvin Su dan Fenny Liu pun pergi ke sebuah hotel, dan kali ini tidak ada lagi orang lain dan kondisi yang menghambat mereka, walaupun begitu Marvin Su pun merasa tegang.
Tidak tahu kenapa, hari ini semuanya sangat lancar diluar dugaannya, dan malah membuat Marvin Su merasa tidak seperti biasanya.
“Fenny,” kata Marvin Su dengan hati-hati.
“Kenapa?” Jawab Fenny Liu.
“Tidak, tidak apa-apa.” Seketika Marvin Su juga tidak tahu apa yang ingin dia bicarakan, dia hanya merasa sedikit tidak aman, tetapi tidak aman ini dia tidak tahu darimana asalnya.
Sesampai mereka di hotel, Marvin Su pun memesan sebuah kamar lalu membawa Fenny naik ke atas.
Kamarnya begitu luas, sangat rapi dan bersih, bagaimana pun juga ini adalah pertama kalinya dia berhubungan badan dengan Fenny Liu.
Setelah sampai di kamar Fenny Liu pun terdiam sejenak, sikapnya terlihat sangat malu, sedangkan Marvin Su menatap Fenny dan dengan sigap berjalan ke arahnya lalu memeluknya.
Fenny Liu yang melihat respon Marvin Su pun jantungnya mulai berdetak sangat kencang.
Sebenarnya hari ini kedatangannya menemui Marvin Su membuatnya sangat ragu-ragu, dan akhirnya dia pun memutuskan untuk memberi kesempatan Marvin Su untuk mencicipi dirinya.
Bagaimanapun juga Marvin Su sudah menolongnya sangat banyak, dan juga dia adalah lelaki yang paling peduli padanya, jika tidak ada Marvin Su, Fenny Liu tidak tahu akan menjadi seperti apa saat ini.
Saat dipeluk oleh Marvin Su, Fenny Liu pun menutup kedua matanya dengan ringan.
Marvin Su memeluk pinggul Fenny Liu yang ramping itu dan dengan perlahan membuka kedua bibirnya, menyebutkan nama Fenny Liu dan menciumnya.
Fenny Liu yang merasakan nafsu dari Marvin Su yang awalnya dia merasa masih sedikit malu-malu, tetapi setelah dicium dengan hangat oleh Marvin Su, perasaan emosional Fenny Liu pun ikut bergejolak.
Sudah sangat lama dia tidak disentuh oleh pria, ditambah pula Anggi Yang yang terkadang menciumnya saat bercanda, tangan yang menyentuh bagian payudaranya serta bagian lainnya, bisa disimpulkan bahwa Anggi Yang sangat mencintai Fenny Liu.
Jadi, jika terkadang Fenny Liu merasa tidak dapat menahan nafsunya, dia pun bersembunyi untuk menyelesaikannya.
Terkadang saat malam sudah gelap dan hening, terkadang saat di dalam kamar tidur, dan terkadang saat dia sedang mandi……
Dan sekarang dia pun kembali merasakan nafsu birahi dari pria, dengan cepat Fenny Liu merasakan nafsunya juga mulai naik, lalu dia merasakan lidah Marvin Su yang menari dan menabrak di rongga mulutnya sampai tidak sadar mengeluarkan suara yang mendesah.
Saat itu perasaan Marvin Su tidak dapat dijelaskan dengan kata apapun, dia hanya ingin segera memeluk dan membawa Fenny Liu ke atas ranjang lalu memulai aksinya.
Dan ketika baru saja dia letakkan Fenny Liu di atas ranjang, mata Fenny Liu terbuka dan berkata: “Aku…… aku pergi mandi dulu.”
“Selesaikan saja dulu, baru pergi mandi.” Marvin Su pun terlihat tidak sabar.
Fenny Liu pun berkata: “Hari ini aku mengendarai mobil lalu mengantarnya ke rumah, pergi kesana-kemari membuatku kelelahan, jika tidak mandi…… rasanya sangat tidak nyaman.”
Mendengarnya berkata demikian, Marvin Su dengan tidak tega menarik tubuhnya dari Fenny Liu, sedangkan Fenny Liu yang telah berdiri lalu berjalan ke arah Marvin Su dan mengigit dengan ringan telinga Marvin Su, berkata: “Jangan tergesa-gesa, aku mandinya sangat cepat.”
Setelah berkata seperti itu wajah Fenny Liu memerah dan dengan cepat dia pergi masuk ke dalam kamar mandi.
Marvin Su yang melihat bayang-bayang tubuh telanjang dari Fenny Liu, merasa sulit untuk menahan nafsunya, tetapi melihat sikap Fenny Liu yang seksi itu, dirinya pun menjadi semakin tidak sabaran.
Dengan cepat terdengarlah suara air dari kamar mandi, ditambah lagi antara ruangan kamar tidur dan kamar mandi hanya dibatasi oleh kaca buram, jadi saat Fenny Liu sedang mandi, Marvin Su duduk di atas ranjang yang menghadapnya, sehingga dia bisa melihat bayangan telanjang yang sedikit kabur.
Walaupun kabur, tetapi Marvin Su bisa melihat dengan jelas setiap lekuk tubuh Fenny Liu.
Terutama ketika air yang membasahi kaca itu, warna dari tubuh telanjang itu pun semakin terlihat jelas, lalu membuat Marvin Su pun tidak berkedip, sedangkan di dalam pikirannya dia tidak berhenti membayangkan tubuh Fenny Liu yang sedang mandi.
Pertama kali terjadinya kehangatan antara dia dengan Fenny Liu yaitu ketika Fenny Liu terluka saat mandi, lalu Marvin Su pun mendobrak masuk.
Saat itu mata Marvin Su menyapu seluruh tubuh Fenny Liu tanpa sisa, hanya saja saat itu keberaniannya sangat kecil, ditambah lagi dengan alasan Martin Su, nafsu birahinya pun selalu naik, tetapi karena ditolak berkali-kali oleh Fenny Liu, dia pun pulang dengan kegagalan!
Tetapi dengan hubungan sekarang, semuanya tidaklah sama lagi.
Memikirkan lika-liku perjalanan antara dia dengan Fenny Liu, membuat Marvin Su merasa malam ini pasti akan sangat menyenangkan.
Di sisi lainnya, Fenny Liu yang sedang mandi merasakan tubuhnya sedikit panas, hal ini membuatnya sedikit malu akan dirinya, karena dia sangat berinisiatif dan responnya sangatlah liat.
Merasakan perubahan di dalam tubuhnya, Fenny Liu pun mengatur suhu airnya menjadi sedikit dingin, tetapi itu pun tidak ada gunanya.
Fenny Liu yang hanya melihat tubuhnya di dalam cermin dengan sorot mata yang penuh dengan perasaan muda, membuat wajahnya kembali memerah.
Dan juga ketika dia melihat tubuhnya yang telanjang itu, dia kembali merasakan emosional, begitulah wanita, dia bisa mencintai dirinya sendiri.
Dengan perasaan yang berdebar, Fenny Liu yang baru selesai mandi pun mengusap seluruh tubuhnya dengan handuk dan keluar dengan perlahan.
Dan saat itu pula Marvin Su yang melihat Fenny Liu yang keluar dengan handuk, perasaannya pun sangatlah senang, melihat penampilan Fenny Liu yang sekarang dengan tubuhnya yang putih bagaikan salju dan butiran-butiran air yang mengantung di tubuhnya, membuatnya telihat lembut.
Terutama kedua kaki yang panjang dan tegak itu yang tidak dapat dibungkus oleh handuk, semakin membuatnya menambah kharismanya.
“Glekk” hal ini pun membuat Marvin Su menelan ludah, dengan segara dia berjalan ke arahnya dan memeluk Fenny Liu lalu berkata: “Fenny, kamu cantik sekali.”
Mendapat pujian dari lelaki itu, wajah Fenny Liu pun kembali memerah, lalu jantungnya berdetak lebih cepat lagi, dia pun kembali menemukan perasaan jatuh cinta dengan Marvin Su.
Saat itu, dia seperti Hawa yang secara bersembunyi-sembunyi kabur dan memakan buah larangan.
“Aku……” Fenny Liu membuka bibirnya dan tidak tahu ingin berkata apa.
Tetapi baru satu kata saja yang keluar, Marvin Su pun dapat merasakan napas dari Fenny Liu, napas mulutnya yang wangi itu, semerbak harum yang membuat Marvin Su bersikeras untuk menciumnya dan menelan seluruh harum-harum itu, dengan begitu dia pun merasa puas……
Novel Terkait
Love Is A War Zone
Qing QingMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaHalf a Heart
Romansa UniverseLove In Sunset
ElinaPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)