Pejuang Hati - Bab 54 Berani Tidak?
Pada saat ini, Marvin Su merasakan sedikit bimbang.
Karena Fenny Liu membantunya terlalu lama. Setelah beberapa kali, sudah hampir selesai.
Sekarang, Fenny Liu sudah mulai tenggelam dalam suasana, peluang seperti itu tidak banyak. Begitu dia selesai, yang tadi dia lakukan akan sia-sia.
Dalam keraguan Marvin Su, kaki Fenny Liu menjepit bagian sensitif Marvin Su, dan seluruh badan pun merinding.
"Cepat sekali?" Marvin Su terkejut, dia merasakan ada air yang panas mengalir di jari-jarinya. Meskipun sangat pendek, tetapi sangat jelas. Fenny Liu…keluar?
Memikirkan ini, otak Marfin Su panas, dan dia tidak bisa membiarkannya.
Pada saat yang sama, mereka terengah-engah. Dengan cepat, Fenny Liu berbalik ke dada Marvin Su dan berkata, "Bukankah kamu pernah mengatakan tidak akan sembarangan?"
"Tidak sembarangan." Marvin Su tersenyum polos dan berkata, "Aku hanya menggunakan tanganku loh!"
"Bajingan kecil, berbaliklah, biar aku siram busa yang ada di badanmu, lalu kamu keluar dulu." Fenny Liu berpikir bahwa sudah hampir waktunya untuk makan malam, dia sebenarnya tidak membuat janji dengan Anggi Yang untuk makan malam di mana. Tapi kalau, Anggi tiba-tiba pulang dan mengetahui bahwa aku sedang mandi dengan Marvin Su. Dia benar-benar tidak bisa membayangkannya.
Marvin Su sangat nyaman dan tahu bahwa Fenny Liu telah keluar dari ketenggelamannya saat ini. Pada saat ini, dia terus menggoda. Itu sudah mustahil. Jadi dia membiarkan Fenny Liu membersihkan busa sabun dengan shower, dan kemudian pergi untuk mengganti pakaian bersih.
Fenny Liu bersandar di dinding ubin keramik toilet selama lebih dari sepuluh detik. Setelah sepasang kakinya sudah mulai tidak begitu lemas lagi, dia mulai mandi.
Marvin Su mengganti pakaiannya dan mendengarkan suara percikan air di dalam kamar mandi. Dia berbicara dalam hati bahwa pada saat tadi kakak iparnya memandikannya dan melihatnya dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Dia tidak boleh kalah, Dia juga harus melihatnya.
Dengan itu, Marvin Su meletakkan tangannya di atas gagang pintu, dan kemudian pelan-pelan memutarnya.
"Krek."
Dengan sedikit suara, gagang pintu tidak bisa diputar. Marvin Su dengan marah dan berkata, "Sial terkunci… Ah!"
Ketika Marvin Su frustasi, bel pintu berdering. Meskipun Fenny Liu sedang mandi, dia mendengar suara dan berkata, "Marvin Su, tolong bukakan pintunya, mungkin itu Kak Anggi."
Marvin Su berada di pintu, pintu kaca buram. Bagaimana bisa Fenny Liu tidak tahu?
"Iya aku tahu." Marvin Su menjawab dan pergi.
Membuka pintu, Anggi Yang pertama-tama menjulurkan kepalanya ke dalam dan melihat sekeliling, dan berkata, "Sayangku, di mana kakak iparmu?"
"Sedang mandi. Kak Anggi, silahkan masuk dulu." Kata Marvin Su.
"Mandi?" Setelah mendengarkan, Anggi Yang melontarkan senyum licik di wajahnya dan berkata dengan lembut, "Sayangku, mengapa wajahmu begitu merah. Apakah kamu mengintip dia yang sedang mandi?"
"Tidak." Kata Marvin Su.
Anggi Yang bertanya, "Yakin?"
"Buat apa aku membohongimu? Pintu kamar mandinya terkunci ..." Marvin Su sudah mengatakan setengah dan segera tutup mulut.
Anggi Yang tidak bisa menahan tawa dan berkata, “Ini kamu yang bilang loh ya?."
Marvin Su mengerutkan mulutnya dan tidak berbicara. Anggi Yang dengan lembut memeluknya dan berkata, "Kamu tidak tahu betapa membosankannya kakak akhir-akhir ini. Jika kamu tidak lebih baik lagi, aku akan pergi mencari pacar!"
"Berani kamu?" Marvin Su melihat Anggi Yang mulai menggerutu dan memukul pantatnya.
"Aduh!" Anggi Yang merintih kesakitan.
Marvin Su begitu ketakutan sehingga dia dengan cepat merendahkan suaranya dan berkata, "Kakak, kamu harus menahan suaramu. Pintu kaca tidak kedap suara."
"Siapa suruh kamu memukulku?" Anggi Yang mendengus, lalu membuka mulutnya dan menggigit leher Marvin Su. Kemudian membuat bekas ciuman di lehernya.
Marvin Su terkejut lagi, dan dengan cepat mendorong Anggi Yang, dan berkata, "Kak Anggi Yang, aku sudah salah, jangan iseng lagi ya?"
Anggi Yang juga sengaja menakut-nakutinya sekarang. Lagipula, ini adalah adik ipar temannya. Dia tidak akan berani. Melihat ketakutan Marvin Su, dia mengampuninya.
Ketika mereka kembali ke sofa, Anggi Yang secara alami pergi mendekati Marvin Su dan mengelus kedua pahanya dan sambil bertanya. "Kapan kamu akan kembali ke sekolah?".
"Besok." Kata Marvin Su.
Anggi Yang berkedip dan berkata, "Lusa adalah akhir pekan. Apakah kamu akan menghabiskan waktu dengan kakak iparmu atau dengan kakak?"
"Ini ..." Marvin Su tiba-tiba mengerutkan kening karena kebingungan. Sangat nyaman bersama Anggi Yang, tetapi di sisi lain, dia tidak ingin Fenny Liu kesepian.
Anggi Yang mengerutkan kening dan berkata "Kenapa, kamu tidak mau menemaniku?".
Marvin Su dengan cepat menjelaskan, "Tidak, ini karena kondisi kakak iparku sedang kurang baik, jika itu hari-hari biasanya, aku akan lebih memilih untuk bersamamu."
Dengan itu, Marvin Su meletakkan kepalanya ke leher Anggi Yang lalu menciumnya, "Sekarang aku sangat ketagihan terhadapmu!"
Mencium aroma tubuh Anggi Yang, dan tangan kecil Anggi Yang sangat tidak jujur, Marvin Su dengan segera berdiri lagi.
"Dasar kamu serakah. Kamu memperlakukan kakak sebagai santapanmu?" Anggi Yang melihat Marvin Su bereaksi, dengan lembut membuka sleting celananya, berkata: "Berani?"
Marvin Su berpikir dalam hati bahwa Fenny Liu baru saja mulai mandi, dan suara airnya masih terdengar deras sampai sekarang, seharusnya tidak akan keluar secepat itu.
Pada waktu ini di rumah sakit, Marvin Su tidak bisa membiarkan Fenny Liu untuk melihat saat dia berbuat nakal terhadap Anggi Yang dan Siva Zhao, dan saat bersama Fenny Liu, itu selalu sampai ke titik klimaks, tapi selalu berhenti begitu saja. Meskipun Fenny Liu membantunya sekali pada saat di kamar mandi barusan, dia tidak mencapai titik kepuasan itu.
"Tidak ada yang perlu ditakuti." Ketika Marvin Su melihat ini, dia memeluk Anggi Yang dan memintanya untuk duduk di pangkuannya dan tangannya mulai merobek pakaian dalamnya.
Anggi Yang mengenakan gaun krem hari ini. Meskipun tidak mudah dilepas, roknya longgar dan halus. Jari-jari Marvin Su masuk dan menyadari bahwa Anggi Yang agak basah. Dia berkata dengan senyum jahat, "Kapan kamu mulai terangsang, Kak Anggi Yang?"
"Karena tamparanmu barusan." Napas Anggi Yang tidak beraturan dan duduk langsung di atas Marvin Su.
Perasaan itu membuat Marvin Su bersemangat. Setelah dia membiarkan Anggi Yang bergerak di tubuhnya selama beberapa saat, lalu berpindah ke atas meja dan posisinya berdiri di belakang Anggi Yang.
Fenny Liu tidak tahu kapan kapan selesainya. Dia harus melakukannya dengan cepat!
Memegang pantat Anggi Yang, Marvin Su tidak bisa menahan diri untuk meremas pantat lembut Anggi Yang dengan tangannya sampai akhir.
Anggi Yang tidak berani berteriak pada saat ini. Dia segera menggigit bibirnya dan mendengus.
Marvin Su tidak tahu Anggi Yang memiliki hobi ini sebelumnya. Memukul atau meremas akan membuatnya terangsang, jadi tangannya pun mulai beraksi.
"Sialan, jangan membuat keributan seperti itu, kalau tidak nanti pada saat kakak berjalan akan menjadi masalah nanti." Jika dalam situasi ini Anggi Yang tahu bahwa kakinya mudah lemas. Ketika dia ingat bahwa ini ada di rumah temannya, dia tidak bisa menahannya tetapi juga merasa sedikit khawatir.
Marvin Su bertanggung jawab saat ini. Dia tersenyum dan berkata, "Kenapa kamu tidak memberitahuku sebelumnya?"
"Tidak…takut kamu, menyakitiku.” Wajah cantik Anggi Yang memerah,dan mendesah.
"Tapi aku suka menyakitimu!" Marvin Su sambil berkata, dan tiba-tiba memutar di paha bagian dalam Anggi Yang ada yang dengan lembut, saat itu, tubuh Anggi Yang yang gemetaran dengan hebat.
"Kamu..."
Novel Terkait
Cinta Tapi Diam-Diam
RossieDon't say goodbye
Dessy PutriAkibat Pernikahan Dini
CintiaThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlBlooming at that time
White RoseBeautiful Love
Stefen LeeAwesome Husband
EdisonPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)