Pejuang Hati - Bab 1 Mati Lampu
“Duak!”
Suara dari kamar mandi membuat Marvin Su yang baru sadar buru-buru berlari masuk ke dalam.
“Kakak ipar ?”
Saat mendorong pintu, Marvin Su melihat Fenny Liu yang tanpa mengenakan apapun terpeleset di atas lantai.
Fenny Liu mengosok bagian yang sakit, awalnya karena cuaca yang panas dan dia terus berkeringat, membuatnya merasa tidak nyaman dan mandi, tanpa diduga dia terpeleset, dan sekarang Marvin Su berdiri di pintu, wajahnya tiba-tiba memerah dan malu.
“Bocah, kamu masih lihat saja!” Fenny Liu buru-buru menarik handuk dan menutupi tubuhnya yang sempurna.
Namun, handuk yang sepanjang satu meter itu hanya bisa menutupi bagian penting saja, kedua kakinya yang indah dengan tetesan air jernih, dan kamar mandi yang beruap, membuat mata terlihat kabur.
Suasana seperti ini membuat tubuh Marvin Su bereaksi.
“Aku, aku…… Aku mendengar suara……takut terjadi apa-apa!” Marvin Su tergagap, matanya masih melihat tubuh Fenny Liu.
Marvin Su tahun ini berusia 18 tahun, dia bukan lagi anak yang tidak tahu apa-apa, dia kuliah di kota ini dan sering tinggal di rumah kakak sepupunya.
Fenny Liu melihat mata Marvin Su masih menatap dirinya sendiri, membuatnya cemas dan marah, dia ingin berdiri, tetapi pergelangan kakinya sakit dan dia kembali terduduk di lantai.
“Cepat bantu aku !” Fenny Liu marah dengan lembut.
“Ah ? Oh !” Marvin Su tersadar, dan dengan cepat mengangkat Fenny Liu dengan hati-hati dan bertanya, "Kakak ipar, kamu baik-baik saja?"
“Sepertinya kakiku keseleo……” Fenny Liu mengerutkan dahinya, terlihat sangat kesakitan.
Memegang tangan Fenny Liu yang licin, jantung Marvin Su berdetak sedikit lebih cepat. Dia berpikir dan bertanya, "Atau, aku memapahmu kembali ke kamar saja ?"
Ketika Fenny Liu mendengarnya, wajahnya terlihat malu, dia sekarang hanya berbalutkan handuk yang hanya bisa menutupi setengah badannya, bagaimana caranya memapah? Sambil mengerutkan kening, dia berkata dengan suara rendah, "Kamu pelan-pelan jalan sambil pegang saja."
“Baik !”
Sampai di kamar tidur, Marvin Su melihat dress tidur dan pakaian dalam renda merah Fenny Liu di atas tempat tidur, dan sebuah pertanyaan muncul di benaknya, apakah kakak ipar berjalan ke kamar mandi tanpa memakai apa-apa ?
Memikirkan hal ini, tubuh Marvin Su langsung bereaksi, dan pemandangan di kamar mandi yang baru saja terjadi kembali muncul di benaknya. Kaki putih dan ramping yang bersilangan, terlihat lebih indah dan ramping di kamar mandi yang beruap.
Matanya yang seperti pencuri memandangi celana dalam renda merah Fenny Liu, celana yang sangat seksi…… apalagi belum kering!
“Jangan lihat sembarangan, cepat bantu aku cari obat salep untuk menggurut kakiku!” Wajah Fenny Liu kembali panas, dan dia memukul kepala Marvin dengan marah.
Marvin Su berkata, "Aduh," sambil menggosok kepalanya dan memandangi Fenny Liu yang wajahnya sedikit kemerahan, membuatnya entah kenapa menjadi gelisah.
“Masih lihat ?” Fenny Liu mengerutkan kening.
Melihat Fenny Liu tampak marah, Marvin Su terkejut dan bergegas menuju ruang tamu mencari kotak obat, tetapi sebelum dia keluar dari kamar, Fenny Liu berkata lagi: “Pergi ke lemari pakaian di sebelah kiri dan bawakan aku pakaian tidur……dan pakaian dalam.”
“Oke.” Marvin Su dengan cepat pergi mengambil baju tidur dan pakaian dalamnya, lalu pergi mencari kotak obat.
Ketika kembali ke kamar, Fenny Liu sudah mengenakan pakaiannya, meskipun rambutnya masih basah, tapi dia tidak terlihat begitu memalukan lagi.
“Kakak ipar, aku……aku bantu gosokkan ya?” Marvin Su bertanya dengan hati-hati.
“Cepatlah, aku sudah kesakitan !” Fenny Liu mengulurkan kaki kecilnya, dan di kulit putihnya terdapat kemerahan yang jelas.
Melihat dia tidak menolak, Marvin Su berjongkok untuk membuka kotak obat, mengeluarkan salep dan meletakkannya di telapak tangannya, lalu mengambil kaki kecil Fenny Liu dengan tangan satunya dan dengan lembut menggenggamnya.
“Aduh……pelan sedikit !” Fenny Liu memukul kepala Marvin Su, matanya terlihat sedikit marah.
Melihat Fenny Liu kesakitan, Marvin Su tidak berani lagi mengurutnya, pergelangan kaki yang putih itu terlihat merah dan bengkak, hatinya merasa sedih dan kasihan.
“Kenapa kamu tidak bergerak?” Fenny Liu bertanya sambil menarik nafas.
“Takut, takut kamu sakit.” Marvin Su tergagap.
“Bocah bodoh, tidak ada cara lain, jika ingin cepat sembuh, lebamnya harus segera digosok.” Fenny Liu tidak bisa menahan tawa menatap Marvin Su yang gugup.
Setelah mendengarnya, Marvin Su menarik napas dalam-dalam, dan kemudian memegang kaki kakak iparnya lagi.
Fenny Liu kesakitan, tetapi ia menggigit bibirnya agar tidak mengeluarkan suara…...
Kaki yang halus dan lurus membuat darah Marvin Su bergejolak, tiba-tiba Marvin Su mengerakkan pantatnya dengan tidak nyaman.
Bagian bawahnya bereaksi, sungguh merepotkan mengenakan jins ketat ini.
Fenny Liu yang melihat gerakan tersebut tidak mungkin tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Marvin Su……
Yang aneh adalah, Fenny Liu bahkan tidak marah pada reaksi Marvin Su, tetapi agak senang. Dirinya sendiri sudah berusia dua puluh enam tahun, tetapi masih bisa membuat hati pemuda ini tergerak, yang juga berarti dia masih mempunyai pesona.
“Kakak ipar, apakah sudah lebih baik?” Marvin Su mencium aroma Fenny Liu dan bertanya dengan bodoh.
“Ah ?” Fenny Liu tertegun dan sadar: “Sudah mendingan……tapi, lututku masih sedikit sakit !”
Marvin Su tidak bodoh, dia melihat mata Fenny Liu yang menawan, dan tanpa ragu-ragu tangannya meraba-raba di sepanjang betis Fenny Liu.
“Oh, geli!” Fenny Liu tidak bisa menahan untuk menjerit, dan mengulurkan tangannya untuk memukul kepala Marvin Su sambil memarahinya, tetapi terdengar suara dari luar.
“Tok tok tok tok……” terdengar ketukan pelan di pintu.
Ini membuat Fenny Liu dan Marvin Su terkejut, dan kemudian telepon Fenny Liu berdering.
Yang menelepon adalah Martin Su……
“Hallo, sayang, kenapa kamu telepon jam segini, apakah ada masalah?” Fenny Liu menjawab telepon dan bertanya dengan lembut.
Melalui telepon, nada bicara Martin Su sedikit bersalah, dia tersenyum dan berkata, "Aku baru selesai kerja, sampai depan rumah aku baru sadar kunci rumah tertinggal di kantor, tolong bukakan pintu untukku!"
“Ah ?” Fenny Liu panik, dia tidak menyangka suaminya akan pulang pada saat ini, untungnya dia tidak membawa kunci, kalau tidak dia akan melihat Marvin Su dan dirinya berada di sebuah ruangan yang sama, ini akan sulit untuk dijelaskan.
Novel Terkait
Mbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeWaiting For Love
SnowMenaklukkan Suami CEO
Red MapleAku bukan menantu sampah
Stiw boyThe Winner Of Your Heart
ShintaMy Goddes
Riski saputroAir Mata Cinta
Bella CiaoMy Charming Lady Boss
AndikaPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)