Pejuang Hati - Bab 64 Pilihan
Jika mendadak harus mempertaruhkan masa depannya Martin Su dan Marvin Su, Fenny Liu tidak berani!
Tapi bagaimana dengan dirinya sendiri?
Mendadak Fenny Liu merasa, kenapa dirinya begini sial, dia baru pertama kali berkencan dengan Marvin Su, langsung ketahuan oleh Kepala bagian Li.
“Sudah punya keputusan?” Kepala bagian Li sudah melepaskan celananya, tangan besarnya masih tetap ada di atas tubuh Fenny Liu, meremas dan mengelus tubuhnya Fenny Liu, wajahnya terlihat sangat mesum.
“Aku……” Hati Fenny Liu berkecamuk.
“Apa kamu masih punya pilihan lain?” Kata Kepala bagian Li.
“Aku, jika aku……membantumu, satu kali, apakah kamu akan menghapus vidio yang ada di dalam?” Tanya Fenny Liu.
“Tidak akan”. Kepala bagian Li tersenyum dan berkata: “Satu kali, yang benar saja, dengan susah payah aku baru mendapatkan kesempatan ini, bagaimana mungkin aku hanya menyetubuhi kamu satu kali saja?”
Sambil berbicara, Kepala bagian Liu menjulurkan lidahnya, ingin menjilat wajah Fenny Liu.
Fenny Liu kaget bercampur panik, lalu berkata: “Tidak boleh……aku tidak ingin menjadi boneka yang bisa diatur- atur sama orang lain, tran....transaksi ini hanya satu kali saja, kamu putuskan saja sendiri”.
“Hehe”. Kepala bagian Li tersenyum sambil menyipitkan matanya dan berkata: “Memangnya kamu sekarang punya kesempatan untuk melakukan tawar menawar dengan aku?”
“Mantan suamiku dan Marvin Su tidak punya hubungan darah sama sekali, status aku juga single”. Diam-diam Fenny Liu mengepalkan tangannya, kukunya sampai menusuk ke dalam dagingnya, dia memaksa dirinya untuk lebih kuat sedikit, lalu dia menghadap Kepala bagian Li dan berkata: “Meskipun kamu menyebarkan masalah hal ini keluar, aku juga tidak akan dikendalikan oleh kamu selamanya…… Lagipula, jika kamu menyebarkan hal ini, aku juga bisa mengatakan pada media, bahwa kamu dulu pernah mau menggunakan barang-barang ini untuk mengancamku melakukan transaksi sex”.
“……”
Mendengar perkataan Fenny Liu, Kepala bagian Li tanpa sadar mengerutkan alisnya, kelihatannya Fenny Liu ini susah diatur.
Tapi kerutan alisnya juga hanya bertahan sebentar saja, lalu ekspresi Kepala bagian Li langsung kembali senang, karena dia mendengar ada arti lain dari kata-kata Fenny Liu, yaitu, jika hanya berhubungan satu kali saja, Fenny Liu masih bisa menerimanya, tapi jika untuk jangka waktu panjang, dia tidak akan terima.
“Baik, satu kali saja”. Sambil tersenyum Kepala bagian Li berkata: “Kamu temani aku satu malam, maka aku akan menghapus bersih semua video ini.”
Fenny Liu tadinya juga merasa bimbang dalam hatinya, hanya saja dia merasa jika menemani Kepala bagian Li berkali-kali, benar-benar dia lebih baik mati, tapi sekarang dia mendengar Kepala bagian Li mau dia menemaninya malam ini, Fenny Liu juga bungkam tidak ingin menyetujuinya.”
“Kamu pikirkan saja terlebih dahulu, masih ada dua jam sebelum pulang kerja, aku akan memberikan kamu waktu untuk berpikir”. Kata Kepala bagian Li berbeda dengan biasanya.
Setelah Fenny Liu mendengarnya, dia segera meninggalkan ruang kantor Kepala bagian Li, sedangkan Kepala bagian Li melihat dia pergi langsung membuka laci dan mengambil sebuah kamera kecil, lalu berbicara sendiri: “Hmm, pertama-tama aku tiduri kamu dulu, kemudian setelah aku merekam video kita, walaupun si Marvin Su dan mantan suamimu tidak punya hubungan darah sama sekali, aku juga akan tetap bisa mengancam kamu.”
Setelah berpikir demikian, Kepala bagian Li segera memasukkan barang itu ke dalam ranselnya, rencananya setelah sampai di hotel, menunggu saat Fenny Liu pergi mandi, dia akan meletakkan barang ini di belakang lampu meja atau tempat lain untuk merekam diam-diam, dengan begitu semuanya akan berjalan lancar.
Di sisi lain, setelah Fenny Liu keluar dari sana, dalam hatinya merasa sangat gelisah.
Fenny Liu tahu benar Kepala bagian Li orang seperti apa, tadi saja dia jelas mengatakan satu malam tentu saja tidak akan cukup, tapi dalam sekejap mata dia langsung menyetujui satu malam boleh.
Pasti ada udang dibalik batu, tapi sekarang rahasia Fenny Liu di pegang oleh Kepala bagian Li, meski sekarang dia curiga ada sesuatu yang direncanakan oleh Kepala bagian Li, tapi dia juga tidak bisa melakukan apa-apa.
“Bagaimana ini?” Ucap Fenny Liu gelisah setelah kembali ke tempat duduknya.
Setelah dipikir- pikir, sepertinya hanya Anggi Yang saja yang bisa membantunya, kalau Marvin Su, dengan sifanynya yang seperti itu, kemungkinan besar dia akan langsung mencari Kepala bagian Li dan berkelahi dengannya, jika begitu masalah ini akan menjadi lebih rumit nantinya.
Tapi jika memberi tahu Anggi Yang, maka orang yang tahu masalah ini akan bertambah satu orang lagi?
Fenny Liu berpikir dengan gelisah, dia benar-benar tidak punya ide sama sekali.
……..........
Sementara itu, Marvin Su dan Siva Zhao sedang membaca buku di perpustakaan, Siva Zhao memang memiliki prestasi yang baik dalam hal belajar, sekarang setelah pacaran, dia khawatir akan tertinggal pelajaran, jadi terkadang dia juga akan mengajak Marvin Su ke perpustakaan untuk membaca buku.
Sedangkan Marvin Su, dia tidak begitu suka belajar, saat Siva Zhao mempelajari ulang pelajarannya, Marvin Su malah mengambil sebuah novel pahlawan dan bersemangat membacanya di samping Siva Zhao.
Saat Marvin Su membaca novelnya dengan sangat serius, ponselnya bergetar, tanda pesan singkat yang masuk.
Nomor ponsel yang tertera adalah nomor ponsel yang asing, Marvin Su dengan penasaran membuka isi pesan itu, hanya terlihat isi pesannya “Marvin Su, beberapa hari ini kamu ada bersama kakak ipar kamu tidak?
Si pengirim pesan tidak menyertakan namanya, tapi Marvin Su merasa, pesan ini harusnya dikirim oleh Martin Su, namun dia juga takut ditipu oleh penipu, jadi dia membalas pesan dengan menanyakan, kamu siapa?
Dengan cepat, pesannya dibalas, Aku adalah Martin Su.
Setelah mendapatkan pesan balasan, Marvin Su menepuk ringan Siva Zhao yang sedang membaca buku dengan serius, dengan pelan dia berkata: “Aku keluar sebentar untuk mengangkat telepon, kamu tunggu aku di sini.”
Siva Zhao dengan patuh menganggukkan kepalanya.
Marvin Su membawa ponselnya, bergegas meninggalkan perpustakaan, sesampainya di luar, dia segera menelepon kembali Martin Su.
“Kak”. Marvin Su mencoba memanggilnya, setelah telepon itu tersambung.
Martin Su diam untuk beberapa detik pertama, kemudian dia baru berkata dengan suaranya yang sangat berat: “Emm, bagaimana kabar kakak iparmu belakangan ini?”
Meski suaranya sangat berat, namun Marvin Su dengan cepat mengenali suara Martin Su, hanya saja suaranya tidak terdengar seperti biasanya, terdengar sedikit serak, Marvin Su tahu tanpa harus berpikir, Martin Su melewati harinya dalam waktu dekat ini tidaklah senang.
“Cukup baik, dia sudah kembali bekerja di kantor”. Marvin Su beripikir, lebih baik dia berkata jujur: “Kemarin aku ke rumah sakit untuk membuka benang jahitan, Kakak ipar yang menemaniku, meski dia sudah kembali bekerja, tapi wajahnya telihat lesu.”
Marvin Su mengatakan hal ini, hanya ingin Martin Su mengetahui keadaan Fenny Liu, selain itu, dia berharap Martin Su bisa tahu diri, jangan sampai menerobos masuk ke dalam kehidupan Fenny Liu tiba-tiba lagi dan tidak melukai Fenny Liu untuk kedua kalinya.
“Oh”. Jawab Martin Su dengan datar, lalu dia berkata: “Marvin Su, sekarang aku mengalami sedikit kesulitan, apa kamu punya uang 2 ribu RMB (Sekitar 4 juta rupiah)?”
“2 ribu RMB?” Marvin Su mengerutkan keningnya, biaya hidupnya untuk satu bulan juga hanya seribu RMB saja, ditambah lagi sekarang dia berpacaran dengan Siva Zhao, terkadang untuk membuat suasana terasa romantis mereka pergi makan ke restoran barat, uangnya saja kurang untuk pengeluaran 1 bulan, dari mana dia punya uang 2 ribu RMB.
Tapi mendengar nada bicara Martin Su, Marvin Su tidak tega menolaknya dan berkata: “Kak, berikan aku nomor rekeningmu, aku akan cari cara.”
Martin Su juga tahu kondisi Marvin Su, tadinya, dia berencana untuk pinjam uang ke Fenny Liu, tapi dia juga merasa malu, jadi akhirnya dia mencari Marvin Su.
2 ribu RMB, bagi seorang mahasiswa, termasuk dalam jumlah yang masih mampu ditanggung kan? Martin Su berpikir demikian, lalu berkata: “Maaf merepotkanmu, tunggu beberapa hari lagi, aku akan mengembalikannya padamu.”
Marvin Su tidak tahu apa yang terjadi pada Martin Su, tapi dia juga tahu saat Martin Su pergi dia membawa harta sebanyak 70 ribu RMB ini baru berapa lama, dan sudah habis semua? Ini sedikit di luar dugaan.
“Jangan- jangan, Kakak sepupu ditipu oleh orang atau mungkin investasinya gagal atau semacamnya?”
Marvin Su berpikir dalam hati, lalu melanjutkan bertanya: “Kakak sepupu, kamu sekarang ada di mana?”
“Ini, kamu jangan mengurus ini dulu, kakak sedang tidak bisa memberitahumu……satu hal lagi, jangan beritahu kakak iparmu dan bibimu, bahwa aku pernah menghubungimu……”
Sementara itu Fenny Liu, saat ini sudah jam pulang kantor, rekan kerjanya sudah pulang satu-persatu, sedangkan Kepala bagian Li juga membuka pintu kantornya dan berkata menghadap Fenny Liu: “Sudah jam pulang kantor, ayo jalan?”
Novel Terkait
Siswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiLove at First Sight
Laura VanessaCinta Yang Berpaling
NajokurataHis Second Chance
Derick HoCutie Mom
AlexiaPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)