Pejuang Hati - Bab 72 Mengajak Bertemu
Pada saat ini, Fenny Liu tahu bahwa masalahnya dengan Marvin Su tidak dapat disembunyikan lagi, ditambah lagi hubungannya dengan Anggi Yang yang sudah mesra sejak awal, dan setelah sedikit mengeluh, dia menjelaskan masalah ini dari awal hingga akhir.
Mulai dari berpacaran dengan Marvin Su, diikuti dan difoto oleh kepala bagian Li, diancam untuk ke hotel bersama, dan kemudian bertemu Martin Su, serangkaian kejadian tersebut.
Anggi Yang tidak kepikiran bahwa Fenny Liu memiliki cerita yang berliku-liku seperti ini. Dia mendengarkannya sampai mengerutkan alis, dan butuh beberapa saat untuk bereaksi, dan bertanya, "Jadi, apakah Martin Su tahu hubungan kamu dengan Marvin Su?"
“Aku tidak mengetahui hal ini sebelumnya, jadi dia pergi menemui kepala bagian Li... jadi dia bisa pasti akan hal ini lagi,” kata Fenny Liu dengan merasa sangat bersalah di dalam hatinya.
Meskipun di dalam hati Anggi Yang mengasihani Fenny Liu, dia tidak bisa menahan emosi di dalamnya hatinya beberapa kali, dan pada saat yang sama dia juga sedikit menyumpah-serapah dalam hatinya, kamu lihat saja Marvin Su, bukankah kamu bilang kamu tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Fenny Liu, lihat bagaimana aku akan membuat perhitungan denganmu di lain kesempatan !
Kesedihan di hatinya berlalu dalam sekejap, dan Anggi Yang juga tidak terlalu perhitungan. Meskipun dia menyukai Marvin Su, tapi dia adalah seseorang yang tidak ingin menikah dan dia tidak pernah memikirkan terlalu banyak tentang saling memiliki.
Dan juga ketika dia dekat dengan Marvin Su, dia merasa curiga apakah Marvin Su menyukai Fenny Liu juga.
Sekarang jawabannya ada di depannya, Anggi Yang juga tidak tertarik lagi dengan perasaan, dan dia juga mulai khawatir tentang masalah Fenny Liu.
“Apakah hatimu sudah ada persiapan?” Wajah Fenny Liu terlihat muram, Anggi Yang tidak menahan diri untuk bertanya padanya.
Setelah beberapa saat merenung, Fenny Liu berkata, "Aku ... ingin meninggalkan Kota Jiangcheng."
"Meninggalkan?" Anggi Yang mengerutkan keningnya, berkata: "Sebenarnya ... kamu tidak ingin melihat kepala bagian Li mereka lagi, hanya perlu berganti pekerjaan. Kota Jiangcheng begitu besar, mungkin saja kalian tidak akan bertemu seumur hidup."
Setelah mendengarkannya, Fenny Liu menggelengkan kepalanya dengan pelan dan berkata, "Aku khawatir aku tidak bisa keluar, jadi aku ingin pindah ke tempat baru. Jika aku tidak pergi, Marvin Su akan berusaha untuk menghubungiku, dan Martin Su sekarang tidak tahu tentang situasi sekarang, dia akan selalu mencari aku. "
Anggi Yang tidak tahu harus berbuat apa, jadi dia menghibur Fenny Liu dengan suara pelan dan menyuruhnya untuk istirahat.
Sekitar setengah jam kemudian, Marvin Su meneleponnya dan bertanya kepada Anggi Yang dimanakah Fenny Liu, apakah dia di rumah sakit?
Anggi Yang melirik Fenny Liu, banyak hal yang membuat emosinya tidak stabil, dia dengan susah payah menenangkan emosinya, dan kemudian berkata, "Marvin Su, bukankah aku tidak ingin membiarkan kamu kemari?"
“Ketika terjadi hal sebesar ini, aku mana bisa duduk tenang saja, kak Anggi tolong katakan padaku, di mana kakak iparku?” Marvin Su bertanya dengan penuh terburu-buru melalui telepon.
Anggi Yang tidak mampu membendung keteguhan hatinya, akhirnya memandang Fenny Liu dan berkata, "Ini dari Marvin Su."
"Biarkan dia datang ..." kata Fenny Liu sembari menarik nafas panjang.
Anggi Yang dengan tidak berdaya memberi tahu alamatnya kepada Marvin Su, dan kemudian memanggil Ketua Wang untuk mencari tahu tentang situasinya sekarang. Dia mengetahui bahwa kepala bagian Li tidak terluka dan telah meninggalkan kantor polisi. Dia juga mengajukan diri untuk berbicara secara pribadi dan tidak menuntut Martin Su, jadi Martin Su juga telah dibebaskan.
Anggi Yang tahu itu adalah pengaruh dari video. Jika kepala bagian Li berani menuntut Martin Su, Martin Su akan menuntut kepala bagian Li dimana dia mengancam Fenny Liu dengan video dan memaksa untuk berhubungan badan dengannya.
Bagaimanapun, kaki telanjang tidak akan takut untuk mengenakan sepatu. Mengenai hal ini kepala bagian Li tidak bisa melawan Martin Su, jadi dia harus mendiskusinya secara pribadi dengan ketua Wang.
Setelah mengetahui bahwa Martin Su baik-baik saja, Fenny Liu pun merasa lega, dan kemudian mulai khawatir lagi.
Karena hubungan beberapa tahun mereka, Fenny Liu tidak ingin Martin Su ditahan selama beberapa tahun, dan dia juga berharap Martin Su akan dapat memperbaiki kesalahannya dan kembali ke jalan yang benar, tetapi juga khawatir dia akan mencari masalah dengan dirinya sendiri setelah Martin Su keluar.
Lagipula, dia bukan lagi Martin Su yang dia kenal lagi.
Anggi Yang bertanya, ”Apakah kamu ingin mengambil inisiatif untuk membuat janji bertemu dengan Martin Su?” Fenny Liu tiba-tiba bertanya.
Anggi Yang bertanya, "Membuat janji bertemu untuk apa?"
"Ketika dia pergi, dia meninggalkan rumah dan mobil untukku, tetapi hanya mengambil sebagian dari gajinya. Sekarang dia dalam masalah, aku ingin mengembalikan beberapa properti kepadanya, berharap dia dapat memperbaiki dirinya sendiri," Fenny Liu berkata: "Lagipula, aku juga sudah mau pergi."
“Kamu sangatlah bodoh!” Anggi Yang mengetuk kepala Fenny Liu dengan marah dan berkata, “Kalian sudah bercerai, dan pembagian properti sudah ditandatangani, satu kata yang tidak enak di dengar, Semua yang kamu miliki sekarang adalah milik kamu, dan itu tidak ada hubungannya dengan Martin Su, mengerti? "
“Mengerti” Fenny Liu terus mengerutkan kening, berkata: “Bukannya aku bodoh ... Hanya beberapa tahun yang lalu, aku tidak ingin melihatnya tenggelam saja.”
"Oh, orang baik!" Anggi Yang tidak lagi dapat berkata-kata lagi, "Terserah apa yang kamu kehendaki, toh kamu sudah memiliki keputusan dalam hatimu."
Fenny Liu terdiam sesaat dan tidak berbicara.
Sekitar dua puluh menit , Marvin Su tiba, dan setelah dia terburu-buru memandang Fenny Liu dan mendapati dia terlihat sangat lemah dan dia sangat ingin bergegas kesana dan memeluknya.
Tetapi karena Anggi Yang ada di sana, Marvin Su menahan diri, tetapi hanya berlari ke tempat tidur dengan peduli dan berkata: "Kakak ipar, bagaimana kabarmu ... ?"
“Tidak apa-apa, ini hanya sakit karena datang bulan saja kok.” Fenny Liu menghindari pembicaraan yang serius, dan kemudian memandang Marvin Su dengan seksama, “Jika Martin Su menghubungi kamu beberapa waktu ini, jangan menemuinya, kamu tahu?”
“Kenapa?” Marvin Su bingung.
“Karena dia akan menikammu seperti Dokter Hendri Zhang.” Anggi Yang menatap Marvin Su dengan pandangan tidak enak dan menghembuskan nafas dari hidung lembut.
Melihat gelagat Anggi Yang, dia tampak cemburu, Marvin Su mengerutkan kening karena merasa bersalah, dan kemudian menatap Fenny Liu lagi.
Fenny Liu mengangguk dan tidak membantah maksud dari perkataan Anggi Yang. Ini mengejutkan Marvin Su dan tidak bisa menahan diri untuk berbisik, "Kakak ipar ... apakah dia tahu?"
“Iya, ketika kita menonton film ... kita telah difoto secara diam-diam,” kata Fenny Liu, menatap Marvin Su dengan sangat cemas, dan berkata: “Untuk sementara waktu, kamu jangan menemuiku lagi, aku akan mencoba menjelaskannya pada Martin Su ... "
Marvin Su terdiam sesaat dan tidak tahu bagaimana menjawab untuk sementara waktu.
"Sudahlah, kembali ke sekolah, ini adalah masalah orang dewasa, anak-anak jangan terlalu ikut campur," Fenny Liu menghela nafas, dan sepertinya merasa lelah.
Dia meminta Marvin Su untuk datang, terutama menyuruh Marvin su untuk lebih berhati-hati dalam dua hari ini, dan juga dia menyelesaikan hubungan jangka pendek ini, tidak peduli apakah bersama dengan Marvin Su itu benar atau salah, hidupnya telah sangat kacau seperti bubur, dia tidak ingin Marvin Su melangkah di jejak kesalahannya.
Ini juga alasan Fenny Liu memutuskan untuk pergi.
Melihat penampilan Fenny Liu, meskipun Marvin Su tidak ingin pergi, dia tahu bahwa dia hanya akan membuat Fenny Liu lebih tidak nyaman saja, jadi dia harus mundur dan meninggalkan rumah sakit terlebih dahulu.
Setelah menengak sebotol minuman nutrisi, Fenny Liu kembali ke rumah Anggi Yang dan beristirahat selama satu malam.
Keesokan harinya, Fenny Liu menelepon untuk memanggil Martin Su untuk bertemu, karena dia takut akan terjadi kekacauan di tengah-tengah pertemuan mereka, Fenny Liu tidak pulang, tetapi memanggil Martin Su untuk ketemuan di cafe.
Ketika Martin Su tiba di kedai kopi, Fenny Liu sudah ada di sana, dan Martin Su menyipitkan mata dan kemarahan terpancar di wajahnya.
Novel Terkait
Pejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)