Pejuang Hati - Bab 91 Pembagian Uang?
Ketika Marvin Su melangkah dan berdiri di depannya, Enzy Li sepertinya melihat sebuah ilusi, pada saat ini, Marvin Su tampaknya melindungi dirinya?
Setelah Enzy Li sadar, ia pun menggelengkan kepalanya, dan berpikir, dalam situasi ini, normal bagi seorang pria melindungi seorang wanita di belakangnya, kan? Kalau tidak, pria tersebut tidaklah pantas menjadi seorang pria!
“Benar, pasti begitu,” pikir Enzy Li, menggelengkan kepalanya dengan kuat, seolah-olah membuang jauh rasa aman sekaligus ketergantungan yang berasal dari Marvin Su.
"Aku telah mencari Fenny Liu selama beberapa hari, tetapi untuk beberapa alasan, kantor polisi tidak memberi tahu aku alamatnya, dan pengadilan juga tidak akan menerima kasus ini. Aku tidak punya pilihan selain datang kepadamu". Kata Jericho Su.
“Pengadilan tidak menerima, itu karena tidak memenuhi persyaratan penerimaan menurut undang-undang, mengerti?” Marvin Su tidak bisa menahan senyum, berkata: “Jericho Su, aku tahu kamu ingin mengambil keuntungan, tetapi aku ini orang yang jujur dan adil jadi, aku tidak akan membantumu."
“Bagaimana dengan bibimu?” Jericho Su berkata sambil menunjuk ke arah Rina Chen yang sedang berada di belakangnya.
Rina Chen tidak banyak berubah, ia hanya mengikuti Jericho Su dengan sebotol air mineral di tangannya, dan tidak berbicara sama sekali.
Marvin Su mengerutkan kening dan berkata, "Kakak iparku ... yaitu, Fenny Liu siap untuk menjual rumah itu, dan uang hasil penjualan rumah itu akan dibagi kepada bibi, dan sebagian akan digunakan untuk biaya penguburan kakak sepupu Martin Su, tetapi jika kamu ingin memiliki rumah itu, semuanya akan tertunda ... Jericho Su, bibi sudah seperti ini, dan kakak sepupu Martin Su masih belum meninggal, sudahlah jangan bercanda lagi".
“Jual rumah?” Jericho Su mengerutkan kening dan bertanya, “Dijual dengan harga sebesar? Untuk kami ... bukan, berapa yang dibagikan untuk bibi?”
"Mana aku tahu," Marvin Su melirik Jericho Su dan berkata, "Hanya ini yang bisa kuberi tahu. Walaupun kamu meminta bantuan bibi, ataupun bibi mendukungmu. Bagaimanapun, kamu tidak akan menemukan Fenny Liu. "
Setelah selesai berbicara, Marvin Su meraih tangan Enzy Li dan bersiap untuk pergi.
“Tunggu,… tunggu.” Jericho Su bertanya dengan tenang, “Dapatkah kamu bertanya kepada Fenny Liu, berapa banyak yang bisa didapat bibi?”
Setelah tinggal beberapa hari di Jiangcheng, uang yang dimiliki Jericho Su hampir habis, ia memang seorang pengangguran, dan 2000 RMB (Sekitar 4 juta Rupiah) yang dimilikinya sekarang juga hasil dari pinjaman. Ia tinggal di hotel setiap hari, meskipun hotel yang ia tinggali merupakan hotel termurah, tetapi setidaknya juga membutuhkan uang sewa sebesar 50 RMB (Sekitar 100 ribu Rupiah) per hari.
Kemudian makan tiga kali sehari, Jericho Su sering pergi ke rumah Martin Su untuk menantikan kedatangan Fenny Liu.
Tetapi setelah bertahan begitu lama, walaupun Jericho Su dapat bersabar, tetapi uang yang dimilikinya tidak mendukung sama sekali. Selain itu, ia juga bersama Rina Chen setiap harinya.
"Tidak ada komentar," kata Marvin Su.
“Hei, hei, hei, hei.” Jericho Su tersenyum dan berkata, “Marvin Su, sesuai dengan perkataanmu, kakak sepupumu Martin Su belum meninggal, keluarga Su kita masih memiliki hati nurani, selama uang yang diberikan oleh Fenny Liu cukup untuk bibi, aku tidak masalah!
Setelah selesai berbicara, Jericho Su terus tersenyum: "Setelah kamu memikirkannya dengan matang, kamu dapat menghubungiku ... oh, kamu juga dapat menemuiku di Hotel Nanhuan nomor 202."
Setelah Marvin Su mendengar apa yang dikatakan Jericho Su, dia menatap Jericho dengan jijik, dan kemudian berkata, "Oke, sekarang pergilah."
Setelah selesai berbicara, ia sekali lagi meraih tangan Enzy Li dan pergi. Setelah berjalan hingga ke tepi jalan, ia melihat bahwa Jericho Su tidak mengikutinya, jadi ia pun melepaskan tangan Enzy Li, dan berkata, "Maaf, guru Li ... membuatmu melihat adegan tadi. "
"Tidak masalah," Enzy Li tersenyum tanpa sadar, ia hanya memikirkan bahwa tangannya merasa hangat di daerah bekas genggaman Marvin Su.
Kemudian, Enzy Li menghentikan sebuah taksi dengan lambaian tangannya, memandang Marvin Su, dan berkata dengan lembut, "Berhati-hatilah ... aku akan pulang dulu."
"Kamu juga, Hati-hati di jalan," Marvin Su mengangguk dengan lembut, tanpa banyak bicara.
Setelah Enzy Li pergi, Marvin Su menghela nafasnya dengan lembut, dan berpikir, tampaknya bibi terjerat oleh Jericho Su ... namun, hal-hal yang dilakukan bibi terhadap kakak ipar sungguh menjijikkan. Aku percaya orang jahat pasti akan mendapat balasannya suatu saat. Kakak ipar awalnya berencana untuk menjual rumah untuk berbagi uang dengan mereka, sekarang orang-orang ini malah membuat masalah.
Meskipun Marvin Su merasa sedikit kasihan dengan situasi Rina Chen saat ini, tetapi bagaimanapun, Rina Chen juga melakukannya.
Dia bukan seorang wanita yang baik, di desa juga terdapat rumor tentangnya, tetapi Marvin Su tidak berpikir bahwa Rina Chen sampai melahirkan anak Dokter Hendri Zhang.
Paman meninggal lebih awal, kalau tidak ia pasti akan mengamuk mengenai hal Rina ini.
Memikirkan hal-hal ini, Marvin Su mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Fenny Liu.
"Kakak ... Tidak, Fenny." Marvin Su masih tidak terbiasa memanggil kakak iparnya dengan sebutan Fenny, dan setelah panggilan tersambung, dia bertanya: "Fenny, bagaimana kabarmu?"
“Baik, bagaimana denganmu?” tanya Fenny Liu.
"Aku masih seperti biasa. Selain tidak bisa berhenti memikirkanmu, semuanya sama seperti biasa, hehe!" Marvin Su menyeringai dengan nakal.
Pada saat ini Anggi Yang berada di rumah, dan Fenny Liu tidak ingin berbicara dengan Marvin Su, bahkan, setelah menyetujui pengakuan Marvin Su, Fenny Liu menyadari bahwa dia tidak terlalu merindukan Marvin Su lagi.
Tidak tahu mengapa, Sebelum terjalinnya hubungan, Fenny Liu sangat merindukan Marvin Su.
Tapi sekarang setelah hubungan itu terjalin, kerinduan Fenny Liu terhadap Marvin Su tidak begitu kuat lagi. Setelah memikirkannya, mungkin Marvin Su tidak akan ke mana-mana setelah hubungan itu terjalin, mungkin itulah yang membuat dirinya begitu tenang?
Atau, dia tidak ingin kenalannya mengetahui hubungannya dengan Marvin Su, jadi dia punya pikiran seperti itu?
Fenny Liu tidak begitu yakin.
“Marvin Su, apa ada masalah?” Fenny Liu tiba-tiba bertanya.
Setelah memikirkannya, Marvin Su memberi tahu Fenny Liu tentang masalah tadi dan bertanya, "Apa yang akan kamu lakukan?"
"Yang terbaik adalah menyelesaikannya dengan uang. Rumah ini awalnya dibeli dengan tabungan Martin Su, tapi ... dengan kondisi Rina Chen saat ini, aku takut jika memberinya uang, dia pasti akan ditipu oleh Jericho Su ... " Fenny Liu berkata dengan nada ragu.
Marvin Su mengerutkan kening dan berkata, “Aku juga pening memikirkan ini,”
“Aku akan memikirkan bagaimana menghadapinya terlebih dahulu.” Fenny Liu mengerutkan kening dan berkata, “Tapi bagaimanapun, mengenai menjual rumah lebih baik berjalan lancar. Aku akan menegosiasikannya ... lagipula, mayat Martin Su tidak baik terus disimpan di kamar mayat. "
“Baiklah.” Marvin Su sedih jika Martin Su meninggal. Lagipula, Martin Su akhirnya bangun dan dia berdiri dan melindungi Marvin Su dan Fenny Liu.
Setelah menutup telepon Fenny, Marvin Su menghubungi Jericho Su, mungkin Jericho Su berpikir Marvin sudah mempertimbangkannya jadi Jericho pun tanpa ragu-ragu menjawab teleponnya.
“Marvin Su?”, nada suara Jericho Su sedikit aneh, dan dia sedikit terengah.
"Ya ..." Marvin Su menjawab dengan perlahan, dan ketika dia ingin berbicara, dia mendengar suara Rina Chen melalui telepon, "Ah, ah, lebih cepat ... sangat nyaman. Tolong ... … "
Novel Terkait
Menantu Hebat
Alwi GoLove and Trouble
Mimi XuMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniMy Enchanting Guy
Bryan WuAwesome Husband
EdisonTakdir Raja Perang
Brama aditioPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)