Pejuang Hati - Bab 109 Siva Zhao
Fenny Liu berpikir di dalam hatinya, tetapi tidak melihat Marvin Su bergerak.
Dia mengangkat kepalanya dengan rasa ingin tahu dan menatap Marvin Su, bertanya dengan sedikit kebingungan: "Ada apa?"
“Ketika aku pergi membeli barang ini,aku bertemu dengan teman sekamar Siva Zhao.” Kemudian, Marvin Su mengeluarkan sekotak kondom dan melemparkannya ke sofa.
Setelah mendengar ini, Fenny Liu juga bengong dan berkata, "Ini ..."
Marvin Su juga tersenyum tak berdaya dan berkata, "Aku khawatir Siva Zhao akan mencari aku, tunggu sebentar lagi…”
Ternyata, begitu Marvin Su selesai bicara, telepon berdering, dan itu adalah telepon dari Siva Zhao.
Melihat penelepon itu, Marvin Su menghela nafas. Dia mengambil nafas dalam-dalam dan bergegas mengangkat telepon. Dia menjawab telepon, "Ada apa sayang?"
"Di mana kamu?" Tanya Siva Zhao.
Benar saja, Santi Wang membuat laporan ke Siva Zhao, Marvin Su sekarang merasa tidak ada artinya berbohong, jadi dia berkata: "Aku di hotel."
Setelah selesai berbicara, Marvin Su mendengar tangisan Siva Zhao, tangisan di sana menghancurkan hatinya, membuat hati Marvin Su sedikit merasa sakit.
"Siva, jangan menangis dulu ..." Marvin Su tiba-tiba merasa sedikit sakit.
"Kamu ... kamu pergi ke hotel... berbuat... berbuat apa, aku.. aku…”
Beberapa waktu Marvin Su tidak bisa mengerti apa yang dibicarakan Siva Zhao, dia menangis terlalu sedih saat ini, dan dia tidak bisa berbicara dengan jelas. Setelah berpikir sebentar, Marvin Su menyadari bahwa apa yang ditanya Siva Zhao adalah, apa yang kamu lakukan di hotel?
"Aku ..." Marvin Su mengerutkan kening, dan setelah berpikir sebentar, berkata: "Aku, aku datang dengan kakak iparku."
Mendengar Marvin Su berkata begitu, dia berhenti menangis, tampaknya tidak dapat menerima untuk sementara waktu.
Fenny Liu juga gugup. Dia ingin mengingatkan Marvin Su untuk tidak berbicara sembarangan. Bila mengatakan hal ini, reputasi Fenny Liu dan Marvin Su akan jatuh, selain itu hal ini terlalu menyakitkan untuk Siva Zhao...
Ketika mereka berdua khawatir tentang hal ini, Marvin Su melanjutkan, "Kakak ipar aku kembali ke rumahnya hari ini, sekarang dia datang kepada aku dan mencari tahu tentang pemakaman kakak sepupuku, karena suasana hatinya buruk, dia minum sedikit anggur…”
"Kamu juga tahu kakak iparku tidak bisa minum alkohol terlalu banyak. Melihat dia minum terlalu banyak, aku mengantarnya ke hotel," Marvin Su menjelaskan.
Setelah mendengar penjelasan Marvin Su, Fenny Liu agak merasa lega.
Siva Zhao mendengarkan penjelasan Marvin Su, perlahan-lahan berhenti menangis, dan kemudian sedikit tidak percaya dan bertanya: "Kamu, apakah kamu benar-benar bersama kakak ipar?”
Ketika Marvin Su terluka waktu itu, Siva Zhao pergi ke rumah sakit untuk merawat Marvin Su. Dia juga memanggil Fenny Liu kakak ipar dan Anggi Yang kakak. Meskipun mereka tidak banyak bertemu, tapi mereka juga saling kenal dengan baik.
"Sungguh," kata Marvin Su, dan memberikan telepon kepada Fenny Liu, berkata: "Kakak ipar, dengarkan, Siva tidak percaya padaku."
Dengan mengatakan itu, Marvin Su diam-diam tersenyum pada Fenny Liu.
Dan Fenny Liu mengerutkan kening, kemudian mengulurkan dan mencubit lengan Marvin Su, dia tidak pernah berpikir bahwa pria di depannya ini sangat jago berbohong.
Jika dia tidak mengetahuinya, yasudahlah, tapi sekarang situasinya sangat jelas, Marvin Su memegang telepon dan berbohong kepada Siva Zhao di depan Fenny Liu.
Ketika melihat Marvin Su berbohong, dia tidak berkedip, mulutnya terbuka lebar, Fenny Liu cemas dan bertanya-tanya jika Marvin Su membohongi dirinya sendiri di masa depan. Dia harus bagaimana ?
Berpikir dalam hati, Fenny Liu masih memegang telepon.
Bagaimanapun, menghibur Siva Zhao adalah hal yang tepat sekarang, jadi dia mengambil telepon Marvin Su dan berkata: "Halo Siva, aku kakak ipar Marvin Su."
Setelah mendengar suara Fenny Liu, Siva Zhao merasa lebih nyaman di hatinya.
Di mata Siva Zhao, Fenny Liu adalah wanita yang sangat baik ... Oh, harus dikatakan bahwa di mata banyak orang, Fenny Liu adalah wanita yang sangat baik.
Tapi saat ini, Fenny Liu bukan wanita jahat. Lagi pula, Martin Su adalah anak haram Dokter Zhang, dan dia menceraikan Fenny Liu. Mereka tidak ada hubungan darah atau hubungan kerabat. Fenny Liu bersama dengan Marvin Su juga tidak bisa menyalahkan Fenny Liu sepenuhnya.
Tapi……
Bagaimanapun, keduanya membohongi Siva Zhao, bahkan jika Marvin Su telah berulang kali berpikir tentang putus dengan Siva Zhao, tapi mereka masih belum putus, bukan?
Dan Siva Zhao, setelah mendengarkan kata-kata Marvin Su, dia mulai percaya padanya, sekarang dia mendengar Fenny Liu, dia makin percaya, tapi dirinya malah merasa tidak dibohongi.
Dia tahu bahwa Marvin Su sakit parah setelah kembali dari desa. Dia juga tahu pasti ada sesuatu yang terjadi pada Marvin Su ketika dia di desa, jadi sekarang dia juga sedikit khawatir pada Fenny Liu.
"Kakak ipar, jangan terlalu sedih masalah Martin Su, Orang mati sudah pergi, mereka sudah masuk tanah, kamu jangan minum terlalu banyak alkohol untuk menenangkan diri," kata Siva Zhao.
Dia selalu berpikir bahwa Fenny Liu dan Marvin Su sering berhubungan, pertama karena dia sudah mengangap Marvin Su sebagai adiknya sendiri. Kedua karena Fenny Liu masih memiliki perasaan terhadap Martin Su. Tetapi apa yang sebenarnya terjadi, Marvin Su tidak pernah memberi tahu Siva Zhao.
Apa yang terjadi pada kenyataannya, bahkan Anggi Yang juga tidak terlalu jelas.
Dari awal sampai akhir, Marvin Su membuka semuanya kepada Enzy Li suatu kali ketika dia sangat tertekan. Untuk wanita lainnya, Marvin Su sangat tutup mulut.
Seperti kata pepatah, lebih baik tidak mengumbar hal-hal buruk, Hati Marvin Su juga tidak tega menceritakan semua skandal keluarga Su kemana-mana.
Dengan bantuan Fenny Liu, Siva Zhao benar-benar mempercayai kata-kata Marvin Su.
Pada akhirnya, Siva Zhao bertanya lagi: "Jadi, apakah kamu akan kembali malam ini?"
Setelah mendengarkan Siva Zhao, Marvin Su awalnya ingin mengatakan tidak, tetapi untuk sementara dia tidak bisa mengatakannya. Melihat Fenny Liu, dia mengangguk, dan Marvin Su berkata tanpa daya, "Kembali, tentu saja kembali, aku sedang bersiap kembali ke sekolah. "
"Kalau begitu aku akan menjemputmu di gerbang sekolah, aku ... tiba-tiba merindukanmu," kata Siva Zhao.
Kalimat ini bukan tidak mempercayai Marvin Su, tetapi karena mendengarkan teman sekamarnya mengatakan ini, hati Siva Zhao sedikit kecewa. Pada saat ini, setelah mendengarkan penjelasan Marvin Su, perasaan takut kehilangan di hatinya membuat Siva Zhao tidak sabar untuk melihat Marvin Su sekarang.
Marvin Su juga mengerti suasana hati Siva Zhao dan mau tidak mau menyetujuinya.
Menutup telepon, Marvin Su menatap Fenny Liu dengan penyesalan dan berkata, "Fenny, aku minta maaf ..."
"Tidak apa-apa." Meskipun Fenny Liu sangat sedih pada saat ini, dia masih memberikan senyum dengan terpaksa dan berkata: ”Pergilah hibur Siva dulu, waktu kita masih banyak…”
Fenny Liu merasa agak sedikit tidak enak, dia sudah mulai emosional malam ini.
Melihat penampilan Fenny Liu, Marvin Su tidak bisa menahan diri memeluknya, lalu mencium bibir merahnya dengan mulut terbuka, membelai tubuh Fenny Liu dengan tangan, dan berkata, "Akhir pekan ini, aku akan mencari kamu."
"Iya..." Fenny Liu tersipu lagi.
Setelah ciuman, Fenny Liu menarik tangan Marvin Su ke bagian yang sensitif itu, gemetar pelan dan berkata: "Kamu ... bantu aku lebih cepat ..."
Satu kalimat, jari Marvin Su menyentuh sesuatu yang hangat.
Novel Terkait
Istri Yang Sombong
JessicaEverything i know about love
Shinta CharityTen Years
VivianMy Cute Wife
DessyThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlLove and Trouble
Mimi XuPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)