Pejuang Hati - Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
Sofa yang ada di rumah Anggi Yang sangat besar, sofa itu bergaya Eropa. Sofa ini terbuat dari kulit spons yang lembut, sangat elastis dan empuk, kerangkanya terbuat dari kayu, jadi sofa ini sangat kokoh dan kuat.
Saat Ini, Anggi Yang sedang bersujud setengah badan dan menonjolkan pinggulnya, karena dia seperti itu, membuat Marvin Su semakin tergoda.
Setelah dia meletakkan Anggi Yang di atas sofa, Marvin Su melepaskan pakaiannya dan mencium bibir merah merona Anggi Yang.
Perbedaannya Anggi Yang dengan Fenny Liu dan Siva Zhao, dahulu Marvin Su pernah mencium kedua gadis ini, walaupun mereka tidak menolak, tapi mereka juga tidak menanggapinya dengan agresif, semuanya terjadi karena inisiatif Marvin Su sendiri saja.
Tapi Anggi Yang jelas berbeda. Semakin kuat serangan dari Marvin Su, maka Anggi Yang akan membalas lebih kuat lagi.
Ada pepatah yang mengatakan, Pria yang suka melakukan hubungan pasti tidak akan mencari seorang gadis muda, mereka pasti akan mencari wanita dewasa! Meskipun Anggi Yang bukan wanita dewasa, tetapi dia sangat berpengalaman. Ketika kamu menepuk pantatnya, maka dia tahu dia harus berbaring. Ketika kamu berbaring, dia tahu bahwa dia harus di atas badanmu. Ketika kamu membuka mulut, maka dia akan mengambil inisiatif untuk memakan dan menyambar mulut kecilmu itu.
Perasaan seperti ini, akan membuat pria manapun menikmatinya.
Setelah ciuman basah, napas Marvin Su menjadi lebih cepat. Dia adalah pria muda yang sangat beenergi, ditambah Anggi yang pandai berinteraksi.
“Baik ... Kakak Anggi.” Marvin Su sudah menelanjangkan Anggi Yang tanpa sehelai pakaianpun di tubuhnya, kemudian Marvin Su melepaskan celananya sendiri.
Anggi Yang melihat Marvin Su melepaskan celananya, dia segera membuka selangkangan kakinya, dan karena waktu mereka tidak banyak, dia langsung menunggu “adik kecil" Marvin Su muncul, dia membuka mulut kecilnya dan mencium Marvin Su beberapa kali, dan kemudian menonggengkan Pantatnya.
Bokong Anggi Yang sangat montok, pinggangnya sangat ramping, dan sepasang kaki yang putih dan panjang. Postur tubuh yang begitu indah ini terlentang di atas sofa, membuat Marvin Su setiap menitnya menjadi semakin terangsang.
"Piak!"
Marvin Su dengan kuat memukul pantat Anggi Yang, dan tiba-tiba ada tanda tamparan di pantatnya.
"Yahh dasar, anak muda ini cari mati ..." Anggi Yang tidak tahan kesakitan dia berteriak, kemudian dia menggoyang-goyangkan pinggulnya, dengan begitu dia menunjukkan bahwa jika dipukuli itu sangat nikmat, dan Anggi Yang menyuruh Marvin Su lebih cepat lagi.
Setelah Marvin Su mendengar suara teriakan Anggi Yang, Marvin Su tidak tahan lagi. Dia meletakkan kedua tangannya dan mendorongnya dengan kuat, tanpa ritme apapun, dia dengan ganas menusuknya.
Anggi Yang merasa sangat senang, melihat Marvin Su menusuknya dengan cepat dan tidak beraturan, hatinya tiba-tiba berdetak cepat.
Anggi Yang merasa sangat senang, dan dia mulai berteriak tidak jelas, dan ruang tamu itu langsung dipenuhi dengan suara yang ribut.
Ada suara dari gerakaan tubuh, serta suara kasar dari Marvin Su dan Anggi Yang, sesekali Marvin Su akan memukul Anggi Yang lebih kuat agar dia berteriak lebih nyaring lagi...
Setelah keindahan itu semua terjadi, kaki Anggi Yang mulai melemas, dan isi kepalanya mulai kosong, seolah-olah seluruh tubuhnya terkonsentrasi di tempat di mana Marvin Su menusuknya.
"Hei anak muda, kamu hari ini ... sangat kuat." Napas Anggi Yang terdengar semakin berat, dan nafasnya menjadi tidak beraturan.
Karena dia melihat perubahan Anggi Yang , Marvin Su makin merasa ini sangat indah dan menyenangkan, tetapi karena Marvin Su terlalu kuat, dan Anggi Yang menjerit kesakitan, karena itu Marvin Su perlahan memperlambat kecepatannya, jika tidak "adik kecil"nya akan mengeluarkan sperma!
Dia memperlambat kecepatannya, dan menciumnya, dan serangan yang begitu menakutkan itu kemudian menjadi pelan dan bersahabat !
Setelah Marvin Su beristirahat selama setengah menit, Anggi Yang sudah tidak mampu lagi, tetapi Marvin Su mulai menggila lagi ...
Pada akhirnya, mereka berdua terbaring di sofa, dan Anggi Yang dibuat Marvin Su menjadi sangat lemah dia bahkan tidak memiliki tenaga untuk mengenakan pakaian. Ketika dia melihat jam, sudah hampir habis, dia berkata, "Mampus ... Kakak iparmu akan segera pulang."
“Kalau begitu aku akan membantumu memakai pakaian,” kata Marvin Su sambil tersenyum, tangannya yang besar mulai tidak sopan lagi.
“Jangan ganggu!” Anggi Yang tidak ingin hubungannya dan Marvin Su ketahuan, dia berpikir waktunya sudah hampir habis, dia meminta Marvin Su membopong dirinya ke kamar.
Sesampai di kamar tidur, Anggi Yang sudah bersiap untuk memakai pakaian, tetapi Marvin Su masih ingin berhubungan intim sekali lagi. Dia segera memeluk Anggi Yang yang telanjang. Setelah itu dia menciumnya .
Anggi Yang memberikannya ciuman lagi, tetapi karena alasan waktu dan rasa sakit dan lemas pada tubuhnya yang membuat Anggi Yang tersadar sejenak.
"Jangan ganggu lagi! kamu pergilah ke ruang tamu dan membuka jendela ... Kakak iparmu benar-benar akan segera pulang," kata Anggi Yang.
Marvin Su sudah merasa legah dan segera berjalan ke ruang tamu, membuka semua jendela. Setelah beberapa menit, Anggi Yang keluar dari kamar dengan wajah merah dia dengan kedua kakinya yang lemas dari arah kamar tidur berjalan keluar.
“He he he.” Ketika Marvin Su melihat Anggi Yang dia tidak bisa menahan tawa.
“Kamu ini bajingan, bisa-bisanya kamu senang atas penderitaan orang lain”, Anggi Yang tahu apa yang ditertawakan oleh Marvin Su, dan memberinya tatapan marah.
“Siapa yang menyuruh Kakak Anggi mencari pria lain, ketika aku mendengarnya, aku menjadi sangat marah dan langsung melampiaskannya.” Marvin Su pura-pura tidak bersalah.
“Aku hanya bilang saja ... dan aku tidak akan benar-benar mencarinya.” Anggi Yang perlahan-lahan duduk di sofa dan kemudian bersandar dengan tenang di pelukan Marvin Su, dia berkata: “Anak kecil, Kadang kakak berpikir , Jika kamu bukan adik ipar Fenny Liu itu akan lebih baik. "
"Sekarang aku tidak lagi," kata Marvin Su.
"Aku tidak bermaksud seperti ini ..." Anggi Yang menoleh dan menatap Marvin Su dengan tatapan lembut dan berkata: "Maksudku, Fenny Liu memiliki perasaan padamu, Jadi ... Kesimpulannya aku tidak peduli jika kamu lebih kecil dariku beberapa tahun, kadang jika aku memikirkannya, aku benar-benar ingin menghabiskan seumur hidupku denganmu. "
Anggi Yang belum menikah, selama ini dia melihat perlakuan Marvin Su terhadap Fenny Liu, karena itu membuat hatinya menjadi tidak sabar menunggu .
Saat ini, ada berapa banyak pria yang mau bekerja keras demi seorang wanita?
Keputusasaan semacam ini bukanlah seperti sebuah perkelahian, tetapi sebuah keputusasaan yang benar-benar putus asa. Jika tidak ada Marvin Su, kehidupan Fenny Liu akan dipersulit dan menjadi sengsara oleh beberapa orang ini, di antaranya adalah Martin Su, Rina Chen, Kepala Bagian Li, dan Michael Wang.
“Kakak Anggi.” Setelah Marvin Su mendengarnya berbicara seperti itu,hatinya sangat tersentuh, tetapi dia tidak berani membuat janji apapun dulu.
Meskipun dia suka dengan Anggi Yang,tetapi hubungan yang tidak ada kejelasan inilah yang membuat Marvin Su merasa nyaman dan tenang, bukan karena hal lain saja, tetapi juga karena hubungan Fenny Liu dan Anggi Yang yang membuat Marvin Su menjadi sedikit khawatir ...
“Kamu tidak perlu menjelaskan apa pun, kakak hanya mengeluh dan berbicara sembarangan saja.” Anggi Yang tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk menghalangi Marvin Su menjelaskan.
Anggi Yang tahu bahwa langkah pertamanya tidak begitu baik, dan sekarang dia ingin mengubahnya... sulit.
Jika saat itu di bus Anggi Yang tidak berinisiatif untuk merayu Marvin Su, Saat acara ulang tahun, Anggi Yang tidak mengambil keperjakaan Marvin Su di toilet, tetapi sebaliknya dia menggunakan cara yang normal untuk berhubungan dengan Marvin Su. Dan saat ini pasti mereka akan dihadapkan dengan situasi yang berbeda!
Anggi Yang tahu, bukannya Marvin Su tidak menyukai dirinya, tetapi dia telah membentuk satu kesan di hati Marvin Su. Dan kesan itu, tidak lebih baik dari Fenny Liui!
Karena itu, kesan pertama wanita terhadap pria itu sangat penting.
Karena tubuh bagian bawah pria tidak bisa berpikir, tetapi tubuh bagian atas selalu berperasaan.
Novel Terkait
Adore You
ElinaThe Richest man
AfradenSi Menantu Dokter
Hendy ZhangUangku Ya Milikku
Raditya DikaPergilah Suamiku
DanisMy Perfect Lady
AliciaDoctor Stranger
Kevin WongPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)