Pejuang Hati - Bab 31 Hembusan Nafas
"Pria tampan, sudah selesai."
Bos toko sudah menyerahkan mawar kepadanya. Tetapi Marvin Su hanya menatap dengan tatapan kosong dalam waktu yang lama.
“Ah, oh!” Marvin Su tersadar dari lamunannya. Dia melihat bos toko itu memandang dirinya sambil tersenyum, jadi dia bergegas membayar, dan kemudian pergi meninggalkan tempat itu dengan canggung.
Ketika menunggu Anggi Yang turun dari lantai atas, Marvin Su melihat mobil hitam dengan lampu depan yang masih hidup terparkir di tempat parkir, tetapi tidak ada orang yang turun.
Tidak tau kenapa, Marvin Su selalu merasa bahwa dia kenal dengan plat mobil hitam, tetapi dia tidak terpikirkan mobil siapakah ini. Setelah mengerutkan kening, dia naik ke lantai atas.
"Ding dong!"
Beberapa detik kemudian, Anggi Yang mengintip dari lubang pintu, dan setelah melihat itu adalah Marvin Su, dia dengan cepat menariknya masuk.
“Kak Anggi , apa yang kamu cemaskan?” Marvin Su yang ditarik oleh Anggi Yang, seluruh tubuhnya jatuh ke dalam pelukannya, kemudian ia meraihnya dan memeluknya, berkata ada yang buruk.
"Tutup pintunya cepat, Ferdian Dong ada di lantai bawah", Anggi Yang mendesaknya.
Marvin Su tertegun sejenak, dan akhirnya tahu mengapa plat mobil hitam itu begitu familiar. Dia berbalik dan menutup pintu. Marvin Su dengan penasaran berkata, "Kak Anggi, bukankah kamu bilang telah putus dengannya?"
“Dia datang untuk memintaku kembali bersamanya!” Anggi Yang berkata sambil mengunci pintunya.
"Er ..." tiba- tiba, Marvin Su memiliki semacam rasa sakit di hatinya, hanya saja tidak tahu apakah tadi Ferdian Dong melihat dirinya.
Saat ia sedang ragu-ragu, Anggi Yang melihat bunga mawar di tangan Marvin Su, jadi wajah cantik itu sedikit bahagia, dan dia pun berkata dengan gembira: "Bocah kecil, kamu cukup romantis!"
“Kamu suka?” Tanya Marvin Su.
"Suka" Anggi Yang memeluk Marvin Su dan dia mengangkat wajahnya yang cantik, menatap mata Marvin Su kemudian berkata dengan lembut, "Tapi, aku lebih menyukaimu."
Marvin Su tidak membalas ucapannya, dia langsung merangkul pinggang kecil Anggi Yang dan mulai menciumnya, pada saat yang sama tangan besar itu juga mulai meremas sepasang buah dada itu, beberapa detik kemudian, Anggi Yang sedikit terengah, kemudian dia berkata; "Adik yang baik, berhenti melakukannya ... kakak hari ini tidak bisa menemanimu melakukan itu.
“Ini hanya sebuah ciuman.” Marvin Su selesai berbicara, dan ia kembali menciumnya.
"Ding dong!"
Pada saat ini, bel pintu berbunyi, tidak perlu berpikir lagi, ini pasti Ferdian Dong yang kembali.
“Apa yang harus dilakukan?” Tanya Marvin Su.
Dia sebenarnya tidak takut pada Ferdian Dong. Lagipula, keduanya telah putus. Dapat dimengerti bahwa mereka sekarang muncul di kamar Anggi Yang. Namun, demi reputasi Anggi Yang, dia pikir lebih baik berhati-hati.
"Kamu kembali ke kamar dulu, aku akan mengusirnya," kata Anggi Yang .
Setelah mendengar perkataannya, Marvin Su memeluk pinggang Anggi Yang dan berkata: "Jika terjadi sesuatu, panggil saja aku keluar."
“Sudah tau.” Anggi Yang tersenyum dan berkata, “Bocah kecil, kamu terlihat seperti seorang pria !”
Setelah Marvin Su bersembunyi di kamar, Anggi Yang pergi untuk membuka pintu. Ia melihat setelan pakaian Ferdian Dong dan sepatu kulit, memegang mawar dan lipstik merek Saint Laurent di tangannya, dan dia memohon, "Anggi, maafkan aku kali ini oke? Aku tidak akan pernah berbohong kepadamu lagi di masa depan. "
“Ferdian Dong.” Anggi Yang memandangnya dan mengambil napas panjang, berkata: “Ini bukan pertama kalinya, ketika aku dan sahabatku terjadi kecelakaan di hotel, aku melihat kamu bermain dengan wanita lain. Pada saat itu aku ingin menjelaskan kepadamu bahwa kita berdua tidak cocok! "
Terakhir kali ketika Fenny Liu dibawa ke hotel oleh Direktur Li, telepon Martin Su tidak dapat dihubungi. Anggi Yang ingin Ferdian Dong datang untuk membantu. Siapa sangka dia sengaja pura-pura tidak tahu, dan akhirnya tidak kunjung tiba.
Kemudian, Anggi Yang mendapati bahwa dia sedang bermain-main dengan seorang wanita di sebuah hotel, hanya saja saat itu keduanya sedang dalam tahap membangun hubungan. Mereka belum benar-benar pacaran, sehingga dia tidak begitu peduli waktu itu.
Kemudian, Anggi Yang selalu sengaja menolak Ferdian Dong dengan sikap dingin. tetapi siapa yang tahu, semakin sering juga Ferdian Dong mengejarnya, bahkan saat ulang tahun Anggi Yang, dia bahkan tidak diundang, tapi juga datang.
Melihat bahwa tidak ada ruang untuk memperbaiki keadaan lagi, Ferdian Dong meraih lengan Anggi Yang secara langsung, dan berteriak: "Anggi Yang, kamu pura-pura apa denganku? Menghabiskan banyak waktuku dan akhirnya saat menemukan yang lebih baik dariku, kamu ingin menendangku begitu saja, benarkan? "
"Dasar gila, tolong keluar dari sini." Anggi Yang mengerutkan keningnya.
“Keluar?” Ferdian Dong terkekeh pelan, dia merobek baju tidur yang dipakai Anggi Yang. Terlihat dada Anggi Yang yang putih mulus sangatlah menggoda.
"Hari ini, aku akan memperkosamu", Ferdian Dong berkata demikian, lalu dia menekan Anggi Yang di sofa.
“Kamu, lepaskan aku!” Anggi Yang mulai cemas," Ferdian Dong , aku akan memanggil polisi!"
Meskipun dia seksi dan terbuka, dia bukan wanita seperti pelacur, sebaliknya, dia adalah wanita dengan temperamen yang sangat ganas. Pria yang tidak terlihat baik, Anggi Yang tidak pernah memberi mereka kesempatan!
"Lapor polisi?" Ferdian Dong mendengus pelan dan berkata: "Masalah akan semakin membesar, tidak baik dilihat, Anggi Yang, Buat apa kamu pura-pura di depanku? Ketika aku memohon kepadamu, kamu bahkan tidak melihatku, saat aku menekanmu nanti, aku akan melihat apakah kamu akan mengambil inisiatif untuk melayani atau tidak! "
Setelah mengatakan itu, Ferdian Dong lanjut merobek rok Anggi Yang, dia tertawa cekikikan, baju tidur telah robek olehnya, berubah menjadi kain sobekan penuh di tubuh Anggi Yang.
“Bajingan!” Anggi Yang berjuang dan mendorong Ferdian Dong pergi.
Pada saat ini, Marvin Su sudah muncul di ruang tamu. Setelah melihat Ferdian Dong menggunakan kekuatan melawan Anggi Yang, dia melihat sekeliling nya dan mengambil gelas stainless steel. langsung memukul ke kepala Ferdian Dong.
"Bang!"
Ferdian Dong menekan pergelangan tangan Anggi Yang dengan keras. Pada saat ini, dia hanya merasakan sakit di belakang kepalanya. Saat akan memukul kembali, dia terpukul kembali.
"Bang, bang, bang!"
Tidak ada air di gelas stainless steel di tangan Marvin Su, sangat ringan, tapi dipukulnya dengan sangat cepat. Setelah memukulnya empat kali berturut-turut, Ferdian Dong tumbang dari badan Anggi Yang dan jatuh ke tanah.
“Sialan!” Setelah Ferdian Dong jatuh, Marvin Su masih merasa kesal, jadi dia menendangnya lagi di kedua kakinya.
Saat ini, kepala Ferdian Dong berdarah, dan kesadarannya sedikit kabur, ia mengerutkan kening dan mencoba untuk tetap sadar.
"Su ... Apakah kamu Marvin Su ?" Kata Ferdian Dong.
"Tidak puas?" Marvin Su mengangkat cangkir stainless steel di tangannya lagi.
Ferdian Dong mengertakkan giginya, dia tidak berani mengatakan apapun.
“Pergi.” Anggi Yang sudah bangun dari sofa saat ini, memegang bantal lembut di lengannya untuk menutupi arah munculnya cahaya.
Ferdian Dong menyadari bahwa malam ini dia tidak beruntung. Marvin Su memukul kepalanya dengan keras dan sekarang dia merasa menjadi sedikit bodoh. Ada sedikit ketakutan di dalam hatinya. Saat ini dia mendengarkan perkataan Anggi Yang, dengan cepat melarikan diri dari sana.
Melihat Ferdian Dong melarikan diri, Marvin Su cepat-cepat menutup pintu dan menguncinya, lalu bertanya: "Kak Anggi, kamu tidak apa-apa kan?"
“Tidak apa-apa, hanya sakit di pergelangan tangan.” Anggi Yang menggosok pergelangan tangannya yang memerah.
"Aku akan meniupnya." Marvin Su dengan cepat duduk di sebelahnya dan mengambil tangannya yang kecil dan lembut, ia memandangi bekas remasan yang memerah di pergelangan tangan Anggi Yang, membuat dia merasa menyesal dan menghela nafas.
“Apakah sudah lebih baik, kak Anggi?” Marvin Su bertanya kembali.
Anggi Yang melihat sikap pedulinya itu, hatinya pun tersentuh, lalu dia menaikkan bibir merahnya itu, dan dengan genit, berkata: "Mulut kecilku ini juga sakit!"
Novel Terkait
1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaUntouchable Love
Devil BuddyBeautiful Lady
ElsaWaiting For Love
SnowAku bukan menantu sampah
Stiw boyThe Winner Of Your Heart
ShintaPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)