Pejuang Hati - Bab 24 Dalam Satu Kamar
"Kenapa ada kesulitan malah tidak membantu". Marvin Su tiba-tiba merasa sakit dan terpaksa mengatakan yang sebenarnya: "Bibi kedua, aku ... aku, aku punya sesuatu ganjalan di hatiku!"
Setelah Marvin Su berkata begitu, senyum muncul di wajah Rina Chen, ada harapan!
"Marvin Su ya..., hambatan di hati bisa pelan-pelan ditembus. Kamu lihat.... kakak sepupumu dan kakak ipar awalnya juga tidak setuju, Ini buktinya mereka membawamu kemari" Kata Rina Chen.
Tadi Marvin Su hanya menolak, tetapi tidak memikirkan apakah Fenny Liu setuju atau belum?
Pada saat Rina Chen mengatakan itu, Marvin Su tidak menolak begitu banyak lagi dari hatinya, tetapi perlawanan di hatinya tidak hilang, dia hanya diam dan tidak berbicara.
Sekarang sudah malam dan setelah Rina Chen berbicara dengan Marvin Su, dia membawa putranya keluar untuk membeli makanan.
Untuk sementara waktu, hanya Marvin Su dan Fenny Liu yang tersisa di rumah.
"Kakak ipar, kakak ipar ..." kata Marvin Su memanggil Fenny Liu.
Mata Fenny Liu merah, dan dia sepertinya menangis ...
“Apakah kamu baik-baik saja, kakak ipar?” Marvin Su melihat keadaan Fenny Liu dan juga merasa sakit, dan berkata: “Kakak ipar, jangan menangis ... Aku, aku tidak akan menuruti bibi kedua.”
Dia lebih baik tidak mengatakan apapun, setelah berkata begitu, tetesan air mata Fenny Liu seperti benang yang putus dan mulai jatuh dari pipinya.
“Kakak ipar!” Marvin Su merasa lebih tidak enak lagi, dan memeluknya dengan lembut menepuk punggung Fenny Liu dan berkata: “Kamu jangan menangis lagi ya..... setelah bibi kedua dan kakak sepupu pulang aku akan bicara kepada mereka, aku tidak akan melakukannya dan aku akan kembali ke sekolah".
Mulut berbicara tetapi hati Marvin Su merasa tidak puas dan dia tidak berpikir Fenny Liu begitu banyak menentang hal ini!
Fenny Liu begitu sangat sedih dengan sikap Martin Su! Diri sendiri menanggung begitu banyak dorongan dan akhrinya demi meneruskan silsilah keluarga, Martin Su membuat dirinya tidur dengan orang lain!
“Marvin Su, kakak ipar tidak marah padamu.” Fenny Liu menahan kesedihan dan menyeka tetesan air mata.
“Lalu kamu menangis karena kakak sepupu?” Tanya Marvin Su.
Fenny Liu mengangguk dan berkata dengan lembut berkata: "Aku sangat kecewa. Kadang-kadang aku bahkan tidak tahu, apa yang wanita harus lakukan dalam seumur hidupnya?"
Marvin Su tidak bisa menjawab pertanyaan Fenny Liu, hanya memeluknya dalam diam, dan tangan besarnya yang kuat dengan lembut membelai punggungnya. Tapi justru kenyamanan senyap inilah yang membuat Fenny Liu merasa tenang.
"Marvin Su ku sudah tumbuh besar..." Fenny Liu berkata dengan lembut di pelukan Marvin Su.
Kemudian Rina Chen kembali dengan Martin Su. Keduanya berjalan satu di depan dan satu di belakang, Martin Su memegang sayuran tumis dan daging masak. Begitu Rina Chen masuk, ia menyuruh Marvin Su dan Fenny Liu untuk makan malam.
Keempat orang berkumpul di satu meja, Martin Su menundukkan kepalanya dan makan nasi, Marvin Su juga merasa tidak enak, jadi dia menundukkan kepalanya saat makan.
Setelah Fenny Liu begitu kecewa, tidak ada banyak lagi ombak di hatinya, dia memakan makanannya perlahan-lahan, dan kemudian kembali ke kamar!
"Fenny ..." Martin Su membuka mulutnya dan berteriak pelan.
Fenny Liu mengabaikannya, kembali dengan dingin, dan menutup pintu.
Rina Chen menatap putranya dengan tatapan kosong dan berbisik: "Semuanya terserah dia sekarang, apakah kamu masih ingin menyesalinya?"
Martin Su terbeku sejenak, lalu menutup mulutnya lagi.
Ketika Fenny Liu pergi untuk menjemput Marvin Su, Rina Chen memberitahunya... Jika hal ini berlangsung lama, maka pernikahannya dengan Fenny Liu tidak akan bertahan lama.
Martin Su juga tahu bahwa Fenny Liu adalah wanita yang banyak diminati, dan dirinya sendiri tidak baik dalam hal apa pun, penolakan satu dua kali masih dipikirkan tetapi dalam waktu lama, bisakah Fenny Liu merasakan rasa tidak puas sehingga ia berhubungan dengan pria lain, kalau begini siapa yang akan tau.
Setelah kematian ayah Martin Su, Rina Chen juga membawa banyak pria ke rumahnya, dan setiap kali dia memikirkan hal ini, dia menjadi tidak percaya pada Fenny Liu lagi.
Jika memiliki anak ... mungkin Fenny Liu akan berfokus untuk menjaga dan merawat anak, kemudian keluarga menjadi harmonis dan bahagia!
Untuk sekarang dia berpikiran seperti itu, karena Martin Su telah mendengarkan hasutan dari Rina Chen.
“Marvin Su, pergi ke kamar kakak sepupumu untuk tidur malam ini.” Martin Su mengepalkan tinjunya secara diam-diam, dan terpaksa untuk mengatakan ini.
"Ah?" Marvin Su tiba-tiba tercengang, dan kemudian memandang ke arah Rina Chen, berkata: "Bibi kedua, kakak...., aku tidak bisa melakukannya! Selain itu, aku juga tidak menyetujui kalian!"
"Malam ini aku hanya menyuruhmu "Yachuang" di kamar dengan Fenny Liu selama satu malam saja. Bibi kedua tidak meminta kamu untuk melakukan apa pun. Setelah kamu dan Fenny perlahan telah membiasakan diri, hal yang mengganjal akan bisa diterobos" ucap Rina Chen dengan sangat berpengalaman.
Pria dan wanita tinggal di kamar yang sama, Marvin Su masih muda dan kuat, Fenny Liu cantik dan menarik, keduanya ada berada di satu ranjang, dan mereka pasti tidak bisa menahan begitu lama!
“Yachuang?” Marvin Su membeku sejenak, dan berkata, “Bukankah aku sudah melakukan "tidur bersama" ketika kakak sepupu dan kakak ipar menikah?”
Istilah tidur ini dinamakan adat “Yachuang (Tidur bersama)” yang diartikan berbaring. Hal ini merupakan suatu adat kebiasaan dari desa Marvin Su, adat ini biasanya ketika orang yang baru menikah di malam pertama, mempelai pria mengundang satu atau dua orang adik laki-laki untuk berbaring di ranjang.
Tentu saja, orang yang melakukan hal ini memiliki ketentuan, tidak semua orang bisa melakukan hal ini.
Pertama-tama, orang yang melakukan "Yachuang" harus lebih kecil dari pengantin pria, biasanya saudara laki-lakinya sendiri, atau saudara laki-laki pamannya dan saudara sepupunya. Jika tidak ada kandidat tersebut dalam lingkup kerabat mereka, pengantin pria juga dapat mencari teman baiknya. Persyaratan kedua dari "Yachuang" adalah anak muda yang belum menikah.
Sehari sebelum Martin Su dan Fenny Liu menikah, Marvin Su sudah melakukan Yachuang.
"Jangan terlalu banyak bertanya, tidurlah dengan kakak iparmu selama satu malam saja. Bibi kedua mohon padamu, oke?" kata Rina Chen.
Melihatnya berkata begitu ini, Marvin Su tidak enak untuk menolak. Lagipula, mereka tidak menyuruh dia dan Fenny Liu harus melakukan hal tersebut, hanya untuk tidur saja kenapa juga tidak menerima.
Sedikit ragu, kemudian Marvin Su mendorong pintu kamar Fenny Liu.
“Kenapa kamu masih datang kesini, semuanya telah jadi seperti ini, masih lebih baik kamu pergi saja!” kata Fenny Liu yang mengira orang yang masuk adalah Martin Su, jadi dia berkata dengan dingin.
"Kakak Ipar!" Marvin Su memanggil dengan lembut.
Setelah Fenny Liu tau itu adalah Marvin Su, ekspresi canggung muncul di wajahnya: "Marvin Su, kenapa bisa kamu?"
"Kakak Sepupu yang memintaku untuk datang, katanya ... menyuruhku untuk menyesuaikan diri dengan tidur satu ranjang denganmu” kata Marvin Su dengan gugup.
“Penyesuaian?” Fenny Liu mendengus pelan, dan sangat marah, berkata: “Kamu mau penyesuaian apa lagi, ayo cium kakak iparmu!”
"Ini ..." Marvin Su ragu-ragu.
Fenny Liu benar-benar marah pada saat ini. Awalnya bicara untuk mengikuti alurnya dulu untuk mendapatkan penyelesaian, siapa yang tau akhirnya Martin Su pergi berpihak pada Rina Chen.
Ya, kalian ibu dan anak tidak takut malu, aku Fenny Liu masih saja peduli dengan apa yang kalian rasakan!
Hatinya yang marah, kemudian Fenny Liu pergi dan memeluk Marvin Su, dan kemudian bibir merahnya mulai mencium dengan ganas.
Penolakan Marvin Su hanya perkataan kepada Rina Chen dan Martin Su, sebenarnya dia sangat menyukai Fenny Liu di dalam hatinya. Setelah dicium beberapa kali, dia akhrinya melepaskan keberaniannya dan memeluk tubuh Fenny Liu dengan tangannya, dan mulai merespons .
Kedua bibir dan lidah saling terjalin, ini adalah respon pertama Fenny Liu, jadi hati Marvin Su sangat suka.
“Ohh..” Saat respon Fenny Liu, Marvin Su tidak bisa menahan nafas.
Merasakan reaksi Marvin Su, wajah cantik Fenny Liu mulai memerah, karena pada saat ini, dia merasa bahwa dia sedang merayu Marvin Su.
"Marvin Su" Setelah ciuman, Fenny Liu mengangkat pipinya sendiri dan memandang Marvin Su dan bertanya, "Kamu ... apakah kamu bersedia melakukan hal itu dengan kakak ipar ?"
"Ya bersedia," Marvin Su mengangguk.
Mendengar kata-kata itu, Fenny Liu menyandarkan kepalanya ke dada Marvin Su, memegang tubuhnya dengan kedua tangan, merasakan detak jantung Marvin Su yang berdetak.
Melihat bahwa Fenny Liu tidak melakukan apa-apa, hati Marvin Su penuh dengan pasang surut, tetapi dia tahu bahwa Fenny Liu sedang dalam suasana hati yang buruk, jadi dia tidak melakukan gerakan berlebihan itu, hanya memeluk tubuh Fenny Liu dengan menggunakan dadanya untuk memberi dia rasa aman.
Waktu berlalu, melihat Rina Chen maupun Martin Su tidak menunjukkan tanda-tanda untuk masuk, Fenny Liu juga malas untuk mengurus mereka, dan memberikan Marvin Su alat tidur baru dari lemari.
“Kakak ipar, apakah kamu benar-benar ingin aku tidur di sini?” Marvin Su bertanya.
Fenny Liu berkata: "Apakah kamu takut?"
"Tidak takut" kata Marvin Su.
“Kalau begitu tidurlah di ranjang, peluklah aku tidur.” Setelah Fenny Liu selesai berbicara, ragu-ragu selama beberapa detik, berkata: “Marvin Su, kamu balik badan, aku ingin mengganti baju tidur.”
"Oh," Marvin Su cepat-cepat mengarahkan wajahnya ke dinding.
Fenny Liu melepas pakaian sepotong demi sepotong, mendengarkan suara "sret sret sret", hati Marvin Su sangat ingin melihat.
Tetapi pada akhirnya, ia memilih untuk terus menghadapi dinding, dan sekarang Fenny Liu dalam kekecewaan, ia harus melindunginya.
"Oke," kata Fenny Liu.
Memutar kepalanya, melihat Fenny Liu memakai baju tidur merah muda dengan pola stroberi merah cerah, membuatnya tiba-tiba terlihat jauh lebih muda ... Eh, meskipun usianya kecil, tetapi dadanya yang bulat dan begitu besar.
“Apakah kamu punya piyama?” Fenny Liu tiba-tiba bertanya.
Marvin Su menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kami anak laki-laki tidak mengenakan piyama untuk tidur, hanya menggunakan celana dalam saja untuk melindungi bagian-bagian penting dari tubuh."
Setelah mendengar ini, Fenny Liu berkata, "Ah?" dan berkata: "Atau kamu pakai saja piyama Martin Su dulu?”.
"Oke ...," kata Marvin Su.
Kemudian, Fenny Liu menemukan satu set piyama tipis.
Meskipun dia kesal dengan tindakan Martin Su dan Rina Chen, setelah pikirannya kembali normal, dia tahu bahwa sekarang dia tidak akan pernah bisa memiliki hubungan dengan Marvin Su, jika benar-benar mengandung anak Marvin Su, bagaimana dengan dia nantinya?
Dengan cepat, Marvin Su mengenakan piyama Martin Su, tapi sangat tidak pas, dan berkata: "Kakak ipar?"
Fenny Liu menoleh dan tiba-tiba tidak bisa menahan tertawa sambil memegangi perutnya.
Marvin Su memiliki tinggi 183 Cm dan tubuh yang berisi, sementara Martin Su memiliki tinggi 170 cm dan termasuk termasuk kurus. Bagaimana Marvin Su bisa pas untuk mengenakan piyama pada Martin Su?
Melihat pakaian yang terlihat sempit, terutama di antara kedua kaki. Tiba-tiba Fenny Liu mengarahkan pandangannya ke benjolan yang ada di sana tanpa sadar...
Novel Terkait
My Charming Lady Boss
AndikaSi Menantu Dokter
Hendy ZhangInnocent Kid
FellaMr Huo’s Sweetpie
EllyaTakdir Raja Perang
Brama aditioPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)