Pejuang Hati - Bab 21 Salah Injak Kaki
Tidak perlu di pikirkan, ini hanya betis kaki Anggi Yang.
Marvin Su hanya merasa bagian kaki yang di injak oleh jari kaki Anggi Yang terasa mati rasa, dan lihatlah Anggi Yang, dia malah diam diam mengupas kulit udang, dengan lembutnya menggunakan mulut kecilnya untuk mengigit bagian dari udang tersebut, "amm...", suara yang sangat menggoda.
Kondisi ini terlihat reaksi Marvin Su yang tergoda, dan di tambah reaksinya yang sedang memijat kaki betisnya dengan lembut, bentuk tubuh Marvin Su seperti sedang memberi hormat pada bendera.
Fenny Liu memandang Anggi Yang dengan rasa ingin tahu, tetapi ia tidak terlalu memikirkannya, dan memberikan tisu ke Anggi Yang untuk mengelap bibirnya.
“Terima kasih Fenny”. Anggi Yang menggambil tisu tersebut, kemudian mengedipkan mata ke Fenny Liu.
Gadis kecil ini, terlalu berani dan terbuka, tidak peduli pria ataupun wanita dia berani melakukannya kenakalannya! “Marvin Su melihat ini semua, dan dia ingin menaklukkan Anggi Yang".
Merasakan kelembutan betis kakinya yang di bawah, dengan perasaan yang sangat dalam Marvin Su berpikir: “aku pastikan akan memberinya pelajaran!”
Setiap hari dia di dalam rumah selalu memakai sandal, Marvin Su berfikir bahwa Anggi yang dan gadis kecil ini berani bermain nakal di bawah meja, mengapa aku sendiri tidak berani untuk melawannya? Mungkin karena aku saja yang terlalu diam, sambil menarik kakinya lepas dari sandal, mengeser kaki Anggi Yang keluar.
Dia tidak berani untuk meletakkan kakinya di tengah-tengah kaki Anggi Yang, lagi pula kaki wanita lembut dan wangi, tetapi tidak dengan kaki pria......
Mungkin saja Marvin Su menggunakan jari kakinya mengelus-ngelus betis kaki Anggi Yang, dengan tidak berhenti mengelus kakinya.
Sambil menyerangnya, Marvin Su melirik ke arah Anggi Yang, orang di depannya hanya tersenyum, memberikan tatapan yang menggembirakan.
Seolah-olah mendapatkan dorongan semangat dari Anggi Yang, Marvin Su mulai menggerakkan kakinya ke atas.
Kaki Anggi Yang sangatlah halus, Marvin Su menggunakan jari kakinya untuk menggambar lingkaran di betis kaki Anggi Yang yang halus.
“Fenny, dalam dua hari ini akan memilih karyawan pekerja yang berkualitas, dengar-dengar direktur Li akan memperomosikan kamu”, Seketika Anggi Yang berbicara.
Membahas tentang direktur Li, Fenny Liu berekspresi sedikit bingung, tetapi dia dengan cepatnya menanggapinya dan berkata: “……masalah yang seperti ini, tidak ada gunanya jika kita terlalu memikirkan dan mengkhawatirkan masalah ini, dan jika dia masih datang mencari masalah denganku, maka aku juga tidak ingin menjadi karyawan pekerja terbaik, seperti itulah kira-kira”.
Sebelumnya, perbuatan direktur Li berhasil terhalang karena ada Anggi Yang yang membantu Marvin Su, setelah kejadian itu promosi untuk Anggi Yang dibatalkan.
Setiap kali memikirkan masalah ini, Fenny Liu merasa sedikit tidak tenang.
Akan tetapi Anggi Yang malah tidak terlalu memikirkannya, jika kesalahan ini sudah terjadi, untuk apa dipermasalahkan, bukankah ini hanya membuat diri sendiri tertekan?
Ketiga orang itu melanjutkan memakan makanannya, setiap waktu Anggi Yang dengan tenaganya menggunakan kaki kecilnya untuk memijat tubuh Marvin Su beberapa kali, Marvin Su juga menggeserkan jari kakinya dari betis Anggi Yang ke pahanya, dan merasakan elusan kakinya, suatu waktu merasa sedikit tidak nyaman.
Tapi anehnya, Fenny Liu tidak banyak bicara dari awal hingga akhir.
“Ya, aku sudah kenyang, keahlian Fenny sangat bagus”. Setelah Anggi Yang kenyang, Anggi Yang mengeluarkan selembar tisu dan membersihkan noda yang ada di tangannya, dan menggangkat kakinya dari paha Marvin Su.
Namun Marvin Su tidak bermaksud untuk menutup kakinya, karena barusan dia sudah membuat Anggi Yang merasanya nyaman, dan mengambil keuntungan dari ini.
Memikirkannya, Marvin Su melihat Anggi Yang berdiri, kemudian berkata: “Aku pergi cuci tangan dulu”.
Usai berbicara, Anggi Yang langsung pergi ke kamar mandi, meninggalkan Marvin Su dengan ekspresi yang tidak tenang, karena telah meletakkan pahanya di atas paha Fenny Liu, dan mengelus-elus kaki pahanya yang putih dan halus itu!
“Sejak kapan kamu salah memilih orang?” Marvin Su berpikir dalam hati, dan merasakan mati rasa.
Di saat Anggi Yang sedang mencuci tangan, Fenny Liu memiliki kesempatan untuk menatap Marvin Chen, dan berkata: “Dasar bodoh, ada apa denganmu? Jika saja……jika barusan saja aku tidak dengan sekuat tenaga menutupinya, Anggi Yang akan menyadarinya”.
“Aku……” Marvin Su membuka mulut, dan tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya?
Selalu saja tidak terucapkan, aku awalnya inigin menggoda teman wanitamu itu, alhasil aku salah menggoda orang?
Jika ia berkata seperti itu, ia pasti akan diberi pelajaran oleh Fenny Liu
Sudah tidak ada cara lain, ia hanya salah melakukannya, Marvin Su tertawa keras, berkata: “Maaf ya…… kakak ipar, terkadang tidak tertahankan”.
Usai berbicara, Marvin Su cepat-cepat menarik kakinya, dan wajah Fenny Liu malah menjadi merah, dan tersipu.
Barusan saja pada saat kaki Marvin Su menginjaki atas kakinya, dia sudah merasakan sedikit khawatir, dan membuat Marvin Su melihatnya, kemudian tatapan wajah Marvin Su malah menghadap ke arah Anggi Yang.
Bukankah ini namanya sedang bermain api !
Di dalam hati Fenny Liu dengan cepat berpikir, sambil membuka kaki Marvin Su, dan juga mengkhawatirkan Anggi Yang akan menyadarinya.
Setelah itu, dia merasa cemas dan melanjutkan makannya, kemudian Anggi Yang membericarakan soal karyawan pekerja yang berkualitas, yang membuatnya terkejut, mengira Anggi Yang akan membahas masalah yang lain!
Untungnya Anggi Yang tidak menyadarinya, akan tetapi……
Memikirkan hal itu, Fenny Liu kesal tak tertahankan dan berucap “aiiiihh”, sambil membuang nafas.
“Kakak ipar……maaf”. Marvin Su melihat ekspresi Fenny Liu, menyangka Fenny Liu sedang marah.
Tidak mengira, hati Fenny Liu sedang berjuang keras, di saat kemarin malam, Marvin Su berkata bahwa dia sudah punya pacar, dan belajar perlahan-lahan untuk melupakannya.
Pada saat Marvin Su berbicara seperti itu, Fenny Liu merasa cemburu, seluruh tubuhnya terasa mati rasa.
Malam itu, dia insomnia, tanpa hentinya di dalam otaknya dia membayangkan sedang memeluk Marvin Su, dan Marvin Su yang sedang mencium dirinya, dan mempertahankannya……
Bayangan itu terus-menerus muncul di pikiran Fenny Liu, bayangan itu menghilang, dan muncul lagi, tiada hentinya, dan bahkan sampai bernapas pun membuat Fenny Liu mulai merasa kesulitan.
Dia merasa ketakutan……
Tetapi baru saja, Marvin Su mulai “menggoda” dirinya sendiri, bahkan Anggi Yang yang masih di sampingnya.
Di saat itu, seluruh tubuh Fenny Liu terasa lemas, seluruh kendali dan tenaga pada tubuhnya perlahan-lahan menghilang, meskipun Marvin Su tidak menggunakan kakinya untuk menyentuh area sensitifnya, dengan sendirinya dia merasa basah tidak karuan.
Dia merasa senang, malu, dan takut……
Bermacam-macam emosionalnya tidak karuan, membuatnya benar-benar mengabaikan godaan Marvin Su, dan malah bukan memandangnya, tetapi Anggi Yang.
Sekarang Marvin Su meminta maaf lagi padanya, Fenny Liu tidak tahu harus bagaimana menjawabnya, di satu sisi dia tidak ingin menjauhkan hubungan ini lagi, di sisi lain hatinya tidak tertahankan untuk memikirkan, ia sangat butuh!
“Tidak apa”. Akhirnya, Fenny Liu hanya menjawabnya demikian.
Marvin Su ingin mengatakan sesuatu lagi, di saat ini Anggi Yang sudah selesai mencuci tangannya dan keluar, dia memandang Fenny Liu dan Marvin Su, berkata: “Mengapa kalian tidak makan, apakah sudah kenyang?”.
“Iya”. Fenny Liu menggelengkan kepada, dengan cepatnya dia berdiri dan pergi cuci tangan.
Melihat ekspresi panik dan malu-malu Fenny Liu, Anggi Yang mensipitkan matanya, dan bertanya kepada Marvin Su: “Baiklah, benarkah kamu …… sedang membullynya, tidak berperasaan, aku mencuci tangan, kamu malah diam diam di belakangku membuat hal yang buruk, heh, dan kamu masih bilang kamu suka denganku ?”.
Meskipun perkataan Anggi Yang ada sedikit maksud untuk menyalahkan dirinya, tapi ekspresinya tidak terlihat sedang marah.
Marvin Su tahu, Anggi Yang sudah memiliki pacar, berkata seperti ini juga hanya menghibur diri sendiri, tersenyum hehe tertawa, berkata: “Kak Anggi, kamu berpikir berlebihan, aku tidak melakukan apa-apa”.
Setelah Anggi Yang mendengarnya, merasa curiga dan melihatnya, dan hasilnya hanya senyuman yang tidak tahu malu.
“Apakah benar kamu semakin menyukainya?”, Marvin Su tertawa haha
Jika kalimat ini adalah ucapan Fenny Liu, dia pasti akan malu terkesima kemudian memarahi Marvin Su, tapi tidak dengan Anggi Yang, dia mengedipkan mata, berkata: “Ya, aku semakin suka, tunggu sampai ada kesempatan itu aku akan membawamu terbang ke langit ketujuh!"
Marvin Su yang mendengar itu, di dalam hatinya merasa marah dan berkata: “Dasar penggoda!”
Setelah selesai makan, Anggi Yang menerima telepon dan meninggalkan tempat, di sisi lain, di dalam ruangan hanya ada Marvin Su dengan Fenny Liu.
Tiba-tiba, suasana terasa canggung! Dipikr saja…… Marvin Su dan Fenny Liu telah berulang kali mengalami hal yang sama seperti ini, tapi karena hubungan antara keduanya, siapapun tidak berani untuk mengambil inisiatif, ini terasa canggung bagi siapapun, canggung yang tanpa batas.
“Orang yang di Guangdong telah putus hubungan, dan masih mengingatn gaya dari pertama kali sampai sekarang dan tidak berubah, ……
Di saat mereka berdua terdiam, ponsel Marvin Su berdering, dan dia mengeluarkan ponselnya, itu adalah panggilan telepon dari Siva Zhao.
Tidak perlu di pikirkan, saat ini Siva Zhao harus kembali ke sekolah, Marvin Su memandang Fenny Liu dengan canggung, dan kemudian membawa ponselnya ke balkon untuk menjawab telepon.
Setelah menjawab telepon, Marvin Su Malah bertanya: “Istriku, kamu sudah pulang?”.
“Dalam perjalanan kembali ke sekolah, hehe, dua hari terakhir ini aku sangat merindukanmu…… sangat merindukanmu, hehe! “ dari sana, Siva Zhao mengatakannya dengan wajah yang merah.
Mendengar pengakuan gadis itu, Marvin Su tersenyum indah, dan berkata: “Merindukan suami sendiri, atau suami orang lain?”.
Siva Zhao mengendus-endus, dan berkata: "Dasar jahat!”, kemudian lanjut berkata: “Aku merindukan semuanya!”.
Karena Marvin Su yang sering mencium bibir kecilnya dan meremas payudaranya, tindakannya itu membuat Siva Zhao perlahan-lahan tak menolak lagi, lain kali saat Marvin Su menjulurkan bibirnya dan ingin menciumnya, ia secara tidak sadar akan mengambil inisiatif untuk menyentuh pakaiannya agar dapat melakukannya dengan Marvin Su.
Adapun Marvin Su, di saat Siva Zhao sudah lebih berani untuk melakukannya, dia pasti akan lebih berkooperatif dengannya, dengan begitu sikap Marvin Su lama-lama akan semakin sembrono!
Sebenarnya, pada saat masa kuliah, perilaku Marvin Su sudah termasuk sangat konservatif, kebanyakan dari mereka sama seperti Olga Wang, ganti pacar layaknya ganti pakaian, setelah lewat beberapa hari langsung pergi ke hotel melakukan sesuatu.
Hanya saja untuk kalangan gadis-gadis yang mudah di dapat, Marvin Su tidak tidak tertarik untuk meladeni masalah itu, karena dia merasa, gadis-gadis itu telah lupa harga dirinya sebagai wanita.
Marvin Su merasa, bahwa wanita harus memiliki harga diri, yang intelektual seperti Fenny Liu, atau yang seksi seperti Anggi Yang, dan menawan seperti Siva Zhao, yang dapat menarik pandangan setiap pria.
Dibandingkan dengan wanita yang selalu mengganti pacarnya, wanita yang dinakali oleh pria di hotel yang berbeda, mereka membuka pakaiannya dan berbaring di atas Kasur, Marvin Su mungkin tidak memiliki keinginan untuk melakukannya……
“Karena kamu kangen…… maka tunggu suamimu ini kembali ke sekolah, dan baik-baik “melayani” mu, hehe!”, tiba-tiba merasa, bahwa aku dan Siva Zhao telah semakin dekat dengan kontak fisik!
Novel Terkait
Pejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)