Pejuang Hati - Bab 53 Belum Cukup
Fenny Liu berpura-pura tenang dan menyuruh Marvin Su pergi ke kamar mandi untuk menaruh air panas terlebih dahulu, sementara dia pergi ke dapur mengambil plastik wrap.
"Kakak ipar?" Ketika Marvin Su melihat Fenny Liu memegang plastik wrap, aku pikir dia menyesal sudah mencucinya sendiri.
"Pertama, untuk berjaga-jaga." Fenny Liu mengambil plastik wrap untuk membungkus lengan Marvin Su, tapi dengan sangat pelan. Jika itu bukan dengan plastik wrap, jika lengannya di angkat akan lepas.
"Kakak ipar, ini masih belum. Ini tidak cukup ketat!" Kata Marvin Su.
"Tidak boleh terlalu ketat." Kata Fenny Liu, menggunakan sedikit tenaga, untuk merobek plastik wrap, lalu sisanya diletakkan di rak handuk.
Tiba-tiba, Marvin Su merasa topik itu sedikit menyeramkan, jadi dia terus bertanya, "Mengapa itu tidak terlalu ketat?"
"Jika terlalu ketat, tidak ada sirkulasi udara. Dan akan dengan mudah membuat lukamu menjadi lembab." Fenny Liu kemudian membuka keran dan menjelaskannya pelan-pelan, "Kakak ipar akan membantu memandikanmu, selama kamu menutupi lukanya, lukamu tidak akan terkena air."
Marvin Su kemudian tahu ternyata Fenny Liu tidak mengizinkannya untuk mandi sendiri, hati Marvin Su mulai bersemangat kembali.
Suara air mengalir tidak berhenti. Fenny Liu mencoba suhu air terlebih dahulu, baru ia mulai membantu Marvin Su menyiramkan tubuhnya.
Air panas yang tersiram di atas tubuhnya, membuat Marvin Su merasa sangat nyaman. Terutama setelah air mengenai badannya,lalu tangan kecil Fenny Liu menyentuhnya lagi, itu terasa sangat indah.
Air yang memercik di bagian punggung Marvin Su, terpercik kembali. Ada yang terpercik ke lantai, dan sebagian terpercik ke atas rok Fenny Liu.
.
Dalam waktu yang singkat, dada Fenny Liu juga sedikit basah. Di tambah dengan kabut air, apa yang ada di dalam rok kasa tipis bisa dilihat dengan jelas.
Marvin Su melihat perubahan pada pakaian Fenny Liu, dan matanya tidak bisa berpaling.
Kemudian Fenny Liu mencubitnya dengan genit, berkata: "Berbaliklah sebentar."
"Tidak boleh hanya menggosok punggung, masih ada dada." Marvin Su merintih pelan, lalu berbalik, menunjuk ke cermin dan berkata, " Ketika aku berbalik pun juga bisa melihatnya."
"Jahat." Wajah Fenny Liu memerah kali ini.
"He he he, Kakak ipar, kamu tidak perlu gugup. Aku tahu kesukaan kamu kok." Marvin Su berkata, lalu menatap dada Fenny Liu.
"Jika kamu melakukannya lagi, aku tidak akan memandikanmu lagi." Fenny Liu cemberut dan berkata, "Dasar kamu ini!"
“Tidak,tidak berani." Marvin Su dengan cepat menutup mulut.
Kemudian, Fenny Liu mencuci rambutnya lagi. Marvin Su membungkuk dan menatap jari-jari kaki kecil dan tuas kakinya yang panjang. Ia mengulurkan tangan kanannya dan menyentuhnya.
Pada Fenny Liu mencuci rambutnya dengan sampo. Pada saat ini dia takut terlena dengan pandangan Marvin Su. Dia mengerutkan sedikit alisnya dan membiarkannya berlalu.
Marvin Su melihat bahwa Fenny Liu tidak menolak. Bagian kecil tubuhnya tiba-tiba tegak. Tangannya terus bergerak, dan dia melihat jelas calana dalam Fenny Liu.
"Bajingan, tutup matamu."
Marvin Su masih tidak menanggapi. Fenny Liu langsung mangambil shower dan menyiramkannya di kepala Marvin Su, dan busa sampo pun mengalir di sekujur tubuhnya.
Kali ini, Marvin Su tidak ada waktu lagi untuk memanfaatkannya,dengan cepat ia menutup matanya, lalu Fenny Liu mengusap tubuhnya dengan sabun. Tangannya terus bergerak. Setelah sampai di bagian perutnya, dia tersipu dan berkata, "Bagian bawah kamu cuci sendiri", "Baiklah."
Marvin Su tahu bahwa kali ini tidak lebih dari di rumah sakit, tetapi ketika matanya berbalik, ia sudah melepas pakaian dalam dan mulai bermain berbusa.
"Kamu ..." Fenny Liu berbalik dan berkata, "Kamu, kamu buka begitu saja?"
"Kalau tidak, bagaimana bisa berbusa." Marvin Su tersenyum jahat dan berkata, "Pada saat di rumah sakit siapa yang mengatakan akan membantuku? Apa yang salah dengan mandi?"
Fenny Liu tidak terpikirkan bahwa Marvin Su akan menggunakan kalimat ini untuk memprovokasi dirinya sendiri, jadi dia berbalik dengan marah, meraih bagian kecil Marvin Su dan berkata, "Siapa yang tidak murah hati?"
Tangan kecil Fenny Liu dari awal memang sudah sangat lembut, di tambah dengan sabun semakin halus halus, Marvin Su langsung merasa tidak tenang berkata. "Aku yang tidak murah hati, aku yang tidak murah hati."
Melihat ekspresi aneh Marvin Su, Fenny Liu tahu bahwa dia menikmatinya. Setelah sedikit bersenandung, dia melepaskan tangan kecilnya.
"Kakak ipar, kakak ipar?" Marvin melihat bahwa Fenny liu melepaskannya, Marvin Su langsung memeluknya dan berkata: "Kakak ipar, beri aku satu kali."
Fenny Liu merasa terganggu oleh Marvin Su, tetapi melihat tampangnya yang bersemangat, dia tahu bahwa ini untuk jangka panjang, Marvin Su hanya akan semakin lama semakin tidak bisa menahan. Bagaimanapun, hanya ketika dia masih muda, ia selalu tergantung. Mau tidak mau dia tidak dapat melakukan kesalahan pada hari itu.
"Marvin Su." Dalam hatinya Fenny Liu berpikir, sedikit mengernyit dan berkata, "Dengan tangan, oke?"
Marvin Su menggelengkan kepalanya dan hendak mencium Fenny Liu.
"Marvin Su!" Fenny Liu kemudian berkata, "Apa yang kakak ipar beri tahu ketika berada di rumah sakit? Apakah pada saat kamu bersama kakak ipar, hanya untuk melakukan itu?"
"Tidak...bukan" Marvin Su melihat Fenny Liu marah lagi, dengan pasrah mengatakan: "Ya sudah menggunakan tangan saja."
Fenny Liu tidak begitu marah lagi, tetapi setelah Marvin Su berbalik, dia membuka tangan kecilnya lagi dan memegang bagian kecil Marvin Su dari belakang.
Fenny Liu tahu bahwa Marvin Su bisa melihatnya di cermin, jadi dia harus menurunkan kepalanya dan menyandarkan dahinya di bahu belakangnya, yang membuatnya bergerak dengan lembut.
Licin dan lembut, meskipun tidak senyaman aslinya, tapi ini juga memiliki rasa.
Fenny Liu, ada di belakangnya. Setiap kali tangan kecilnya bergerak, dadanya bergesekan di punggung Marvin Su. Partikel keras dan lurus terus-menerus bergesekan di punggung Marvin Su, membuatnya sangat gelisah.
"Kakak ipar, berbicaralah padaku." Marvin Su menikmatinya dan ingin mendengar suara Fenny Liu.
"Apakah ini masih tidak cukup, bajingan kecil?" Fenny Liu berkata dengan malu-malu.
"Tidak cukup." Marvin Su berbalik, menggigit daun telinga Fenny Liu, dan kemudian kedua tangannya memegang kedua buah dada bundar milik Fenny Liu. Dia terengah-engah. Sebelum Fenny Liu mendorong dirinya sendiri, dia dengan cepat berkata, "Kakak ipar, aku tidak akan sembarangan. Kamu terima saja ya! ~"
Marvin Su memanja, hawa panas di mulutnya di hembuskan di telinga Fenny Liu, yang membuatnya lemas.
Lupakan, itu dimaksudkan untuk membantu Marvin Su melepaskannya. Itu bukan pertama kalinya dia menciumnya. Fenny Liu berpikir, membiarkan Marvin Su menggigit telinganya, tangan kecilnya terus mempercepat kecepatan mengocoknya.
Tapi Marvin Su tidak berencana untuk jujur, setelah dia menggigit Fenny Liu, lalu dia mencium bibirnya lagi. Tangan besarnya juga mengangkat rok Liu Yiyi, dan jari-jarinya meraba-raba sebentar, dan dia menekan bagian sensitif Fenny Liu.
“Um.” Fenny Liu tidak bisa mengendalikan dirinya kali ini.
Marvin Su melihat ekspresi Fenny Liu, tidak bisa menahan tawanya di hati, lalu terus menyerang.
Fenny Liu terus terengah-engah, dia berkata: "Marvin Su, kamu, kamu bilang tidak akan sembarangan..."
Novel Terkait
Pejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)