Pejuang Hati - Bab 93 Makan Siang

Dia melihat Olga Wang dan Charles Yang sudah pergi, jadi Marvin Su tidak begitu khawatir lagi, dia langsung meghampirinya, dia mengambilkan Enzy Li secangkir air panas, kemudian dia menaruh gelas itu di atas perut Enzy Li.

“Guru Li, Apakah kamu masih bisa berjalan?” Saat melihat Enzy Li mengerutkan keningnya, Marvin Su seolah-olah juga bisa merasakan sakit yang dialami Guru Li.

“Sebentar lagi juga akan baik-baik saja,” Enzy Li berkata dengan pelan, di dahinya tampak jelas ada banyak keringat yang bercucuran, jika orang melihatnya maka, orang itu juga bisa merasakan sakit yang dialaminya.

Marvin Su merasa simpati melihat keadaannya seperti itu. Dia dengan cemberut berkata, "Kalau kamu menstruasi ..maka tidak perlu datang untuk ujian, lihat betapa kesakitannya dirimu saat ini."

“Kamu pikir aku ingin?” Enzy Li menatap Marvin Su dengan murung, dan kemudian dengan lemah berkata: “Ini aku kebetulan datang untuk magang, jika aku mengambil cuti saat magang, maka akan membuat kesan yang buruk. ... Dan bisa mempengaruhi urusan ke depannya. "

"Baik." Marvin Su mengangguk, lalu bertanya, "Kalau begitu nanti sore tidak usah Ujian saja, bagaimana kalau aku mengantarmu pulang?"

“Kamu mengantarku ...?” Enzy Li terdiam sejenak.

“Jika kamu tidak mau, aku bisa memesan taksi untukmu.” Marvin Su tahu apa yang ditakuti Enzy Li, jadi dia berbicara seperti itu..

Melihat Marvin Su adalah seorang pria yang baik hati, Enzy Li merasa mungkin dia berpikir terlalu banyak. Lagipula, Marvin Su benar-benar peduli pada dirinya, Jika dia masih tetapi seperti ini, bukankah dia akan menyakiti perasaan Marvin?

Setelah dia pikir-pikir, Enzy Li mengangguk dan berkata, "Baiklah."

Marvin Su sangat senang, dan dia langsung membopong Enzy Li, sambil berjalan keluar, dia berkata: "Guru, Apakah Selama kamu menstruasi ... sakitnya akan parah begini?"

"Mungkin karena aku memakan sesuatu yang dingin." Enzy Li mengerutkan kening dan berkata, "Dan karena kondisi fisikku yang seperti ini. Saat datang bulan ... aku...di hari pertama dan kedua perutku akan terasa nyeri. ...setelah itu sudah tidak lagi."

Setelah Enzy Li menjelaskan, dia merasa sedikit tidak enak, lagipula, dia adalah lawan jenis, dan itu adalah muridnya sendiri.

Saat Marvin Su melihat wajah Enzy Li memerah, Marvin Su tidak bertanya lagi, dengan tenang dia membopong Enzy Li, keluar dari sekolah, mereka naik taksi, dan bergegas pulang.

Marvin Su merasa bersyukur karena rumah Enzy Li dekat dengan rumah Anggi Yang.

“Sangat bagus, jadi dia bisa sekalian pergi menemui Anggi Yang dan Fenny Liu.” Marvin Su berpikir di dalam hatinya, sudah beberapa hari dia tidak berjumpa dengan mereka, dia merasa rindu.

Tidak lama kemudian, mereka sudah tiba di kediaman Enzy Li, dan setelah mengantarnya , Marvin Su berkata, "Guru, naik lift ke atas, aku ... aku akan kembali ke sekolah dulu."

"Tunggu ..."karena Enzy Li masih merasa sakit. Dia mengerutkan kening dan berbicara dengan pelan.

“Kenapa?” Tanya Marvin Su.

"Mari ... kamu singgah sebentar dan makan siang bersama, sekarang sudah hampir pukul satu siang..." kata Enzy Li.

Marvin Su tercengang, berpikir bahwa guru wanita ini cukup ramah, Melihat wajah Enzy Lin memerah, Marvin Su merasa sangat senang, dia tidak bisa menahan tawa "he he he" , dan berkata: "Baik"

Kemudian, Marvin Su menemani Enzy Li naik ke atas.

Tapi yang membuat Marvin Su kecewa adalah ibu Eliza Li ada di rumah, Eliza Li mengajaknya untuk makan, benar-benar hanya untuk makan saja tidak ada maksud lain ...

Tahu begitu dia langsung pergi saja, ini hanya menunda waktunya untuk bertemu dengan kakak Anggi Yang dan Fenny Liu saja. Marvin Su berpikir dalam hatinya, Tetapi masih ada senyum di wajahnya, dan dia berkata, "Halo, bibi!"

“Halo,” ibu Enzy Li tersenyum ramah dan menjawabnya.

Enzy Li mengambil kesempatan untuk memperkenalkan Marvin Su dan berkata kalau perutnya sakit sekali, oleh karena itu Marvin Su mengantarnya pulang.

Setelah mendengar ini, ibu Enzy Li dengan ramah menjamu Marvin Su, dan karena itu Marvin Su menjadi agak tidak enak. Setelah makan siang selesai, dia segera pamit pergi...

Setelah dia pergi dari rumah Eliza Li, Marvin Su langsung pergi ketempat Anggi Yang.

Hari ini adalah akhir pekan, Anggi Yang tidak bekerja, Marvin Su berjalan ke depan pintu rumah Anggi Yang sambil tersenyum, dan kemudian dia membunyikan bel pintu.

“Siapa?” ​​Beberapa detik kemudian, terdengar suara Anggi Yang .

Marvin Su tahu bahwa Fenny Liu dan Anggi Yang tinggal bersama sekarang, dan dia tidak berani berbicara sembarangan, jadi dia berkata dengan santai "Ini aku, Marvin Su."

“Oh, si penjahat kecil.” Anggi Yang langsung membuka pintu setelah Marvin Su mengatakan itu.

Marvin Su mendengar cara bicaranya agak aneh ,jadi dia penasaran dan ingin tahu, tetapi ketika pintu terbuka, Anggi Yang langsung menariknya masuk,menciumnya, dan berkata: "Dasar orang yang tidak memiliki hati nurani, kakakmu ini sempat berpikir, kalau ada waktu ingin mencarimu "

“Aaa... Apa kakak iparku tidak di sini?” Marvin Su memandangi tampang Anggi Yang yang begitu menawan, kemudian dia bertanya dengan gagap.

"Dia pergi ke stasiun untuk menjemput seseorang, dia baru saja pergi ... mungkin dia akan kembali dua jam lagi." Anggi Yang menatap Marvin Su sambil tersenyum, artinya sangat jelas. kalau Marvin Su punya waktu dua jam.

“Siapa yang dia jemput?” tanya Marvin Su, dan kemudian dia langsung menutup pintu, dan kemudian menatap pinggang Anggi yang ramping itu.

"Menjemput seorang wanita cantik." jawab Anggi Yang tanpa keterangan yang jelas, dan tidak bilang siapa yang dijemput oleh Fenny Liu. Sebaliknya, dia menatap Marvin Su dan berkata dengan lembut, "Jadi ...suatu saat waktu bersenang senang mu dengan kakak akan semakin berkurang! "

Marvin Su merasa Anggi tidak mau mengatakan siapa yang dijemput oleh Fenny Liu, meskipun hatinya sangat penasaran, tetapi dia tidak banyak bertanya saat ini.

Dia sangat merindukan Anggi Yang selama ini, dan Fenny Liu akan kembali dua jam lagi. Dia segera menundukkan kepalanya dan menatap Anggi yang tersenyum manja, dia berkata: "Bisakah kamu tahan? ? "

“Sudah tidak tahan,” Anggi Yang sengaja menggoda Marvin Su .

Setelah mendengar perkataan Anggi Yang, seketika keinginan Marvin Su semakin meningkat. Tangannya yang besar langsung memegang pinggul Anggi Yang dan bertanya, "Kalau tidak tahan, jadi harus bagaimana?"

“Cari seorang pria !” Anggi Yang tersenyum, dari tatapan matanya terlihat penuh keinginan.

Marvin Su marah setelah mendengar ini, tetapi kemudian dia ingat ketika dia berada di rumah Fenny Liu, dia dengan kuat mencubit pantat Anggi Yang, mulai dari situ Anggi Yang menjadi lebih sensitif.

Wanita ini sengaja meggodanya dan membuatnya bertindak tidak sopan padanya!

Setelah dia mengetahui hal ini, Marvin Su memukul pinggul Anggi Yang dengan keras dan berkata: "Beraninya diam-diam kamu mencari pria lain?"

"Ahh," Anggi Yang berseru, dan bertanya kepada Marvin Su dan berkata: "Kamu saja diam-diam mencari gadis lain ... bagaimana kabarmu dengan Siva Zhao. Apakah kamu sudah pernah "menikmati" gadis itu ? "

Ketika dia membahas tentang Siva Zhao, Marvin Su menggerutkan keningnya dan berkata, "Tidak pernah, saat ini, aku masih milikmu."

"Saat ini?" Tangan kecil Anggi Yang segera menggengam "adik kecil" Marvin Su dan bertanya, "Lalu, apakah kamu bersiap untuk menikmatinya?"

“Tidak, dia tidak "senikmat" kakak.” Setelah itu, Marvin Su langsung menggendong Anggi Yang dan membawanya ke sofa ruang tamu ...

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu