Pejuang Hati - Bab 75 Pertemuan

Setelah mendengar perkataan Anggi Yang, Fenny Liu hanya bisa terdiam.

Menikah? Satu kata yang sangat jauh, dia sendiri bahkan tidak pernah berpikir sampai sejauh itu, hanya saja jika dia memilih Marvin Su, maka akan ada banyak perlawanan kedepannya.

Setelah berpikir-pikir, pada akhirnya dia tetap saja tidak memiliki keberanian, kalau tidak, dia pasti sudah memilih untuk bersama dengan Marvin Su, dan tidak akan terjadi masalah seperti diancam oleh Kepala bagian Li.

Melihat Fenny Liu terdiam, Anggi Yang tahu bahwa hatinya bergetar.

“Setelah kamu mengundurkan diri, hanya sedikit orang di Jiangcheng yang mengenalmu.” Setelah Anggi Yang hampir selesai bicara, berkata: “Tapi ... aku juga orang luar, bagaimana memilih, tergantung pada dirimu sendiri.”

Setelah Fenny Liu berpikir lama, akhinya berkata: “Aku mengerti.”

Setelah itu, Anggi Yang mengambil ponselnya untuk memesan makanan, setelah Fenny Liu merenung beberapa saat, ponsel kembali berdering.

Ternyata itu adalah foto yang dikirim oleh Martin Su, tempatnya di restoran barat, itu adalah tempat di mana Martin Su dan Fenny Liu pertama kali bertemu.

Kemudian, ponsel Fenny Liu berdering, dia sebenarnya orang yang ragu-ragu, jadi setelah melihat foto yang dikirim oleh Martin Su, hatinya langsung bergetar, dan melihat telepon darinya, dia ragu-ragu sejenak, lalu menjawab.

“Fenny, apakah kamu ada waktu?” Martin Su bertanya.

Saat ini juga nada suara Martin Su hampir sama seperti dulu, kecuali suaranya saja yang agak serak, merasa seperti tidak ada yang berubah.

"Tidak ada ..." Fenny Liu menghela nafas pelan, dan berkata :"Martin Su, hubungan kita sudah selesai, aku tahu maksud baikmu, tapi aku benar-benar sibuk sekarang."

"Itu, aku sudah punya cukup uang, butuh kamu ikut pergi denganku untuk mengambil alih." kata Martin Su dengan tiba-tiba.

“Hah? “ Fenny Liu membeku, bertanya : “Kok cepat?”

“Iya... aku takut aku akan merepotkanmu di kemudian hari, jadi aku pulang ke kota asalku mengambil uang, tapi sebelumnya kita makan bersama dahulu, setelah masalah selesai, aku tidak akan mengganggumu lagi," Martin Su berkata.

Mendengar apa yang dikatakannya, Fenny Liu jadi tidak ragu, lagipula di tempat umum dia tidak takut Martin Su karena dia tidak takut dengan apa yang bisa dilakukan Martin Su di depan umum.

Jika tempat yang diajak Martin Su untuk bertemu adalah rumahnya, walaupun dia mempunyai nyali yang besar tapi dia tetap saja tidak berani pergi, lalu setelah dia berpikir beberapa saat, terpikir di hatinya tentang masalah rumah, merasa harus bertemu dengan Martin Su, jadi cukup hari ini saja.

Lagipula kita sudah memutuskan bertemu dan berpisah secara baik-baik, jadi apa yang kita takutkan?

“Anggi, hari ini aku makan di luar.” Fenny Liu memandang Anggi Yang yang sedang memesan makanan, bertanya, “Kalau tidak, kamu ikut aku pergi saja?”

“Pergi cari Martin Su?” Anggi Yang mendengar pembicaraan telepon tadi, sebenarnya dia bisa menebak sedikit dari nada bicara Fenny Liu.

“Iya, bertemu untuk terakhir kalinya, setelah urusan selesai, kita pun tidak ada hubungan lagi," kata Fenny Liu.

Anggi Yang berpikir sejenak, dan berkata, "Aku lebih baik tidak ikut, urusan pribadi seperti ini lebih baik tidak ada orang luar!"

Anggi Yang berbicara sambil berkedip nakal.

"Urusan pribadi apaan, ini adalah urusan orang luar." Fenny Liu cemberut, lalu berkata: "Sekarang, Martin Su adalah orang luar, kamu adalah keluargaku..."

“Astaga, Maukah kamu mempertimbangkan menghabiskan sisa hidupmu bersamaku?” Canda Anggi Yang.

Fenny Liu merasa terhibur oleh Anggi Yang, dan berkata, "Sisa hidupku tidak boleh tidak ada kamu."

“Benarkah ?" Anggi Yang juga cemberut, lalu berkata: "Aku tidak percaya, kecuali kamu menciumku ..."

Fenny Liu melihat dia seperti tidak sedang bercanda, setelah ragu-ragu selama beberapa detik, dia melihat mulut kecil Anggi Yang yang cemberut, dan diam-diam menempelkan kepalanya, lalu mencium bibir Anggi Yang “muaccchhh”.

Seperti capung menyentuh air, begitu menyentuh langsung terbang.

“Aduh, pelit banget.” Anggi Yang memeluk Fenny Liu dengan rasa tidak puas, lalu mengambil napas dalam-dalam.

Wajah Fenny Liu memerah dalam sekejap, ketika bersama Anggi Yang dia tidak pernah mengutarakan perasaannya, jadi dia membuka mulut kecilnya sedikit demi sedikit, lalu menggigit bibir atas Anggi Yang.

Keduanya mulai bersenda gurau, tangan mereka juga sudah mulai tidak bisa dikendalikan, Anggi Yang melihat Fenny Liu lalu melakukan serangan balik,dan tangan kecilnya masuk ke pakaian Fenny Liu, mengulurkan tangannya dan mengelus-ngelus.

“Aahh!” seru Fenny Liu, mencoba mendorong Anggi Yang, tetapi bibir merahnya sedang disedot olehnya, jadi dia hanya bisa membalas.

Saat ini, suasana menjadi panas, kaki panjang dua wanita cantik itu pun bersenggolan di atas sofa, bermain-main, mengelus-ngelus. Setelah beberapa saat, napas Anggi Yang dan Fenny Liu mulai terengah-engah.

"Fenny, mau mencoba tidak..." Anggi Yang mendengus.

“Apa?” Wajah Fenny Liu memerah, dia jelas tahu tapi masih bertanya.

"Tentu saja melakukan gerakan untuk menggesek alat kelamin kita berdua!” Kata Anggi Yang, dan jari-jarinya sambil menunjuk ke arah selangkangan Fenny Liu.

Fenny Liu berseru dengan kaget, seolah-olah seluruh tubuh seperti tersengat aliran listrik, karena saat ini kedua wanita ini tidak mendapat kehangatan dari pria, jadi kalau sudah beraksi, mereka tidak bisa menahannya.

“Ahh, sudah sudah,” Fenny Liu mendesah, tubuhnya sudah mulai memanas.

Anggi Yang terus menyiksa Fenny Liu, sambil bertanya dengan nakal :"Mau berhenti atau lanjut.”

“Berhenti.” Fenny Liu memaksa untuk tenang, lalu mengencangkan kakinya untuk mencegah Anggi Yang terus melanjutkannya.

Melihat tatapan malu Fenny Liu, akhirnya Anggi Yang menyerah, hanya saja perasaan yang baru saja datang ini tidak mudah hilang, jadi dia berkata: "Lihatlah penampilan pemalu kamu."

“Nyali kamu besar, puas?” Fenny Liu sambil merapikan baju dengan teliti, Meskipun fisiknya masih bereaksi, tapi karena dia telah memutuskan untuk menemani Martin Su untuk makan malam terakhir, jadi dia tidak bisa bermain-main dengan Anggi Yang sekarang.

Kalau tidak kakinya akan lemas nantinya, saat bertemu Martin Su, akan jadi sangat canggung.

Anggi Yang melihat penampilan Fenny Liu, sambil bertanya: "Mau aku antar?"

"Antar aku ... hehehe, jika kamu ikut aku makan, ayo antar aku!" kata Fenny Liu.

“Aku tidak mau menjadi obat nyamuk.” Anggi Yang mendengus pelan, dan berkata: “Kamu tidak perlu khawatir, aku selalu hidup sendiri, aku juga sudah terbiasa dengan itu ... begini saja, aku antar kamu, kemudian aku akan cari tempat makan sendiri. "

"Baiklah ..." Fenny Liu berpikir-pikir, dan setuju.

Lalu Anggi Yang berkata: "Aku sudah antar kamu, tidakkah kamu harus memberikan ciuman sebagai imbalan?"

“Tunggu aku pulang, dan minum sedikit anggur baru perlahan-lahan menciummu.” Fenny Liu pura-pura tidak takut pada sosok Anggi Yang, setelah berbicara beberapa kata, merekapun berangkat.

Lokasi restoran barat tidak terlalu jauh dari rumah Anggi Yang, hanya berjarak sepuluh menit jika berkendara dengan mobil.

Setelah mengantar Fenny Liu, Anggi Yang melihat Martin Su belum datang, dan berkata: "Mau menunggu bersama?"

"Tidak perlu, kamu cepat cari tempat makan sana, sepertinya dia akan segera datang," kata Fenny Liu.

Saat ini Anggi Yang benar-benar lapar, jadi dia mengucapkan selamat tinggal pada Fenny Liu sambil berjalan keluar, saat ingin meninggalkan restoran barat, saat hendak naik mobil, dia melihat apa yang sedang dilakukan Martin Su dan kedua pria itu secara diam-diam.

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu