Pejuang Hati - Bab 103 Gunung Dagu
Di kamar Siva Zhao terdapat empat gadis, mereka juga merupakan teman sekelas Marvin Su, semuanya saling mengenal.
Ketika mereka melihat bahwa Marvin Su baik-baik saja, mereka kemudian mengejeknya, "Haiyo, Marvin Su, Kamu akhirnya pulih kembali, Siva kami sangat khawatir terhadapmu, setiap hari berada di kamar seperti Lin Daiyu (Tokoh Cina/Pemeran utama dari Hongloumeng) yang lebay atau berlebihan, mengkhawatirkan kamu setiap hari."
“Ah?” Setelah mendengar, Marvin Su tersenyum dan berkata, “Apakah Lin Daiyu lebay?”
“Mungkin saja? Aku juga tidak tahu!” Gadis itu tidak menyangka Marvin Su akan bertanya kembali, sehingga dia menjawab dengan ambigu.
Marvin Su tersenyum lagi, kemudian mengulurkan tangan dan memeluk pinggang kecil Siva Zhao, dan berkata dengan lembut, "Baiklah, kita siap-siap untuk berangkat ..."
Mereka berangkat ke Gunung Dagu di Kota Jiangcheng, karena kebanyakan orang sering berpiknik di situ, sehingga di kaki gunung terdapat orang menjual berbagai macam barbekyu, beberapa siswa tersebut tidak mempunyai mobil, sehingga mereka tidak membawa apa-apa, hanya membeli beberapa air dan makanan ringan, kemudian menaiki empat mobil dan berangkat bersama.
Pacar dari ketiga gadis itu bukan teman sekelas Marvin Su sehingga tidak terlalu akrab.
Tetapi Marvin Su juga tidak keberatan. Awalnya, dia hanya menemani Siva Zhao datang ke sini untuk bermain. Bahkan jika mereka tidak mengenal satu sama lain, mereka keluar bersama dan saling menjaga. Ketika mereka kembali ke sekolah, sudah termasuk teman.
Dalam perjalanan dan tiba di Gunung Dagu sudah jam sebelas.
Beberapa orang membeli barang di supermarket dekat kaki Gunung Dagu, kemudian setelah menghitung harganya dan membawa uang deposit total 600 lebih RMB (sekitar 1,2 juta Rupiah). Keempat lelaki itu langsung membagi-bagi.
Tempat panggang sewaan itu lumayan besar, kedua lelaki itu membawanya, Marvin Su bertanggung jawab untuk membawa makanan tersebut, dan sisa satu orang itu membawa arang, bersiap untuk barbekyu di tengah gunung dekat aliran air.
Karena terdapat banyak hutan di Gunung Dagu, sebelumnya pernah ada yang berpiknik di situ hingga hampir terjadi kebakaran. Kemudian, pemerintah melarang kegiatan barberkyu di Gunung Dagu, tetapi gunung itu sangat besar sehingga tidak dapat menyuruh orang untuk memantau setiap hari, akhirnya mengusir semua orang yang ingin berpiknik ke aliran air tersebut.
Pepohonan di dekat aliran air awalnya memang tidak terlalu banyak, kemudian setelah ditebang dengan sengaja hanya tersisa batu-batu dan aliran air yang pelan, tidak takut akan terjadi kebakaran.
Arus aliran air Gunung Dagu dari puncak gunung mengalir hingga ke kaki gunung, aliran air di tengah gunung hampir tujuh atau delapan puluh meter. Ketika Marvin Su mereka tiba, dari jauh sudah melihat terdapat dua pasangan sedang berpiknik di sana.
Setelah melihat, semua orang langsung meletakkan tempat panggang dan menyalakan api ...
Selama makan, keempat gadis itu memperkenalkan pacar mereka satu sama lain, kemudian mereka makan dan minum sebentar. Setelah itu, mereka masing-masing membawa pacarnya untuk berjalan-jalan.
Siva Zhao takut bahwa Marvin Su belum pulih dengan baik, sehingga dia menemani Marvin Su untuk tetap berada di tempat dan menjaga tempat panggang, sementara yang lain berkeliaran.
“Sebenarnya, mereka datang ke sini bukan untuk piknik, tetapi untuk berhubungan intim bersama pacarnya.” Marvin Su melihat sekeliling dan berkata sambil menunjuk ke kondom yang berada di kejauhan.
Siva Zhao melihat ke arah yang ditunjuk Marvin Su, hanya melihat terdapat kondom berwarna merah muda, sepertinya masih terdapat hal yang belum dilakukan, wajah cantik itu langsung memerah, kemudian dia memukul Marvin Su dengan ringan dan berkata, "Jangan nakal."
"Siapa yang nakal, hehe." Marvin Su sudah lama tidak bersama dengan Siva Zhao. Dia berbaring sendirian di asrama begitu lama. Pada saat ini, akhirnya dapat berduaan. Bagaimana mungkin dia tidak melakukan apa-apa.
Setelah Marvin Su berkata, dia langsung mengulurkan tangan, memegang tangan kecil dan lembut Siva Zhao, kemudian mengelus tangannya, berkata: "Beberapa hari ini, apakah kamu merindukanku?".
"Rindu." Kata Siva Zhao di dalam pelukan Marvin Su.
Marvin Su melihat wajah kecilnya memerah, mulut kecilnya sedikit monyong, seolah-olah dengan sengaja merayu dirinya, sehingga hatinya tergerak langsung menciumnya.
Keempat bibir bersentuhan, Marvin Su tanpa sadar menggigit bibir merah Siva Zhao, kemudian menjulurkan lidahnya dan menyerang secara agresif, setelah Siva Zhao merasakan rangsangan panas dari Marvin Su, dia juga mengeluarkan suara yang pelan, melepaskan kerinduannya.
Setelah beberapa ciuman, tangan besar Marvin Su mulai tidak dapat menahan lagi, dia langsung menyerang bukit kecil Siva Zhao yang menggembung tersebut.
"Jangan." Siva Zhao terkejut dengan ligat berkata, "Sebentar lagi mereka akan kembali lagi."
“Barusan pergi saja, tidak mungkin kembali begitu cepat,” kata Marvin Su, kemudian terus meraba bukit kecil Siva Zhao lagi.
Tetapi Siva Zhao masih menolaknya.
Marvin Su terus menjelaskan dengan mengatakan: "Mereka juga akan mencari tempat yang tersembunyi untuk melakukan hal ini, apakah kamu berpikir semua orang benar-benar datang ke sini untuk melihat batu, melihat pohon besar?".
Setelah mendengarkan kata-kata Marvin Su, hati Siva Zhao merasa sedikit tergoda, tetapi dia takut dilihat oleh orang. Dia berkata: "Tapi, kita berada di sini sangat terbuka, dapat terlihat oleh orang!".
"Lihat kita masih memiliki tempat panggang, kita dapat bersembunyi di belakang," kata Marvin Su.
“Omong kosong, ini bahkan tidak bisa tertutupi sama sekali.” Siva Zhao cemberut, dan tidak menyetujui.
Marvin Su mengulurkan tangannya dan berkata, "Sekarang sudah masuk. Hehe, aku akan berhati-hati ... kamu jangan menentang saja."
Setelah mengatakan, tangan besar Marvin Su merabanya, di dalam hati Siva Zhao gemetaran, kemudian dia menyerah untuk menentang, tetapi diintimidasi oleh Marvin Su di tempat seperti itu, hatinya selalu merasakan terdapat sesuatu yang aneh, selalu merasakan dari kejauhan terdapat sepasang mata yang terus menatap dirinya.
Ini merupakan efek dari psikologi, tetapi setelah bereaksi dengan tubuh, tanpa sadar menjadi sangat kuat.
Meskipun Marvin Su juga merasa sangat terangsang, tidak terpikir Siva Zhao hari ini sangatlah sensitif, hanya sebentar saja bulu matanya mulai bergetar, kemudian menutup matanya menikmati, hatinya merasa sedikit terkejut.
“Istriiku.” Setelah melihat hal ini Marvin Su memanggil Siva Zhao dengan lembut, kemudian langsung menggigit daun telinganya.
Setelah sekian lama bersamanya, Marvin Su mengetahui bahwa daun telinga Siva Zhao sangat sensitif, hanya gigitan pelan saja telah membuat seluruh badannya menggigil. Jika dia menggunakan ujung lidah untuk menggodanya, Siva Zhao pasti akan merasa nyaman hingga seluruh badannya lemas.
"Uh." Siva Zhao tidak bisa menahan dan membuka bibir merahnya, mengerang suara panjang.
Setelah melihat ini, tangan Marvin Su yang lain juga mulai tidak bisa menahan lagi, dia terus menyerang, kemudian Siva Zhao hanya merasa seluruh badannya panas dan tidak nyaman.
Duduk di atas kaki Marvin Su, Siva Zhao mulai bergerak. Pada saat ini, Marvin Su bermaksud ingin menyerang Siva Zhao ...
Namun, Marvin Su sangat jelas mengetahui bahwa di sini merupakan Gunung Dagu, dalam kondisi begini Siva Zhao dapat begitu berani. Itu tidaklah mudah. Jika langsung berhubungan, Siva Zhao pastinya tidak akan menyetujui.
“Istri, hari ini ... setelah kita kembali ke sekolah, kita pergi ke hotel bersama ya?” Marvin Su tidak bisa menahan menghadap ke telinga Siva Zhao berkata.
Marvin Su terus-menerus merangsangnya, Siva Zhao dari awal sudah merasa bahwa dirinya telah merupakan perempuan Marvin Su, terutama dalam situasi begini, Marvin Su memanggilnya dengan sebutan istri di telinganya lagi, panggilannya begitu lembut.
"Iya……"
Siva Zhao dicium, diraba dan diremas sangat menyenangkan, seketika tersipu dan menyetujui permintaan Marvin Su dengan suara yang pelan.
Dengan begini, Marvin Su merasa senang, menghadapi kondisi Siva Zhao dia semakin serius. Dia menyerang dengan semua jari-jari tangannya, menunggu pada saat kekacauan Siva Zhao, dia membuka mulutnya dan menggigitnya lagi.
Novel Terkait
Harmless Lie
BaigeMy Charming Lady Boss
AndikaInventing A Millionaire
EdisonThick Wallet
TessaSuami Misterius
LauraSi Menantu Dokter
Hendy ZhangHabis Cerai Nikah Lagi
GibranTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)