Istri kontrakku - Bab 81 Dosis Yang Kuat

Setelah mengatakannya, Willy langsung menendang sebuah meja bar kecil hingga terjungkal balik, saat orang bawahannya ingin bergerak, dari luar pintu tiba-tiba terdengar suara.

"Tuan muda Willy, jangan terlalu gegabah, terjadi hal seperti ini, siapapun tidak senang, tapi selalu akan ada cara penyelesaiannya, aku juga sangat ingin tau ada apa sebenarnya."

Orang yang datang adalah Sano, Willy meliriknya, lalu berkata: "Hehe, bos Sano benar-benar datang tepat waktu, katakan, apa yang terjadi."

"Jangan buru-buru." Sano membawa Willy datang ke sebuah ruangan VIP, setelah datang ke ruangan VIP, orang lainnya juga sudah mundur, hanya meninggalkan Sano dan Willy berdua.

"Tuan muda Willy, karena sudah terjadi, kita pikirkan cara untuk menyelesaikan saja, tidak perlu membesar-besarkannya."

Willy yang mendengarnya, tersenyum dan berkata: "Baik, kalau begitu kamu beri aku solusinya."

Sano menuangkan bir ke dalam dua gelas, lalu menyodorkannya ke hadapan Willy berkata: "Alasan polisi mendapatkan informasi, pasti karena salah satu segmen kita ada yang bermasalah, jadi kalau mau mengatakan siapa yang bersalah atas kejadian ini, sekarang masih tidak bisa ditentukan."

"Tidak bisa ditentukan?" Willy meneguk segelas bir, berkata, "Maksud presdir Sano adalah orang bawahanku sudah melakukan sesuatu pada barang di dalam ini."

Sano mendengar ini, lalu menggoyang tangannya dan berkata: "Tidak, tidak, sepertinya tuan muda Willy sudah salah paham, tapi dua belah pihak kita harus diperiksa."

Willy menghabiskan bir di dalam gelas berkata: "Di dalam timku hanya ada aku dan orang yang melakukan transaksi itu tau proses kejadian hari ini, yang paling penting adalah bawahanku sama sekali tidak berkesempatan untuk menyentuh barang ini, menurutmu masalahnya di siapa?"

Sano meliriknya, tidak berbicara.

Lalu Willy berdiri lagi, berkata: "Kejadian sore ini, tidak hanya aku kehilangan beberapa anak buah, dan juga membuatku tanpa alasan rugi 200 juta dollar amerika, bukankah masalah ini harus diselesaikan?"

"Tuan muda Willy benar, sekembali nanti aku akan memeriksanya dengan jelas."

Willy mengangguk berkata: "Aku percaya kecepatan presdir Sano bekerja, tapi aku disini hanya ada 3 hari, setelah 3 hari kalau masih tidak mendapatkan apa-apa, maka aku hanya bisa mencari orang lain bekerja sama."

Setelah mengatakan ini, Willy pun meninggalkan ruangan, Sano duduk disana, memejamkan kedua matanya dengan erat, dia benar-benar tidak bisa memikirkan, siapa orang yang disebelahnya yang akan mengkhianatinya. Semuanya adalah teman yang sudah bekerja puluhan tahun, siapapun juga tidak ada alasan untuk mengkhianati dirinya.

Saat ini Darren membuka pintu ruangan, lalu berjalan masuk, Sano meliriknya, berkata: "Darren, kalian ini sudah ikut aku berapa lama?"

"Kira-kira 15 16 tahun, ada apa kak?"

"Menurutmu hubungan selama 15 16 tahun, apakah mereka akan mengkhianatiku?"

Darren mendengar ini juga langsung menjadi gugup, dia dengan cepat berjalan ke hadapan Sano, berkata: "Kak, apakah kamu sedang mencurigai beberapa orang dari kami?"

Sano menggeleng dengan tidak berdaya, berkata: "Tentunya aku tidak akan mencurigai beberapa dari kalian, tapi yang tau tentang hal ini hanya beberapa dari kita saja."

"Bos, kamu percaya kami, kami tidak akan mungkin mengkhianatimu."

"Siapa yang bertanggung jawab atas kejadian hari ini?"

"Kakak ketiga." Ucap Darren.

Hari ini orang yang bertanggung jawab sebagai penghubung apakah mungkin membocorkan informasi?"

Darren mendengar ini, berpikir dalam sejenak, menggeleng dan berkata: "Dia tidak mungkin membocorkan informasi, karena dia sama sekali tidak tau tentang hal ini, kecuali ada yang memberitahunya."

"Baiklah, aku mengerti."

Di dalam ruang pasien, Andrew sedang menelepon, orang yang diujung telepon sana adalah Gunawan.

"Kepala kepolisan Gunawan, ada apa hari ini, kenapa di berita masih ada namaku?"

Gunawan tertawa dan berkata: "Tidak ada masalah besar, mungkin sedang memfitnahmu, media zaman sekarang sedikitpun tidak bertanggung jawab."

Andrew pun bercakap beberapa kata dengan Gunawan, lalu memutuskan panggilan tersebut.

Setelah Andrew memutuskan panggilan, lalu kembali ke ranjang pasien lagi.

Setelahnya Andrew mendapat telepon dari Willy, setelah menjelaskan kejadiannya, Andrew mengangguk dengan puas, meskipun di tengahnya terdapat sedikit cerita, tapi arah keseluruhan rencana masih lumayan bagus, tapi hanya seperti ini saja tidak cukup, krisis kali ini masih belum cukup memancing kecurigaan Sano, masih perlu memberinya dosis lebih kuat.

Memikirkan sampai sini, Andrew pun menelepon Mark.

"Presdir Andrew, ada perintah?"

"Kamu tau tidak orang yang bertanggung jawab atas transaksi hari ini siapa?"

Mark berpikir sejenak, lalu menjawab: "Harusnya kakak ketiga yang bertanggung jawab."

"Kakak ketiga?"

Andrew mendengar julukan ini pun membuka informasi pribadi keluarga Cui, di dalamnya juga ada perkenalan mengenai kakak ketiga.

Nama aslinya adalah Jaya, orang menjulukinya Leopold, saat berumur 15 atau 16 tahun, dia sudah ikut Sano berkecimpungan di dunia masyarakat, di dalam tim Sano, juga merupakan orang yang sangat berpengalaman.

Melihat ini, Andrew berkata kepada Mark: "Kamu cari cara suruh si yang bernama Leopold ini mengantarkan uang dalam jumlah bedar, kira-kira bernilai 8 atau 10 miliar saja sudah boleh."

"Mengantarkan uang?" Tanya Mark dengan curiga.

"Benar, mengantarkan uang, tapi uang ini harus diantar tanpa ada sedikit jejakpun, dan juga tidak boleh membiarkan orang lain tau, lebih jelasnya mau menggunakan cara apa, kamu pikirkan sendiri saja."

Mark di ujung telepon sana berpikir serius sejenak, berkata: "Baiklah presdir Andrew, aku laksanakan secepatanya."

Mark yang setelah memutuskan panggilan tersebut juga merasa sakit kepala sekali, kejadian ini mau dikerjakan tentunya tidak mudah berhasilm tapi caranya pasti bisa dipikirkan.

Leopold hari ini dalam suasana hati yang sangat tidak baik, baru saja selesai minum bir dan berjalan keluar, di matanya, rencananya untuk hidup sejahtera seumur hidup, bagaimana mungkin ditangkap oleh polisi, waktu sore hari, juga diajari oleh Sano habis-habisan, tapi tidak masih tetap tidak mengerti.

Berjalan di atas jalan dengan oleng, tiba-tiba bertemu dengan beberapa preman kecil, orang-orang ini tentunya tidak dia pedulikan, awalnya ingin berjalan pergi seperti ini saja, tetapi beberapa preman kecil ini, memang tidak tau diri, langsung menghadang jalan Leopold.

"Paman, mainanmu cukup tinggi ya, beri kami sedikit uang, biarkan kami pergi main juga."

Beberapa orang ini adalah suruhan Mark, ingin menyuruhnya mengantarkan uang, tentunya harus menghasilkan sedikit kontak dengannya.

Awalnya suasana hati Leopold hari ini memang tidak terlalu baik, bertemu dengan beberapa preman kecil ini, benar-benar buat emosi.

"Persetan, kalian ini buta ya, tidak kenal aku siapa?"

Beberapa preman kecil itu memang tidak tau siapa orang di hadapannya, mereka hanya mendapatkan perintah dari Mark, kemari memberi pelajaran untuk si Leopold ini, kalau mereka tau, orang yang berdiri di hadapan mereka adalah kakak ketiga yang terkenal, bahkan mereka mempunyai 10 nyali pun tidak berani sembarangan.

"Aku tidak peduli kamu siapa, hari ini bertemu dengan four overlords of thirteenth street, anggap kamu sedang sial, cepat keluarkan uangmu, kalau tidak jangan salahkan tinjuanku tidak mengenali orang."

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu