Asisten Bos Cantik - Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
Reza Qiao mengerutkan alis dan tidak bicara.
"Kecemasan Tuan Reza datang?" bisik Berty He.
"Iya, awalnya tidak ada, dipancing keluar olehmu." Reza Qiao menganggukkan kepala.
"Mengapa Tuan Reza mencemaskan ini?" Berty He semakin penasaran.
"Karena aku tidak ingin mengungkit ini." jawab Reza Qiao.
Berdasarkan pengalaman dia dunia persilatan selama bertahun-tahun, Berty He segera mengetahuinya, Reza Qiao pasti memiliki jati diri yang tidak biasa, dan jati diri ini tidak ingin dia beritahu dunia luar.
Jika dia tidak ingin mengungkitnya, maka tidak akan menanyakannya lagi.
Sebenarnya Berty He adalah wanita yang menarik.
Minum beberapa gelas lagi, Reza Qiao berkata: "Sebenarnya aku merasa kak He adalah orang yang lumayan."
"Kakak bagian mananya yang lumayan?" Berty He tertawa melihat ke arah Reza Qiao.
"Selain cantik, di tubuhmu juga memiliki bau yang spesial, bau ini tidak bisa aku ungkapkan secara spesifik, namun terasa sangat segar."
Berty He senang dalam hati, bau yang dibilang Reza Qiao, tentunya adalah bau wanita dewasa, ini yang tidak dimiliki para wanita muda yang dia kenal.
Gaya dan pesona wanita dewasa, tanpa di duga menarik bagi pria kecil.
"Tuan Reza, kamu bilang di tubuhku ada bau yang spesial, tapi mengapa aku tidak merasakannya."
"Tentunya kamu tidak bisa merasakannya, tapi aku bisa merasakannya."
"Apakah kamu suka bau ini?" pandangan mata Berty He penuh perasaan dan manja.
Melihat ribuan gaya Berty He, hati Reza Qiao tergoyahkan, menggenggam tangan Berty He, jempolnya dengan pelan mengelus punggung tangannya dan menatapnya.
Sontak hati Berty He berdesir, merasakan perasaan yang aneh, perasaan ini telah lama tidak dirasakannya.
Tanpa disadari juga menggenggamnya.
Reza Qiao melepas tangannya: "Apakah aku sudah melewati batas?"
Berty He menggelengkan kepala: "Tidak melewati batas, tapi adalah nyata."
"Aku selalu nyata."
"Di depan musuh, apakah kamu juga nyata?"
"Ini, aku orangnya selalu rendah hati."
"Yang kamu maksud rendah hati adalah berpura-pura." Berty He tertawa.
"Hehe, aku tidak seperti itu, hanya bisa berpura-pura."
"Pergi sana, di depan kakak tidak normal."
"Apa yang aku bilang adalah jujur." kata Reza Qiao dengan bersalah.
"Kadang kata jujur tidak boleh diucapkan, misalnya yang baru kamu bilang."
"Baiklah, sebenarnya berpura-pura juga adalah sebuah teknik."
"Betul, teknik hidup, jika tidak berpura-pura dengan baik akan malu."
"Aku orang yang ingin harga diri."
"Kamu sekarang sangat mempunyai harga diri, sewaktu bercanda langsung menerima dua geng."
"Ini tidak termasuk harga diri, menerima kak He barulah termasuk mempunyai harga diri."
"Kamu bilang begitu, kakak merasa sangat mempunyai harga diri."
"Kakak bilang begini, aku juga semakin mempunyai harga diri......"
Reza Qiao dan Berty He sambil minum sambil berbincang tentang kehidupan dengan senang.
Tak berapa lama Berty He menganti topik: "Ken Cao orang ini, aku sebelumnya tidak pernah berbicara dengannya, hari ini pertama kali bertemu, merasa orang ini sangat licik, di sisi lain dia melempar pancingan, bilang jika kita berkerja sama dengannya menghancurkan geng Qingtian, daerah kekuasaan geng Qingtian akan diberikan pada kita setengahnya, dan di sisi lain dia membual tentang berbagai cara dia menaklukkan musuhnya, jelas sedang menakuti aku dan Patrick Peng agar tunduk."
Reza Qiao tertawa: "Kak He, untung kalian tidak bekerja sama dengan Ken Cao, jika tidak, tidak akan melihat matahari di esok hari lagi."
Suara Reza Qiao tidak besar, namun badan Berty He gemetaran.
Diam sesaat.
Reza Qiao mengerti kesulitan geng kecil, terjepit di tengah geng besar, sangat susah jika ingin berdiri sendiri, tapi harus melihat dengan baik ingin berpihak kepada siapa, jika malam ini Berty He dan Patrick Peng bersama Ken Cao dan berperang dengan geng Qingtian, Ken Cao pasti akan membiarkan mereka berperang duluan, menunggu setelah mereka berperang dengan geng Qingtian, Ken Cao baru turun tangan. Rencana Ken Cao pasti sangat sempurna, setelah keduanya kalah, duluan habisi geng Qingtian, baru menghabisi Berty He dan Patrick Peng, dinamakan satu batu dapat memanah dua burung.
Reza Qiao memecahkan keheningan: "Perang dengan Ken Cao, aku sudah ada persiapan, termasuk menghitung kalian masuk ke dalam, malam ini hanya ada satu hasil yang didapatkan geng Qingtian, itu adalah memusnahkan Ken Cao dan gengnya, untung kakak dan kak Peng membuat keputusan yang pintar, jika tidak kita semua tidak punya kesempatan duduk di sini minum dan membicarakan kehidupan."
Berty He menganggukkan kepala: "Benar apa yang dibilang Tuan Reza, di dalam rencana Ken Cao, ingin kita memulai perang dulu, duluan berperang kalah bersama geng Qingtian, kemudian mereka keluar dan membereskannya. Sebenarnya aku dan kak Peng sudah mengetahuinya, jika kita bersama Ken Cao dan berperang dengan kalian, pertama, kita mungkin dimusnahkan geng Qingtian, sekarang kelihatannya, ini adalah pasti, Ken Cao pasti akan mengambil kesempatan dan menghabisi kita, tentang hal yang mereka janjikan kepada kita, hanyalah sebuah pancingan."
"Kak He dan kak Peng mengetahui hal ini, adalah orang yang pintar, geng Berty dan geng Patrick hanya mengubah nama panggilan, namun kehidupan kelak akan sangat baik, juga kelak jika kalian mendapat serangan dari geng lain, geng Qingtian tidak akan membiarkannya dan akan membantu, aku juga tidak akan hanya duduk melihat, ini merupakan hal yang baik bagi kita semua."
Berty He menganggukkan kepala: "Benar, Tuan Reza malam ini sewaktu bertemu dengan Ken Cao, ingat tolong seorang perempuan."
"Perempuan siapa?"
"Yang baru ditangkap Ken Cao hari ini, sewaktu aku dan kak Peng pergi kebetulan melihatnya, dengar dari bawahan Ken Cao, perempuan ini adalah mahasiswa di kota Qing, beberapa waktu lalu tidak tahu kenapa kakak perempuan ini menyinggung Ken Cao, di bawah perintah Ken Cao dan memukulnya hingga cacat, tidak disangka Ken Cao masih belum cukup, hari ini menangkap perempuan ini, bilang setelah memusnahkan kamu dan geng Qingtian, mau melakukan sesuatu terhadap perempuan ini......untuk merayakan kemenangan. Aku bersama kak Peng ingin meminta pengampunan perempuan ini, baru buka mulut, wajah Ken Cao sontak berubah tidak senang, kita tidak berani melanjutkannya lagi. Memikirkan perempuan cantik yang ingin dilecehkan si brengsek Ken Cao ini, benar sangat tragis."
Reza Qiao menganggukkan kepala, ternyata Ken Cao juga bisa melakukan hal seperti ini.
"Kak He tenang saja, aku akan menolong perempuan ini."
"Ada kamu turun tangan aku tentu tenang, oh betul, aku dengar Ken Cao punya sebuah hobi."
"Hobi apa?"
"Menyukai perempuan yang masih perawan, tidak tahu berapa keperawanan perempuan telah direbutnya, paling sedikit ada 6 perempuan yang karena tidak mematuhi perintahnya."
Reza Qiao menganggukkan kepalanya lagi, hmm, ternyata begitu, Ken Cao tidak akan hidup melewati malam ini.
"Tuan Reza, aku juga mau mengingatkanmu sedikit."
"Kak He silahkan bicara."
"Sejak kamu berkarir di kota Qing, mengalahkan sangat banyak master, Ken Cao tahu ini semua, berdasarkan cara Ken Cao, pasti bukan lawanmu, namun dia berani sepakat denganmu, pasti ada caranya yang bisa memenangkanmu, sehingga kamu harus lebih berhati-hati."
Reza Qiao tertawa: "Kak He sangat memperhatikanku."
Berty He tersenyum lembut: "Walau kakak baru mengenalmu, namun dari dalam hati berharap kamu Tuan Reza bisa baik-baik saja, dengan Tuan Reza baik-baik saja, kakak juga akan senang, Tuan Reza ingin kakak melakukan apapun, kakak akan melakukannya dengan sukarela."
"Serius dengan semua perkataan ini?"
"Tidak ada sedikit pun kebohongan."
"Kalau begitu sekarang aku mau kamu lakukan satu hal untukku."
"Tuan Reza silakan memberikan perintah, kakak akan melakukannya walau menerjang hujan dan badai."
Reza Qiao mengedipkan matanya: "Aku mau kamu berikan hatimu."
Berty He kaget, kemudian tertawa: "Hatiku sudah kuberikan kepadamu."
"Namun aku tidak melihatnya."
Berty He mengedipkan matanya, kemudian mengeluarkan sebuah pisau: "Kalau begitu kakak akan mengeluarkannya untukmu."
Sontak Reza Qiao berdesah, ternyata Berty He tulus terhadapnya, jika Rini Liu bisa seperti ini terhadapnya akan sangat bagus, ada seperseratus seperti Berty He terhadapnya, seperseribu juga baik, sayangnya seperpuluh ribu juga tidak ada.
Reza Qiao mengambil pisau: "Ketulusan kakak membuatku terharu, aku Reza Qiao bukan orang yang tidak berperasaan, kelak jika ada orang yang berani mengganggu kakak, aku tidak akan membiarkannya."
Hati Berty He berdegup kenyang, wanita sangat menginginkan perlindungan pria, walau dirinya adalah Berty He, juga sama memiliki sebuah hati wanita, juga membutuhkan cinta pria, di depannya pria kecil yang jelek namun memiliki kungfu yang hebat ini, bagaimana dia tidak senang mendengarnya mengatakan hal seperti itu.
Lagipula dirinya telah jatuh hati kepadanya.
Setelah cukup minum dan makan dengan kenyang, Reza Qiao berdiri: "Aku sudah harus pergi membicarakan kehidupan dengan Ken Cao."
"Baiklah, aku juga sudah harus bergerak sesuai rencana."
Di perjalanan menuju cabang kota tua geng Liuhe, Reza Qiao menelepon Felix Sun.
Tepat jam 8, Reza Qiao muncul di basecamp kota tua Ken Cao.
Basecamp dijaga dengan ketat, 20 pria kuat berbaris untuk menyambut kedatangan Reza Qiao.
"Hmm, tubuh sangat besar, memiliki semangat yang lumayan." Reza Qiao sambil jalan sambil lihat dan bergumam.
20 pria kuat ini, adalah tulang punggung yang dibawa Ken Cao dari pusat geng Liuhe.
Reza Qiao melewati barisan pria kuat dan masuk ke aula, Ken Cao sedang duduk di kursi merokok dan minum teh.
Melihat Reza Qiao berjalan masuk, Ken Cao sedikit kaget, Tidak disangka anak ini benar berani datang sendiri, dan tidak membawa senjata apapun.
Dia pasti mengira dirinya sangat hebat, tidak menganggapku.
Hng, kamu meremehkan aku, malam ini akan membunuhmu.
Ken Cao melihat Reza Qiao berjalan mendekati, Pantatnya tidak bergerak sedikit pun, dengan sombong berkata: "Reza Qiao, sudah datang."
"Iya, sudah datang." Reza Qiao berjalan ke depan Ken Cao, "Ken kecil, aku datang kamu bahkan tidak mengangkat pantatmu, sangat tidak sopan."
"Kamu termasuk apa, masih ingin aku angkat pantat, aku tidak akan angkat, kamu bisa bagaimana?"
"Kalau begitu setidaknya juga harus salaman." Reza Qiao tersenyum dan mengulurkan tangannya.
Salaman ya salaman, Ken Cao mengulurkan tangannya.
"Kamu turun." Reza Qiao menarik Ken Cao, sontak Ken Cao merasakan kekuatan yang sangat kuat, tak bisa ditahan dirinya pun terbang dari kursi, dan terjatuh di lantai.
Sontak Ken Cao takut, Reza Qiao benar lumayan hebat.
Melihat Reza Qiao duduk di kursinya.
"Kamu turun, itu adalah kursi utamaku." Ken Cao berdiri dan mengelus pantatnya, sialan, sangat sakit.
"Sekarang adalah kursi kesanyanganku, jika kamu ingin duduk, kemari dan duduk di pangkuanku, aku peluk kamu." Reza Qiao berkata sambil tertawa.
Ken Cao sangat marah, selama ini dirinya yang memeluk wanita dan duduk di pangkuannya, dia mana mungkin duduk di pangkuan pria.
"Kamu turun."
Ken Cao mengepalkan tangan mengarah ke Reza Qiao.
Tubuh Reza Qiao bergerak, tinju Ken Cao menghantam ke sandaran tangan kursi, sandaran tangan kursi yang kokoh pun patah.
"Aiya, kamu lihat, sembarang pukul apa, kursi yang berharga ini, sangat disayangkan jika dibuat rusak."
"Sialan, aku akan membunuhmu."
Ken Cao mengepalkan tangannya lagi dan mengarakannya ke Reza Qiao.
Tubuh Reza Qiao bergeser, kali ini tinju Ken Cao menghantam ke kursi.
Bam-----
Kursi bolong dihantam Ken Cao.
"Aih, Ken kecil sangat mengecewakan, kursi yang berharga ini dihancurkannya, haiya......" Reza Qiao berdiri di samping dan menggeleng-gelengkan kepala.
Ken Cao sakit hati, kursi seharga sejutaan RMb ini dihancurkannya dengan dua kali tinju.
Semua gara-gara Reza Qiao si brengsek ini.
"Reza Qiao, kamu ganti kursi berhargaku."
"Tidak ganti, kursi dirusak oleh kamu sendiri, bagaimana bisa menyuruhku ganti, sangat tidak masuk akal?"
"Kamu jangan membuatku marah, bagaimana aku bisa merusak kursi berhargaku?"
"Jika kamu sopan, bagaimana aku bisa membuatmu marah?"
"Bagaimana aku tidak sopan?"
"Kamu tidak berlutut setelah berjumpa denganku, bahkan pantat pun tidak diangkat, apakah ini yang disebut sopan?" kata Reza Qiao dengan marah.
Novel Terkait
Asisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan