Asisten Bos Cantik - Bab 107 Orang Baik Qiao
Hardy Feng melihat Dimas Cheng: "Paman Cheng, kamu sudah mendapat ide bagus?"
Dimasn Cheng menganggukkan kepala: "Berdasarkan kesimpulanku, mengikuti gaya Reza Qiao dalam melakukan sesuatu, setelah dia mengetahui barang yang dia mau dari Deddy Wang, dia tidak akan membunuh Deddy Wang, dia akan menempatkan Deddy Wang di Geng Qingtian, seharusnya untuk membuat jebakan, pasti akan dengan cepat mengutus orang Geng Qingtian mengirim Deddy Wang keluar dari kota Qing. Kita boleh mengutus orang memata-matai di markas besar Geng Qingtian, hanya mengetahui Deddy Wang meninggalkan geng Qingtian, ikuti dan cari kesempatan bergerak. Dengan begini pertama bisa menghindari membuat Reza Qiao waspada, kedua bisa mencegah konflik berskala besar dengan Geng Qingtian, ketiga, bisa memastikan Deddy Wang menghilang seutuhnya."
Hardy Feng tertawa: "Taktik Paman Cheng sangat hebat."
Dimas Cheng berkata lagi: "Tidak peduli membunuh Deddy Wang, ataupun Asep Li, semuanya tidak boleh mengutus orang kita untuk membunuhnya, jika tidak akan membuat takut orang yang turun tangan, akan mempengaruhi tim yang memimpin kelak, aku lihat lebih baik meminta orang Geng Kepala Harimau untuk melakukannya."
"Boleh, pakai saja sedikit uang."
"Sekarang aku akan mengatur masalah untuk membunuh Asep Li." Dimas Cheng mengeluarkan ponselnya......
Reza Qiao memberhentikan mobilnya di seberang jalan dari perusahaan Feng, duduk di dalam mobil, menghidupkan sebatang rokok, melihat orang-orang yang keluar masuk perusahaan Feng.
Tak berapa lama, seornag pria berperawakan sedang menelepon sambil berjalan masuk, Reza Qiao melihatnya dengan jelas, dagu orang ini ada sebuah tahi lalat yang besar.
Ini adalah Asep Li yang dibilang Deddy Wang.
Di saat ini ponsel Reza Qiao berdering, Rini Liu yang menelepon, dia mau keluar sebentar.
Reza Qiao membawa mobil dan pergi, di perjalanan menelepon Beni Ouyang: "Beni, utus orang ke pintu utama perusahaan Feng, perhatikan orang dengan tahi lalat di dagu, jika dia meninggalkan pusat perusahaan Feng, segera melaporkannya kepadaku."
"Baik Tuan Reza."
Reza Qiao kembali ke perusahaan, kebetulan Rini Liu sedang turun ke bawah.
"Bos, pergi ke mana?" Reza Qiao menghidupkan mobil.
"Panti asuhan."
"Kenapa? Bos mau mengadopsi anak yatim piatu?"
"Bukan, aku hanya pergi melihat-lihat."
"Berarti pergi menyumbangkan cinta kasih."
Rini Liu tertawa dan tidak bicara.
"Sebenarnya bagiku menjadi seorang bos, kita bisa lebih merasakan keadaan anak yatim piatu."
Perkataan Reza Qiao membuat hati Rini Liu sedih, menganggukkan kepala.
"Sayangnya aku tidak punya uang, jika ada, sangat ingin melakukan sesuatu untuk panti asuhan." kata Reza Qiao.
"Bagaimana kamu tidak punya uang? Penghargaan 2 juta yang aku berikan sudah kamu bawa untuk judi semuanya, jika kamu sumbangkan ke panti asuhan, bisa melakukan sangat banyak hal baik."
Reza Qiao tersenyum: "Awalnya aku ingin beradu nasib bertaruh uang 2 juta tersebut, kemudian melakukan hal baik, namun sayangnya salah perhitungan."
Rini Liu tertawa sinis, anak ini ingin mengandalkan judi untuk berbuat baik, bagaimana mungkin.
Mulai dari 2 tahun lalu, Rini Liu secara berkala sumbang ke panti asuhan, hari ini dia berencana untuk mennyumbangkan sejuta lagi.
Sampai di panti asuhan, Rini Liu turun dari mobil: "Tidak berencana untuk turun pergi melihat bersamaku?"
Reza Qiao menggelengkan kepala: "Aku sedih melihat beberapa anak yatim piatu itu, tidak mau pergi."
Rini Liu berpikir, Reza Qiao tidak pergi juga baik, tidak mau dia tahu bahwa dia menyumbangkan sejuta, melakukan hal baik harus dengan rendah diri.
Rini Liu pergi ke kantor kepala panti, kepala panti dengan ramah menyambut.
"Direktur Liu datang lagi."
"Iya, kepala panti, aku hari ini rencana untuk menyumbangkan sejuta lagi." Rini Liu mengeluarkan selembar cek dan memberikannya kepada kepala panti.
Kepala panti sangat senang: "Direktur Liu benar adalah orang yang baik, terus datang menyumbang ke panti asuhan, setiap kali selalu begitu banyak, aku mewakilkan panti asuhan berterima kasih kepadamu."
"Jangan sungkan, ini sudah seharusnya kulakukan."
"Ini adalah uang sumbangan kedua yang diterima panti asuhan bulan ini, kelihatannya orang baik masih banyak." gumam kepala panti.
"Oh, sumbangan itu berapa banyak?"
"2 juta."
"Orang baik mana yang menyumbangkannya?" tanya Rini Liu basa basi.
"Orang yang menyumbangkannya tidak terlihat, melalui bank transfer ke rekening panti asuhan, hanya tahu bernama Reza Qiao, status diri siapa tidak tahu."
"Reza Qiao?" tanya Rini Liu kaget.
"Iya, orang baik Qiao ini, seharusnya juga adalah seorang pebisnis."
Rini Liu curiga orang yang menyumbangakan 2 juta ini hanya senama dengan supirnya, Reza Qiao yang di depan matanya tidak akan melakukan hal seperti ini.
Tapi Rini Liu ingin membuktikannya, bagaimana jika benar adalah dia?
"Kepala panti, sumbangan 2 juta ini kapan diterima punya?"
Kepala panti membuka buka dan melihatnya: "Bulan ini tanggal 9."
"Tanggal 9? Rini Liu kaget lagi, penghargaan 2 juta yang dia berikan kepada Reza Qiao, juga lebih kurang tanggal 9, Bagaimana bisa sekebetulan ini?
"Kepala panti, orang baik Qiao ini melalui bank menyumbangkannya, apakah kalian ada nomor rekeningnya?"
Kepala panti menggelengkan kepala, dan berkata lagi: "Tapi nomor terakhir rekening orang baik Qiao ini adalah 886."
886, Rini Liu mengingatnya, dan berbincang dengan kepala panti, kemudian pamitan.
Sambil turun, Rini Liu sambil menelepon Direktur keuangan perusahaan: "Tolong periksa 3 nomor terakhir kartu gaji Reza Qiao."
Tak berapa lama direktur keuangan menjawab: "Direktur Liu, 3 nomor terakhir kartu gaji Reza Qiao adalah 886."
886! Rini Liu berhenti di tangga.
Sangat tiba-tiba, sumbangan 2 juta ini dilakukan oleh Reza Qiao, juga bisa dibilang, setelah dirinya menerima penghargaan 2 juta, dan langsung menyumbangkannya ke panti asuhan.
Tapi Reza Qiao malah memberitahunya, dia telah menggunakan 2 juta tersebut kalah di perjudian.
Reza Qiao berbuat baik tidak meninggalkan nama, lebih bersedia membuat orang mengira dia kalah judi, juga tidak bersedia orang tahu dia berbuat baik, lebih baik memiliki nama jelek sebagai penjudi, juga tidak bersedia orang tahu dia adalah orang baik.
Ternyata Reza Qiao adalah orang baik, dia menyumbangkan seluruh miliknya sebagai orang baik yang penuh cinta kasih.
Sontak gambaran Reza Qiao di dalam hati Rini Liu menjadi begitu tinggi, bahkan dia ingin menumbangkan pandangan dirinya terhadap Reza Qiao selama ini.
Rini Liu merasa tidak mengerti Reza Qiao, seorang supir kecil dengan gaji ribuan setiap bulannya, malah bisa menyumbangkan seluruh uang penghargaan 2 juta yang susah payah didapatkannya, bagaimana dia bisa melihat uang seperti tanah? Ini sangat membuat orang sulit percaya.
Namun kenyataan membuat dia mau tidak mau harus mempercayainya.
Rini Liu di lantai bawah melamun seharian, baru pelan-pelan berjalan ke mobil.
setelah naik mobil, Rini Liu terus menatap Reza Qiao.
Reza Qiao sampai merasa aneh terus ditatapi Rini Liu: "Bos, mengapa melihat aku dengan penuh perasaan begitu? Jatuh cinta?"
Rini Liu tidak mempedulikan olokan Reza Qiao, menyadarkan dirinya: "Jalankan mobil, pulang."
Reza Qiao menghidupkan mobil.
"Bos, mengapa kamu tidak bicara?"
Rini Liu memalingkan wajahnya, melihat Reza Qiao sambil tersenyum kecil: "Reza Qiao, boleh beritahu aku tidak, uang 2 juta kamu itu bagaimana bisa kalah di perjudian?"
"Eh, hal semacam ini, lebih baik jangan diungkit lagi." Reza Qiao menghela nafas.
"Tidak bisa, harus mengungkitnya."
"Bos ingin belajar berjudi?"
"Iya, bilang bagaimana kamu bisa kalah."
"Sebenarnya sangat gampang, aku bertaruh kecil ternyata besar, bertaruh besar ternyata kecil, beberapa kali seperti ini dan kalah semuanya."
"Kalau begitu kamu pasti sangat sakit hati."
"Benar, aku sakit hati sampai tidak bisa tidur setengah bulan, tengah malam bangun pun nangis."
Rini Liu tertawa, tertawa dengan tersirat mengejek.
"Bos, mengapa kamu sama sekali tidak bersimpati, aku kalah sampai menangis, kamu malah tertawa." Reza Qiao mengerutkan alisnya.
"Reza Qiao, aku menyadari aktingmu adalah nomor satu di dunia."
Reza Qiao tertawa, tahu bahwa Rini Liu telah mengetahui masalah donasi ke panti asuhan.
Sebenarnya hari ini Rini Liu ke panti asuhan, Reza Qiao sudah mengetahuinya, berdasarkan kepintaran Rini Liu, masalah seperti ini tidak bisa tutupi darinya.
"Baiklah, jika kamu sudah tahu, aku juga tidak akan menutupinya darimu lagi, tidak salah, penghargaan 2 juta yang kamu berikan kepadaku, aku donasikan ke panti asuhan."
"Mengapa kamu bilang berjudi dan kalah semuanya?"
"Jika aku bilang mendonasikannya ke panti asuhan, kamu, dan orang di sekitar, akan percayakah?" Reza Qiao tanya balik.
"Ini......" Rini Liu tidak bisa menjawab, benar juga jika dipikirkan, jika bukan dirinya sendiri mengetahuinya, masalah ini jika dibicarakan mungkin tidak ada yang percaya, siapa yang akan percaya orang dengan gaji ratusan perbulan, seorang supir yang tiap hari selalu bertingkah akan berbuat hal baik seperti ini.
"Tapi aku bilang kalah bermain judi, kalian semua akan percaya, akan merasa ini hal yang seharusnya diperbuat Reza Qiao." kata Reza Qiao lagi.
Sontak Rini Liu sadar, dulu matanya tertutup kacamata berwarna dan salah menilai Reza Qiao.
Menarik nafas yang dalam: "Reza Qiao, aku merasa sekarang sudah seharusnya menggunakan pandangan yang berbeda untuk menilai ulang kamu, sebenarnya jika kamu tidak asal bicara, masih lumayan."
"Aku memang tidak pernah asal bicara, aku adalah pria yang paling serius di dunia." kata Reza Qiao dengan percaya diri.
Rini Liu menggelengkan kepala dengan tak berdaya: "Baik baik, kamu adalah pria paling serius di dunia."
Reza Qiao tertawa: "Bos, sudah jatuh hati kepadaku belum?
Rini Liu tertawa cengir: "Reza Qiao, ini adalah dua hal berbeda, walau sekarang aku menganggapmu sebagai orang baik, tapi dengan jatuh hati adalah hal yang berbeda, apakah orang baik di seluruh dunia aku akan jatuh hati juga? Bukankah itu mencintai seluruh makhluk hidup?"
"Benar, aku bisa mencintai seluruh makhluk hidup, namun kamu tidak bisa, kamu hanya boleh jatuh hati kepadaku seorang."
"Sebenarnya yang kamu maksud mencintai seluruh makhluk hidup adalah genit."
"Kamu tidak suka aku genit?"
"Iya."
"Cemburu, ya kan?"
"Cemburu kepalamu, aku hanya menganggapmu sebagai teman, tidak ada hubungan dengan jatuh hati."
"Anggap sebagai teman juga lumayan, persahabatan dulu baru percintaan, pelan-pelan kembangkan." kata Reza Qiao tersenyum.
Rini Liu mencengir lagi, anak ini terlalu percaya diri, dirinya menganggapnya sebagai teman, dia malah ingin lebih.
Aura jahat anak ini sangat kental, namun malah bisa berbuat baik juga.
Pria seperti ini, membuat Rini Liu sakit kepala, sepertinya semakin tidak mengenalnya.
Sebenarnya yang tidak mengerti Reza Qiao, bukan hanya Rini Liu seorang.
Kembali ke perusahaan, Rini Liu memanggil Milan, memberitahu masalah Reza Qiao bersumbang ke panti asuhan.
Mulut Milan ternganga, terbuka sangat lama.
Bisa-bisanya Reza Qiao melakukan hal baik seperti ini, jika bukan Rini Liu yang memberitahunya, dipukul mati Milan juga tidak akan percaya.
"Tidak di sangka, benar tidak di sangka....."Milan mendesah.
"Betul, aku juga sama tidak menyangka." Rini Liu juga mendesah.
Milan mengerutkan alisnya: "Direktur Liu, kamu bilang apa tujuan Reza Qiao melakukan ini semua? Memakai uang untuk membeli nama baik?"
"Tapi Reza Qiao diam-diam melakukannya, jika demi nama baik, bukankah dia akan memberitahu semuanya? Lagipula dia hanyalah seorang supir kecil, ingin nama baik apa? Nama baik ada sepenting 2 juta?"
"Betul juga apa yang dibilang, kalau begitu, hanya bisa menjelaskan Reza Qiao sebagai orang baik?"
"Sepertinya tidak ada alasan lain yang bisa menjelaskan perbuatannya ini."
"Tidak disangka Reza Qiao yang tiap harinya yang suka bertingkah, juga adalah orang yang baik hati, cinta kasih yang besar." Milan mulai mendesah lagi.
Rini Liu merenungkannya: "Kak Milan, sepertinya perkiraan kita dulu terhadap Reza Qiao sedikit bermasalah, sejak hari ini seharusnya kita harus mengubah sudut pandang kita terhadap Reza Qiao."
”
"Ganti sudut mana?"
Rini Liu mempertimbangkannya: "Ini aku juga sulit mengatakannya, mau bilang Reza Qiao adalah orang jahat, tapi dia benaran melakukan hal baik, lagipula, hanya aku yang mengetahuinya, ini bukan hanya 1 hal baik. Jika kamu bilang dia orang baik, tapi dia juga penuh dengan aura jahat, melihat wanita cantik bola matanya akan terus bergerak, akan menggoda jika itu adalah wanita cantik.
"Benar, sewaktu kamu menganggapnya sebagai orang baik, dia malah penuh dengan aura jahat, sewaktu kamu menganggapnya sebagai orang jahat, dia malah bisa melakukan hal baik di luar dugaan." Milan merenung, "Sebenarnya Reza Qiao orang ini, aku tidak bisa menebaknya, sewaktu kamu merasa dia sederhana, malah merasa sangat misterius, sewaktu kamu merasa dia misterius, malah merasa sangat transparan."
"Ini mungkin berhubungan dengan pengalamannya."
"Reza Qiao ada pengalaman apa? Kamu tahu?"
"Tidak tahu, aku tebak punya." Rini Liu tidak ingin memberitahu Milan jati diri Reza Qiao.
Novel Terkait
Mi Amor
TakashiThe Great Guy
Vivi HuangMata Superman
BrickDemanding Husband
MarshallCutie Mom
AlexiaMy Charming Wife
Diana AndrikaBlooming at that time
White RoseAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan