Asisten Bos Cantik - Bab 107 Orang Baik Qiao

Hardy Feng melihat Dimas Cheng: "Paman Cheng, kamu sudah mendapat ide bagus?"

Dimasn Cheng menganggukkan kepala: "Berdasarkan kesimpulanku, mengikuti gaya Reza Qiao dalam melakukan sesuatu, setelah dia mengetahui barang yang dia mau dari Deddy Wang, dia tidak akan membunuh Deddy Wang, dia akan menempatkan Deddy Wang di Geng Qingtian, seharusnya untuk membuat jebakan, pasti akan dengan cepat mengutus orang Geng Qingtian mengirim Deddy Wang keluar dari kota Qing. Kita boleh mengutus orang memata-matai di markas besar Geng Qingtian, hanya mengetahui Deddy Wang meninggalkan geng Qingtian, ikuti dan cari kesempatan bergerak. Dengan begini pertama bisa menghindari membuat Reza Qiao waspada, kedua bisa mencegah konflik berskala besar dengan Geng Qingtian, ketiga, bisa memastikan Deddy Wang menghilang seutuhnya."

Hardy Feng tertawa: "Taktik Paman Cheng sangat hebat."

Dimas Cheng berkata lagi: "Tidak peduli membunuh Deddy Wang, ataupun Asep Li, semuanya tidak boleh mengutus orang kita untuk membunuhnya, jika tidak akan membuat takut orang yang turun tangan, akan mempengaruhi tim yang memimpin kelak, aku lihat lebih baik meminta orang Geng Kepala Harimau untuk melakukannya."

"Boleh, pakai saja sedikit uang."

"Sekarang aku akan mengatur masalah untuk membunuh Asep Li." Dimas Cheng mengeluarkan ponselnya......

Reza Qiao memberhentikan mobilnya di seberang jalan dari perusahaan Feng, duduk di dalam mobil, menghidupkan sebatang rokok, melihat orang-orang yang keluar masuk perusahaan Feng.

Tak berapa lama, seornag pria berperawakan sedang menelepon sambil berjalan masuk, Reza Qiao melihatnya dengan jelas, dagu orang ini ada sebuah tahi lalat yang besar.

Ini adalah Asep Li yang dibilang Deddy Wang.

Di saat ini ponsel Reza Qiao berdering, Rini Liu yang menelepon, dia mau keluar sebentar.

Reza Qiao membawa mobil dan pergi, di perjalanan menelepon Beni Ouyang: "Beni, utus orang ke pintu utama perusahaan Feng, perhatikan orang dengan tahi lalat di dagu, jika dia meninggalkan pusat perusahaan Feng, segera melaporkannya kepadaku."

"Baik Tuan Reza."

Reza Qiao kembali ke perusahaan, kebetulan Rini Liu sedang turun ke bawah.

"Bos, pergi ke mana?" Reza Qiao menghidupkan mobil.

"Panti asuhan."

"Kenapa? Bos mau mengadopsi anak yatim piatu?"

"Bukan, aku hanya pergi melihat-lihat."

"Berarti pergi menyumbangkan cinta kasih."

Rini Liu tertawa dan tidak bicara.

"Sebenarnya bagiku menjadi seorang bos, kita bisa lebih merasakan keadaan anak yatim piatu."

Perkataan Reza Qiao membuat hati Rini Liu sedih, menganggukkan kepala.

"Sayangnya aku tidak punya uang, jika ada, sangat ingin melakukan sesuatu untuk panti asuhan." kata Reza Qiao.

"Bagaimana kamu tidak punya uang? Penghargaan 2 juta yang aku berikan sudah kamu bawa untuk judi semuanya, jika kamu sumbangkan ke panti asuhan, bisa melakukan sangat banyak hal baik."

Reza Qiao tersenyum: "Awalnya aku ingin beradu nasib bertaruh uang 2 juta tersebut, kemudian melakukan hal baik, namun sayangnya salah perhitungan."

Rini Liu tertawa sinis, anak ini ingin mengandalkan judi untuk berbuat baik, bagaimana mungkin.

Mulai dari 2 tahun lalu, Rini Liu secara berkala sumbang ke panti asuhan, hari ini dia berencana untuk mennyumbangkan sejuta lagi.

Sampai di panti asuhan, Rini Liu turun dari mobil: "Tidak berencana untuk turun pergi melihat bersamaku?"

Reza Qiao menggelengkan kepala: "Aku sedih melihat beberapa anak yatim piatu itu, tidak mau pergi."

Rini Liu berpikir, Reza Qiao tidak pergi juga baik, tidak mau dia tahu bahwa dia menyumbangkan sejuta, melakukan hal baik harus dengan rendah diri.

Rini Liu pergi ke kantor kepala panti, kepala panti dengan ramah menyambut.

"Direktur Liu datang lagi."

"Iya, kepala panti, aku hari ini rencana untuk menyumbangkan sejuta lagi." Rini Liu mengeluarkan selembar cek dan memberikannya kepada kepala panti.

Kepala panti sangat senang: "Direktur Liu benar adalah orang yang baik, terus datang menyumbang ke panti asuhan, setiap kali selalu begitu banyak, aku mewakilkan panti asuhan berterima kasih kepadamu."

"Jangan sungkan, ini sudah seharusnya kulakukan."

"Ini adalah uang sumbangan kedua yang diterima panti asuhan bulan ini, kelihatannya orang baik masih banyak." gumam kepala panti.

"Oh, sumbangan itu berapa banyak?"

"2 juta."

"Orang baik mana yang menyumbangkannya?" tanya Rini Liu basa basi.

"Orang yang menyumbangkannya tidak terlihat, melalui bank transfer ke rekening panti asuhan, hanya tahu bernama Reza Qiao, status diri siapa tidak tahu."

"Reza Qiao?" tanya Rini Liu kaget.

"Iya, orang baik Qiao ini, seharusnya juga adalah seorang pebisnis."

Rini Liu curiga orang yang menyumbangakan 2 juta ini hanya senama dengan supirnya, Reza Qiao yang di depan matanya tidak akan melakukan hal seperti ini.

Tapi Rini Liu ingin membuktikannya, bagaimana jika benar adalah dia?

"Kepala panti, sumbangan 2 juta ini kapan diterima punya?"

Kepala panti membuka buka dan melihatnya: "Bulan ini tanggal 9."

"Tanggal 9? Rini Liu kaget lagi, penghargaan 2 juta yang dia berikan kepada Reza Qiao, juga lebih kurang tanggal 9, Bagaimana bisa sekebetulan ini?

"Kepala panti, orang baik Qiao ini melalui bank menyumbangkannya, apakah kalian ada nomor rekeningnya?"

Kepala panti menggelengkan kepala, dan berkata lagi: "Tapi nomor terakhir rekening orang baik Qiao ini adalah 886."

886, Rini Liu mengingatnya, dan berbincang dengan kepala panti, kemudian pamitan.

Sambil turun, Rini Liu sambil menelepon Direktur keuangan perusahaan: "Tolong periksa 3 nomor terakhir kartu gaji Reza Qiao."

Tak berapa lama direktur keuangan menjawab: "Direktur Liu, 3 nomor terakhir kartu gaji Reza Qiao adalah 886."

886! Rini Liu berhenti di tangga.

Sangat tiba-tiba, sumbangan 2 juta ini dilakukan oleh Reza Qiao, juga bisa dibilang, setelah dirinya menerima penghargaan 2 juta, dan langsung menyumbangkannya ke panti asuhan.

Tapi Reza Qiao malah memberitahunya, dia telah menggunakan 2 juta tersebut kalah di perjudian.

Reza Qiao berbuat baik tidak meninggalkan nama, lebih bersedia membuat orang mengira dia kalah judi, juga tidak bersedia orang tahu dia berbuat baik, lebih baik memiliki nama jelek sebagai penjudi, juga tidak bersedia orang tahu dia adalah orang baik.

Ternyata Reza Qiao adalah orang baik, dia menyumbangkan seluruh miliknya sebagai orang baik yang penuh cinta kasih.

Sontak gambaran Reza Qiao di dalam hati Rini Liu menjadi begitu tinggi, bahkan dia ingin menumbangkan pandangan dirinya terhadap Reza Qiao selama ini.

Rini Liu merasa tidak mengerti Reza Qiao, seorang supir kecil dengan gaji ribuan setiap bulannya, malah bisa menyumbangkan seluruh uang penghargaan 2 juta yang susah payah didapatkannya, bagaimana dia bisa melihat uang seperti tanah? Ini sangat membuat orang sulit percaya.

Namun kenyataan membuat dia mau tidak mau harus mempercayainya.

Rini Liu di lantai bawah melamun seharian, baru pelan-pelan berjalan ke mobil.

setelah naik mobil, Rini Liu terus menatap Reza Qiao.

Reza Qiao sampai merasa aneh terus ditatapi Rini Liu: "Bos, mengapa melihat aku dengan penuh perasaan begitu? Jatuh cinta?"

Rini Liu tidak mempedulikan olokan Reza Qiao, menyadarkan dirinya: "Jalankan mobil, pulang."

Reza Qiao menghidupkan mobil.

"Bos, mengapa kamu tidak bicara?"

Rini Liu memalingkan wajahnya, melihat Reza Qiao sambil tersenyum kecil: "Reza Qiao, boleh beritahu aku tidak, uang 2 juta kamu itu bagaimana bisa kalah di perjudian?"

"Eh, hal semacam ini, lebih baik jangan diungkit lagi." Reza Qiao menghela nafas.

"Tidak bisa, harus mengungkitnya."

"Bos ingin belajar berjudi?"

"Iya, bilang bagaimana kamu bisa kalah."

"Sebenarnya sangat gampang, aku bertaruh kecil ternyata besar, bertaruh besar ternyata kecil, beberapa kali seperti ini dan kalah semuanya."

"Kalau begitu kamu pasti sangat sakit hati."

"Benar, aku sakit hati sampai tidak bisa tidur setengah bulan, tengah malam bangun pun nangis."

Rini Liu tertawa, tertawa dengan tersirat mengejek.

"Bos, mengapa kamu sama sekali tidak bersimpati, aku kalah sampai menangis, kamu malah tertawa." Reza Qiao mengerutkan alisnya.

"Reza Qiao, aku menyadari aktingmu adalah nomor satu di dunia."

Reza Qiao tertawa, tahu bahwa Rini Liu telah mengetahui masalah donasi ke panti asuhan.

Sebenarnya hari ini Rini Liu ke panti asuhan, Reza Qiao sudah mengetahuinya, berdasarkan kepintaran Rini Liu, masalah seperti ini tidak bisa tutupi darinya.

"Baiklah, jika kamu sudah tahu, aku juga tidak akan menutupinya darimu lagi, tidak salah, penghargaan 2 juta yang kamu berikan kepadaku, aku donasikan ke panti asuhan."

"Mengapa kamu bilang berjudi dan kalah semuanya?"

"Jika aku bilang mendonasikannya ke panti asuhan, kamu, dan orang di sekitar, akan percayakah?" Reza Qiao tanya balik.

"Ini......" Rini Liu tidak bisa menjawab, benar juga jika dipikirkan, jika bukan dirinya sendiri mengetahuinya, masalah ini jika dibicarakan mungkin tidak ada yang percaya, siapa yang akan percaya orang dengan gaji ratusan perbulan, seorang supir yang tiap hari selalu bertingkah akan berbuat hal baik seperti ini.

"Tapi aku bilang kalah bermain judi, kalian semua akan percaya, akan merasa ini hal yang seharusnya diperbuat Reza Qiao." kata Reza Qiao lagi.

Sontak Rini Liu sadar, dulu matanya tertutup kacamata berwarna dan salah menilai Reza Qiao.

Menarik nafas yang dalam: "Reza Qiao, aku merasa sekarang sudah seharusnya menggunakan pandangan yang berbeda untuk menilai ulang kamu, sebenarnya jika kamu tidak asal bicara, masih lumayan."

"Aku memang tidak pernah asal bicara, aku adalah pria yang paling serius di dunia." kata Reza Qiao dengan percaya diri.

Rini Liu menggelengkan kepala dengan tak berdaya: "Baik baik, kamu adalah pria paling serius di dunia."

Reza Qiao tertawa: "Bos, sudah jatuh hati kepadaku belum?

Rini Liu tertawa cengir: "Reza Qiao, ini adalah dua hal berbeda, walau sekarang aku menganggapmu sebagai orang baik, tapi dengan jatuh hati adalah hal yang berbeda, apakah orang baik di seluruh dunia aku akan jatuh hati juga? Bukankah itu mencintai seluruh makhluk hidup?"

"Benar, aku bisa mencintai seluruh makhluk hidup, namun kamu tidak bisa, kamu hanya boleh jatuh hati kepadaku seorang."

"Sebenarnya yang kamu maksud mencintai seluruh makhluk hidup adalah genit."

"Kamu tidak suka aku genit?"

"Iya."

"Cemburu, ya kan?"

"Cemburu kepalamu, aku hanya menganggapmu sebagai teman, tidak ada hubungan dengan jatuh hati."

"Anggap sebagai teman juga lumayan, persahabatan dulu baru percintaan, pelan-pelan kembangkan." kata Reza Qiao tersenyum.

Rini Liu mencengir lagi, anak ini terlalu percaya diri, dirinya menganggapnya sebagai teman, dia malah ingin lebih.

Aura jahat anak ini sangat kental, namun malah bisa berbuat baik juga.

Pria seperti ini, membuat Rini Liu sakit kepala, sepertinya semakin tidak mengenalnya.

Sebenarnya yang tidak mengerti Reza Qiao, bukan hanya Rini Liu seorang.

Kembali ke perusahaan, Rini Liu memanggil Milan, memberitahu masalah Reza Qiao bersumbang ke panti asuhan.

Mulut Milan ternganga, terbuka sangat lama.

Bisa-bisanya Reza Qiao melakukan hal baik seperti ini, jika bukan Rini Liu yang memberitahunya, dipukul mati Milan juga tidak akan percaya.

"Tidak di sangka, benar tidak di sangka....."Milan mendesah.

"Betul, aku juga sama tidak menyangka." Rini Liu juga mendesah.

Milan mengerutkan alisnya: "Direktur Liu, kamu bilang apa tujuan Reza Qiao melakukan ini semua? Memakai uang untuk membeli nama baik?"

"Tapi Reza Qiao diam-diam melakukannya, jika demi nama baik, bukankah dia akan memberitahu semuanya? Lagipula dia hanyalah seorang supir kecil, ingin nama baik apa? Nama baik ada sepenting 2 juta?"

"Betul juga apa yang dibilang, kalau begitu, hanya bisa menjelaskan Reza Qiao sebagai orang baik?"

"Sepertinya tidak ada alasan lain yang bisa menjelaskan perbuatannya ini."

"Tidak disangka Reza Qiao yang tiap harinya yang suka bertingkah, juga adalah orang yang baik hati, cinta kasih yang besar." Milan mulai mendesah lagi.

Rini Liu merenungkannya: "Kak Milan, sepertinya perkiraan kita dulu terhadap Reza Qiao sedikit bermasalah, sejak hari ini seharusnya kita harus mengubah sudut pandang kita terhadap Reza Qiao."

"Ganti sudut mana?"

Rini Liu mempertimbangkannya: "Ini aku juga sulit mengatakannya, mau bilang Reza Qiao adalah orang jahat, tapi dia benaran melakukan hal baik, lagipula, hanya aku yang mengetahuinya, ini bukan hanya 1 hal baik. Jika kamu bilang dia orang baik, tapi dia juga penuh dengan aura jahat, melihat wanita cantik bola matanya akan terus bergerak, akan menggoda jika itu adalah wanita cantik.

"Benar, sewaktu kamu menganggapnya sebagai orang baik, dia malah penuh dengan aura jahat, sewaktu kamu menganggapnya sebagai orang jahat, dia malah bisa melakukan hal baik di luar dugaan." Milan merenung, "Sebenarnya Reza Qiao orang ini, aku tidak bisa menebaknya, sewaktu kamu merasa dia sederhana, malah merasa sangat misterius, sewaktu kamu merasa dia misterius, malah merasa sangat transparan."

"Ini mungkin berhubungan dengan pengalamannya."

"Reza Qiao ada pengalaman apa? Kamu tahu?"

"Tidak tahu, aku tebak punya." Rini Liu tidak ingin memberitahu Milan jati diri Reza Qiao.

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu