Asisten Bos Cantik - Bab 115 Pramugari cantik
Di saat ini pekerja staff memanggil semua orang untuk naik pesawat, Rini Liu dan Winny Xu melepas Reza Qiao.
"Reza Qiao, tidak terlihat bahwa daun telingamu cukup tebal."
"Jangan-jangan kalian tidak tahu, orang berdaun telinga tebal sangat beruntung." Reza Qiao memegang daun telinganya.
"Beruntung apanya?" tanya Rini Liu penasaran.
"Bahagia." Reza Qiao terkekeh.
"Omong kosong."
"Serius, jika tidak mengapa di sekitarku begitu banyak wanita cantik."
Rini Liu masih belum percaya.
Willy Xu tanpa sadar mengulurkan tangan dan mengelus daun telinganya sendiri dan kaget, gawat, sangat tipis.
Reza Qiao menepuk pundak Willy Xu: "Direktur Xu, aku kasih tahu kamu, ada yang memang sudah tebal, juga ada yang bisa berubah menjadi tebal."
"Bagaimana bisa menjadi tebal?"
"Jika kamu senggang tekan dengan kuat, semakin tekan semakin tebal, semakin tebal maka keberuntungan jodoh semakin banyak, setebal sampai di ketebalan tertentu, wanita cantik akan datang." kata Reza Qiao dengan serius.
Willy Xu setengah percaya, namun tetap menekan daun telinganya.
Wajah Reza Qiao berubah serius: "Direktur Xu, kamu setiap kali bilang hanya menyukai Rini Liu seorang, mengapa malah menekan daun telinga dengan begitu kuat,apa maksudmu?"
Willy Xu tegang setelah mendengarnya, sontak melepaskan tangannya: "Tentu aku hanya menyukai Rini Liu seorang, aku menekannya, karena ingin Rini Liu menyukaiku."
"Alasan, kamu jelas-jelas setengah hati."
"Bukan, kamu memfitnahku....." Willy Xu gelisah.
Melihat tampang Willy Xu, Rini Liu tidak tega, menghela nafas: "Direktur Xu, jangan ribut lagi, Reza Qiao sedang mempermainkanmu."
Sontak Willy Xu sadar, melototi Reza Qiao, sedikit kesal, dirinya seorang Direktur perusahaan besar, bagaimana dengan mudahnya jatuh ke dalam permainan Reza Qiao.
Bagaimanapun karena dirinya terlalu menyukai Rini Liu, sembarangan mencari dokter untuk mengobati penyakit hatinya, apa yang dibilang Reza Qiao pun dipercayainya.
Setelah naik pesawat, Reza Qiao dan Rini Liu, Milan duduk bersama, Reza Qiao duluan merebut duduk kursi tengah.
Hmm, duduk seperti ini bagus, di kiri kanan ada wanita cantik, bisa berpelukan, akan sangat seru di perjalanan.
Rini Liu berdiri melihat Reza Qiao: "Kamu, berdiri."
"Ada apa?" Reza Qiao mengangkat kepalanya melihat Rini Liu.
"Kamu duduk di luar, aku dan kak Mi duduk di dalam."
"Tidak mau, aku suka duduk di tengah."
"Coba kamu bilang lagi?"
"Aku tidak mau."
Rini Liu mengulurkan tangannya: "Jika tidak mendengarku akan ku jewer telingamu."
Reza Qiao segera berdiri: "Baik baik, aku dengar kamu."
Rini Liu dan Milan duduk di dalam, Milan duduk di samping jendela, Rini Liu duduk di tengah.
Reza Qiao dengan patuh duduk di samping dekat lorong jalan.
Willy Xu dan Winny Xu duduk di belakang mereka, Berty He duduk di beberapa baris di belakang.
Kepala kurus dan Kepala gemuk duduk tepat di seberang Reza Qiao.
Melihat Kepala kurus dan dirinya duduk berseberangan, Reza Qiao dengan teliti melihat tongkat yang ada di tangannya.
Kepala kurus melihat Reza Qiao dengan sinis, memberikan tongkatnya ke Kepala gemuk yang duduk di dalam.
Seorang pramugari yang menawan datang mengingatkan semua orang untuk memakai sabuk pengaman.
Pramugari ini, dengan rok berwarna biru langit, rambutnya disanggul, di lehernya terikat syal sutra bunga, kaos kaki hitam di kakinya yang panjang, terlihat dengan pesona yang tak tertandingi.
Reza Qiao terbengong melihat pramugari, dan menelan ludah.
Pramugari berjalan melewatinya, tercium bau parfum yang ringan.
Yuly Xia mengerutkan alisnya, pandangan mata si brengsek ini saat melihatnya sangat menyebalkan.
Namun penumpang dengan berbagai kegenitan sudah banyak ditemui, juga tidak begitu mempedulikannya.
Melihat Reza Qiao terus menatap pramugari, Rini Liu menggelengkan kepala, penyakit genit anak ini kumat lagi.
Rini Liu menyesal seharusnya tidak membawa Reza Qiao ke Macau, di sana lebih banyak wanita cantik lagi, sulit menjamin di saat itu anak ini tidak akan berulah.
Namun sudah telat.
Pesawat sudah hampir terbang, setelah pesawat stabil, Yuly Xia mendorong gerobak makanan kemari, memberikan minuman kepada penumpang.
Mata Reza Qiao tanpa kedip melihat Yuly Xia.
Yuly Xia menjadi salah tingkah karena tatapan mata Reza Qiao, namun tetap tersenyum dengan profesional melakukan pekerjaannya: "Numpang tanya kalian mau minum apa?"
Rini Liu mau air putih, Milan bilang mau kopi.
Yuly Xia memberikannya kepada Rini Liu dan Milan air putih dan kopi, kemudian melihat Reza Qiao berkata: "Bagaimana dengan tuan ini?"
Reza Qiao menjawab dengan pelan: "Aku mau minum susu."
Wajah Yuly Xia sedikit berubah, anak ini malah ingin minum susu, benar sangat bajingan.
Wajah Rini Liu dan Milan juga berubah, Rini Liu dengan pelan mencubit lengan Reza Qiao.
Reza Qiao malah tidak bereaksi, tetap terus melihat Yuly Xia.
Yuly Xia sungguh bertemu sangat banyak penumpang genit, terus tersenyum profesional: "Tuan ingin minum susu sapi, benarkah?"
Reza Qiao menganggukkan kepala.
Kemudian Yuly Xia menuangkan segelas susu sapi kepada Reza Qiao.
Sewaktu Reza Qiao mengambil susu sapi, sambil mengelus sedikit tangan Yuly Xia, sangat licin.
Yuly Xia mengerutkan alisnya, mendorong keretanya dan berjalan ke depan.
Reza Qiao dengan penuh selera meminum susu.
Rini Liu dengan suara kecil berkata kepada Reza Qiao: "Kamu begitu tidak sopan, sangat tidak tahu malu."
Reza Qiao tertawa berkata: "Awalnya aku mau bilang minum susu sapi, tapi karena canggung, kata "sapi"nya ketinggalan.
"Aku lihat kamu sengaja, melihat orang begitu cantik, penyakit genitnya kumat."
"Kamu cemburu?"
"Cemburu pantatmu, jangan membuat aku malu." kata Rini Liu marah.
"Pramugari ini memang sangat cantik, tapi tidak secantik kamu, kamu adalah wanita yang paling cantik yang pernah kutemui."
Rini Liu mengerang, tapi rasanya berguna, tidak bilang lagi, berdiri dan kemudian ke toilet.
Tidak berapa lama Yuly Xia selesai membagikan minuman dan berjalan balik.
Di saat ini Rini Liu keluar dari toilet, juga berjalan kembali.
Sewaktu Yuly Xia berjalan melewati Reza Qiao, Rini Liu juga sampai di sini.
Kepala kurus dan Kepala gemuk tiba-tiba berdiri, Kepala kurus dengan penampilannya yang lemah, dengan cepat mengambil tongkatnya, memutarnya, sret, dalam sekejab sebuah tongkat berubah menjadi dua belati keramik yang tajam.
Kepala kurus dan Kepala gemuk masing-masing satu pisau, Kepala kurus menangkap Rini Liu, menaruh belatinya di tenggorokkannya, Kepala gemuk menangkap Yuly Xia, menaruh belatinya di lehernya.
Kepala kurus dan Kepala gemuk berdiri bersandaran, masing-masing menyandera satu.
"Aa-----"
Yuly Xia dan Rini Liu menjerit ketakutan.
"Pembajakan pesawat-----"Kepala kurus menjerit, menggoyang-goyangkan belatinya.
Sontak kabin pesawat menjadi ricuh, pria melarikan diri, wanita menjerit, anak kecil menangis.
Kepala gemuk menyandera Yuly Xia menjerit: "Semuanya duduk di tempat semula jangan bergerak, jika tidak aku akan membunuhnya."
"Rini-----" jerit Willy Xu, mau menyerbu ke depan, tapi ditarik Winny Xu.
"Jangan bergerak, jika tidak akan kubunuh dia." ancam Kepala kurus.
"Kamu bunuh saja aku, aku mau menolong Rini." kata Willy Xu.
Reza Qiao menoleh dan tertawa: "Kamu ingin menolong Rini Liu, baik, kalau begitu kamu ke sana gantikan Rini."
"Tukar ya tukar." Willy Xu tanpa ragu.
Reza Qiao menghela nafas, kelakuan Willy Xu lumayan, sayangnya berani tapi tidak bertaktik.
Alasannya gampang, perilaku Willy Xu jelas nekat, tentu Kepala kurus tidak mau menyandera pria, Willy Xu membuat keributan seperti ini, tidak hanya tidak menolong Rini Liu, malah membahayakannya.
Ternyata benar Kepala kurus menjerit ke Willy Xu: "Sialan, kamu ribut lagi, aku akan membunuh wanita cantik dulu."
Seorang pramugara melihat Kepala kurus dan Kepala gemuk: "Kalian mau apa?"
Kepala kurus melemparkan secarik kertas: "Beritahu pilot, ubah arah penerbangan, terbang sesuai dengan petunjuk di peta."
Pramugara mengambil kertas dan melihatnya, wajahnya berubah: "Kalian mau membajak pesawat keluar?"
"Benar, kita mau pergi ke dunia bebas untuk mengikuti perang, jika tidak mengiyakan permintaan kita, duluan membunuh dua wanita cantik ini, kemudian kita semua mati bersama." Kepala kurus menjerit dengan keras.
Pramugara bimbang, tidak bergerak.
Kepala gemuk merobek pakaiannya: "Menunda lagi kita semua mati bersama."
Semua orang ketakutan, di pinggang Kepala gemuk terpasang peledak kecil berpita.
Kepala kurus juga merobek pakaiannya, di pinggangnya juga terpasang peledak yang sama.
Reza Qiao menggelengkan kepala dan menghela nafas, apa yang di lakukan petugas keamanan, melakukan pekerjaannya dengan tak karuan.
Pramugara berdiri di tempat dan bergemetaran, di kedua kakinya mulai menetes.
Anak ini ketakutan sampai ngompol.
Kepala kurus sedikit gelisah, salah satu tangannya memegang belati diletakkan di leher Rini Liu, dan tangan lainnya menarik sumbu peledak, semua orang menjerit: "Aku hitung sampai 3, jika masih belum beritahu pilot untuk mengubah arah penerbangan, aku akan menarik peledak ini."
Seluruh kabin pesawat menjadi hening, semua orang sangat ketakutan.
Reza Qiao pelan-pelan berdiri.
"Kamu mau buat apa?" Kepala kurus melototi Reza Qiao.
"Kamu tidak lihat pramugara takut sampai ngompol, tidak bisa jalan lagi, aku pergi cari pilot." kata Reza Qiao sambil tertawa.
Kepala kurus mengedipkan mata kepada Kepala gemuk, Kepala gemuk menganggukkan kepala: "Pergilah, jangan berbuat macam-macam."
Reza Qiao tertawa lagi: "Di tangan kalian ada pisau, di pinggang ada peledak, bagaimana aku berani macam-macam? Kecuali tidak ingin hidup lagi."
"Hmm, anggap kamu tahu keadaan." kata Kepala kurus.
Reza Qiao mengambil kertas yang ada di tangan Pramugara, melihat semua orang dengan keras berkata: "Aku lihat kedua pria kuat ini juga bukan mau melukai kita, hanya ingin membajak pesawat keluar, pergi berkelahi di dunia bebas, jika mereka suka berkelahi, maka kita puaskanlah mereka, asalkan tidak melukai kita. Aku sekarang pergi beritahu pilot untuk mengubah jalur penerbangan, semua orang jangan berulah, patuhi mereka."
Kepala gemuk puas dengan perkataan Reza Qiao: "Saudara kecil ini sangat pengertian."
Semua orang diam dan melihat Reza Qiao, bahkan seorang pria flathead berumur 30 tahunan yang duduk di dekat lorong jalan tersenyum kepada Reza Qiao.
Reza Qiao memperhatikan pria ini, semua orang ketakutan, dia malah sangat tenang, di tatapan matanya tidak terlihat sedikit pun ketakutan.
Reza Qiao tersenyum kepadanya: "Saudara besar, benarkah yang aku bilang?"
Pria flathead tertawa: "Saudara kecil, di saat ini kamu berani berdiri keluar, sangat berani."
Sebenarnya dia berencana untuk berdiri keluar, namun dia belum bergerak, Reza Qiao duluan bergerak.
Reza Qiao menghela nafas: "Sebenarnya aku sangat penakut, tapi di saat seperti ini, nyawa lebih penting, tidak peduli terbang ke mana, asalkan tidak melukai kita sudah bagus."
Sambil bicara Reza Qiao sambil mengedipkan mata ke flathead.
Flathead mengedipkan mata tidak bersuara.
Kemudian Reza Qiao melihat Berty He dan membuat signal mata.
Berty He menganggukkan sedikit kepala.
"Kamu jangan kemari." kata Kepala kurus dengan canggung.
"Aku tidak ke sana bagaimana berikan peta ini kepada pilot? Kamu jangan terlalu canggung."
Sambung flathead: "Saudara kecil, cepat berikan barang tersebut kepada pilot, jika tidak semua orang akan kehilangan nyawa."
Kepala kurus menganggukkan kepala, dirinya sungguh cangung, sampai lupa bahwa mau ke kokpit harus melewatinya.
"Pergilah, jangan macam-macam."
Kepala kurus dan Kepala gemuk menyandera Rini Liu dan Yuly Xia menghindar sedikit, menyisakan sedikit ruangan untuk Reza Qiao lewat.
Reza Qiao berjalan dengan santai, mulutnya tidak berhenti mengomel: "Wanita cantik jangan takut, ada aku pahlawan pertama di dunia, siapapun tidak akan berani melukai kalian......"
Rini Liu takut tapi merasa lucu, di saat seperti ini, anak ini masih tidak lupa menyebut dirinya adalah pahlawan nomor satu di dunia.
Yuly Xia terus menatap Reza Qiao, sedikit aneh, si brengsek ini yang dari tadi melihatnya dengan genit, di saat ini malah tidak takut, terlihat sangat santai.
Anak ini lumayan berani.
Novel Terkait
Menunggumu Kembali
NovanMr. Ceo's Woman
Rebecca WangMy Lady Boss
GeorgeDoctor Stranger
Kevin WongJalan Kembali Hidupku
Devan HardiPengantin Baruku
FebiAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan