Asisten Bos Cantik - Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
“Bos.” Reza Qiao memanggil Rini Liu.
Rini Liu tidak mempedulikannya.
“CEO Liu.”
Juga tidak dihiraukan.
“Rini Liu.”
Masih juga tidak dihiraukan.
“Rini.”
Rini Liu menaikkan alisnya: “Diam, memangnya pantas kamu memanggilku Rini?”
“Aku panggil dengan sebutan lain, kamu malah tidak menghiraukanku, sepertinya lain kali aku memanggilmu Rini saja.”
Rini Liu pun diam dan berpikir, besok sudah akan diusir malah masih bisa katakan lain kali.
“Rini, aku sudah menolongmu, tidak apa-apa kalau kamu tidak mengatakan terima kasih padaku, tetapi sekarang kamu malah memarahiku setan, bukankah itu keterlaluan?” kata Reza Qiao dengan sedih.
“Kepalamu keterlaluan, memangnya ada orang yang menolong sepertimu? Jelas-jelas kamu itu mata keranjang.” Kata Rini Liu dengan nada marah.
“Hah? Kenapa aku mata keranjang?” kata Reza Qiao dengan kaget.
“Kamu sudah merampas keperawananku.”
“Oh, keperawananmu masih ada, baguslah.” Kata Reza Qiao dengan senang.
Rini Liu menjawab dengan kesal: “Brengsek, sudah tidak ada, semalam sudah kamu rampas.”
“Kenapa kamu yakin sekali bahwa aku yang merampasnya?” Reza Qiao pun menaikkan alisnya.
Rini Liu semakin kesal, brengsek, sendiri yang melakukan masih saja bertanya, selama ini aku belum pernah ketemu dengan orang yang tidak ada muka seperti dia.
“Rini, bagaimana kalau aku katakan kalau aku tidak merampasnya?”
“Kepalamu, kenyataannya jelas-jelas di sana.”
“Di mana?”
“Di atas ranjang.”
“Di atas ranjang? Apakah kamu melihat adanya bercak darah di seprai?”
Rini Liu pun terdiam, tadi pagi dia berlari dengan panik dan tidak keburu melihat apakah ada bercak darah di seprai.
“Kalau di atas ranjang tidak ada darah, berarti bisa menjelaskan dua hal.”
“Dua hal apa?”
“Yang pertama aku tidak melakukan hal itu, dan yang kedua kamu berbohong, keperawananmu memang sudah tidak ada dari awal.”
“Bangsat, kamu yang melakukannya, jelas-jelas aku masih perawan.” Sekujur tubuh Rini Liu pun bergemetaran.
“Coba lihat kamu, sebentar berkata tidak ada, sebentar lagi malah berkata ada, sebenarnya masih ada atau tidak? Kamu membuatku pusing, jangan menjadi orang yang plin-plan.” Wajah Reza Qiao pun menjadi seperti tidak bersalah.
Pada saat ini Rini Liu pun benar-benar dibuat pusing, tetapi itu semua karena Reza Qiao, jelas-jelas dia sudah melakukannya, tetapi malah tidak mau mengakuinya, jelas-jelas dirinya sudah ditelanjangi olehnya, dan melihat tubuhnya yang begitu putih dan lembut, tentu saja si setan itu pasti tidak tahan untuk menyentuhnya, pria mana pun juga tidak akan tahan.
Rini Liu dengan pasti merasa bahwa Reza sudah melakukannya, tetapi di seprai ada atau tidaknya darah, dia saat itu tidak memperhatikannya.
Sebenarnya ada atau tidak, tidaklah penting, paling penting adalah keperawanannya sudah hilang, yang lebih buat emosi, si setan ini malah masih mengelak.
Reza Qiao berkata dengan lembut kembali: “Rini, sebenarnya aku adalah orang baik, orang yang paling baik di dunia ini.”
Rini Liu pun semakin marah, brengsek, di dunia ini mana ada orang baik seperti itu.
“Oh ya, Rini, kita sekarang pergi kemana?”
Rini Liu menjawab dengan dingin: “Pergi ke konstruksi pinggiran kota.”
Reza Qiao pun memutar setirnya dan langsung melaju ke arah konstruksi pinggiran kota.
“Rini, apakah pembahasanmu dengan Steven Qiao berjalan lancar?” tanya Reza Qiao.
Sekali saja Reza memanggil namanya dengan “Rini”, membuat tubuh Rini Liu pun merinding dan tidak menghiraukannya.
“Walikota Qiao dan aku adalah satu keluarga, kalau pembahasanmu tidak lancar, aku akan pergi sendiri membahas dengannya.” Sambung Reza Qiao.
Rini Liu berkata dalam hati, dia marga Qiao, dia juga marga Qiao, sama-sama berada di langit yang sama, seperti orang itu mengenali kamu saja, benar-benar tidak tahu malu.
Setengah jam kemudian, mobil BMW pun berhenti di depan pintu konstruksi, begitu Rini Liu turun dari mobil, dia pun segera masuk ke dalam, tetapi baru beberapa langkah, sudah diberhentikan oleh Bredy, pria yang berusia 40an tahun: “CEO Liu, aku sudah seharian menunggumu.”
Bredy ingin sekali memasok bahan konstruksi untuknya, tetapi karena Rini Liu tahu bahwa Bredy sering melakukan pemalsuan bahan, jadi dia selalu menolaknya.
Rini Liu bertanya dengan nada datar: “CEO Hu, apa ada keperluan?”
“Ada, apakah masalah aku yang memasokkan bahan sudah dipikirkan?”
“Sudah kupikirkan dari awal, aku tidak mau.”
“CEO Liu, aku mohon agar kamu pintar sedikit, jangan sampai mendapatkan balasan.” Bredy pun melambaikan tangan ke sebuah mobil mini van yang berada di belakangnya.
Begitu pintu mobil terbuka, turunlah lima orang, terlihat seseorang yang memimpin komplotan itu, terlihat dari wajahnya sangat keras kepala, dan empat orang lainnya membawa sebuah tongkat di tangan mereka, mereka semua lalu berdiri di sebelah Bredy.
Bredy berkata: “CEO Liu, berbaiklah sedikit, jika kamu masih tidak membuat senang diriku, maka aku akan merusak mobil BMW mu, dan kemudian membuangmu ke rawa-rawa.
Wajah Rini Liu kemudian memucat.
Melihat Rini Liu yang begitu ketakutan, Bredy pun sangat senang sekali.
“Hei, saudara-saudara sekalian, mau menghancurkan mobil, mau buang ke rawa-rawa ya?” tidak tahu sejak kapan, Reza Qiao pun sudah turun dari mobil dan berkata dengan senyuman.
“Benar sekali.” Jawab Bredy tanpa takut melihat supir yang kurus dan lemah itu.
Reza Qiao melihat ke arah Rini dan berkata: “Bos, anda masuk saja duluan, aku ingin mengobrol dengan mereka.”
Rini Liu pun dengan segera pergi dari situ.
Setelah Rini Liu masuk ke dalam konstruksi, Reza Qiao pun memanggil pemimpin mereka yang terlihat keras kepala itu: “Hei kamu, masuklah ke dalam mobil, ada sesuatu yang ingin aku katakan kepadamu.”
“Masalah apa?” jawab si keras kepala itu dengan kasar.
“Ada hal baik.” Reza Qiao duluan masuk dan duduk di kursi belakang.
Si keras kepala itu mengedipkan matanya dan kemudian masuk ke dalam kursi mobil belakang serta menutup pintu mobil.
“Ada apa? Cepat katakan.”
Reza Qiao menggenggam tangannya: “Hei teman, namaku Reza Qiao, mari kita berteman.”
“Namaku Regy Wu, orang-orang biasanya memanggilku dengan sebutan tuan Regy......” belum lagi kata-katanya selesai, tiba-tiba saja dia merasakan kesakitan yang berasal dari tangannya, raut wajahnya pun berubah, dia ingin melawan tetapi tubuhnya tidak bertenaga.
“Apa, apa, tuan muda Regy, aku rasa lebih cocok panggilanmu Egy (Nama ejekan) saja, bukankah lebih baik begitu? Egy.” sambil berbicara Reza Qiao sambil memukul dagu Regy Wu.
“Brakk......”
Dengan seketika dagu Regy Wu pun serasa lepas.
Regy Wu menatap Reza dengan tatapan kaget dan dalam hatinya merasa sangat ketakutan sekali.
Novel Terkait
The Richest man
AfradenMy Goddes
Riski saputroTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniBaby, You are so cute
Callie WangCinta Di Balik Awan
KellyMy Enchanting Guy
Bryan WuYour Ignorance
YayaAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan