Asisten Bos Cantik - Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
"Jangan takut, aku akan diam-diam melindungimu." Tina Jiang memberikan dukungan pada Reza Qiao.
"Lalu apa keuntungan yang bisa aku dapatkan?" kata Reza Qiao.
"Mengapa kamu tidak bisa melupakan keuntungan dalam melakukan sesuatu?" Tina Jiang pusing.
"Aku tidak akan melakukan hal yang tidak ada keuntungannya."
"Ya, keuntungan pasti ada, aku akan memberikanmu imbalan setelah masalah itu berhasil."
"Apakah itu sebuah imbalan yang jumlahnya sangat besar?"
"Iya."
Tina Jiang menghela napas, pria ini tergila-gila dengan uang.
"Baiklah, demi imbalan, aku akan mengambil resiko ini." Reza Qiao setuju.
Tina Jiang menghela napas lega.
"Sebenarnya, aku mengambil resiko hanya demi dirimu." Kata Reza Qiao lagi.
"Omong kosong, kamu itu demi uang."
"Baiklah, aku tidak mau uang lagi, tidak akan mengambil resiko."
"Reza Qiao, kamu, kamu …."
Tina Jiang mulai cemas.
"Kak Tina, aku benar-benar mengambil resiko hanya demi dirimu."
"Iya, iya, demi diriku." Tina Jiang tidak punya pilihan selain berkompromi.
"Aku bersedia mempertaruhkan nyawaku agar kamu bisa mendapatkan kontribusi, apakah kamu tersentuh?"
"Sangat tersentuh, benar-benar sangat tersentuh." Kata Tina Jiang dengan kesal.
"Kalau memang tersentuh, lalu bagaimana rencanamu untuk membalas budi padaku?"
Tina Jiang marah, orang ini diberi hati minta jantung..
"Aku akan memukulmu jika kamu masih terus bergumam."
Tina Jiang mengepalkan tinjunya.
"Kamu mengancamku, aku tidak akan melakukannya."
"Baik baik, Tuan muda Qiao-ku, aku tidak mengancammu lagi." Tina Jiang harus meminta bantuan orang, maka nada suaranya pun melembut.
"Kalau begitu kamu menjadi Nyonya muda dari Tuan muda Qiao, bagaimana? Sekarang juga melakukannya …."
Akhirnya Tina Jiang tidak bisa menahannya lagi, lalu mengangkat tinjunya.
Ketika Reza Qiao melihat bahwa Tina Jiang benar-benar marah, dia langsung berlari.
Saat ini, Rini Liu sedang berdiri di dekat jendela kantor, melihat ke pintu masuk hotel di seberangnya.
Reza Qiao berlari keluar terlebih dahulu, dan bergegas masuk ke dalam perusahaan.
Setelah beberapa saat kemudian, Tina Jiang keluar dengan wajah berseri-seri dan pergi dengan mobil polisi.
Rini Liu melirik jam, lebih dari setengah jam.
Tina benar-benar hebat, mengemudi mobil polisi dan pergi membuka kamar, lalu melakukannya dengan cukup lama, hubungan polisi dan masyarakat ini benar-benar harmonis.
Tak disangka, Tina benar-benar menyukai Reza Qiao, hanya dalam beberapa hari, dia sudah melakukan guncangan mobil dan membuka kamar, melakukan hubungan dua kali, prekuensinya cukup tinggi.
Setelah beberapa saat kemudian, Reza Qiao masuk dengan santai.
"Reza Qiao, tadi kenapa kamu pergi?"
"Melakukan sesuatu hal baik."
"Hal baik apa?"
"Membantu wanita cantik untuk menyelesaikan sebuah masalah besar."
Bisa-bisanya orang ini mengatakan melakukan hal itu menjadi membantu wanita cantik untuk menyelesaikan masalah, dan masih mengatakan bahwa itu masalah, benar-benar aneh.
"Apakah masalah wanita cantik itu telah terselesaikan?"
"Iya."
"Apakah wanita cantik itu merasa puas?"
"Puas."
"Reza Qiao, apakah kamu tidak tahu malu mengatakan hal itu?"
Reza Qiao mengerutkan kening: "Mengapa harus tidak tahu malu jika melakukan hal baik? Rini, kamu bisa langsung mencariku jika ada masalah, aku adalah Leifeng (seorang prajurit yang berhati baik di China) yang hidup."
Sekujur tubuh Rini Liu langsung mati rasa: "Aku tidak punya masalah apapun, jadi kamu tidak perlu khawatir."
"Sekarang tidak ada, bukan berarti ke depannya terus tidak ada."
"Ke depannya juga tidak akan ada."
Ketika mereka berbicara, Milan masuk ke dalam, Reza Qiao berkata: "Kak Milan, apakah kamu ada masalah, aku bisa membantumu menyelesaikannya, aku paling pintar dalam membantu wanita cantik menyelesaikan masalah."
Milan menggelengkan kepala, masalah apa yang ada di pagi hari begini.
"Reza Qiao, sudah sangat berterima kasih sekali jika kamu tidak menganggu wanita."
"Yang dikatakan Kak Milan itu benar." Rini Liu buru-buru setuju.
"Menurut kalian, aku seperti itu?" Reza Qiao mengerutkan kening.
"Ya, kamu kira apa?"
"Aku pikir cepat atau lambat kalian akan menjadi masalahku, dan aku harus menyelesaikan kalian satu per satu."
"Bagaimana kamu ingin menyelesaikannya?"
"Menggunakan metode pijat Reza yang unik, membuat yang kecil menjadi besar, yang besar menjadi lebih besar, dan yang lebih besar menjadi super jumbo."
"Apa yang akan kamu ubah?"
"Ini." Reza Qiao menepuk dadanya.
Rini Liu dan Milan saling memandang, lalu mengangkat Reza Qiao dari kiri dan kanan.
"Apa yang ingin kalian lakukan?" Reza Qiao merasa ada yang tidak baik.
"Menyelesaikanmu."
"Tengah hari bolong tidak bisa bermain bertiga."
"Bermain bertiga kentutmu, aku akan membuatmu kencing di celana sekarang juga." Rini Liu dan Milan mengangkat tinju kecilnya.
"Wanita cantik bertingkah menggoda." Reza Qiao berbalik dan berlari keluar, lalu menabrak Nindy yang hendak memasuki pintu.
"Hei, kamu ini cabul kecil!" Nindy meraih lengan Reza Qiao, "Ayo, kita semua melawan si cabul kecil."
Ketiga wanita cantik itu mengepalkan tinju ke arah Reza Qiao, Reza Qiao menyeringai: "Eh eh, ke kiri sedikit, ke bawah sedikit …."
Para wanita cantik itu merasa lelah setelah memukulnya cukup lama, dan duduk di sofa dengan terengah-engah.
"Kak Milan, istirahat sebentar lalu lanjut pukul dia." Kata Rini Liu.
"Baik, kita bertiga harus mengalahkannya." Kata Milan.
"Lupakan saja, kalian yang pukul saja, aku tidak tertarik untuk melawan si cabul kecil." Nindy menghela napas.
"Nindy, ada apa denganmu?"
"Aku mengalami masalah." Nindy mengerutkan kening.
"Masalah apa?" Reza Qiao berkata dengan riang, "Nindy, aku paling suka membantu wanita cantik untuk menyelesaikan masalah."
"Kamu tidak perlu ikut campur, aku sekarang benar-benar pusing."
"Nindy, bicaralah, mari kita sama-sama mencari jalan keluar." Kata Milan.
"Kasus Candra Huo akan segera dituntut, dan orang Keluarga Huo mencariku, lalu mengajukan tuntutan paksa."
"Tuntutan apa?"
"Harus membiarkan Candra Huo dibebaskan dengan tidak bersalah."
"Omong kosong, ini bukan sesuatu yang bisa kamu putuskan sendiri."
"Benar-benar tidak masuk akal dan mendominasi."
"Ini sengaja untuk mencari-cari kesalahan."
Milan, Rini Liu dan Reza Qiao saling berbicara pada diri sendiri.
"Aku katakan pada mereka bahwa peran pengacara adalah untuk membela dan bukan untuk menghakimi, aku tidak dapat menjamin pembebasan, lalu mereka pun terus menggangguku, aku sangat marah dan meminta mereka untuk mencari orang bijak lain, aku tidak akan mnegurus kasus ini lagi."
"Kalau begitu, bukankah masalah itu sudah selesai?" kata Milan.
"Selesai apa, hari ini mereka mengirim orang untuk mengancamku, mengatakan bahwa aku harus bertanggung jawab atas kasus ini karena aku telah mengambilnya sejak awal, jika tidak mereka akan menghancurkan firma hukumku." Nindy berkata dengan ekspresi ketakutan.
"Benar-benar tidak ada hukum, aku akan memberitahu Tina tentang hal ini nanti." Kata Rini Liu.
"Jangan, Kak Rini, mereka sekarang hanya melakukan ancaman lisan saja, jika Kak Tina ikut campur, mungkin mereka akan melakukan kejahatan."
"Kalau begitu apa yang harus kita lakukan?" Rini Liu kehilangan ide.
Milan memandang Reza Qiao: "Hei, bukankah kamu mengatakan bahwa kamu paling pintar dalam membantu wanita cantik menyelesaikan masalah? Ini adalah waktunya kamu beraksi."
Reza Qiao menepuk dadanya: "Aku pastikan tidak ada masalah, masalah Nindy adalah masalahku juga."
"Apakah kamu benar-benar bisa?" Milan ragu-ragu.
"Masalah kecil ini terlalu mudah untuk diselesaikan."
"Lalu bagaimana rencanamu untuk menyelesaikannya?" kata Rini Liu.
Masalah serangan hacker kali ini, tak disangka Reza Qiao bisa mengungkit Sofie, apakah mungkin dalam masalah yang dihadapi Nindy kali ini, Reza Qiao bisa memiliki trik bagus yang tidak terduga lagi?
Reza Qiao tersenyum: "Ini sangat mudah sekali, Nindy tutup saja firma hukumnya, dengan begitu mereka tidak akan bisa menghancurkannya? Kalian bodoh sekali, bahkan trik yang begitu mudah saja tidak terpikirkan oleh kalian."
Astaga, ternyata ini adalah trik bagus Reza Qiao dalam menyelesaikan masalah, yang sama saja dengan tidak bicara sama sekali.
"Trik burukmu ini hanya akan dipakai oleh orang yang selalu lari dari masalah." Kata Milan dengan kesal.
"Reza Qiao, kamu bisa keluar dan pergi bermain." Kata Rini Liu tanpa basa-basi.
"Baiklah, aku akan pergi bermain."
Setelah Reza Qiao pergi, Rini Liu dan Milan menghibur Nindy lagi, tetapi mereka tetap tidak menemukan cara yang terbaik.
Setelah duduk cukup lama, Nindy akhirnya pergi dengan suasana hati tidak tenang.
Sesampainya di lobi perusahaan, Nindy melihat Reza Qiao menggenggam ponsel dan menelepon.
Si cabul kecil ini, bisa-bisanya menyuruh dia menutup kantor, benar-benar manusia tidak bernyali.
Nindy langsung kesal ketika memikirkan ide buruknya Reza Qiao.
Reza Qiao berjalan menghampirinya setelah menutup panggilan.
"Nindy, apakah kamu sudah menemukan cara yang baik?"
"Bukan urusanmu."
"Aku harus mengurus masalahmu."
"Urus hantu ya."
"Menurutmu cara tadi tidak bisa dilakukan, aku masih ada ide bagus lain."
"Ide apa?"
"Kamu menggunakan tipuan cantik pada putusan kasus, dan biarkan dia memutuskan Candra Huo tidak bersalah saja."
"…."
Orang ini murni memiliki ide yang buruk, sangat menjijikkan. Nindy memelototi Reza Qiao, lalu pergi.
"Nindy, jika trik ini tidak berhasil, kmau juga bisa menggunakan tipuan cantik untuk memikat jaksa, agar mereka menarik tuntutan."
Nindy mengabaikan Reza Qiao dan pergi.
Pada siang hari, Rini Liu terus mengkhawatirkan Nindy, mengajak Milan dan Reza Qiao yang mengemudi, lalu mereka pergi ke firma hukumnya Nindy bersama-sama.
Sesampainya di pintu firma hukum, mereka pergi ke kantor Nindy di lantai dua.
"Nindy, kamu tidak sibuk, kan?" kata Rini Liu.
"Untuk sementara tidak ada, namun sepertinya ada yang aneh di depan pintu." Wajah Nindy gugup.
"Apa yang aneh?" kata Milan.
Nindy berjalan ke jendela dan menunjuk ke bawah: "Tiba-tiba ada banyak kios di dekat sini, aku belum pernah melihatnya sebelumnya."
Mereka pun melihat ke sana, di sekitar kantor ada banyak peramal, tukang reparasi sepatu, dan juga penjual manisan serta kebab, lalu di depan setiap kios ada beberapa pelanggan.
"Apakah mungkin ini adalah orang-orang yang dikirim oleh Keluarga Huo?" suara Milan bergetar.
"Aku pikir seharusnya begitu." Kata Nindy.
"Apa yang ingin mereka lakukan?" Rini Liu sedikit gugup.
"Tentu saja bersiap-siap menghancurkan firma hukumku." Wajah Nindy menjadi pucat.
"Hubungi 110 sekarang juga." Kata Milan.
"Hubungi 110 apa, apa alasanmu tidak membiarkan orang lain mendirikan kios? Bagaimana kamu langsung menganggap orang itu akan menghancurkan kantor?" kata Reza Qiao.
"Kalau begitu apa yang harus kita lakukan?" kata Milan.
"Cari manajemen kota untuk mengusir mereka." Kata Rini Liu.
"Cara ini boleh juga."
Reza Qiao berkata: "Tidak mudah bagi seorang pembisnis untuk melakukan bisnis kecil, mengapa harus mengusir orang? Benar-benar tidak memiliki hati."
"Bagaimana kamu bisa mengakui bahwa mereka adalah pebisnis yang serius?" Rini Liu tidak senang.
"Lalu menurutmu apa yang mereka lakukan?"
"Pasti bersiap-siap untuk menghancurkan kantor."
"Kalau begitu kamu pergi dan bertanya pada mereka apakah itu benar atau tidak?"
"Aku …."
Tentu saja Rini Liu tidak punya keberanian ini.
"Takut kan? Atau biarkan aku yang bertanya pada mereka saja."
Reza Qiao turun ke bawah, lalu berjalan ke depan penjual manisan haw, mengambil setusuk manisan, dan mengisapnya dengan nikmat.
"Tuan Reza, kapan mereka akan datang?" tanya penjual manisan itu dengan suara pelan.
"Jangan terburu-buru, tunggulah dengan sabar."
Lalu Reza Qiao berjalan ke kios yang menjual kebab dengan santai: "Berikan aku empat porsi."
"Baik, Tuan Reza."
"Hei, Reza Qiao bermain di bawah dengan sangat bahagia." Milan berdiri di jendela lantai dua dan menyaksikan.
"Apakah mungkin orang-orang ini benar-benar berbisnis?" Rini Liu mengerutkan kening.
Nindy juga sedikit curiga: "Melihat sikapnya memang sangat mirip, tapi sebelumnya belum pernah ada."
"Apa mungkin sebelumnya mereka berjualan di tempat lain, dan diusir ke sini oleh manajemen kota?" kata Milan.
Nindy ragu-ragu sejenak: "Kemungkinan ini juga ada."
Reza Qiao naik ke atas dengan membawa empat kebab: "Baru saja dipanggang, cobalah, aku yang traktir."
Mereka semua juga merasa sedikit lapar, lalu mengambilnya dan makan.
"Sayuran hijau di dalam kebab ini sepertinya tidak terlalu segar." Kata Rini Liu.
"Yang bagaimana baru dikatakan segar?" kata Reza Qiao.
"Tentu saja yang berwarna hijau, dan alami."
Reza Qiao melihat Nindy: "Nindy, apakah kamu suka makan makanan alami?"
Nindy berkata dengan tidak fokus: "Semua orang pasti menyukai makanan alami."
"Kakak sepupumu memiliki yang alami, apa kamu ingin memakannya?"
"Tentu saja jika ada."
Reza Qiao menepuk bahu Milan: "Kak Milan, pengacara cantik ingin makan makanan alamimu, kamu tolong sumbangkan dua roti besarmu, aku dan Direktur Liu akan ikut mencobanya."
Milan sangat marah, lalu maju untuk memukul Reza Qiao, dan Reza Qiao sibuk mengelak.
Ketika mereka sedang membuat keributan, Rini Liu berkata: "Sekelompok orang yang mengancam datang ke sini."
Novel Terkait
The Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaSi Menantu Buta
DeddyJalan Kembali Hidupku
Devan HardiThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlMy Lifetime
DevinaMy Only One
Alice SongAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan