Asisten Bos Cantik - Bab 167 Menggoda Sekali
Reza Qiao mengangguk, dia berjongkok di sebelah Yuly Xia dan meraba bagian kakinya yang bengkak, dia menekan pelan sambil menggerutu, “Baiklah, melihat pada muka Bos Cantik aku, aku membantumu kali ini, tetapi kamu juga tidak perlu berterima kasih padaku, aku ini selalu melakukan kebajikan dengan tanpa pamrih, tentu saja jika kamu benar-benar merasa tidak enak hati dan bersikeras ingin membalasnya dengan dirimu sendiri, aku juga tidak enak hati untuk menolak….”
Sekujur tubuh Yuly Xia gemetaran karena perkataan Reza Qiao, ketika dia ingin marah, tiba-tiba dia merasa ada aliran dingin yang memasuki bagian kakinya yang bengkak, bagaikan dialiri oleh aliran listrik, lalu dia kesemutan dan tidak tahan untuk berteriak, “Ah….”
“Eh, teriakanmu ini sungguh menggoda sekali….” ujar Reza Qiao tersenyum. Reza Qiao meraba pergelangan kaki Yuly Xia sambil memuji, “Meski dihalangi oleh stocking, tetapi tetap sangat halus dan mulus….”
Yuly Xia beremosi lagi, pria ini memanfaatkan kesempatan mengambil keuntungan padanya, seketika dia lupa bahwa Reza Qiao sedang membantunya, dan langsung mendorong Reza Qiao, “Dasar preman, minggir….”
Setelah selesai berkata, Yuly Xia bangkit berdiri.
Melihat Yuly Xia berdiri, semua orang pun terbengong, eh, kenapa tiba-tiba sudah sembuh?
Yuly Xia juga termangu, dia melihat ke bawah, eh, tidak sakit lagi, juga sudah tidak bengkak.
Bengkaknya memudar dengan begitu cepat, berada di luar dugaan semua orang. Rini Liu juga merasa heran, tadi dia meminta Reza Qiao membantu Yuly Xia, dia juga tidak tahu apakah sebenarnya Reza Qiao bisa atau tidak, tak disangka aksi Reza Qiao dalam canda tawa langsung menyembuhkan Yuly Xia. Dia bahkan tidak melihat dengan jelas bagaimana Reza Qiao beraksi, hanya melihat Reza Qiao tidak hentinya mengusap pergelangan kaki Yuly Xia, tidak hentinya merayu dengan mesum.
Tidak hanya Rini Liu yang tidak melihat dengan jelas, semua orang di sekitar juga tidak melihat dengan jelas, selain Berty He. Berty He tahu bahwa yang dilakukan Reza Qiao bukanlah memijat, melainkan menggunakan aliran tenaga dalam untuk membuka meridian yang tersumbat, mereka semua tidak mengetahui kekuatan Reza Qiao, tentu saja tidak akan paham.
Yuly Xia berjalan dua langkah, wah, tidak sakit sama sekali, dia bahkan curiga tadi dirinya tidak terkilir. Meski pria ini bermulut manis, tetapi memiliki sedikit kemampuan juga, benar-benar adalah Tangan Dewa.
Ketidaksenangan Yuly Xia tadi langsung menghilang, dia berkata dengan canggung, “Tuan Qiao, terima kasih.”
“Pria muda ini hebat sekali, lihai dalam menyembuhkan orang.” Semua orang di sekitar memuji Reza Qiao.
Reza Qiao menatap Yuly Xia sambil tersenyum berseri, “Cantik berencana untuk berterima kasih padaku bagaimana? Hanya sekedar ucapan mulut saja?”
Yuly Xia merasa canggung lagi, dia berkata terbata-bata, “Tadi bukankah kamu berkata kamu melakukan kebajikan dengan tanpa pamrih?”
Reza Qiao mengernyit, “Cantik, kamu benar-benar naïf sekali, walau aku tidak meminta balasan, bagaimanapun kamu juga harus bersungkan sedikit bukan?”
Wajah Yuly Xia memerah, “Bukankah aku sudah berterima kasih padamu, kamu masih ingin bagaimana lagi?”
“Bagaimana? Aku piker dulu….” Reza Qiao terkekeh, dia berkata sambil menggoyang kepala, “Sebenarnya jika kamu benar-benar ingin membalasnya dengan dirimu sendiri, aku juga tidak akan setuju, tetapi kamu bisa mencoba mengajukannya.”
Yuly Xia sangat tersipu-sipu, dia berkata dengan malu, “Tidak, tidak.”
Winny Xu memanas-manaskan di samping, “Cantik, Reza Qiao pun sudah berkata walau kamu berinisiatif seperti itu, dia juga tidak akan menyetujuinya, kamu coba mengajukannya saja.”
Yuly Xia tidak berani untuk mencoba, dia takut begitu dirinya mencoba, Reza Qiao akan segera mengangguk, maka gawatlah jika seperti itu.
Tidak peduli bagaimana Winny Xu membujuknya, Yuly Xia tidaklah mencoba.
Melihat tampang Yuly Xia yang kesusahan, Reza Qiao semakin merasa lucu, dia melambaikan tangan, “Aduh, sudahlah, karena Cantik malu untuk mengatakannya, lupakanlah, begini saja, setelah naik pesawat nanti, berikan segelas milktea untukku saja.”
Yuly Xia lega, dia bergegas mengangguk, “Baik, Tuan Qiao, tidak masalah, pasti akan melayani kamu dengan baik.”
Reza Qiao terkekeh, “Cantik juga tahu, aku sangat suka minum milktea.”
Yuly Xia merasa canggung lagi, sedangkan Winny Xu tertawa terbahak-bahak.
Pada saat ini, pramugara itu mendesak Yuly Xia, “Ayo, cepat jalan, sudah hampir telat!”
Yuly Xia menatap Reza Qiao, “Tuan Qiao, kalian menaiki penerbangan kami untuk kembali ke Kota Qing bukan?”
“Iya, dengar-dengar kamu bekerja pada hari ini, aku secara khusus memesan tiket kepulangan pada hari ini.” kata Reza Qiao.
Yuly Xia tersenyum, “Tuan Qiao humoris sekali, sampai jumpa nanti di pesawat.”
“Baik, sampai jumpa nanti.”
Yuly Xia berjalan pergi terlebih dahulu, dia merasa bersyukur, untung saja Reza Qiao membantu kali ini, kalau tidak, akan menunda pekerjaan. Meski pria ini bermulut manis, tetapi sekarang sepertinya tidak begitu menjengkelkan.
Sebenarnya jika dipahami dengan sudut pandang yang berbeda, bermulut manis adalah humoris, seorang pria yang humoris sepertinya tidak seharusnya menjengkelkan.
Sementara apakah bermulut manis atau humoris, tergantung bagaimana wanita itu berpikir.
Pada saat ini, Yuly Xia merasa dia seharusnya menganggap Reza Qiao yang bermulut manis sebagai humoris.
Rini Liu mereka tiba di depan pintu keberangkatan.
“Reza Qiao, sejak kapan kamu mempelajari teknik memijat yang begitu ajaib?” tanya Rini Liu.
Reza Qiao berkata sambil tersenyum berseri, “Tangan Dewa kecilku ini, sama halnya dengan membuatkan gunung tinggi untuk Tina, termasuk sebagai ilmu rahasia dunia Jianghu, aku dapatkan dalam suatu kebetulan, hehe, merupakan teknik hebat untuk menjadi kaya dan sukses.”
Rini Liu mengangguk, benar seperti itu, tebakannya benar.
Winny Xu berkata, “Reza Qiao, setelah pulang nanti aku yang akan mengeluarkan dana, kita buka toko pijat saja, dengan Tangan Dewa kecilmu ini, pasti bisa melayani para wanita cantik dengan puas.”
“Kenapa, tidak menarikku pergi menjadi model dan penyanyi jalanan lagi?” tanya Reza Qiao.
“Menurutku membuka took pijat sepertinya lebih stabil, menjadi penyanyi jalanan, aku khawatir kamu tidak akan sanggup jika penggemar wanitamu terlalu banyak.”
“Winny Xu, masalah yang kamu galaukan benar-benar terlalu banyak, kuberitahu saja, sekarang aku tidak akan pergi ke manapun, aku hanya akan menjadi supir kecil untuk Bos.”
Rini Liu merasa senang mendengarnya, “Reza Qiao, aku sangat puas dengan perkataanmu ini.”
“Dapat membuat Bos merasa puas adalah kebahagiaan terbesarku!” ujar Reza Qiao dengan keras.
Rini Liu tersenyum dengan girang.
Willy Xu meremehkan, “Heng, hanya bisa menepuk pantat kuda saja.”
Reza Qiao menatap Willy Xu, “Apa yang dikatakan Direktur Xu?”
“Aku berkata selain menepuk pantat kuda Rini, kamu tidak bisa apa-apa.” Willy Xu mencibir.
“Apakah kamu yakin itu adalah pantat kuda Rini?” Reza Qiao memiringkan kepala.
“Benar, yakin dan sangat pasti.” Willy Xu mengangguk tanpa berpikir panjang.
Reza Qiao menoleh dan berkata kepada Rini Liu, “Bos, Direktur Liu memaki kamu, dia berkata pantatmu adalah pantat kuda, jelas mengatai kamu bukan manusia.”
Rini Liu beremosi, dia memelototi Willy Xu, “Direktur Xu, apakah kamu ingin mencari masalah? Siapa yang kamu katakan bukan manusia?”
Willy Xu kaget sekali, dia bergegas berkata, “Rini, aku tidak mengatakan kamu bukan manusia, Reza Qiao yang mengatakannya.”
“Jelas-jelas kamu yang mengatakannya, aku pun sudah mendengarnya, kamu bahkan masih mengkambinghitamkan Reza Qiao.” ujar Rini Liu dengan gusar.
Keringat Willy Xu mengalir bercucuran, “Rini, maksudku Reza Qiao menepuk pantat kuda kamu, aku tidak mengatakan kamu bukan manusia.”
Reza Qiao berkata, “Direktur Xu, pantat Rini jelas-jelas adalah pantat manusia, tetapi kamu malah mengatakan adalah pantat kuda, hatimu yang hitam itu tidak dapat luput dari mataku dan mata Rini yang tajam.”
Willy Xu membelalak kaget.
Rini Liu merasa perkataan Reza Qiao ini semakin tidak beres, apa-apaan pantat manusia dan pantat kuda, kenapa rasanya begitu tidak enak didengar.
“Sudah, masalah ini tidak perlu diributkan lagi.” ujar Rini Liu, tetapi dia menatap tidak senang kepada Willy Xu.
Willy Xu sangat lesu, sedangkan Reza Qiao tersenyum menampakkan gigi.
Kemudian, mereka semua mulai menaiki pesawat.
Winny Xu dan Willy Xu berjalan di belakang, Winny Xu berjalan sambil menasehati Willy Xu, “Di hadapan Reza Qiao, setidaknya kamu juga adalah kakak ipar, lihat saja seperti apa kamu ini sebagai kakak ipar, setiap harinya beradu mulut dengan adik ipar, malu tidak? Dengan seperti ini, ke depannya bagaimana Little Reza memanggilmu kakak ipar….”
Reza Qiao, Rini Liu, Milan, dan Berty He pun tidak tahan ingin tertawa setelah mendengar perkataan Winny Xu. Willy Xu merasa sangat sumpek, sialan, kenapa dia mempunyai seorang adik ipar seperti ini.
Setibanya di depan pintu kabin pesawat, Yuly Xia sedang berdiri di sana menyambut mereka dengan senyuman.
Reza Qiao melambaikan tangan kepada Yuly Xia, “Halo Cantik.”
“Tuan Qiao, selamat datang di penerbangan kami, semoga kalian semua memiliki perjalanan yang menyenangkan.” ujar Yuly Xia tersenyum.
Reza Qiao melihat ke bawah menatap kaki Yuly Xia yang mengenakan stocking tembus pandang warna hitam. Yuly Xia merasa tidak nyaman karena tatapan Reza Qiao, tatapan pria ini sungguh semena-mena sekali.
“Sudah tidak sakit bukan?” tanya Reza Qiao dengan wajah serius.
“Iya, sudah tidak sakit sama sekali, aku pun curiga sebelumnya kakiku tidak terkilir.”
“Hhmm, baguslah jika seperti itu, tetapi, tidak sakit ini hanya untuk sementara saja.”
“Ah, sementara?” Yuly Xia terkejut.
Reza Qiao mengangguk, “Iya, hanya bisa menjamin kamu tidak sakit hingga sampai di rumah.”
“Kalau begitu harus bagaimana?” Yuly Xia menatap Reza Qiao dengan berharap.
“Setelah pulang nanti, rendam kaki dengan air panas yang ditambahkan dengan tanaman baru cina, tiga puluh menit saja sudah cukup.”
Yuly Xia mengangguk dengan girang, sekarang dia turut kepada perkataan Reza Qiao.
Rini Liu mengangguk di belakang, ternyata pria ini masih menyimpan siasat lanjutan, tiba-tiba Rini Liu merasa tidak tenang, Reza Qiao membuatkan gunung tinggi kepada Tina Jiang, apakah juga menyimpan siasat lanjutan? Jika Reza Qiao menyimpan siasat lanjutan, maka gunung tinggi Tina Jiang mungkin tidak tahu kapan akan kembali menjadi sebesar tutup gelas.
Setelah memasuki kabin pesawat, mereka semua duduk di kursi masing-masing. Sama seperti ketika datang, Reza Qiao duduk bersama Rini Liu dan Milan, Rini Liu duduk di tengah, Milan duduk di dekat jendela, sedangkan Reza Qiao duduk di dekat lorong.
Winny Xu dan Willy Xu tetap duduk di barisan di belakang mereka, serta Berty He juga duduk di samping Winny Xu.
Ada seorang pria gemuk yang duduk di seberang Reza Qiaa, dia duduk dengan tidak tenang sambil mengamati Rini Liu dan Milan dengan tatapan mesum, dan sewaktu-waktu juga menatap ke belakang melihat Berty He dan Winny Xu.
Reza Qiao menatap pria gemuk dengan senyum berseri, lalu menggoyangkan tangan di depan matanya, “Hei, si gemuk, apa yang sedang kamu lihat dengan mata mesum kamu? Hati-hati bola matamu jatuh keluar.”
Si gemuk menatap Reza Qiao dengan tidak senang dan sedikit canggung, dia menegakkan badan lalu berdeham, duduk dengan tegak di sana.
Kemudian, mata si gemuk membelalak lagi, dia menatap Yuly Xia yang berada di depan dengan mesum, bola matanya benar-benar hendak jatuh keluar.
Reza Qiao berpikir dalam hati, si gemuk genit sekali, sialan, bagaimana bisa wanitanya dilihat sembarangan oleh orang lain? Si gemuk harus diberi pelajaran.
Pesawat sudah lepas landas dan mulai terbang dengan stabil. Rini Liu mereka merasa lelah karena bangun terlalu pagi, dan mereka tertidur. Yuly Xia mulai membagikan minuman kepada semua orang.
Ketika tiba di depan si gemuk, Yuly Xia bertanya, “Apa yang ingin Tuan minum?”
“Kopi.” kata Si gemuk dengan tidak fokus, tangannya yang gemuk bergeser ke bawah, dan meraba paha Yuly Xia.
“Ah….”
Yuly Xia berteriak kaget, tangannya bergetar, lalu kopi itu menyirami setelan jas si gemuk.
“Bagaimana kamu ini?” teriak si gemuk dengan berpura-pura.
“Maaf, maaf….” Yuly Xia bergegas membungkuk untuk mengelap pakaian si gemuk, mata genit si gemuk mengambil kesempatan melirik ke dalam kerah Yuly Xia, wajahnya penuh dengan rasa puas….
Yuly Xia tidak bisa mengatakan kepahitannya, dia tahu si gemuk sedang mengambil keuntungan padanya, tetapi memangnya bagaimana? Gusar bercampur dengan malu, air mata Yuly Xia pun hampir menetes.
Si gemuk keparat.
Pada saat ini, Reza Qiao menepuk bahu Yuly Xia, “Cantik, biar aku saja yang mengelap pakaian Tuan ini, kamu ambilkan minuman untukku saja.”
Yuly Xia bergegas berdiri, dia sangat bersyukur Reza Qiao menyelamatkannya pada saat ini.
“Apa yang ingin Tuan minum?”
“Segelas susu panas yang mendidih.” ujar Reza Qiao sambil mengelap pakaian si gemuk.
Reza Qiao suka minum susu, kali ini dia meminta yang panas mendidih.
Yuly Xia mengiyakan dan pergi mengambilkannya.
Si gemuk menatap Reza Qiao dengan tidak senang, sialan, dirinya sedang melihat dengan asyik, tetapi diganggu oleh bocah ini, menyebalkan sekali.
Si gemuk berkata dengan dingin, “Bocah, apakah kamu kurang kerjaan?”
Reza Qiao tersenyum menampakkan gigi, tetapi tidak berkata apa-apa.
Sesaat kemudian, Yuly Xia datang membawakan segelas susu panas.
Reza Qiao berdiri dan menatap Yuly Xia, “Apakah panas?”
“Mendidih.” Yuly Xia merasa sangat heran, bagaimana mungkin Reza Qiao bisa meminum susu yang begitu panas?
Reza Qiao tersenyum dan mengambil susu panas itu, hhmm, memang sangat panas.
Reza Qiao menatap si gemuk, dia menahan bahunya sambil berkata pelan, “Si gemuk, jangan bergerak….”
“Kenapa?” Si gemuk memelototi Reza Qiao.
Reza Qiao tersenyum, lalu dia menuangkan segelas susu panas yang mendidih ke atas kepala si gemuk….
“Ah….” Dalam kabin pesawat yang hening, tiba-tiba terdengar suara teriakan bagaikan babi yang terbunuh….
Novel Terkait
1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaBeautiful Lady
ElsaSi Menantu Buta
DeddyThick Wallet
TessaAku bukan menantu sampah
Stiw boyLoving Handsome
Glen ValoraAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan