Asisten Bos Cantik - Bab 18 Melakukannya Dua Kali
Dengan canggung Nindy berkata: “Salah paham, rumah kakak Rini di depan.”
“Kamu mengenal Rini?” Reza Qiao kembali melihat depan 305, kembali memandangi Nindy.
“Kamu itu siapanya kak Rini?”
“Aku adalah pacarnya Rini.” Reza Qiao dengan bangga berkata.
Nindy Sangat terkjeut, Kak Rini adalah orang paling cantik di Kota Qing, dia bahkan tidak terlalu tertarik dengan beberapa orang terkenal yang mengejarnya, dan orang di depan matanya yang terlihat biasa ini adalah pacarnya, benar-benar di luar dugaan.
“Apa pekerjaanmu?”
“Aku adalah asisten sekaligus sopir Rini.” Kata Reza Qiao sambil melihat Nindy dari atas sampai bawah.
Ini adalah wanita yang memiliki kecantikan intelektual, dengan wajah yang memiliki lesung pipit, dan tubuh ramping yang berbentuk.
Melihat pandangan aneh Reza Qiao memandangi dirinya, Nindy lansung marah saat tiba-tiba mengingat tadi tubuhnya telah kelihatan semuanya, orang ini berkata kalau dia adalah pacar kak Rini, dia juga bilang dia adalah asisten dan sopirnya, jelas sekali jika itu adalah palsu dan omong kosong, orang ini hanyalah seorang penyewa rumah kak Rini saja.
Tapi Kak Rini sama sekali tidak kekurangan uang, kenapa harus menyewakan rumahnya?
Seketika Nindy tidak bisa berpikir, malah dia melihat tatapan mata Reza Qiao yang aneh.
“Lihat-lihat, tidak pernah bertemu wanita?” Nindy berkata dengan kesal.
“Aku sudah banyak bertemu dengan wanita, tapi kamu sangat berbeda, dan ternyata kamu memanggil Rini itu sebagai kakak, maka aku adalah kakak ipar mu, namaku adalah Reza Qiao, nantinya kita adalah tetangga.” Reza Qiao sangat bahagia karena bertemu dengan tetangga yang cantik, memang sangatlah beruntung.
“Jika masih berani berbohong aku akan menyuruh kakak sepupuku untuk memberitahu kak Rini, dengan begitu kak Rini akan mencarimu.” Nindy memperingati Reza Qiao.
“Ooo, kakak sepupumu adalah....”
“Milan.”
“Kak Milan, kami sangat akrab.” Reza Qiao menjadi lebih bahagia.
“Kamu benar-benar mengenal kakak sepupuku?” Tanya Nindy sedikit curiga.
“Iya, kakak sepupumu lebih tinggi sedikit darimu, dan lagi, kedua gunungnya lebih besar darimu......” Reza Qiao dengan serius memperagakannya.
“Tidak tahu malu, keluar--” Nindy mengunci pintunya, setelah itu menelpon Milan.
Reza Qiao membuka pintu 305 dan masuk, ini adalah rumah dengan 3 kamar dan 2 ruang tamu, ditambah dengan furniture yang sangat mewah.
Reza Qiao sangat puas, rumah sebagus ini hanya disewa seharga 800 RMB, sepertinya Rini kasihan dengan dirinya, bisa membiarkan pacarnya tinggal di rumah sebagus ini.
Tiba-tiba Rini Liu menelpon.
“Reza Qiao, aku peringatkan, adik sepupu Milan tinggal di depanmu, kamu jangan mengganggunya.”
“Aku tidak mengganggunya, kamu mengobrol dengan bahagia, ohh ya, apa pekerjaan Nindy?”
“Pengacara.”
Ternyata Nindy adalah pengacara cantik, pantas saja penuh dengan kecantikan yang intelektual.
“Apakah kamu puas dengan rumahnya?” Setelah berkata begitu Rini Liu merasa sedikit berlebihan.
“Cukup untuk tinggal.”
“Apa? Cukup untuk tinggal.”
“Iya, masih kurang sesuatu.”
“Kurang apa?”
“Wanita cantik.”
“........”
Rini Liu kembali mengatur napasnya dan berkata: “Rumah ini cocokkan untuk harga sewa 800 RMB?”
“Aku rasa seharusnya 2000 RMB (sekitar 4 juta rupiah) baru cocok.”
“Baik, kalau begitu kita hitung dengan harga 2000 RMB.” Rini Liu tidak tahan ingin tertawa, saat ini masih ada yang tidak suka jika harga sewa rumah itu murah.
“Kalau begitu setiap bulan kamu harus menaikkan gajiku 3000 RMB.”
“........”
Rini Liu merasa tidak bisa menanggapi iblis ini, melakukan apapun orang ini ingin untung.
“Cepat kembali, aku ingin keluar.”
Baru saja memasuki lobby perusahaan, Reza Qiao bertemu dengan Milan.
Milan langsung menahan Reza Qiao dan bertanya: “Jawab dengan jujur, apa yang telah kamu lakukan pada adik sepupuku?”
“Aku tidak melukan apa-apa, aku hanya melihat sebentar.”
“Lihat apa?”
“Tanyakan saja pada adik sepupumu.”
“Bajingan, mengintip adik sepupuku mandi, kamu kamu kamu......”
“Apanya aku? Gunung yang dimiliki adik sepupumu itu tidak sebesarmu, aku malah ingin melihat punyamu, bagaimana kalau kita cari waktu untuk memenuhi rasa penasaranku.”
Milan sangat marah: “Tidak.”
“Kita semua adalah rekan kerja, kenapa begitu pelit? Anggap saja berbuat kebaikan.”
“Tidak tahu malu.” Milan melayangkan tinjuan kecil memukul Reza Qiao.
“Kak Milan, sebenarnya jika melakukan sesuatu yang baik sekali itu tidak sulit, yang sulit adalah.....”
“Apa?” Sambil memukul Milan sambil bertanya.
“Melakukannya 2 kali.”
Milan tidak tahan untuk tertawa, kemudian dengan serius berkata pada Reza Qiao: “Aku dengan serius memperingatkanmu, jika saja kamu berani macam-macam dengan adik sepupuku, maka aku tidak akan mengampunimu.”
Reza Qiao dengan sedih berkata: “Di dunia ini apakah ada yang lebih benar dibandingkan aku? Kak Milan, bagaimana kalau kamu menggantikan adikmu menjinakkan aku?”
“Pergi--”
Baru saja Reza Qiao sampai di depan mobil, Rini Liu sudah turun.
Saat Rini Liu baru saja ingin menaiki mobil, tiba-tiba datang seorang laki-laki berambut pendek yang berusia 30 tahun berjalan mendekat.
Laki-laki ini terlihat sangat kuat, dengan ekspresi yang diam, namun kedua matanya terlihat sangat bersemangat.
Rini Liu sediki terkejut melihat laki-laki ini: “Gunawan Zheng.”
“Halo Nona.” Gunawan Zheng sangat hormat berbicara dengan Rini Liu.
“Bukannya kamu terus berada.....”
“Aku baru kembali, Kak Albert sudah mau keluar, jadi teman-teman semua sudah kembali ke Kota Qing.” Suara Gunawan Zheng barusan sangat mempunyai daya tarik.
Raut wajah Rini Liu sedikit berubah: “Kamu datang ini untuk......”
“Aku hanya kebetulan lewat sini, jadi sekalian melihat nona, nona sekarang bagaimana?”
“Aku sangat baik.”
“Nanti saat kak Albert keluar, aku dan teman-teman akan menjemputnya, apakah nona mau ikut?”
Rini Liu terlihat sedikit ragu, kemudian menganggukan kepalanya.
Sejenak Gunawan Zheng melihat Reza Qiao yang berada dalam mobil, setelah ini menganggukan kepala pada Rini Liu: “Kalau begitu nona lanjutkan saja kerjanya, aku pamit dulu.”
Mata Reza Qiao terus melihat Gunawan Zheng yang berjalan keluar dari pintu perusahaan, punggungnya terlihat sangat kuat dan sedikit kesepian.
Rini Liu yang melihat Gunawan Zheng pergi, raut wajahnya berubah menjadi sedikit gelap, dan khawatir.
Kak Albert, kata Reza Qiao.
Novel Terkait
Mi Amor
TakashiInnocent Kid
FellaIstri Pengkhianat
SubardiBehind The Lie
Fiona LeeMy Only One
Alice SongMr Huo’s Sweetpie
EllyaAfter The End
Selena BeeAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan