Asisten Bos Cantik - Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
Saat itu Reza Qiao sangat gembira, setelah membeli sarapan dan kembali ke hotel, wanita cantik itu pun sudah menghilang, dia mengira sudah melewatkan kesempatan untuk bertemu dengan wanita itu, sayang sekali, tetapi dia tidak menyangka bahwa begitu cepat bisa bertemu dengan wanita cantik itu kembali, dan juga wanita itu adalah CEO perusahaan Foursea, ternyata hal baik yang dia lakukan adalah atasannya sendiri, jadi tidak tahu Rini Liu akan membalasnya seperti apa, apakah dia akan memberi imbalan sebagai rasa berterima kasih atau menaikkan jabatannya, atau......
Semakin dipikir Reza pun semakin senang.
Saat itu Rini Liu pun sangat ketakutan, dia tidak menyangka bahwa setan yang merampas keperawanannya itu muncul di sampingnya, dan setan itu yang mengantarnya.
Terlalu mengerikan.
Rini Liu yang sedang duduk di dalam mobil pun terkejut: “Tolong, tangkap si mata keranjang ini......”
“Datang datang, bos, di mana mata keranjang itu?”
“Di sini, kamu, kamulah si setan itu!” Rini Liu menunjuk ke arah Reza Qiao.
Reza Qiao pun tidak mengerti: “Bos, sepertinya anda salah, bagaimana caranya aku menangkap diriku sendiri?”
“Setan, kenapa kamu bisa membawa mobilku?” tanya Rini Liu.
“Aku adalah supir baru, semalam baru saja aku menolongmu, dan hari ini kita bertemu lagi, wah, bos, kita benar-benar berjodoh.”
“Kepalamu, semalam kamu mana menolongku, jelas-jelas kamu cabul.”
“Bos, anda dengarkan dulu penjelasanku mengenai semalam......”
“Tidak mau, tidak mau, setan, pergi kamu...”
Reza Qiao rem mendadak, lalu membuka pintu mobil.
“Apa yang kamu lakukan?” Rini Liu dengan panik melihat ke arah Reza Qiao.
“Bukankah kamu menyuruhku untuk pergi?”
Rini Liu terdiam, dia berpikir sejenak, sekarang dia sangat tergesa-gesa ingin bertemu dengan walikota, dan jika menyuruh setan itu untuk pergi, tentu saja hal besarnya akan tertunda, karena itu adalah proyek bernilai 4 miliaran RMB (sekitar 8 triliun rupiah).
Rini Liu menenangkan dirinya sejenak, dia pun berpikir bahwa setelah semuanya selesai baru menyuruh setan itu untuk pergi.
“Lanjut menyetir.”
Reza Qiao menutup pintu mobil, sambil menyetir sambil mengoceh: “Bos, kamu orangnya sangat panik sekali, kata-kataku masih belum selesai.”
“Diam, setan.” Rini Liu sangat marah, bagaimana pun hal itu sudah terjadi, dan keperawanannya sudah tidak ada, masih mau menjelaskan apa lagi.
Reza Qiao pun menutup mulutnya dan hanya menyetir.
Rini Liu melihat ke arah jam dan kembali panik, masih ada 16 menit 9 detik, jika dengan kecepatan seperti ini, tentu saja akan terlambat, kehilangan kepercayaan walikota, tidak bisa dimain-mainkan.
“Menyetir lebih cepat.” Kata Rini Liu dengan panik.
Reza Qiao tidak menjawabnya.
“Dengar tidak, cepat sedikit.”
Reza Qiao masih tidak menjawabnya.
“Bisu ya?” kali ini Rini Liu marah.
“Bukankah kamu menyuruhku diam?”
Rini Liu seketika terdiam.
Reza Qiao tertawa dan berkata: “Bos, kamu ingin secepat apa?”
“Paling cepat berapa, ya segitu saja.”
“Bagaimana kalau terbang saja?”
“Memangnya kamu punya keahlian itu?” Rini Liu mengejeknya.
“Tidak percaya? 15 menit saja aku bisa sampai di kantor walikota.”
Rini pun menjawabnya: “Iya kalau kamu benar-benar bisa terbang.”
“Kalau tidak percaya, kita taruhan saja.”
“Taruhan apa?” tanya Rini Liu penasaran.
“Dalam 15 menit jika aku tidak bisa, terserah kamu mau apa, tetapi jika tepat waktu, kamu akan mencium mulutku......”
Seketika Rini Liu merasa kacau, mata keranjang, semalam tidak tahu sudah berapa kali dia mainkan, dan tidak tahu sudah cium berapa kali, dan sekarang malah masih belum puas juga dan masih mau minta lagi, menjijikkan.
“Setan, pergi kamu.”
Reza Qiao kembali mengerem mobilnya secara mendadak, membuka pintu dan berkata: “Setan akan pergi.”
Rini Liu pun panik, si setan itu sedang mempermainkannya, benar-benar buat emosi.
Gigi Rini Liu pun menggeram: “Kalau begitu taruhan ya taruhan, dalam 15 menit kalau kamu tidak tepat waktu sampai di kantor walikota, cepatlah pergi dari hadapanku.”
Tentu saja Rini Liu tidak percaya Reza bisa dalam 15 menit sampai ke kantor walikota, sulit sekali menghindari keterlambatan hari ini, tetapi bisa mencari alasan untuk mengusir setan itu juga sudah lumayan.
“Baiklah diterima, duduklah dengan baik.” Reza Qiao menutup mobil dan langsung menginjak gas mobil, mobil BMW itu pun dengan sangat cepat dan liar berjalan.
Tubuh Rini Liu bergoyang dengan kuat, dengan sigap dia pun memegang erat pegangan mobil, seakan-akan hatinya naik ke tenggorokan dan matanya, bangsat, kecepatannya bertambah besar sekali.
Mobil BMW itu pun dengan cepat dan liar berlari dan memotong, perpindahannya sangat indah sekali di jalanan, sampai-sampai mobil dan pejalan kaki pun ketakutan dan menghindar, mereka semua melihatnya dengan terkejut, sedangkan Rini Liu yang berada di dalam mobil, hatinya sangat berdetak kencang karena ketakutan, seperti rohnya terbang dan hilang.
“Crittt......” terdengar rem dari mobil BMW itu yang berhenti dengan stabil.
“Bos, sudah sampai.”
Rini Liu menghirup napas dalam-dalam, dan ketika melihat jam, waktu masih menunjukkan pukul 08.58, si setan itu benar-benar seperti terbang dan sampai dengan tepat waktu.
Tepat jam 9 Rini Liu muncul di kantor walikota, Steven Qiao.
Steven Qiao tampak seperti pemuda yang bertanggung jawab dan tenang.
“Wah, CEO Liu, tepat waktu sekali.” Steven tertawa dan mengulurkan tangan kepada Rini Liu.
“Selamat pagi walikota Qiao.” Rini Liu dengan senyuman dan baru saja ingin mengulurkan tangannya, tiba-tiba saja Reza Qiao muncul dari belakangnya dan duluan merebut tangan Steven Qiao, dengan ramah berkata: “Halo, selamat siang walikota Qiao.”
Walikota Qiao pun terkejut melihat Reza Qiao: “Kamu adalah......”
Rini Liu pun terkejut, kenapa setan ini mengikutinya kemari?
“Aku adalah supir CEO Liu, namaku Reza Qiao, kita adalah satu keluarga, walikota Qiao.”
“Oh, satu keluarga.” Steven Qiao menjawabnya dengan datar, seorang supir rendahan berani-beraninya katakan satu keluarga dengannya, tebal muka sekali.
“Begitu muda sudah menjadi walikota, benar-benar membuat keluarga Qiao bangga, aku sangat bangga padamu, kamu bekerjalah dengan baik, aku lihat masa depanmu sangat cerah.”
Steven Qiao dan Rini Liu pun tertawa, Rini Liu berkata: “Aku dan walikota sedang ingin membahas sesuatu, kamu pergilah melakukan sesuatu yang lain.”
“Baik, Baik, aku tidak akan menganggu kalian lagi.” Reza Qiao dengan penuh senyuman pergi keluar, sepertinya walikota terlihat waras.
Setelah Rini Liu dan Steven Qiao selesai membahas proyek mereka, Reza Qiao pun sedang mondar-mandir di depan mobil.
Baru saja Rini Liu mau membuka pintu mobil, Reza berkata: “Tunggu sebentar bos.”
“Ada apa?” Rini Liu pun menatap ke arah Reza Qiao.
“Tadi kamu sudah kalah taruhan, bukankah sekarang seharusnya membayar janjimu?” kata Reza Qiao dengan yakin.
Novel Terkait
Nikah Tanpa Cinta
Laura WangHusband Deeply Love
NaomiLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieHalf a Heart
Romansa UniverseBeautiful Lady
ElsaLoving Handsome
Glen ValoraAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan