Asisten Bos Cantik - Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
Leo Wang menambahkan: "Bos Reza, tidak peduli dari manapun asal bule itu, sekarang hanya kamu yang dapat membalikkan keadaan. Masalah ini aku serahkan kepada Bos Reza."
Reza Qiao menepuk bahu Leo Wang: “Jangan khawatir, sebagai pemegang saham Perusahaaan Central Asia, casino mengalami kesulitan, tentu aku tidak akan duduk diam. Ini berkaitan dengan keuntunganku. Kalau perusahaan bangkrut, bukankah saham 600 juta aku terbuang percuma?"
Leo Wang merasa lega. Meskipun dia tidak tahu apakah Reza Qiao bisa mengalahkan bule itu, dia sendiri jelas bukan lawannya. Dia hanya bisa mengandalkan Reza Qiao, kalau Reza Qiao juga tidak bisa mengalahkan orang itu, berarti Tuhan ingin menghancurkan Perusahaan Central Asia, hanya bisa mengikuti nasib.
"Selama Bos Reza mau bertindak, menang atau kalah akan kuterima. Bahkan kalau hasil terburuk muncul, aku tidak akan menyalahkan Bos Reza."
Reza Qiao mengerutkan kening: "Perkataanmu tampak kurang percaya kepadaku."
Leo Wang buru-buru berkata: "Bukannya aku tidak percaya kepada Bos Reza, tentu saja aku tahu kemampuan Bos Reza yang luar biasa, tapi bule itu benar-benar hebat. Aku sudah berada di casino selama puluhan tahun, tapi aku tidak pernah melihat orang sehebat itu."
Reza Qiao berkata dengan acuh tak acuh: "Itu karena kamu tidak bertemu denganku lebih cepat. Aku, Reza Qiao, bukan hanya pria hebat nomor satu di dunia, tapi juga raja judi nomor satu. Bukan, harusnya Dewa Judi. Tidak peduli seberapa hebat, aku bisa menghabiskannya!"
Apa yang dikatakan Reza Qiao tidak begitu sombong. Leo Wang menahan sedikit keberanian dan berharap Reza Qiao benar-benar melakukan apa yang dia katakan.
Reza Qiao melanjutkan: "Kamu beri tahu aku tentang proses berjudi dengannya tadi malam, ceritakan sedetail mungkin."
Leo Wang berkata sambil memikirkannya, setelah lama membicarakannya, Reza Qiao mendengarkannya dengan sangat serius.
Ya, bule yang memenangkan 1 miliar tadi malam ini memang cukup hebat, Leo Wang tentu bukanlah lawannya.
Tapi kenapa nafsu orang ini begitu besar, sudah memenangkan 1 miliar juga belum cukup, bahkan kata-kata kasar dikeluarkan untuk menjatuhkan dua casino besar Leo Wang.
Apakah ada cara untuk ini?
Reza Qiao memandang Leo Wang : "Kamu punya saingan?"
"Ada, masih banyak lagi."
"Oh, kenapa banyak sekali?"
"Ada ratusan casino besar dan kecil di Kota Makau, casino yang lebih besar ada puluhan. Untuk bersaing memperebutkan pelanggan, persaingan antara satu sama lain sangat ketat. Kita semua adalah saingan. Bisnis casino kita sangat baik, tentu mereka ingin menghancurkanku."
Reza Qiao mengangguk: "Mungkinkah salah satu lawan kamu sengaja mengundang seorang ahli untuk membuat masalah?"
Leo Wang berpikir sejenak: " Perkataan Bos Reza mengingatkan aku bahwa mungkin memang begitu."
"Lalu menurutmu yang mana yang mau melawanmu?"
“Ini tidak bisa dipastikan.” Leo Wang menggelengkan kepalanya.
Reza Qiao berkedip: "Karena sekarang tidak tahu, maka abaikan saja ini. Aku akan melihat keterampilan bule itu dulu malam ini."
Leo Wang dengan sengit berkata: "Nasib Perusahaan Central Asia berada di tangan Bos Reza. Kalau Bos Reza dapat mengalahkan bule itu malam ini, aku rela memberikan setengah saham perusahaan kepada Bos Reza."
Leo Wang mengatakan ini setelah berpikir keras. Daripada dihancurkan oleh bule, lebih baik dia bertaruh pada Reza Qiao. Kalau Reza Qiao mengalahkan bule itu, setidaknya bisa menyelamatkan setengahnya, ini lebih baik dari bangkrut.
Dan melakukan itu pasti akan menyemangati Reza Qiao untuk berjuang demi kemenangan. Setengah dari sahamnya bernilai 10 miliar. Reza Qiao tidak punya alasan untuk tidak tergoda.
Ketika Reza Qiao mendengar apa yang dikatakan Leo Wang, dia memukul meja: "Sial, aku bertemu dengan bule itu, kamu sudah melakukannya dulu denganku, bertaruh 10 miliar padaku, kan? Otakmu masuk air?"
Leo Wang berkata dengan tenang: "Bos Reza, tidak ada air yang masuk, aku sangat sadar sekarang."
“Aku sudah berjanji untuk membantumu, kenapa kamu menyebutkan tentang membagi aku setengah dari saham? Apakah kamu khawatir aku tidak akan melakukan yang terbaik?” Reza Qiao menyeringai.
Leo Wang berkata dengan terus terang: "Iya, aku khawatir Bos Reza memiliki beban yang terlalu ringan, tidak ada tekanan."
"Beban 10 milyar itu memang agak berat, aku merasakan tekanan sekarang."
"Hal yang baik kalau Bos Reza mendapat tekanan."
"Memberikan aku setengah saham, kamu tidak sakit hati tentang itu?"
Leo Wang berkata: "Kalau Bos Reza mendapat 10 miliar saham, itu berarti Bos Reza mengalahkan bule itu, bukankah lebih baik daripada dihancurkan oleh bule itu? Dan kalau Bos Reza menang, itu adalah pahlawan besar bagi perusahaan, memberikan hadiah untuk Bos Reza, itu memang sudah seharusnya. Selain itu, kalau Bos Reza mendapatkan setengah saham, ditambah dengan 3% sebelumnya, itu akan menjadi pemegang saham terbesar Perusahaan Central Asia. Adanya pemimpin berbakat sebagai pemegang saham terbesar, aku sebagai pemegang saham terbesar kedua pasti juga diuntungkan, bukan?"
Reza Qiao mengangguk: "Perhitungan kamu memang bagus. Kalau aku Reza Qiao, menjadi pemegang saham terbesar, aku harus bertanggung jawab. Mungkin aku bisa segera memperbaiki perusahaan. Kalau sudah menjadi berlipat ganda, aset kamu tidak akan lebih rendah dari sekarang."
Mendengarkan Reza Qiao mengucapkan ini dengan ringan, Leo Wang setengah membuka mulutnya, dan Reza Qiao mengatakan bahwa kekuatan perusahaan akan segera berlipat ganda. Ini tidak lain adalah mimpi. Dia telah bekerja keras selama beberapa dekade. Perusahaan baru mencapai skala saat ini, dan kata-kata Reza Qiao terlalu gila.
Leo Wang tersenyum pahit. Reza Qiao adalah seorang pemuda. Ketika dia sedang bersemangat, dia berani mengatakan apa saja. Satu-satunya yang bisa diharap adalah dia mengalahkan bule itu.
Melihat ekspresi Leo Wang, Reza Qiao tahu bahwa dia tidak mempercayai perkataannya, kemudian dia sedikit tersenyum: "Aku, Reza Qiao selalu menepati janji. Kita baru berhubungan dalam waktu yang singkat, bisa dimengerti kalau kamu memiliki keraguan. Tapi yang aku pikirkan sekarang adalah, kalau aku berhasil, aku khawatir kamu akan..."
"Bos Reza khawatir aku tidak menepati janji? Bagaimana mungkin, aku Leo Wang adalah seorang pemuda, aku tidak pernah mengambil kembali perkataanku, apalagi sekarang aku sudah diyakinkan oleh Bos Reza, aku tidak akan bercanda kepada Bos Reza untuk hal semacam ini. "Leo Wang menepuk dadanya.
Reza Qiao menggelengkan kepalanya: "Bodoh, aku khawatir kamu terlalu senang sampai gila dan masuk rumah sakit jiwa pada saat itu."
Leo Wang tertawa terbahak-bahak, ternyata Reza Qiao mengkhawatirkan hal ini, bagaimana mungkin.
Ponsel Leo Wang berdering, Leo Wang mengangkat telepon dan Reza Qiao pergi ke kamar mandi.
Setelah kembali dari kamar mandi, Leo Wang sudah selesai menjawab telepon dan duduk di sofa dengan wajah pucat.
“Bos Wang, ada apa?” Reza Qiao bertanya dengan pelan.
"Bos Reza, ada masalah besar, bule itu, dia..." Leo Wang gemetar.
“Kenapa? Apakah bule itu melarikan diri, atau dia kelelahan karena kesenangan tadi malam?” Reza Qiao tertawa.
Leo Wang menggelengkan kepalanya, dengan tatapan mata yang sangat ketakutan: "Bos Reza, ternyata bule itu adalah raja judi!"
“Oh, karena dia adalah raja judi, tentu dia pandai dalam hal itu.” Reza Qiao berkedip.
"Iya, sangat terampil. Aku baru tahu bule itu bernama Digua Ryle, dia berasal dari Las Vegas. Baru-baru ini dia mengalahkan mantan penjudi dunia dan memenangkan Kejuaraan Penjudi Dunia. Leo Wang sangat ketakutan, tidak heran dia kalah begitu parah tadi malam karena dia bertemu dengan raja judi dunia baru.
Tapi, Digua Ryle tidak tahu siapa lawan yang akan datang dan menghancurkan dirinya. Dengan dukungan raja judi dunia, tentu dia sangat percaya diri. Meskipun Reza Qiao bisa mengalahkan dirinya sendiri, tapi kali ini adalah melawan raja judi dunia, kemungkinannya untuk menang hampir nol.
Leo Wang merasa sangat putus asa, dia seperti melihat detik-detik kehancuran kerajaan bisnisnya.
“Little Wang, kamu merasa sangat putus asa sekarang?” Reza Qiao memandang Leo Wang.
Leo Wang mengangguk: "Bos Reza, aku sudah tidak melihat ada harapan sekarang."
“Kehilangan kepercayaan kepadaku?” Reza Qiao mengatakannya dengan enteng.
Leo Wang menghela napas dalam-dalam: "Bos Reza, aku sangat ingin mempercayaimu. Aku pun memimpikan kamu untuk menang, tapi Digua Ryle adalah raja perjudian dunia, kecuali Bos Reza adalah alien."
Reza Qiao tertawa: "Kalau begitu aku akan menjadi alien kali ini, aku akan memanggilnya ubi busuk. Malam ini kamu tuliskan surat perang untuk dia, tidak, perang akan dimulai sore ini."
"Bos Reza, kamu ingin mengambil inisiatif untuk menantang raja judi dunia?" Leo Wang mengira dia salah dengar dan menatap Reza Qiao dengan heran.
Reza Qiao mengangguk: "Ya, aku mengambil inisiatif untuk menantangnya."
"Bos Reza, kamu sudah mempertimbangkannya?" Leo Wang berkata dengan hati-hati.
Reza Qiao mengangguk.
"Bos Reza punya keyakinan berapa persen untuk menang?"
Reza Qiao dengan santai berkata: "Satu persen."
"Ah, kamu ingin menantangnya dengan poin itu saja?"
Reza Qiao tersenyum: "Kalau kamu tidak menantangnya, dia juga tetap akan datang. Lebih baik memimpin duluan. Kamu tidak bertaruh dengannya juga jalan buntu. Kenapa tidak menyelamatkan diri dulu? Mungkin kamu akan mendapatkan kejutan."
Leo Wang mengangguk. Kata-kata Reza Qiao masuk akal, kalau dia tidak melawan Digua Ryle, dia juga tetap akan menghancurkan casino miliknya dan tidak akan ada jalan keluar untuk Perusahaan Central Asia. Kalau begitu, lebih baik bertaruh.
Leo Wang merasa sangat tragis, karena tidak ada pilihan, dia akan melakukan sebisanya.
Reza Qiao berkata lagi: "Sebenarnya, semangat satu persen tidaklah kecil. Ketika kamu sudah yakin 100%, itu sudah terlambat, mereka tidak akan memberi kesempatan seperti itu."
Leo Wang mengangguk: "Baiklah, Bos Reza, mari kita lawan bule itu."
Reza Qiao menepuk bahu Leo Wang: "Ada aku, Reza Qiao, tidak perlu melakukan perlawanan. Aku pasti bisa menghabiskan dia malam ini."
Leo Wang mengacungkan jempol: "Keberanian Bos Reza benar-benar mantap, aku sangat mengaguminya."
Meski begitu, Leo Wang sangat putus asa dan bahkan bertanya-tanya kemana dia harus pergi bekerja setelah perusahaannya bangkrut.
“Ngomong-ngomong, di mana bule itu tinggal?” Tanya Reza Qiao.
"Anak buahnya bilang dia menginap di Macau Sky Hotel, yang merupakan hotel termewah di Kota Makau."
"Berapa banyak orang dia?"
"Kurang lebih 20, hotel itu dipenuhi dengan mereka."
"Ya, lumayan mencolok. Ketika kamu akan menulis surat, periksa siapa yang membayar itu semua."
"Maksud Bos Reza..."
“Karena bule itu diundang, tentu saja dia tidak perlu mengeluarkan uang sendiri.” Reza Qiao tersenyum.
Leo Wang mengerti: "Ya, benar. Kalau menemukan orang yang memesan hotel, kita tahu lawan mana yang mengundang bule itu."
Reza Qiao mengangguk.
"Aku akan pergi sekarang." Leo Wang bangkit dan pergi.
Reza Qiao pergi ke tempat Berty He. Berty He sedang menonton TV, dia tersenyum ketika melihat Reza Qiao. Orang ini datang ke sini sekarang, apakah dia mau lagi?
"Nona, aku datang mencarimu, aku ingin kamu mencari sesuatu dengan komputer untukku."
Ternyata dia tidak datang untuk melakukan itu, jadi Berty He mengangguk: "Apa yang ingin kamu cari?"
"Cari informasi yang berhubungan dengan Kejuaraan Penjudi Dunia tahun ini."
"Oke." Berty He menyalakan komputer dan bertanya dengan santai, "Kenapa kamu memeriksa ini?"
“Aku akan menantang orang ini sore ini.” Reza Qiao duduk di samping Berty He, mengatakannya dengan tenang.
“Kamu akan melawan penjudi dunia?” Berty He tercengang.
“Benar.” Reza Qiao mengangguk dengan acuh tak acuh.
Berty He menghela nafas: "Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak berani kamu tantang, tapi kamu sedang baik-baik saja, kenapa mau menantang raja judi dunia?"
Novel Terkait
Wanita Yang Terbaik
Tudi SaktiPejuang Hati
Marry SuMy Greget Husband
Dio ZhengMeet By Chance
Lena TanCinta Di Balik Awan
KellyAfter The End
Selena BeeNikah Tanpa Cinta
Laura WangDewa Perang Greget
Budi MaAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan