Asisten Bos Cantik - Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
Reza Qiao duduk di sofa di samping tempat tidur dan memandang Winny Xu, Winny Xu di depannya begitu mempesona, seperti putri duyung yang sedang menunggu untuk ditelan hidup-hidup.
"Winny Xu, apa kamu sudah memikirkannya dengan baik?"
"Ya, sudah aku pikirkan." Kata Winny Xu dengan sedikit gugup dan malu.
"Sudah pikirkan apa?"
"Sudah pikirkan untuk membiarkanmu menelanku hidup-hidup malam ini." Kata Winny Xu dengan terkekeh.
"Aku ingin memberitahumu, kamu tidak akan menjadi wanita terakhirku." Kata Reza Qiao dengan serius.
Ada sedikit kecemburuan di hati Winny Xu, di situasi seperti ini, bisa-bisanya Reza Qiao mengucapkan kata-kata seperti itu.
"Reza Qiao, mengapa kamu harus berbicara begitu?"
"Karena aku tidak ingin berpura-pura, karena aku tidak bisa dikekang, karena pengalaman telah menentukan kepribadianku." Kata Reza Qiao terus terang.
Winny Xu akan merasa sangat tercela dan tidak tahu malu jika kata-kata ini diucapkan oleh pria lain, tetapi kata-kata ini keluar dari mulut Reza Qiao saat ini, Winny Xu merasa sangat nyata, dan dia menyukai pria yang realistis.
"Pengalaman seperti apa yang kamu miliki?"
"Aku tidak akan memberitahumu."
"Lalu, Reza, apakah kamu menyukaiku?"
"Iya."
"Apa menurutmu aku wanita yang murahan?"
"Aku merasa kamu sangat lugas dan tulus."
"Apakah kamu akan memperlakukanku dengan baik ke depannya?"
"Tidak ada orang yang boleh mengganggu wanita seorang Reza Qiao."
"Kata-katamu mirip seorang penjaga bunga."
"Bukan mirip, tapi memang begitu."
"Sepertinya aku harus memperlakukanmu sebagai pahlawan yang telah membunuh 20 penjahat di tepi sungai?"
"Pada dasarnya aku seorang pahlawan."
Ngghh ….
"Pahlawan, apakah kamu sudah siap?"
"Ya."
Winny Xu mematikan lampu utama, dan cahaya di dlaam ruangan menjadi lembut dan hangat.
"Winny, pahlawan sudah datang."
"Ya … kemarilah, Reza … pahlawan Reza, oh … pahlawan, pelan sedikit …."
….
Keesokan paginya, Reza Qiao membuka mata dan melihat Winny Xu yang sedang tertidur lelap, seperti buah persik yang telah matang.
Melihat bintik merah di seprai putih, Reza Qiao mengangguk, dirinya telah mengubah Winny Xu dari seorang gadis menjadi seorang wanita.
Reza Qiao menyalakan sebatang rokok dan bersandar di sisi tempat tidur, lalu merokok dengan tenang.
Winny Xu sudah bangun, menatap Reza Qiao dengan pandangan kabur, dia hampir dibuat mati oleh pahlawan semalam, tak disangka pria ini jika di luar ranjang kekuatannya begitu lemah, tetapi ketika di atas ranjang begitu perkasa, perkasa sampai tidak bisa dibayangkan lagi.
"Pahlawan, berapa kali?"
"Tujuh." Kata Reza Qiao dengan bangga.
Apa! Ternyata begitu banyak, dan setiap kali juga sangat lama.
Winny Xu sedikit menghela napas: "Kamu benar-benar seorang pahlawan ketika di atas ranjang, dan kamu menjadi Reza yang mudah tergelincir lagi ketika turun dari ranjang."
Reza Qiao melihat jam: "Jangan bicara lagi, aku benar-benar harus pergi."
"Ke mana kamu akan pergi?"
"Jemput Rini Liu pergi bekerja."
"Sama-sama pergi."
Dua puluh menit kemudian, Winny Xu merangkul lengan Reza Qiao turun ke bawah, dan mereka bertemu Willy Xu ketika baru keluar dari lift.
Melihat Winny Xu dan Reza Qiao di sini pagi-pagi sekali, sebodoh-bodohnya Willy Xu juga akan mengerti apa yang telah terjadi.
Willy Xu meraih kerah Reza Qiao: "Reza Qiao, apa yang kamu lakukan dengan adikku tadi malam?"
Reza Qiao tersenyum pada Willy Xu: "Direktur Xu, ke depannya aku sudah harus memanggilmu dengan sebutan Kakak."
"Apa?" Willy Xu menatap Winny Xu, dan Winny Xu mengangguk dengan gembira, "Benar, mulai sekarang kamu akan menjadi Kakaknya Reza Qiao."
Willy Xu marah: "Winny Xu, bagaimana bisa kamu serius dengan seorang supir seperti ini?"
Winny Xu tidak senang: "Ada apa dengan seorang supir? Aku suka dengan supir ini."
Willy Xu menghela napas, berbalik untuk berpikir, lalu menatap Reza Qiao: "Karena kamu dan adikku telah begini, kalau begitu kamu bukan pacarnya Rini Liu lagi, benar tidak?"
"Tidak."
"Kamu bahkan telah bersama dengan adikku, dan kamu masih ingin memiliki Rini, Reza Qiao, apakah kamu tidak keterlaluan?" Willy Xu menjadi lebih marah lagi.
"Memangnya kamu tidak tahu kalau aku memiliki cinta yang universal?" Reza Qiao balik bertanya.
"Sialan, memang ada orang yang cintanya universal sepertimu ini? Tidak masuk akal!" Willy Xu marah sambil mengkritik Reza Qiao, lalu menatap Winny Xu, "Apa kamu rela melihat orang ini mempunyai wanita dan masih melihat wanita lain?"
Winny Xu berkedip: "Aku juga tidak bisa berbuat apa-apa jika Reza menyukai cinta universal, yang terpenting adalah dia bahagia, dan aku juga tidak akan cemburu pada Kak Rini, paling-paling Kak Rini menjadi yang tertua dan aku menjadi yang kedua."
Bagi Winny Xu, ini juga merupakan pilihan yang tidak berdaya, tadi malam Reza Qiao mengatakan pada dirinya dengan terus terang, dirinya tidak akan menjadi wanita terakhirnya, meskipun kata-kata ini sedikit tidak nyaman untuk didengar, tetapi dirinya tetap melakukan dengan sukarela.
Siapa yang tahu berapa banyak wanita yang akan dimiliki oleh Reza Qiao, atau mungkin wanita cantik di sekelilingnya tidak akan pergi, dan cepat atau lambat, itu akan menjadi santapannya.
Tapi, siapa suruh dirinya mencintai penjahat ini sampai tidak bisa diobati lagi, Tuan Muda romantis yang terus mengelilinginya sepanjang hari dan bersumpah akan mencintainya seumur hidup, tidak ada satupun dari mereka yang membuat hatinya tergoda. Dia mengerti bahwa kata-kata Tuan Muda romantis itu hanya bisa dijadikan angin lewat saja, apakah mereka benar-benar hanya akan mencintainya seorang seumur hidup? Itu hanya kata-kata manis untuk merayu dirinya saja.
Tidak tahu mengapa, sekujur tubuh Reza Qiao memiliki sesuatu yang tidak pernah dirasakan Winny Xu sebelumnya, hal ini membuatnya terobsesi, dan tidak bisa menghentikannya, lalu dia pun menyerahkan dirinya kepada Reza Qiao tanpa keluhan dan penyesalan.
Setelah mendengar kata-kata Winny Xu, Reza Qiao menepuk pundak Winny Xu: "Kamu bisa bicara begitu, sepertinya hatiku yang tadinya gelisah menjadi sedikit lega."
Winny Xu tersenyum dan meninju Reza Qiao.
Melihat Winny Xu yang sangat bahagia, lalu pergi bersama Reza Qiao sambil merangkul lengannya, seluruh sudut pandang Willy Xu langsung menjadi kacau, bagaimanapun dia tetap tidak bisa mengerti, mengapa adiknya yang cantik dan kaya raya bisa menyukai seorang supir yang penampilannya sangat jelek.
Willy Xu menjadi lebih marah lagi, bajingan Reza Qiao ini masih belum puas dengan adanya Winny Xu, dan masih terus menguasai Rini Liu, sangat menjijikkan.
Setelah berpisah dengan Winny Xu, Reza Qiao mengendarai mobil dan pergi ke rumah Rini Liu.
Pada saat ini Tina Jiang baru kembali dari luar, terlihat begitu lelah.
"Kak polisi cantik lembur ya?" Reza Qiao menurunkan kaca jendela mobil.
Tina Jiang melirik ke arah Reza Qiao: "Ya, begadang sepanjang malam."
"Begadang tidak baik bagi wanita."
"Aku tahu, tapi tidak ada pilihan lain."
"Semakin begadang semakin kecil."
"Besar kecil bukan urusanmu."
Tina Jiang mengayunkan tinjunya ke arah Reza Qiao, bajingan yang sepanjang hari membicarakan bagian tubuhnya, benar-benar telah membuat marah sang kepala tim.
"Kak polisi cantik jangan marah, aku juga demi kebaikanmu, luangkan waktu dan aku bisa membantumu untuk membesarkannya."
"Brengsek, pagi-pagi sudah mempermainkanku, minta dipukul." Tina Jiang menarik pintu mobil.
Pada saat ini Rini Liu telah keluar, Tina Jiang berhenti dan memelototi Reza Qiao, Reza Qiao tersenyum menyeringai.
"Tina, kenapa kamu baru pulang?"
"Ada kasus pembunuhan di Distrik Kota Tua tadi malam, dan aku baru saja menyelesaikannya."
"Ah, siapa yang meninggal?"
"Bos Geng Sabit."
Rini Liu terkejut, semalam Sabit Kecil masih dengan arogan memblokir di pintu masuk hotel, kenapa tiba-tiba bisa meninggal.
"Bagaimana orang itu meninggal?"
"Dari tempat kejadian, tampaknya Sabit Kecil ini minum terlalu banyak alkohol, lalu jatuh sendiri dari atap dan tewas."
Rini liu mengangguk, ternyata begitu.
"Tapi Sabit Kecil ini memang pantas untuk mati." Kata Tina Jiang.
"Mengapa?"
"Ditemukan beberapa lembar kertas di saku pakaiannya, di sana tertulis semua perbuatannya yang telah memperkosa gadis baik-baik selama bertahun-tahun, dan setiap hal ditulis dengan sangat spesifik, aku mencari orang yang bersangkutan untuk mengidentifikasinya, dan mereka semua mengakui bahwa dia yang melakukannya."
"Kak polisi cantik, bukankah ini kasus yang kamu katakan di Distrik Kota Tua saat makan malam semalam?" Reza Qiao menyela.
"Benar, tak disangka semalam baru mengungkitnya, dan kasus ini pun langsung terungkap."
"Kak polisi cantik baru menjabat kepala tim dan langsung menyelesaikan kasus besar itu, benar-benar memberikan kontribusi yang besar." Reza Qiao tertawa.
"Iya, Tina, selamat." Kata Rini Liu.
Tina Jiang tersenyum dan berkata: "Ini adalah keberhasilan yang tidak terduga, dengan peluang yang besar."
"Di tengah peluang pasti ada kepastian, pasti karena Sabit Kecil mengetahui bahwa detektif hebat Tina Jiang akan mendeteksi kasus ini secara pribadi, lalu melompat dari gedung dengan ketakutan, Kak polisi cantik sangat mengesankan." Reza Qiao mengacungkan jempolnya.
Tina Jiang hampir pingsan karena dipuji Reza Qiao.
Sebenarnya Tina Jiang sangat bingung, bagaimana iblis jahat ini bisa menulis semua hal-hal buruk yang telah dilakukannya dengan sangat terperinci, dan mati juga, tidak ada jejak pembunuhan yang bisa dilihat di tubuh iblis ini, dan semua petunjuk mengarah ke bunuh diri.
Mengapa Sabit Kecil ingin bunuh diri? apakah benar seperti yang dikatakan Reza Qiao jika dia ketakutan karena diriku? Sepertinya itu terlalu berlebihan, tapi kenapa?
Meskipun di benak Tina Jiang masih memiliki misteri, tapi bagaimanapun, kasus yang telah lama yang begitu menekan ini akhirnya terpecahkan, dan itu bisa dianggap sebagai pencapaian besar sejak dia menjabat sebagai kepala tim.
Mengingat para wanita baik-baik yang diperkosa oleh Sabit Kecil, Tina Jiang menghela napas panjang: "Reza Qiao, semalam yang dikatakanmu itu benar, orang jahat akan bunuh diri jika mereka melakukan terlalu banyak kejahatan."
"Kak polisi cantik adalah seorang dewa detektif, dan aku adalah seorang dewa peramal, kita benar-benar pasangan yang cocok." Kata Reza Qiao dengan gembira.
Tina Jiang langsung marah ketika mendengarnya, dan mengangkat tinju: "Omong kosong, siapa pasangan yang cocok denganmu."
Reza Qiao tiba-tiba berteriak: "Cepat lihat, polisi sedang memukuli orang …."
Begitu Reza Qiao berteriak, semua orang di sekitar langsung melihat ke sini.
Tina Jiang menghentakkan kaki dan naik ke atas.
Kemudian Rini Liu masuk ke dalam mobil dan Reza Qiao mengendarai mobil pergi.
Di dalam mobil, Rini Liu memandang Reza Qiao tak berdaya: "Kenapa kamu terus memprovokasi Tina? Aku ingatkan padamu, jika kamu benar-benar membuatnya marah, dia akan benar-benar memukulmu, tubuhmu yang kecil seperti ini, dengan satu pukulan Tina saja bisa membuatmu terjatuh."
"Kak polisi cantik tidak akan benar-benar memukuliku." Kata Reza Qiao dengan percaya diri.
"Kenapa kamu begitu yakin?"
"Kamu adalah sahabat baiknya Kak polisi cantik, dan aku adalah pacarmu, bagaimana Kak polisi cantik bisa benar-benar tega memukuliku? Bagaimanapun juga harus memberimu Bu CEO sedikit muka?"
"Sembarangan bicara, kamu tidak pernah menjadi pacarku."
"Ya, aku selalu menjadi pacarmu."
"Itu kamu sendiri yang terlalu percaya diri, aku tidak pernah menjawab setuju."
"Kamu lupa lagi dengan pesta yang kita hadiri itu, kamu mengakuinya langsung di tempat, siapapun yang pergi malam itu juga bisa menjadi saksi, kamu tidak mengakuinya, jika didengar orang bisa-bisa diejek."
Rini Liu kesal sampai menggertakkan gigi, benar-benar membuat pria ini jatuh cinta padanya, malam itu dia memintanya untuk berpura-pura menjadi pacarnya untuk sementara waktu saja, tak disangka bajingan ini terus memegang kelemahannya.
Ini harus bagaimana?
Rini Liu sedikit khawatir.
Reza Qiao berkata lagi: "Rini, sebenarnya di malam kamu terkena racun itu, aku …."
"Diam!" Rini Liu menyela kata-kata Reza Qiao, malam itu dengan ceroboh membiarkan pria ini mengubah dirinya dari seorang gadis menjadi seorang wanita, benar-benar begitu merugikan.
"Rini, maksudku adalah, malam itu aku …."
"Reza Qiao, jika kamu masih mengungkit masalah malam itu, aku akan membunuhmu!" Rini Liu sangat marah dan menyela kata-kata Reza Qiao lagi.
Mulut Reza Qiao setengah terbuka, amarah Kakak seperguruannya ini sangat besar, dan tidak membiarkan dirinya berbicara sampai selesai.
Kepala Rini Liu pusing, dan tidak tahu bagaimana harus menghadapi bajingan di depannya ini, dan tidak mengerti bagaimana bisa ada pria yang begitu tebal mukanya di dunia ini.
Rini Liu tidak akan pernah tahu bahwa pria bermuka tebal ini dilatih oleh Ayahnya yang telah terpisah selama 20 tahun.
Ketika hampir sampai ke perusahaan, ada sekelompok orang mengepung pintu utama.
Ada masalah! Hati Rini Liu menegang.
Novel Terkait
Eternal Love
Regina WangMy Goddes
Riski saputroLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyLove And War
JanePernikahan Kontrak
JennyAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan