Asisten Bos Cantik - Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
Ketika sampai di dermaga, semua orang turun.
“Lady pulang dan istirahatlah lebih dulu.” kata Reza Qiao.
“Apa yang kalian lakukan?” Berty He memandang Reza Qiao dan Black Rose.
Reza Qiao memandang Black Rose: "Rose yang cantik, apa yang kita lakukan?"
Black Rose tersenyum dengan rendah hati: "Malam ini Gadis kecil mengajak Kakak kecil untuk pergi ke laut, tidak disangka menemui kejutan, dan sangat menyesal, aku ingin mentraktir Kakak kecil minum 2 cangkir untuk meredakan syoknya, anggap saja sedikit penyesalan."
Reza Qiao tersenyum dan berkata, "Tidak perlu meminta maaf, tetapi karena wanita cantik memiliki ide ini, jika aku tidak menghargainya, akan terlihat sangat cuek, selain itu minum dengan wanita cantik, adalah hal favorit aku Reza Qiao, lalu kenapa tidak?"
Black Rose diam-diam senang.
Berty He bisa menebak apa yang akan dilakukan Reza Qiao malam ini, lalu tersenyum dan pergi.
Reza Qiao melihat ke arah Black Rose: "Cantik, dimana kita akan minum untuk meredakan syok?"
"Kakak kecil ingin pergi kemana?"
Reza Qiao menggaruk kulit kepalanya: "Yang terbaik adalah mencari ruang pribadi, dengan begini bisa mengobrol tentang kehidupan sambil minum."
Black Rose berkedip: "Bagaimana dengan kamar hotel tempat aku tinggal?"
"Ke kamarmu?"
“Ya, aku tinggal di suite mewah di Hotel Nanguo.” Black Rose melambai ke arah Reza Qiao. “Kakak kecil jika ingin berbicara tentang kehidupan dengan kakak cantik ini, tentu saja itu tempat yang paling cocok. "
Reza Qiao menggosok tangannya dengan gembira: "Baiklah, kita bisa berbicara tentang kehidupan di kamarmu."
“Nanti akan seperti yang Kakak kecil inginkan,” Black Rose menyambungnya.
“Baiklah, kamu menginginkanku, aku menginginkanmu.” Reza Qiao berkata dengan gembira.
Hotel Nanguo berada tidak jauh, keduanya berjalan kesana, ketika hampir sampai di hotel, Reza Qiao menunjuk ke supermarket kecil di dekatnya: "Aku akan membeli sebungkus rokok, kamu naik duluan."
Black Rose berkedip, trik apa yang mau dilakukan bocah ini?
"Aku akan menunggumu di sini."
Reza Qiao melambaikan tangannya: "Jangan menunggu, kamu naik lalu mandi dan duduk manis menungguku, waktu itu sangat berharga, jangan buang waktu."
“Kali ini waktu tidak sebeharga itu.” Black Rose menolak untuk pergi.
“Mungkinkah cantik khawatir aku akan berubah pikiran?” Reza Qiao tidak senang.
"Tidak, tidak," kata Black Rose buru-buru.
“Lalu kenapa kamu tidak naik? jelas kamu tidak percaya padaku.” wajah Reza Qiao ditarik.
Black Rose tidak ada cara lain lagi, membuat rayuan ke arah Reza Qiao dengan menawan dan berkata: "Kakak kecil harus datang, aku akan memperlakukanmu dengan baik malam ini."
Reza Qiao menyentuh wajah merah muda Black Rose: "Hei, kecantikannya begitu halus dan indah, Kakak kecil sedang membara."
Melihat raut wajah mesum Reza Qiao, Black Rose sedikit lebih tenang, um, dia pasti tidak akan melepaskan wanita cantik.
"Aku tinggal di 1688, kamar dengan pemandangan laut paling kanan di lantai 16, aku akan naik dulu dan membiarkan pintu terbuka untukmu."
"Oke, aku akan segera ke sana."
Black Rose memasuki hotel.
Reza Qiao pergi ke supermarket dan membeli sebungkus rokok, tanpa pergi ke pintu masuk utama Hotel Nanguo, dia berjalan ke kanan Gedung, dan melihat ke atas, um, kamar dengan pemandangan laut di lantai 16.
Reza Qiao mulai menaiki tangga, dan segera mencapai kamar dengan pemandangan laut di lantai 16, jendelanya setengah terbuka, dan dia melompat masuk dengan pelan.
Ada pakaian Black Rose diatas ranjang, dan suara air datang dari kamar mandi.
Black Rose sedang mandi, pintunya terbuka, dan Black Rose benar-benar membuka pintu itu untuk dirinya.
"Cantik, Kakak kecil sudah datang," kata Reza Qiao dengan keras, sambil menutup pintu.
“Kakak kecil duduklah, aku sudah mau selesai mandi.” Black Rose berkata dengan gembira di kamar mandi, si cabul kecil itu benar-benar datang, dan setelah dirinya selesai mandi, akan bisa melaksanakan rencana kedua.
Reza Qiao duduk di sofa luar, menyalakan rokok, dan menyilangkan kaki lalu mengayun dengan santai.
Setelah beberapa saat suara air di kamar mandi terhenti, Black Rose berjalan keluar dengan memakai piyama semi transparan setipis sayap jangkrik, beberapa bagian dari piyama terlihat samar-samar.
Reza Qiao menatap Black Rose, kaki silangnya berhenti mengayun.
Black Rose tersenyum lembut: "Kakak kecil melihatku dengan seperti itu, aku sangat malu..."
"Oh, ternyata kamu sangat malu." Reza Qiao menjilat bibirnya. "Apa yang harus aku lakukan selanjutnya?"
“Kamu juga pergi mandi bersih-bersih.” Black Rose duduk di meja rias dan hendak mengeringkan rambutnya.
“Oh, lalu setelah aku mandi bersih-bersih?” Reza Qiao berdiri.
“Setelah kamu mandi bersih-bersih, aku akan selesai mengeringkan rambut dan menyiapkan anggur.” Black Rose sambil berkata.
"Um, lalu?"
“Lalu tinggal melihat seberapa nakal penjahat kecil.” Black Rose mengedipkan mata.
Reza Qiao tertawa dan pergi ke kamar mandi.
Black Rose tersenyum penuh rasa kepuasan, dan mengambil pengering rambut.
Setelah mengeringkan rambutnya, Reza Qiao bersenandung riang dari kamar mandi: "Kamu agresif dan aku juga agresif, aku adalah Reza Qiao yang bahagia, sama-sama agresif ... "
Black Rose mencibir, brengsek, sama-sama agresif, dan setelah ini akan memberimu keagresifan sampai ke neraka.
Black Rose membuka laci, mengeluarkan botol coklat tua tanpa label, dan dengan lembut membuka tutupnya ...
Setelah beberapa saat, Reza Qiao keluar dengan mengenakan pakaian. Black Rose sedang duduk di sofa, dengan elegan menghisap rokok wanita, meja teh didepannya, ada sebotol anggur merah kelas atas dan dua gelas anggur kosong.
“Kakak kecil kenapa tidak memakai piyama?” Black Rose mengguncang betis bulatnya dengan lembut.
“Memakai piyama apa, bukankah lebih nyaman melepasnya nanti?” Reza Qiao tersenyum dan duduk di hadapan Black Rose.
Black Rose tersenyum, si cabul kecil menghayal begitu indah, dan kemudian aku akan langsung melelehkan tubuhnya dengan air keras yang bisa mencairkan tulang, sehingga tulangnya tidak akan ada yang tersisa.
“Wah, anggur merah ini benar-benar enak.” Reza Qiao mengambil anggur merah dan melihatnya.
"Mentraktir Kakak kecil untuk minum, tentu saja tidak boleh ada yang kurang."
"Kenapa tidak dibuka?"
“Menunggu Kakak kecil untuk membukanya.” Black Rose sengaja melakukan ini untuk meyakinkan Reza Qiao
Reza Qiao mengambil pembuka botol, membuka anggur dua tiga kali, dan menuangkannya ke dalam gelas.
Black Rose mengangkat gelas anggur di depannya: "Kakak kecil, ayo minum untuk romansa kita malam ini."
Reza Qiao meletakkan anggur di bibirnya, memutar matanya, dan tiba-tiba berhenti bergerak.
“Apakah Kakak kecil khawatir kakak cantik akan meracunimu?” Black Rose tertawa.
Reza Qiao terkekeh: "Aku yang membukanya, tentu saja aku tidak akan mencurigai wanita cantik."
"Lalu kenapa kamu tidak meminumnya?"
"Aku tiba-tiba menyadari bahwa kakak cantik terlihat sangat menarik sekarang."
Black Rose terkekeh, menyentuh Reza Qiao degan lembut, dan minum lebih dulu.
Reza Qiao meminum segelas anggur dengan gembira.
Kemudian Black Rose mengambil gelas Reza Qiao "Aku akan menuangkan segelas anggur untuk Kakak kecil."
“Oke, anggur yang dituangkan oleh orang cantik rasanya lebih enak.” Reza Qiao mengeluarkan sebatang rokok, dan mulai menyalakannya.
Sementara Reza Qiao menyalakan rokok, Black Rose yang memegang gelas anggur berhenti sejenak, dan jari kelingking dengan kuku panjang menjentikkan sesuatu kedalam gelas ...
Kukunya baru saja ternoda dengan bubuk yang sangat beracun dan tidak berwarna, dengan sedikit bubuk yang jatuh ke dalam gelas anggur, sudah cukup untuk membunuh seekor sapi.
Saat Black Rose hendak menuangkan anggur, Reza Qiao tiba-tiba berkata, "Cantik, tunggu sebentar."
Black Rose memandang Reza Qiao dan berkedip.
Reza Qiao memandangi tangan Black Rose yang memegang gelas anggur: "Tangan seorang wanita cantik sangat lembut, aku mau menikmatinya."
Black Rose terkejut, dan tangan yang memegang gelas anggur gemetar, gelas anggur itu hampir jatuh.
Kemudian dia tenang, tersenyum, meletakkan gelas anggur, dan mengulurkan tangan ke Reza Qiao "Terima kasih pujian Kakak kecil, silahkan dinikmati"
Tanpa disadari menjadi gugup, si cabul kecil pasti tidak bisa melihat apa yang tidak beres.
Reza Qiao dengan lembut menyentuh punggung tangan Black Rose: "hmm, mulus sekali, sangat lembut, um, kelingkingnya sangat cantik, apakah sempa melakukan perawatan?"
“Kakak kecil punya mata yang bagus, aku baru saja melakukan perawatan pagi ini.” Black Rose tersenyum, dalam hatinya sangat gugup.
“Yah, itu sangat bagus.” Reza Qiao mengangguk dan tiba-tiba berkata, “Hei, apa aku lupa menutup pintu?”
Ketika Reza Qiao mengatakan demikian, Black Rose mau tidak mau melirik ke pintu.
Begitu Black Rose menoleh, tangan Reza Qiao bergerak, dan dua gelas wine di meja teh telah berganti posisi.
Black Rose kemudian menoleh: "Aku melihat pintunya sepertinya sudah tertutup."
“Oh, aku akan pergi memeriksanya lagi.” Reza Qiao berjalan ke pintu dan melihat-lihat, lalu kembali dan duduk: “Ya, memang sudah ditutup.”
Black Rose tertawa: "Kakak kecil jangan khawatir, malam ini tidak akan ada yang datang mengganggu, aku sudah memberi tahu ke bagian informasi, jika tidak ada masalah jangan mengetuk pintu."
"Nah, kalau begitu aku bisa tenang."
Black Rose bersiap menuang anggur.
Reza Qiao mengulurkan tangannya: "Bagaimana bisa pekerjaan kecil ini dilakukan oleh kakak cantik, biarkan aku yang melakukannya."
Black Rose mencibir diam-diam, si cabul kecil itu sangat teliti, berpikir bahwa dia akan baik-baik saja setelah menuangkan anggur.
“Boleh, kamu saja.” Black Rose menyerahkan botol itu kepada Reza Qiao, Reza Qiao mengisi kedua gelas itu dengan anggur, mengangkat gelasnya, dan tersenyum sedikit: “Cantik, kita bersulang sekali lagi, aku akan minum lebih dulu.
Reza Qiao mengangkat lehernya dan meminum segelas anggur.
Menonton Reza Qiao meminum anggur di gelasnya, Black Rose sangat bahagia, aku telah berhasil!
“Sepertinya anggur ini semakin diminum semakin beraroma.” Reza Qiao menyeka bibirnya.
“Anggur yang baik tentu saja semakin diminum semakin beraroma.” Black Rose tersenyum cerah, dan meminum segelas anggur, menjilat bibirnya setelah minum, wah, anggur ini benar-benar semakin diminum semakin beraroma, berbeda dengan gelas pertama.“
Reza Qiao memandang Black Rose sambil tersenyum: "Benarkan yang aku katakan?"
"Iya benar."
“Ayo minum segelas lagi.” Reza Qiao menuangkan anggur lagi.
Keduanya sambil minum sambil mengobrol, Black Rose memperhatikan Reza Qiao dari waktu ke waktu, dalam 10 menit lagi, Reza Qiao akan mati kehabisan darah.
“Cantik kenapa selalu melihatku? Apa sudah menginginkannya?” Reza Qiao menyeringai.
Black Rose tersenyum tipis: "Kakak kecil semakin dilihat semakin tampan, aku sangat menyukainya."
“Cantik memiliki penglihatan yang bagus, aku adalah pria tampan nomor satu di dunia.” kata Reza Qiao bangga.
"Menurutku kakak kecil tidak hanya tampan, tapi juga sangat pintar."
“Benar, aku juga orang paling cerdas di dunia.” Reza Qiao bahkan lebih bangga.
"Ezzz--"
Black Rose tidak bisa menahan tawa, brengsek, orang bodoh sepertimu, berani menyebut orang paling cerdas di dunia, sebentar lagi akan segera mati, aku adalah orang paling cerdas di dunia.
“Mengapa cantik tertawa begitu?” Reza Qiao menggaruk kulit kepalanya.
Black Rose tersenyum dan berkata, "Aku pikir kamu memang orang paling cerdas di dunia, kamu sangat pintar."
“Cantik benar-benar punya penglihatan yang bagus.” Reza Qiao tertawa.
Melihat Reza Qiao seperti ini, Black Rose tidak bisa menyembunyikan rasa puas dalam dirinya, dan bahkan tertawa lebih lepas lagi.
"Cantik tertawa begitu menawan."
"Apa Kakak kecil tidak tahu, bahwa semakin menawan seorang wanita tersenyum, semakin beracun?"
"Aku tidak mengerti perkataan cantik ini."
"Kamu akan segera mengerti."
“Kata-kata cantik membuatku semakin bingung.” Reza Qiao menggaruk kulit kepalanya lagi.
Black Rose menghirup rokok, memandang Reza Qiao, dan tertawa aneh.
Wajah Reza Qiao tiba-tiba berubah, menutupi perutnya dan berdiri: "Oh, perutku sakit ..."
Black Rose sangat gembira, racunnya bereaksi lebih awal.
“Kakak kecil, ada apa denganmu?” Black Rose pura-pura khawatiran.
“Tidak tahu, perutku tiba-tiba sakit, dan ususku mau pecah, ah, sakit sekali!” Reza Qiao berguling-guling di atas karpet dengan keringat dingin di dahinya, ekspresinya terlihat sangat sakit.
Novel Terkait
Menantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Villain's Giving Up
Axe AshciellyIstri Pengkhianat
SubardiSuami Misterius
LauraMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan