Asisten Bos Cantik - Bab 32 Wangi Sekali
Hardy Feng turun, wajahnya sangat tenang.
“Apa yang kamu lakukan?” Tina Jiang memandang Hardy Feng.
"Aku adalah pemilik rumah Feng."
"Oh, ternyata kamu Presdir Feng, maafkan aku yang tidak sopan. Kami datang ke sini untuk melakukan tugas resmi."
"Aku ingin tahu tugas resmi apa yang sedang kalian lakukan?"
Tina Jiang mengulurkan tangan dan menunjuk ke arah Candra Huo: "Hei, keluarlah."
Candra Huo panik: "Mengapa kamu mau menangkapku?"
"Perusahaan Huo dicurigai melakukan penggelapan pajak dan melakukan pembongkaran dengan tindak kekerasan. Aku ingin membawamu dan bertanya-tanya."
"Ini jebakan, Perusahaan Huo tidak pernah melakukan sesuatu yang ilegal."
"Melanggar atau tidak itu bukan kamu yang bilang, ayo cepat ikut aku."
“Aku tidak mau, kamu telah salah menuduh orang, aku tidak bersalah.” Candra Huo melangkah kembali ke jendela, ingin melompat keluar jendela dan melarikan diri.
“Tangkap dia.” Tina Jiang melambai, dan kedua polisi itu pergi untuk menahan Candra Huo dan memborgolnya.
Wajah Hardy Feng tidak bisa menahan diri: "Para polisi wanita, hari ini adalah pertemuan empat perusahaan besar kota Qing di kediaman Feng. Tuan Huo selalu menjadi tamuku, kalian tidak boleh melakukan penangkapan di kediamanku sampai seperti ini."
“Kita harus menangkap orang jahat di manapun dia berada. Apakah Presdir Feng ingin menghalangi kita dalam melakukan tugas ini?” Tina Jiang memandang Hardy Feng dengan dingin.
Hardy Feng memandang Tina Jiang: "Apakah kalian baru di sini?"
"Jika iya kenapa?"
"Ini Ketua Jiang baru kita," kata seorang polisi di sebelahnya.
"Oh, tidak heran." Hardy Feng mengangguk, "Ketua Jiang, aku sangat akrab dengan bos kamu, hari ini, bisakah kamu menghargaiku dan melepaskan Tuan Muda Huo untukku."
Tina Jiang mendengus: "Presdir Feng, apakah kamu ingin menggunakan bos kami untuk menekanku?"
Hardy Feng tertawa: "Aku tidak bermaksud begitu, aku hanya berharap Ketua Jiang mengetahui masalah saat ini dengan lebih baik."
"Jika aku tidak menurutinya?"
Hardy Feng terkejut: "Ketua Jiang, kamu masih sangat muda. Aku harap kamu dapat mempertimbangkan konsekuensi saat kamu melakukan ini dan jangan lewatkan masa depan cerahmu."
"Terima kasih atas pengingatnya, Presdir Feng, tetapi aku tidak perlu memikirkannya."
Wajah Hardy Feng sulit untuk dilihat, dan dia mengeluarkan telepon dan berjalan ke samping untuk menelepon, Tina Jiang tertawa dingin.
Hardy Feng menjadi pucat setelah menelepon, dan menatap lurus ke arah Tina Jiang.
"Presdir Feng, apakah kamu ingin terus menghalangi? Siapa pun yang mengganggu tugas resmi kita, aku berani menangkapnya." Tina Jiang melambai penuh semangat, "Bawa tersangka Candra Huo."
“Paman Feng, selamatkan aku.” Candra Huo menatap Hardy Feng dengan penuh semangat dan berteriak.
Wajah Hardy Feng dingin, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Berdasarkan kerjasama yang baik selama ini antara Perusahaan Feng dan Huo, dan juga sebuah persahabatan dengan Presdir di Perusahaan Huo yaitu Charles Huo. Hardy Feng tidak mungkin dapat menerima penangkapan Tina Jiang atas Candra Huo di kediaman Feng, jika itu terjadi dia tidak tahu bagaimana menghadapi Charles Huo.
Baru saja Hardy Feng secara pribadi menelepon bos tertinggi Tina Jiang. Bos tertinggi itu adalah teman lamanya selama bertahun-tahun. Dia berpikir bahwa bos tertinggi akan membiarkan Tina Jiang melepaskannya demi teman lamanya. Dia di sangka teman lamanya itu memberitahunya bahwa kasus ini di lakukan sendiri oleh Walikota Qiao secara pribadi, dan Walikota Qiao yang secara pribadi mengatur agar dia menangkap orang, dan dia hanya melaksanakan saja.
Hardy Feng tidak dapat memahami mengapa masalah sekecil ini, sampai dilakukan oleh Walikota Qiao.
Ekspresi Reza Qiao dengan tenang. Dia telah memberikan bukti tentang kejahatan dari Candra Huo dan sebuah video kekerasan, dan memberikannya kepada Steven Qiao.
Melihat Tina Jiang memasukkan Candra Huo ke dalam mobil polisi, Hardy Feng sangat kesal. Wanita kecil ini tidak menunjukkan wajahnya, jadi dia harus dihukum dengan kejam agar dia tahu konsekuensi serius karena telah menyinggung Tuan Feng.
Candra Huo ditangkap dan pertemuan tidak bisa dilanjutkan lagi, semua orang pergi satu demi satu.
Ketika Rini Liu berjalan ke pintu, dia menyapa Hardy Feng. Hardy Feng menatap Rini Liu sambil tersenyum dan berkata, "Presdir Liu, kamu hebat."
Rini Liu berkata: "Presdir Feng terlalu memuji, menjalankan bisnis membutuhkan persaingan yang sehat, dan sebuah konspirasi tidak akan berpengaruh kuat."
Hardy Feng tersenyum sinis: "Presdir Liu, ayo kita lihat nanti."
Reza Qiao, yang mengikuti Rini Liu, dan berkata: "Presdir Feng, bagaimana seharusnya kita berjalan? Apakah harus berjalan secara horizontal atau vertikal?"
Hardy Feng memandang Reza Qiao dari atas ke bawah: "Aku khawatir bahkan untuk ke mana-mana saja tidak akan bisa."
“Kalau begitu, maksudmu berguling? Kamu sekarang ingin berguling dan ingin biarkan aku melihatnya?” Reza Qiao tersenyum.
Ada rasa dingin di mata Hardy Feng: "Bocah sialan, sekarang nada bicaramu sangat licin sekali, tetapi nanti kamu tidak akan menemukan tempat untuk menangis lagi."
"Aku tidak akan pernah menangis, jadi aku tidak perlu mencari tempat sama sekali."
Setelah berbicara, Reza Qiao dan Rini Liu pergi.
Melihat Reza Qiao dan Rini Liu pergi, Hardy Feng menggertakkan gigi: "Larry Zhao."
Kemudian seorang pria kekar berjalan.
Larry Zhao adalah pengawal pribadi Hardy Feng, biasanya hanya berbicara sedikit, dan dalam Perusahaan Feng hanya sedikit orang yang mengetahui asal usulnya.
Hardy Feng membisikkan beberapa kata di telinga Larry Zhao, dan Larry Zhao mengangguk dan keluar.
Kemudian Hardy Feng menelepon Andy Feng lagi: "Andi, aku akan memberimu kesempatan secara langsung untuk membalas dendam atas kejadian hari ini, bunuh Reza Qiao, dan kamu bebas mau melakukan apapun pada Rini Liu."
Andy Feng sangat senang: "Oke, aku akan mengajak Larry Zhao dan yang lainnya."
Hardy Feng mengangguk dan naik ke atas.
Reza Qiao mengantar Rini Liu menuju kota.
Reza Qiao tampak santai, menyenandungkan sedikit lagu saat mengemudi.
Rini Liu tidak akan yakin tentang hal ini. Tanpa diduga, Tina Jiang tiba-tiba memimpin orang-orang ke rumah Feng untuk menangkap Candra Huo malam ini. Tina Jiang jelas menyinggung Hardy Feng dengan melakukan hal ini.
Reza Qiao melirik kaca spion, menoleh dan berkata kepada Rini Liu: "Rini, apakah kamu lelah? Perjalanan kita masih butuh sedikit waktu, kamu istirahat dulu."
Rini Liu sedikit lelah, mengangguk, menyandarkan kepalanya di belakang kursi, dan menutup matanya.
Reza Qiao mengeluarkan sebutir biji-bijian dari sakunya dan memasukkannya ke dalam mulutnya, lalu mengeluarkan sebuah kantung beraroma dan meletakkannya di kemudi. Mobil itu dengan cepat dipenuhi dengan bau yang aneh.
"Baunya sangat enak ..." Rini Liu bergumam dan tertidur.
Saat ini, terdapat tiga mobil yang mendekati mobil BMW.
Reza Qiao melirik kaca spion lagi.
Ketika dia sampai di Jalan Binjiang, Reza Qiao memutar kemudi dan menghentikan mobilnya di tepi sungai.
Kemudian mobil yang mengikutinya juga berhenti, Andy Feng dan Larry Zhao turun, dan bersama 20 pria kekar dengan membawa pedang tajam turun dari mobil.
Dua puluh pria kekar mengelilingi Reza Qiao dengan ketat, dan pedang itu memancarkan cahaya dingin di malam yang gelap.
Para pria kekar ini adalah dari Geng Kepala Harimau yang hebat-hebat, dan itu di pilih sendiri oleh Larry Zhao. Mereka berasal dari daerah bercuaca dingin di Wilayah Barat. Mereka membunuh orang dengan sangat kecam. Setiap orang setidaknya memiliki 8 nyawa pada diri mereka.
“Apakah kalian ada masalah sehingga mengikutiku? Apakah kalian ingin bersama-sam menikmati cahaya bulan?” Reza Qiao tersenyum dan menatap mereka.
“Tidak ingin bulan, aku ingin nyawamu,” kata Larry Zhao dingin.
"Ah, kenapa ini?"
"Tak ada alasan."
“Tidakkah kamu bertanya ketika kamu melakukan sesuatu?” Reza Qiao memandang Larry Zhao.
"Benar."
Reza Qiao mengerutkan kening: "Dengan cara seperti ini, kamu sama saja seperti seekor anjing. Selama pemiliknya memberinya makanan, maka dia akan menurut.."
Otot wajah Larry Zhao bergerak-gerak, tetapi ekspresinya menjadi lebih dingin.
Reza Qiao menggelengkan kepalanya dan tersenyum dan berkata, "Cahaya bulan begitu terang malam ini. Ada begitu banyak pemandangan yang mengerikan dalam adegan pedang dan senjata-senjata ini. Ayo, letakkan pedang ini dan jadilah Buddha. Aku akan menceritakan kisah Amitabha."
Andy Feng mencibir: "Reza Qiao, aku tidak akan membaca apapun soal kitab-kitab biksu itu, malam ini, aku harus menghancurkan tubuhmu menjadi beberapa bagian."
"Wow, kejam sekali, aku sangat takut."
"Sekarang sudah tahu takut, tapi itu sudah terlambat."
"Lalu, apakah aku harus mati malam ini?"
"Ya, aku tidak hanya akan membunuhmu, tapi juga mengelilingi Rini Liu bersama saudara-saudaraku ini."
"Sial, masih ada meniduri wanita, keren sekali."
"Dengan begitu banyak dari kita yang bergiliran, wanita cantik itu pasti akan kewalahan."
"Jika tidak tahan tapi masih harus buat kami puas, sejak seorang janda meninggal di Wilayah Barat bulan lalu, kami tidak dapat makan daging beberapa hari."
20 orang dari Wilayah Barat tertawa dengan kejam.
Pada saat ini, penjahat sombong ini tidak menyadarinya, mata Reza Qiao mulai menjadi dingin, aura pembunuh memancar dari dirinya.
Mereka yang menghina wanitanya, maka akan mati.
Reza Qiao menatap langit malam dan bergumam: "Sepertinya pembunuhan akan dimulai malam ini."
"Wahh, luar biasa sekali, ayo bunuh dia—" Andy Feng mengeluarkan perintah.
20 orang Wilayah Barat mengacungkan pedang dingin mereka dan menebas Reza Qiao, dan udara segera dipenuhi dengan hawa kematian berdarah.
Andy Feng mengira bahwa Reza Qiao akan dipotong menjadi beberapa bagian dengan 20 pedang dalam sekejap.
Tubuh Reza Qiao membesar, dia mengerakan tangannya seperti pisau, dan mulai menyerang, tanpa ampun.
Satu demi satu teriakan datang dari tepi sungai. Dalam sekejap, semua 20 orang Wilayah Barat itu telah terpotong lehernya oleh telapak tangan besi Reza Qiao.
Melihat mayat tergeletak, ekspresi Larry Zhao tiba-tiba berubah, dan dia gemetar: "Reza Qiao, kamu.... dari mana kamu?"
Reza Qiao mendengus: "Apakah ini ada hubungannya denganmu?"
"Aku……"
Andy Feng mendesak saat ini: "Larry Zhao, lanjutkan, bunuh Reza Qiao."
Larry Zhao berteriak, menggerakan telapak tangannya dan menyerang ke arah Reza Qiao dengan cepat.
Suara angin yang sangat kuat, dengan tekanan besar.
Reza Qiao menahan tangan Larry Zhao.
Tubuh berat Larry Zhao tiba-tiba menjadi ringan, terbang lebih dari sepuluh meter ke belakang, dan mendarat di tepi sungai.
Wajah Larry Zhao pucat, dan dia terhuyung-huyung untuk berdiri, satu lengan tergantung lemah.
Dia dihempas oleh satu telapak tangan Reza Qiao.
Larry Zhao kaget. Ini adalah lawan terkuat yang dia temui sejak pertempurannya selama ini.
Reza Qiao mengangguk, dan dari telapak tangan ini, dia bisa merasakan bahwa keterampilan Larry Zhao masih cukup baik, dan dia setara dengan Felix Sun.
Andy Feng melihat bahwa 20 orang Wilayah Barat tewas dalam sekejap, Larry Zhao juga kehilangan lengannya, berbalik dan ingin kabur.
Reza Qiao bergegas menangkap Andy Feng kembali, menjatuhkannya dan menginjak dada Andy Feng: "Tuan Feng, terakhir kali kamu telah berbuat tidak baik pada Rini Liu dan aku belum membalasnya, kali ini aku akan membalasnya."
Ketika kaki Reza Qiao bergerak, Andy Feng meraung seperti babi, dan beberapa tulang rusuk patah karena suara tulang retak.
“Tuan Muda Andy, terkadang orang lebih tidak nyaman untuk hidup daripada mati. Kamu dapat merasakan menjadi seorang kasim.” Reza Qiao bergumam, menggerakkan kakinya ke bawah dan menggosokkannya di bawah perut bagian bawah Andy Feng, Andy Feng kemudian menjerit dan pingsan.
Kemudian Reza Qiao pergi.
Begitu dia memasuki kota, Rini Liu bangun.
Novel Terkait
Asisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyTakdir Raja Perang
Brama aditioKing Of Red Sea
Hideo TakashiSi Menantu Dokter
Hendy ZhangKisah Si Dewa Perang
Daron JayAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan