Asisten Bos Cantik - Bab 120 Bersemangat
Setelah beberapa saat, semua orang meninggalkan ruang perjamuan teh.
“Ayo kita pergi ke pasar malam.” kata Rini Liu menyarankan.
Milan dan Winny Xu setuju.
“Kalian pergi saja, aku tidak suka menemani wanita belanja, sangat merepotkan.”
“Direktur Xu ikut tidak?” tanya Milan.
“Ikut, aku sangat suka menemani Rini Liu belanja.”
Willy Xu merasa senang kembali, bisa menemani Rini belanja, ini merupakan kesempatan yang bagus, tidak boleh terlewatkan.
Winny Xu melihat Reza Qiao: “Kamu tidak pergi dengan kami, apa yang akan kamu lakukan?”
“Aku sedikit kelelahan, ingin kembali ke kamar beristirahat.”
“Um...” Winny Xu berkedip, lalu tersenyum. “Baiklah, kamu kembali beristirahat, dan kembalikan energimu.”
“Kembalikan energi untuk apa?”
Winny Xu berbisik di samping telinga Reza Qiao: “Reza, kembalikan energimu, kamu harus memiliki energi yang cukup untuk memakanku malam ini.”
Reza Qiao bergumam: “Hanya makan kamu seorang?”
“Apa maksudmu?”
“Aku berpikir bisa mengajak Rini Liu dan Milan datang ke kamarku, aku akan memakan semuanya.” kata Reza Qiao mengedipkan mata.
Winny Xu memukul dada Reza Qiao: “Hei, sungguh rakus, lambungmu sangat besar ya, nyonya harus menelan burung kecilmu malam ini.”
“Hah...” Reza Qiao menutup burung kecilnya, seperti ketakutan.
Winny Xu tersenyum penuh kemenangan dan mengikuti Rini Liu pergi.
Melihat mereka meninggalkan hotel, Reza Qiao mengeluarkan telepon dan menelepon Berty He.
“Lady sedang apa?”
“Belanja.”
“Jangan belanja, datang kemari kita pergi ke kasino.”
“Hehe, hari ini adik mau perang besar?”
“Tentu saja, jika tidak akan sia-sia datang ke Macau.”
“Baik, aku segera tiba.”
20 menit kemudian, Berty He muncul di Lobby Central Asia Hotel.
Berty He mengenakan gaun berwarna terang malam ini, dengan heels berwarna merah, dengan stocking hitam transparan, dan rambut disanggul, terlihat sangat mempersona.
Reza Qiao memperhatikan Berty He dari atas ke bawah: “Lady, kamu seperti ini pergi berbelanja, akan mempersona banyak pria.”
Berty He dengan centil berkata: “Tidak perlu banyak, cukup mempersona kamu saja.”
“Hei, Lady berkata seperti itu, aku sekarang tidak ingin pergi ke kasino lagi.”
“Kemana?”
“Ke kamarku.” kata Reza Qiao mengedipkan mata.
Berty He dengan gemetar berkata: “Kalau adik menginginkannya, aku tentu saja tidak akan menolak, tapi aku tahu bahwa adik pasti sedang ingin menggoda Lady, jika malam ini tidak berjudi, apakah kamu bisa tenang?”
Reza Qiao tertawa: “Hanya Lady yang paling mengerti aku, ayo, pergi berjudi.”
Reza Qiao dan Berty He masuk ke dalam kasino, orang di dalam semakin banyak dibandingkan yang tadi, dan semua jenis penjudi bertempur.
Reza Qiao pergi ke kasir untuk menukar coin.
“Tuan anda mau tukar berapa coin?” tanya pelayan dengan sopan.
“20 juta RMB (sekitar 40 miliar rupiah).” kata Reza Qiao mengulurkan kartu banknya.
Setelah pelayan itu mendengarnya langsung semangat, meskipun banyak tamu di kasino ini, tapi hari ini, orang ini yang paling besar menukar coin.
Anak ini berpakaian sangat sederhana, ternyata dia begitu berani, tampaknya memang seperti yang terlihat.
“Tuan mau menukar coin yang mana”
“Kalian disini coin paling besar berapa?”
“5 juta (sekitar 10 miliar rupiah).”
“Kalau begitu beru aku 4 coin 5 juta.”
Pelayan itu terkejut, anak ini bertaruh 5 juta, hebat.
Berty He berdiri disampingnya berkata: “Adik, sepertinya kamu ingin cepat menyelesaikan ini semua?”
“Benar, hidup atau mati itu harus gesit.”
Pelayan sambil menggesek kartunya sambil cekikikan, orang ini tidak tahu seberapa hebatnya kasino ini, pasti orang baru, 4 coin 5 juta ini pasti akan cepat kalah telak.
Pelayan memberikan coin itu kepada Reza Qiao, Reza Qiao memainkan coin yang ada ditangannya, baik, 20 juta ini, malam ini tuan akan berperang disini.
Reza Qiao menarik Berty He langsung ke meja tempat yang seru saja bermain.
Melihat Reza Qiao dan Berty He datang, pelayan langsung mengeluarkan walkie talkie...
Di ruang pemantauan, seorang pria paruh baya yang gemuk sedang duduk di kursi nya, dengan cerutu dimulutnya, menggoyangkan kedua kakinya, sambil melihat layar besar.
Namanya Leo Wang, adalah pemilik tempat hiburan di Hotel Central Asia, memiliki beberapa kasino, kebetulan hari ini dia sedang datang melihat-lihat.
Seorang pria kurus datang melaporkan: “Bos, baru saja ada tamu besar, menukar 4 coin 5 juta.”
Leo Wang menganggukkan kepala: “Ada tamu besar seperti ini sangat bagus, kita paling suka yang seperti ini.”
Tangannya menunjuk layar: “Bos, kamu lihat, orang ini masih muda, dan datang bersama seorang wanita cantik.”
Leo Wang kembali menganggukkan kepala: “Orang ini kelihatan biasa saja, tapi wanita disampingnya sangat menonjol.”
“Sepertinya orang ini berasal dari luar kota, bukan orang kaya, atau orang resmi.”
“Iya, tidak peduli dia orang apa, yang penting dia datang memberikan kita uang.”
“Malam ini kasino kita akan menghasilkan 20 juta lagi, selamat Bos.”
“Jika setiap hari ada tamu sekitar 10 atau 8 orang seperti dia, hidup kita akan sangat makmur.” kata Leo Wang sambil tersenyum.
“Benar, orang ini datang sekali malam ini, tapi dia tidak bermain, dia mengarahkan orang dari samping, dan dia datang dengan beberapa wanita, lalu pergi ketika sudah menang dan masih ada dua orang pria lagi, masing-masing kalah 10 juta (sekitar 20 miliar rupiah), dan sudah pergi juga.”
“Oh...” kata Leo Wang mengedipkan mata.
“Mungkin anak ini datang untuk menggantikan dua orang yang tadi kalah 10 juta RMB.”
“Iya, sangat menarik.” kata Leo Wang terlihat tertarik.
“Bos, aku lihat tidak sampai 10 menit, anak ini pasti akan kalah telak.” kata anak buahnya dengan tertawa.
Leo Wang tertawa: “Ini sudah pasti...”
Reza Qiao dan Berty He duduk di depan meja.
“Nyonya 4 coin ini sebentar lagi akan menjadi 40 coin.” kata Reza Qiao sambil memainkan coin di tangannya.
Berty He berdiri perlahan, tidak percaya bahwa Reza Qiao dapat melakukannya, sangat khawatir Reza Qiao sekejap mata kehilangan semuanya.
Melihat Berty He sangat khawatir, Reza Qiao mengenggam tangannya berkata: “Lady, berikan aku senyuman.”
Berty He berusaha tersenyum kepada Reza Qiao.
Reza Qiao tersenyum.
Wanita yang duduk di samping Reza Qiao juga ikut tertawa.
Kecantikan wanita ini memiliki warna kulit kuning langsat, bertubuh ramping, dengan gaun hitam yang begitu ketat, bahunya indah, bermuka bulat, dengan sepasang mata besar yang menawan.
Reza Qiao melihat ke wanita berkulit kuning langsat itu: “Hai wanita cantik.”
Wanita berkulit kuning langsat: “Hai kakak.”
“Kamu juga datang untuk berjudi?”
“Benar, tidak berjudi untuk apa datang kesini.” kata wanita berkulit kuning langsat itu sambil memgang rokok di tangan kanannya, dengan anggun menjentikkan abu rokok ke asbak kristal di depannya, Reza Qiao memperhatikan tato mawar di pergelangan tangannya.
Iya, wanita berkulit kuning langsat ini, memang terlihat sangat mirip dengan mawar hitam, Reza Qiao tersenyum.
“Kakak ini sedang tersenyum apa?”
“Mawar yang ada ditanganmu bagus.”
Wanita bertato mawar hitam itu tersenyum: “Kakak memperhatikan begitu teliti, bagaimana memanggil kamu?”
“Namaku Reza Qiao, cantik siapa namanya?”
“Karena kamu suka mawar yang ada di tanganku, maka panggil aku Black Rose saja.”
“Hai, Kakak Rose.” kata Reza Qiao mulai menggodanya.
Black Rose tersenyum: “Kakak Reza mulutnya sangat manis.”
“Bertemu dengan wanita cantik seperti Kakak Rose, tentu saja mulutku akan sedikit manis.”
“Kakak sering datang bermain kesini?”
Reza Qiao menggelengkan kepala: “Ini pertama kalinya.”
“Aku juga pertama kali, tidak tahu cara bermain, aku akan mengikuti kamu untuk bertaruh nanti.”
“Baik, ikuti aku, dijamin kamu akan menang sampai puas.” kata Reza Qiao sambil tersenyum.
“Kakak begitu percaya diri, aku suka dengan pria yang seperti ini, karena kamu begitu percaya diri, hari ini Black Rose kalah atau menang tidak jadi masalah.” kata Black Rose sambil terkekeh.
“Bagaimana bisa kalah, tentu saja menang.” kata Reza Qiao melambaikan tangan, “Hari ini aku akan memenangkan semua uang di kasino ini.”
“Kakak begitu percaya diri, apakah kamu tahu berapa banyak uang di kasino ini? Ini adalah salah satu kasino terbesar di Macau, sahamnya sangat banyak.” kata Black Rose tersenyum.
“Heihei, semakin banyak semakin bagus...”
Berty He menatap Black Rose dengan tenang.
Bandar cantik ini meminta semua orang untuk memeriksa kartunya.
Reza Qiao berkata kepada Black Rose: “Kakak Rose, bagaimana jika kakak yang memeriksa kartunya?”
Black Rose menggelengkan kepala: “Aku tidak mengerti ini, lebih baik kamu yang memeriksanya.”
Reza Qiao tidak sungkan, kemudian mengambil kartu poker dan memeriksanya, kemudian memberikannya kepada Bandar cantik: “Bisa dimulai.”
Bandar Cantik itu mengocok kartu dengan sangat terampil, lalu melihat semua orang: “Saudara-saudari mau bertaruh berapa banyak?”
Reza Qiao melihat Black Rose: “Kakak Rose mau bertaruh berapa banyak?”
“Kakak?”
Reza Qiao mengeluarkan satu coin: “Aku bertaruh 5 juta, bertaruh besar.”
“Kakak begitu antusias, aku tidak sepertimu mempunyai banyak uang, aku bertaruh 100 ribu (sekitar 200 juta), ikut kamu bertaruh besar.” kata Black Rose sambil mengeluarkan satu coin 100 ribu.
“100 ribu tidak begitu seru, kamu masih mempunyai 3 coin lagi, keluarkan semuanya.”
Black Rose menggelengkan kepala: “Aku hanya membeli coin sebanyak 400 ribu, masih berpikir ingin bermain beberapa ronde.”
Semua tamu di sekelilingnya melihat ada pemain besar, langsung datang untuk menonton.
“Meja ini baru saja ada dua pria kalah 20 juta (sekitar 40 miliar), sangat sial, tidak cocok untuk main lagi, bagaimana anak muda ini taruhan besar disini?”
“Anak ini sepertinya tadi sedang menonton, akhirnya dia tidak bisa menahannya.”
“Anak ini kelihatannya bukan orang kaya, bagaimana dia bisa bertaruh begitu besar?”
“Jangan memandang orang dari penampilan luarnya...”
Bandar cantik itu membagikan kartunya, Reza Qiao berkata kepada Black Rose: “Tubuh Kakak Rose sangat wangi, kamu yang membuka kartunya.”
Black Rose menolaknya: “Aku tidak bisa menggosok kartu.”
“Tidak pergi digosok, langsung dibuka saja.”
Black Rose menganggukkan kepala dan membuka kartunya, semua orang memanjangkan leher untuk melihatnya.
“Wah, kecil.”
“Sial, 5 jutaku hilang seketika.”
“Dan masih membuat wanita cantik ini kalah 100 ribu juga.”
Semua orang mulai berbisik.
Reza Qiao bergumam: “Kakak Rose, kalah, maafkan aku.”
“Tidak apa-apa, kalah atau menang sudah wajar.” kata Black Rose terlihat acuh.
Berty He merasa kecewa, sialan, 5 juta hilang begitu saja.
Di ruang pemantauan.
Leo Wang tertawa sambil melihat layar, bawahannya memuji: “Bos, anak ini kalah 5 juta.”
Leo Wang menganggukkan kepala: “Bandar di meja ini adalah yang paling terampil di tempat kita, dari yang tidak pernah kalah, menjadi kalah, anak ini pasti tidak bisa kabur.”
Di ruang judi.
Reza Qiao tidak terima: “Sekali lagi.”
Bandar Cantik ini tersenyum dan menganggukkan kepala: “Silakan memeriksa kartunya.”
“Lebih baik Kakak Rose yang memeriksa kartunya.” kata Reza Qiao.
Black Rose selesai memeriksa kartunya, Bandar Cantik ini mulai mengocok kartunya, Reza Qiao mengeluarkan dua coin: “Tetap besar, bertaruh 10 juta.”
“Wah, sangat antusias.”
“Anak muda ini sudah gila.”
“Permainan macam ini adalah pemain kalah...”
Seluruh orang kembali berbisik.
Berty He tidak tahan lagi, menyenggol Reza Qiao: “Adik, puluhan juta jangan gegabah.”
Reza Qiao tersenyum: “Kali ini aku pasti akan menang.”
Black Rose melihat Reza bertaruh 10 juta, juga ikut mengeluarkan dua coin: “200 ribu, ikut dia.”
Bandar cantik ini selesai membagi kartunya, Black Rose berkata: “Kakak, kamu yang membuka kartunya.”
Reza Qiao tersenyum berkata: “Kakak Rose, aku sangat percaya dengan tanganmu, lebih baik kamu yang membukanya.”
Novel Terkait
Istri Pengkhianat
SubardiInventing A Millionaire
EdisonI'm Rich Man
HartantoWonderful Son-in-Law
EdrickWahai Hati
JavAliusDon't say goodbye
Dessy PutriCintaku Pada Presdir
NingsiAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan