Asisten Bos Cantik - Bab 70 Lakukan yang Nyata

Berdua naik mobil dan mengarah pulang.

"Nyonya muda, kamu sudah berapa kali kemari untuk melacak?" kata Reza Qiao.

"4 kali." jawab Tina Jiang.

"Cari orang apa untuk melacaknya?"

"Pekerja tambang yang di bawah sumur, mereka mengetahui dengan jelas keadaan peledakan tambang."

"Apakah tidak menarik perhatiaan dan kecurigaan orang lain?"

"Tidak, aku berpura menjadi kerabat pekerja tambang."

"Keterlaluan." wajah Reza Qiao terlihat marah.

"Ada apa?" tanya Tina Jiang bingung.

"Jelas kamu adalah kerabat supir Qiao, mengapa menjadi kerabat pekerja tambang?"

"Tidak boleh mengejekku." Tina Jiang memukuli Reza Qiao sekali.

"Tentu di dalam tambang ada mata-matamu?" kata Reza Qiao lagi.

"Bagaimana kamu bisa tahu?" tanya Tina Jiang sedikit aneh.

"Tidak ada mata-mata, hanya menjadi kerabat pekerja tambang tidak akan mendapat begitu banyak informasi." Reza Qiao tertawa.

"Tuan muda Qiao, otak sepertimu sangat disayangkan jika tidak menjadi polisi." kata Tina Jiang.

"Baiklah, aku tidak jadi supir lagi, pergi bekerja sebagai polisi bersama Nyonya muda."

"Sayangnya budayamu sangat rendah, juga tidak pernah mendapat pelatihan formal dari akademi kepolisian."

"Orang berbakat sepertiku, perlu budaya apa, juga tidak perlu mendapat pelatihan formal akademi kepolisian."

"Kamu mengira dirimu adalah orang berbakat?" Juga yang berprestasi?" Tina Jiang ingin tertawa.

"Betul, bisa menghangatkan ranjang, bisa menyetir, bisa membantu polisi cantik memecahkan kasus, bisa membuat besar itunya Nyonya besar, apakah ini semua bukan orang berbakat yang berprestasi?"

Reza Qiao sambil menyetir sambil melirik bentuk tubuh Tina Jiang, di saat dia mengemudi dengan cepat, tutup botol teh Tini Jiang hampir terbang.

"Tidak boleh lihat."

"Bahkan sudah pernah menyentuhnya, sekarang malah tidak boleh lihat, tidak masuk akal."

Tina Jiang sangat malu: "Tidak boleh bilang."

"Oh, hanya boleh sentuh tidak boleh bilang, ya kan?"

"Selain saat itu boleh.......sentuh, di waktu lain tidak boleh......"

Memikirkan dua kali waktu itu, detak jantung Tina Jiang semakin cepat, daerah itunya sendiri sudah tidak ada rahasia terhadap Reza Qiao lagi.

"Sebenarnya kamu tidak usah malu, kamu boleh menganggapku sebagai dokter pria di bidang kebidanan." kata Reza Qiao.

Tina Jiang hanya bisa begini menghibur dirinya sendiri.

"Sebenarnya aku bukan dokter pria kebidanan, aku adalah supir kecil." kata Reza Qiao lagi.

"......"

Tina Jiang sedikit bingung.

Reza Qiao melanjutkan perkataannya: "Apakah hari ini perlu menyelesaikan yang terakhir kali?"

"Baiklah, pergi ke asramaku, Rini pergi ke rumah ibunya."

"Boleh."

Tina Jiang kegirangan lagi, selesai melakukan yang terakhir kali, daerah itu akan berubah semakin besar, hal yang mengganggunya sekian lama akhirnya terselesaikan.

"Malam ini aku akan memberikan penghargaan kepadamu." Tina Jiang sangat berterima kasih kepada Reza Qiao.

"Nyonya muda rencana bagaimana berterima kasih kepadaku?" kata Reza Qiao tersenyum.

"Aku akan memasakkan beberapa masakan untukmu, kemudian menemanimu minum beberapa gelas, bagaimana?"

"Hanya begini?"

"Kamu ingin penghargaan seperti apa?"

"Tidak bisa melakukannya dengan nyata?"

"Bagaimana baru termasuk nyata?"

"Melakukan hal yang seharusnya dilakukan Tuan muda dan Nyonya muda."

"Temani makan dan minum masih tidak bisa?"

"Itu hanya sekedar begitu saja, aku kira, kita bisa yang sedikit lebih mendalam."

"Mendalam apanya?"

Reza Qiao mengerutkan alisnya: "Tanpa peralatan."

"Percaya atau tidak aku akan memukul mati kamu?" Tina Jiang mengangkat tangannya.

"Nyonya muda mau membunuh suaminya......" Reza Qiao menjerit.

"Tidak boleh jerit."

"Tidak memperbolehkanku jerit, kalau begitu kamu yang jerit."

"Aku jerit apa?"

"Nyonya muda jerit di ranjang bagaimana?"

"Aku tidak bisa, kamu jerit aku dengar."

"Jerit sungguhan?"

"Jerit-----"

Tina Jiang tiba-tiba penasaran, tidak tahu bagaimana anak ini akan menjerit.

"Ranjang ranjang ranjang, ranjang oh ranjang......" jerit Reza Qiao.

Sialan, ternyata ranjang begini jeritnya.

Sesampainya di Taman Haojing, langit sudah gelap.

Setelah masuk ke asrama, benar Rini Liu tidak ada.

"Melakukannya dulu atau makan dulu?" Reza Qiao seperti pulang ke rumahnya, duduk di sofa dan menggoyangkan kakinya.

"Sudah lapar, makan kenyang dulu baru lakukan."

"Baik, makan dulu baru lakukan."

"Mengapa perkataan ini terdengar aneh, lakukan apa? Aku sekarang menganggapmu sebagai dokter pria kebidanan, kamu harus sedikit seperti dokter."

"Baiklah, makan kenyang baru mulai bekerja."

Tina Jiang dengan cepat memasak 4 sayur, membuka sebotol bir, berdua duduk di depan meja."

"Tuan muda Qiao, ketua menyulangi kamu segelas." Tina Jiang mengangkat gelasnya.

"Nyonya muda, kita berdua saling menyulang." Reza Qiao mengangkat gelasnya.

"Jangan memanggilku Nyonya muda bisa tidak? Aku lebih besar darimu, benarnya kamu harus memanggilku kakak."

"Baiklah, kakak Nyonya muda, bersulang-----"

Tina Jiang tidak berdaya dan menyulangkan gelas dengan Reza Qiao.

"Sebenarnya aku sangat berterima kasih kepadamu, kamu membantuku memecahkan kasus dan membantuku membuat ituku lebih besar, aku merasa berhutang kepadamu." kata Tina Jiang dengan tulus.

"Terlalu sungkan, kita sekeluarga tidak mengatakan hal yang sungkan." Reza Qiao menjepit sepotong daging dan meletakkannya di mangkuk Tina Jiang, "Mari, Tuan muda Qiao melayani Nyonya muda."

"Jangan becanda, aku merasa kita bisa menjadi teman baik."

Reza Qiao mengedipkan mata: "Pria ganteng sepertiku, kamu ingin jadi teman baik juga boleh, duluan jadi teman baik dan menjalin hubungan baik, setelah punya perasaan bisa melanjutkan hubungan."

Tina Jiang dengan datar berkata: "Kita cuma bisa jadi teman baik, masalah menjalin hubungan kamu jangan banyak berpikir lagi, mari bersulang."

"Hal apapun ada kemungkinan, jangan terlalu cepat mengatakannya, mari, Nyonya muda, bersulang segelas lagi."

Beberapa gelas arak diminum, wajah Tina Jiang memerah: "Tuan muda besar Qiao, tanya kamu beberapa pertanyaan boleh tidak?"

"Nyonya muda jangan sungkan, silakan tanya."

"Apakah bisa membicarakan dirimu?"

"Bicarakan aku tentang apa? Bicarakan tentang aku yang ganteng atau kesatriaanku? Bicarakan aku yang pintar atau kegagahanku?"

Tina Jiang menggelengkan kepala.

"Kalau begitu bicarakan berapa banyak wanita yang tergila-gila kepadaku."

Tina Jiang menggelengkan kepala lagi.

"Kalau begitu kamu ingin aku bicarakan apa?"

"Bicarakan asal usulmu."

Tina Jiang sekarang sangat tertarik tentang ini.

Reza Qiao tertawa: "Aku sama denganmu datang dari dunia manusia, di dunia manusia makan minum buang air dan tumbuh dengan kuat, setelah tumbuh dewasa menjadi supir kemudi mobil."

"Kamu sangat tidak nyata."

"Bagaimana tidak nyata? Aku Reza Qiao adalah orang yang paling nyata nomor satu di dunia, perkataanku semuanya sangat jujur."

Tina Jiang merasa kecewa, ya sudah, jika dia tidak mau bilang makan tidak tanya lagi.

Makan kenyang dan minum cukup, Reza Qiao berkata: "Mulai bekerja."

"Aku menelepon Rini Liu dulu, mana tahu dia tiba-tiba pulang dan melihatnya." Tina Jiang tiba-tiba sedikit khawatir.

"Telepon apa? Rini mau pulang juga harus duluan meneleponku, menyuruhku menjemputnya, kamu sekali telepon, nanti Rini malah menjadi curiga, diam-diam pulang."

Tina Jiang masuk akal mendengar perkataan Reza Qiao, tidak jadi menelepon.

"Lakukan di kamar tidurmu saja?" Reza Qiao ingin melihat kamar Tina Jiang seperti apa.

"Jangan, di sofa ruang tamu saja." Tina Jiang tidak ingin Reza Qiao melihat kamarnya, mencegah dia terangsang dan berpikir untuk melakukan yang aneh.

"Baiklah." Reza Qiao hanya bisa mengiyakan.

Dua orang di sofa melipat kaki duduk dengan baik, otak Reza Qiao berputar: "Buka-----"

Walau sudah melakukannya dua kali, Tina Jiang tetap sedikit tidak terbuka, membukanya dengan malu-malu.

Tina Jiang menutup mata, kemudian merasakan sepuluh jari tangan Reza Qiao menyentuhnya......

Karena sebelumnya kecil, bagian yang tersentuh telapak tangan sedikit, namun sekarang sudah besar, telapak tangan Reza Qiao menyetuh seluruhnya, tertutup dengan kuat.

Tina Jiang merasa sedikit canggung.

Tidak apa-apa, anggap saja dia sebagai dokter pria kebidanan. Tina Jiang menenangkan dirinya.

Di saat ini Reza Qiao berkata: "Sebenarnya aku bukan dokter pria kebidanan."

Tubuh Tina Jiang gemetar, membuka mata, malah melihat Reza Qiao sedang menutup matanya.

Tina Jiang merasa lega, menutup mata dan mulai menghitung serigala......

Selesai berhitung 3000 serigala, Tina Jiang membuka mata.

Tangan Reza Qiao pelan-pelan lepas, matanya tertuju ke yang putih salju yang ada di depan matanya.

Tina Jiang sangat malu, anak ini melihat semuanya.

Reza Qiao bergumam: "Lumayan, sangat besar, sudah mengejar punya Rini dan kak Mi."

"Jangan lihat lagi......" Tina Jiang malu tapi sedikit senang.

"Aku sedang memeriksa hasil jerih payahku." Reza Qiao menjilat-jilat bibirnya.

"Hasilnya bagus, tidak usah diperiksa lagi, jangan lihat lagi......"wajah Tina Jiang memerah dan mulai berpakaian.

Pintu rumah tiba-tiba terbuka, Rini Liu masuk.

"Ih-----"

Reza Qiao tidak menyangka Rini Liu tidak menyuruhnya jemput dan pulang sendiri.

"Ah-----"

Tina Jiang kewalahan, tidak disangka di detik terakhir Rini Liu pulang.

Melihat Tina Jiang di sofa tanpa busana, Rini Liu terbengong.

Di Taman Jiangwan makan malam, Albert Han mau kembali ke kota, Rini Liu tidak ingin besok pagi Reza Qiao pergi menjemputnya lagi, sehingga ikut Albert Han kembali pulang, tidak disangka kebetulan melihat ini semua.

Tidak disangka mereka berani seperti ini, dari mobil melakukannya sampai hotel, sekarang beraninya melakukan di rumah, dan malah di sofa ruang tamu.

Sangat keterlaluan.

"Rini, mengapa kamu tidak menelepon aku dan sudah pulang?" tanya Reza Qiao.

"Rini, tidak disangka kamu tiba-tiba pulang." Tina Jiang kewalahan memakai pakaiannya.

"Apakah aku tiba-tiba pulang dan mengganggu hal baik kalian?" kata Rini Liu tersenyum pahit.

"Tidak mengganggu, kita sudah selesai melakukannya." Reza Qiao melambai tangan.

"Rini, kita tidak melakukan apapun, kita sedang....." Tina Jiang sibuk menjelaskan.

"Sudah, berhenti, jangan mengelak lagi, aku hanya percaya dengan mata sendiri." Rini Liu mencela perkataan Tina Jiang.

"Rini, masalah ini bukan seperti yang kamu pikirkan......" kata Tina Jiang dengan wajah sedih.

"Sudah, dari mobil lakukan sampai hotel, sekarang sampai ke rumah, trik kalian sungguh tidak sedikit, sudah begini masih tidak mengakui berselingkuh, kalian pikir aku bodoh?"

"Hah, di dalam mobil dan hotel kamu juga tahu, Rini, kamu sangat hebat." Reza Qiao memuji.

"Hng, tidak begitu mudah ingin mengelabui dari mata ajaibku."

Kepala Tina Jiang hampir meledak: "Reza Qiao, kamu jangan bilang lagi."

"Tina, berani lakukan tidak berani mengakui, ini tidak sejalan dengan gaya kamu ketua Jiang." ejek Rini Liu.

"Betul, ketua Jiang biasanya berani lakukan dan berani mengakui, sekarang mengapa malah menutupinya?" sambung Reza Qiao.

"Reza Qiao, kamu cepatlah pergi."

Tina Jiang tahu jika Reza Qiao tetap berada di sini, masalah semakin sulit dijelaskan.

Reza Qiao menepuk pantat dan berdiri: "Kalau begitu aku pergi, terima kasih ketua Jiang atas makan malam yang mewah, kelak ada kesempatan datang lagi mencoba masakan Rini."

Rini Liu tidak menyangka Reza Qiao makan malam di sini, yang juga adalah masakan Tina.

Tina tidak pernah memasak untuk dirinya sendiri, malah memasak untuk Reza Qiao, sungguh membuat orang marah.

Anak ini masih ingin mencoba masakanku, bermimpi saja sana.

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu