Asisten Bos Cantik - Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
Winny Xu bahkan lebih penasaran lagi, menarik lengan Rini Liu: "Kak Rini, katakan padaku, apa yang dikatakan oleh Reza Qiao padamu?"
Rini Liu diganggu oleh Winny Xu dan tidak berdaya, pikirannya berubah: "Reza Qiao mengatakan kepadaku bahwa dia sangat merindukanmu, jadi merasa galau."
Winny Xu bersukacita: "Reza Qiao, ternyata kamu begitu merindukanku, sebenarnya hari ini aku dipertemuan juga selalu memikirkanmu, kelihatannya kita punya ikatan batin.”
Reza Qiao menyeringai.
Milan berkedip, apakah Reza Qiao benar-benar mengatakan itu?
Meskipun sedikit curiga, tapi kata-kata itu keluar dari mulut Rini Liu, jadi tidak bisa tidak mempercayainya, Rini Liu tidak pernah berbohong.
Melihat raut wajah Winny Xu yang sedang bersukacita, Rini Liu ingin tertawa.
”Willy Xu menghampiri Rini Liu dan dengan hati-hati berkata, "Rini Liu, sebenarnya hari ini aku juga merasa galau, apa kamu mau tahu mengapa?”
Rini Liu menatap: "Jangan beri tahu aku alasannya."
Rini Liu juga tidak perlu berpikir untuk mengetahui apa yang ingin dikatakan oleh Willy Xu, tetapi orang ini sangat pandai dalam mempelajari dan menggunakan kata-kata orang.
Willy Xu sedikit frustasi, bergumam: "Mengapa Reza Qiao bisa mengatakannya, dan aku tidak bisa."
Rini Liu mendengus, "Karena dia adalah Reza Qiao, dan kamu adalah Willy Xu."
“Apa bedanya kita?” Willy Xu bertanya.
"Setidaknya namanya berbeda."
"Aku tidak menerima alasan ini."
"Jika tidak terima maka pergilah cari Reza Qiao, bagaimanapun kamu tidak diizinkan untuk memberi tahuku alasannya.”
Willy Xu menghela nafas berat, sangat tertekan, Reza Qiao merasa galau, dan Rini Liu berinisiatif untuk menanyakan alasannya, dirinya merasa galau, tapi Rini Liu menolak untuk membiarkannya berbicara, mereka sama-sama laki-laki, mengapa ada perbedaan besar dalam perlakuannya?
Memasuki restoran dan duduk, Reza Qiao melihat sekeliling: "Hei, kenapa tidak melihat Hans Huo, Candra Huo, dan Andy Feng?"
Menurut jadwal rapat, mereka akan duduk di meja ini.
Milan berkata: "Mereka bertiga tidak akan makan di meja ini."
"Mengapa?"
"Saat makan siang, mereka melihat bahwa kamu tidak ada di sini, dan menjadi cukup berani, Andy Feng dan Candra Huo memaksa kami bertiga untuk minum arak putih, Jika tidak meminumnya akan dipersulitnya, akhirnya membuat Winny Xu marah, lalu menuangkan sebotol arak putih ke kepala Candra Huo dan Andy Feng, mereka kesal, dan ingin mencari masalah, Winny Xu kemudian memanggil satpam, penyelenggara pertemuan juga datang. Setelah membujuk lama, mereka pindah ke meja lain. Mereka tidak datang malam ini, mungkin makan di luar. "
Reza Qiao mengacungkan jempol kepada Winny Xu: " Winny Xu bagus."
Winny Xu tertawa: "Aku punya cara sendiri untuk menghadapi bajingan."
Reza Qiao berkata, "Ketika aku tidak ada mereka baru berani buat masalah, sepertinya aku tidak bisa meninggalkan kalian.”
"Mendengar kata itu kedengarannya seperti betapa pentingnya dirimu." Willy Xu mendengus.
“Jika kamu penting kenapa tidak bertindak pada siang tadi?” Reza Qiao bertanya balik.
"Aku sudah mengatakannya tapi mereka tidak mendengarkan." Willy Xu membela.
“Ini menunjukkan bahwa mereka sama sekali tidak mempedulikanmu, kamu tidak lebih baik dari seorang wanita,” kata Reza Qiao sinis.
“Kamu yang tidak sebaik seorang wanita.” Willy Xu marah.
“Hei, bos, kamu kesini dan buat kesimpulan.” Reza Qiao memandang Rini Liu.
Rini Liu berpikir tentang makan malam tadi, karena ada Reza Qiao, Hans Huo, Candra Huo, dan Andy Feng meninggalkan pertemuan di tengah jalan, tetapi pada siang hari ini, Willy Xu benar-benar tidak berperan, tetapi Winny Xu mengusir mereka. .
"Direktur Xu, jangan membantah lagi, kami telah melihat fakta dengan sangat jelas, dan ini benar-benar penghargaan bagi Winny Xu pada siang hari ini."
Setelah mendengar kata-kata Rini Liu, Willy Xu tercengang.
Winny Xu menepuk bahu Willy Xu, dan menghibur: "Sudah kubilang sebelumnya, jangan bertengkar dengan Reza Qiao dalam segala hal, kamu tidak bisa mengalahkannya."
Willy Xu memelototi, bahkan Winny Xu tidak berdiri di sisinya, benar-benar membuat orang kesal, tidak bisa menerimanya.
Setelah makan malam, semua orang membahas akan bermain apa malam ini, Willy Xu berinisiatif mentraktir semua orang untuk bernyanyi, ketiga wanita cantik itu setuju.
“Reza Qiao, kamu juga pergi.” Rini Liu ingin mendengar bagaimana Reza Qiao bernyanyi.
Reza Qiao ada janji dengan Black Rose malam ini.
"Aku bisa pergi, tapi harus memberi kalian peringatan terlebih dahulu, pertama, ketika aku mulai bernyanyi, kalian tidak boleh menutup telinga, atau lari keluar; kedua, tidak ada yang diperbolehkan untuk berebut mikrofon denganku ..."
Setelah mendengar kata-kata Reza Qiao, semua orang melambaikan tangan mereka: "Lupakan, silahkan bermain sana.”
Mereka pergi, Reza Qiao naik taksi ke dermaga tepi pantai.
Black Rose tiba lebih awal, menunggu Reza Qiao di dermaga.
Black Rose mengenakan setelan kasual berwarna putih, dan terlihat sangat rapi.
"Kak Black Rose, ayo kita pergi sekarang?"
Black Rose mengangguk.
"Di mana kapalnya?"
Black Rose menunjuk pada speedboat yang diparkir di dermaga: "Di sini."
Reza Qiao tidak melihat siapa pun di speedboat: "Kita mengemudi sendiri?"
"Iya, kamu bisa mengemudi?"
"Bisa mengemudi mobil tidak bisa mengemudi kapal, Kak Black Rose bisa mengemudi?"
"Bisa."
"Kalau begitu kamu yang mengemudi."
"Naik ke kapal."
Keduanya naik kekapal, dan Black Rose melepaskan ikatan tali kemudian menyalakan speedboat, dan mengatur tenaga mesin ke kedalaman laut.
Reza Qiao duduk di haluan, mengamati gerakan Black Rose di speedboat dengan sangat terampil.
"Kak Black Rose---“ Reza Qiao berkata dengan keras.
"Ada apa?"
“Bagaimana jika bertemu patroli dan tertangkap?” Reza Qiao tampak khawatir.
Black Rose tersenyum: "Jangan khawatir, semua patroli ada jalurnya, kita tinggal hindari saja."
“Kamu bahkan bisa tahu ini, sangat hebat.” Reza Qiao mengacungkan jempol, dan bertanya lagi, “Apakah Kak Black Rose bisa berenang?”
"Sedikit, kenapa menanyakan ini?"
“Aku takut jika terjatuh ke laut, akan gawat jika tidak bisa berenang.” Black Rose tidak bisa melihat ekspresi Reza Qiao di malam hari, dan dia menyeringai.
“Bagaimana dengan kemampuan renang kakak kecil?” Black Rose berbalik bertanya.
"Lumayan, saat masuk ke laut, kurasa bisa mengapung sebentar."
Black Rose tersenyum diam-diam, jika waktunya tiba maka kamu tidak akan punya kesempatan untuk mengapung.
Setelah beberapa saat Black Rose mematikan mesin, dan speedboatnya pun bergoyang di laut.
Mengapa berhenti? " Reza Qiao bertanya.
"Tunggu kapal patroli lewat."
“Tapi aku tidak melihat kapal patroli.” Reza Qiao melihat sekeliling, gelap gulita.
Black Rose melihat waktu: "Hampir sampai, akan muncul dalam 3 menit, tunggu kapal patroli lewat, baru melaju lurus kedepan sebentar untuk mencapai laut lepas."
"Saat kita sampai di laut lepas apa kita bisa melanggar hukum?"
“Apa maksud kata-katamu ini?” Black Rose menoleh dan menatap Reza Qiao.
"Maksud aku berjudi di laut lepas tidak diatur."
"Ya, dilaut lepas kamu mau melakukan apapun tidak ada yang peduli."
“Sangat bagus.” di malam yang gelap, Reza Qiao tersenyum tanpa suara.
Saat ini ada cahaya bolak-balik di kejauhan laut.
"Ssst, patroli ada di sini."
Sebuah kapal patroli datang dari selatan ke utara, dan lampu sorot terus menyoroti.
“Ah, apakah lampu sorot akan menyoroti kita?” Reza Qiao bertanya.
“Tidak, kita berada di luar jangkauan lampu sorot.” Black Rose menatap perahu patroli di kejauhan.
Reza Qiao mengangguk, dan sambil meraba-raba kapal.
"Apa yang sedang kamu lakukan?"
"Ini pertama kalinya naik speedboat, penasaran, jadi melihat-lihat."
"Menyenangkan tidak?"
"Menyenangkan."
Black Rose mencibir diam-diam, tunggu kamu kehilangan nyawa baru tau itu tidak menyenangkan.
Setelah beberapa saat kapal patroli melaju, dan sekitarnya menjadi sunyi.
Black Rose menyalakan speedboat dan melaju menuju laut lepas.
“Kak Black Rose, ini sangat menyenangkan.” Reza Qiao berkata dengan keras.
“Sebentar lagi akan lebih seru lagi.” di malam yang gelap, Black Rose memberikan senyuman aneh.
"Em, nanti akan naik kapal pesiar, banyak wanita cantik, pasti akan lebih mengasyikkan."
Setelah speedboat melaju dalam waktu lama, Black Rose menghela napas lega: “Sudah memasuki laut lepas."
"Di mana kapal pesiarnya?"
"Masih harus melaju sebentar lagi, jangan khawatir."
“Hmm, tidak khawatir.” Reza Qiao berkata sambil tersenyum.
"Kakak kecil pertama kali pergi ke laut?"
"Iya."
"Takut atau tidak?"
"Takut, sangat takut."
Black Rose tertawa tak bersuara, merasa takut baru benar, tetapi jika kamu Reza Qiao begitu hebat di darat, kamu tidak akan bisa melakukannya di laut.
"Jangan takut, ada kakak di sini."
“Emh, ada Kak Black Rose, aku tidak takut.” Reza Qiao tiba-tiba memeluk Black Rose, dan menyentuhnya dari atas ke bawah.
"Hei, jangan sentuh sembarangan, aku sedang mengemudi ..." seluruh tubuh Black Rose terasa gatal.
"Oke, tidak menyentuh sembarangan..." Reza Qiao merogoh tas yang dibawa Black Rose, mengeluarkan sebuah benda kecil, lalu melepaskan Black Rose.
“Kakak kecil menggunakan alasan takut untuk memanfaatkan aku.” Black Rose berkata.
“Wangi kakak sangat harum.” Reza Qiao mengertakkan gigi.
"Kenapa, mulai memikirkan betapa romantisnya malam ini?"
“Tentu saja ini harus dipikirkan.” Reza Qiao berkata hehe.
"Berencana untuk bagaimana bisa romantis dengan kakak?"
"Apa yang dipikirkan kakak bisa terwujud semua, yang tidak terpikirkan juga bisa dihargai."
"Aku benar-benar tidak bisa memikirkan ini, tapi apa yang kamu katakan sangat menyanjung orang lain."
"Aku Reza Qiao tidak pernah dibenci wanita cantik. aku suka kak Black Rose yang cantik, jadi dengan alami bisa mengatakan kata-kata yang kamu suka."
Black Rose tersentuh dalam hatinya, kemudian menggelengkan kepalanya, tidak boleh tertipu oleh kata-kata manis pria ini, tidak boleh melupakan tugas malam ini, pastikan menggunakan rencana awal untuk menyelesaikan Reza Qiao.
Setelah sekian lama melaju di laut lepas, speedboat akhirnya berhenti, dan mati.
“Sudah sampai?” Reza Qiao bertanya.
Black Rose mengeluarkan peta bahari, menyalakan senter dan melihatnya sejenak: "Seharusnya ada di sini."
"Aneh, kenapa tidak melihat kapal pesiar itu?"
Black Rose tertawa diam-diam, dan menyalakan lampu tiga kali.
"Apakah kakak sedang memberi isyarat pada kapal pesiar?"
“Ya, aku sedang mengirimkan sinyal.” Black Rose menyela.
Reza Qiao melihat sekeliling, laut di sekitarnya gelap gulita, hanya angin laut yang bertiup, dan ada keheningan.
“Bahkan tidak akan ada hantu di tempat ini, bagaimana mungkin ada kapal pesiar?” Reza Qiao bergumam.
Black Rose tidak berbicara.
“Mungkinkah kapal pesiar itu sudah pergi? atau tidak datang sama sekali?” tanya Reza Qiao.
Black Rose mencibir di dalam hatinya, Reza Qiao, orang pintar sepertimu akan dibodohi, tidak ada yang namanya kasino di kapal pesiar laut lepas, nona ini sedang membodohimu, bagaimanapun kamu sudah masuk dalam perangkap nona ini.
"Yang kamu katakan mungkin ada benarnya."
"Benar-benar mengecewakan, tidak menyenangkan, ayo kembali, disini gelap gulita, aku sangat takut."
"Oke, ayo kembali." Black Rose menyalakan speedboat, dan berkata dengan pasrah, "Ups, kehabisan bensin."
“Kenapa kehabisan bensin? kamu tidak memeriksanya ketika berangkat?” Reza Qiao cemas.
"Speedboat ini meskipun bahan bakarnya penuh tapi hanya bisa berjalan sampai sini, awalnya berencana untuk mengisi bahan bakar dari kapal pesiar saat kembali, tapi sekarang ..." kata Black Rose dengan ekspresi pahit.
“Lalu bagaimana baiknya?” Reza Qiao khawatir.
"Hanya bisa menunggu kapal yang lewat untuk minta pertolongan."
"Ah, ada apa ini? Menjadi menakutkan, romantisme sudah tidak ada lagi." Reza Qiao menghela nafas, "Jika tidak ada kapal yang lewat, bukankah kita akan selesai?"
Black Rose tersenyum diam-diam, kamu akan selesai malam ini, tetapi nona ini tidak akan.
Reza Qiao berbaring di kabin: "Karena tidak bisa kembali maka tidurlah, dan tunggu penyelamat datang."
Reza Qiao tiba-tiba berhenti khawatir, dan terlihat tenang.
Black Rose memegang erat tas kecil di tangannya, menyeringai samar muncul di sudut mulutnya.
“Kak Black Rose apa kamu ingin berbaring dan istirahat juga, kabinnya sedikit sempit, tapi kita bisa tetap berbagi kehangatan.” Reza Qiao tersenyum.
"Apakah kakak kecil ingin romantis denganku sejenak di sini?"
“Setidaknya kita bisa berbicara tentang kehidupan, lingkungan ini benar-benar sedikit romantis,” gumam Reza Qiao.
Black Rose tiba-tiba berkata: "Ada kapal datang."
Cahaya yang menyilaukan datang, dan speedboat besar bergegas menuju mereka.
Black Rose menghela nafas lega, brengsek, akhirnya datang.
Novel Terkait
Aku bukan menantu sampah
Stiw boyDoctor Stranger
Kevin WongMy Only One
Alice SongLoving Handsome
Glen ValoraDemanding Husband
MarshallRahasia Istriku
MahardikaSang Pendosa
DoniAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan