Asisten Bos Cantik - Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
Rini Liu mengangguk, perkataan Reza Qiao masuk akal, lalu Rini Liu menatap Tary Jiang dan berkata, “Adik kecil, bagaimana kalau kamu magang di perusahaan kita?”
Tary Jiang mengangguk dengan girang, “Baik, baik sekali.”
Rini Liu berkata, “Kamu magang sebagai sekretaris aku saja, sekaligus merangkap untuk menerjemahkan data berbahasa asing.”
Tary Jiang bergegas mengangguk mengiyakan, dia semakin senang, Reza Qiao adalah supir dan asisten dari Rini Liu, sedangkan dia adalah sekretaris dan penerjemah dari Rini Liu, ke depannya akan semakin mudah untuk bersama Reza Qiao.
“Kapan kamu bisa datang untuk magang?” Rini Liu bertanya kepada Tary Jiang.
“Hari Senin minggu depan.”
“Baiklah kalau begitu, hari Senin minggu depan kamu datang melapor kepada Kak Lan.” Rini Liu menatap Milan, dan Milan mengangguk.
Tary Jiang mengangkat gelas arak, “Aku bersulang kepada kalian semua.”
Mereka semua mengangkat gelas dan meneguknya, lalu Reza Qiao berkata sambil tersenyum berseri, “Tary, setelah periode magang berakhir, asalkan Bos merasa puas, maka kamu bisa tinggal untuk bekerja di perusahaan.”
Tary Jiang mengangguk dan berkata, “Aku akan mengerjakan tugas dengan baik, tidak akan membuat Direktur Liu kecewa.”
Rini Liu tersenyum, “Tary, selain di tempat kerja, panggil aku sebagai Kakak saja, kita semua adalah saudari baik.”
“Iya, Kak Rini.” Tary Jiang memanggil dengan manis.
Rini Liu tersenyum lagi, Tary Jiang sangat imut, dia lumayan menyukai gadis cantik ini.
Rini Liu menatap Reza Qiao, “Reza Qiao, ke depannya Tary akan magang sebagai sekretaris aku di perusahaan, kalian bekerja bersama, tidak boleh menindasnya.”
Reza Qiao berkata dengan lantang, “Sejak dulu selalu adalah wanita cantik yang menindasku, bagaimana aku berkesempatan untuk menindas wanita cantik?”
“Asal berkata.” kata Milan.
“Kenapa menjadi asal berkata? Tadi pagi kalian bertiga bersekongkol dan menindasku, lalu aku melarikan diri dengan kasihan, bukankah ini adalah bukti?” ujar Reza Qiao dengan tegak.
Tary Jiang membelalak menatap mereka, Kakak Qiao bahkan ditindas oleh tiga wanita cantik yang bersekongkol, sungguh luar biasa.
Tina Jiang berkata dengan gusar, “Apa maksudnya kami yang menindasmu, jelas-jelas kamu yang meminjam kesempatan untuk mengambil keuntungan pada kami, dasar kamu bocah sialan ini melepaskan dua kancing bajuku, juga menjilat wajah Rini, yang paling kurang ajar lagi, stocking Kak Lan pun sudah kamu lepaskan setengah….”
“Ppff….”
Tary Jiang tertawa, dia paham dengan bagaimana yang dikatakan Reza Qiao bahwa dia ditindas oleh wanita muda.
Reza Qiao berwajah kebingungan, dan menggeleng kepala dengan kuat, “Ini pasti tidak mungkin, Tina, kancing bajumu dilepaskan oleh Kak Lan, kamu yang menjilat wajah Rini, dan Rini yang melepaskan stocking Kak Lan, kenapa kalian menyalahkan semuanya kepadaku?”
Mendengar perkataan Reza Qiao, Rini Liu, Milan, dan Tina Jiang pun naik pitam, pria ini mengkambinghitamkan orang lain setelah mengambil keuntungan, sungguh menjengkelkan. Kelihatannya, kerugian ini hanya bisa mereka telan, tidak ada cara lain.
Setelah makan, Tary Jiang pergi terlebih dahulu, dan Tina Jiang kembali ke dalam timnya, sedangkan Rini Liu, Milan, serta Reza Qiao berjalan kembali ke perusahaan.
Ketika hampir tiba di depan pintu perusahaan, Rini Liu mendapat sebuah panggilan telepon, setelah mengangkatnya, ekspresi wajah Rini Liu berubah.
“Ada apa?” Reza Qiao menatap Rini Liu.
Rini Liu menatap Milan, “Kak Lan, kamu kembali terlebih dahulu, aku dan Reza Qiao ingin membicarakan sesuatu.”
Milan merasa heran, ada hal apa yang perlu mereka sembunyikan darinya? Milan mengangguk dan pergi.
Rini Liu menatap Reza Qiao dan berkata dengan cemas, “Gawat, tadi aku menerima panggilan telepon dari seorang kenalan di pemerintahan kota, Steven Qiao dipanggil ke Hotel Qing.”
“Hhmm.” Reza Qiao mengangguk.
“Pasti orang dari Pusat Penelitian Informatika yang memanggil Steven Qiao, masalah sepertinya tidak begitu bagus.” kata Rini Liu.
Reza Qiao mendongak menatap langit dengan tanpa suara.
Rini Liu meneruskan, “Mereka memanggil Steven Qiao demi proyek senilai delapan triliun itu, selanjutnya mereka akan mencariku, tidak tahu mereka telah menguasai bukti palsu seperti apa, menurutku itu adalah untuk menjebak Steven Qiao. Tidak bisa, aku harus pergi ke Hotel Qing dan menuntut dengan mereka secara tatap muka, tidak bisa membiarkan Steven Qiao menjadi kambing hitam.”
“Kamu tidak boleh pergi.” Reza Qiao menggeleng kepala, suaranya tidak besar, tetapi nada bicaranya sangat teguh.
“Mengapa?”
Reza Qiao tersenyum, “Karena aku adalah Dewa Qiao, begitu meramal, aku sudah mendapatkan hasilnya.”
“Hasil apa?” Rini Liu tidak percaya.
“Pertama, keponakanmu akan aman dan sentosa, kedua, tidak ada yang akan mencari masalah apapun denganmu.” ujar Reza Qiao dengan percaya diri.
Rini Liu menggeleng kepala, “Pemikiranmu sangat baik, tetapi aku tidak percaya.”
“Percaya atau tidak, kamu pun tidak boleh pergi, jika pergi pada saat ini, hanya akan mengacau, tidak hanya tidak membantu Steven Qiao apa-apa, sebaliknya akan membantu secara terbalik.”
Rini Liu berpikir sejenak, perkataan Reza Qiao juga masuk akal.
Reza Qiao berkata, “Rini, tidakkah kamu merasa aku adalah orang yang sangat berezeki? Semua hal yang aku ramalkan, pasti sangat stabil.”
Rini Liu mendesah, “Tetapi belum tentu pada kali ini.”
“Kali ini tentu juga akan sangat tepat.” Reza Qiao terkekeh.
Rini Liu tersenyum pahit, dia benar-benar mengkhawatirkan Steven Qiao.
Reza Qiao menepuk bahu Rini Liu, “Rini, berdasarkan ramalan aku Dewa Qiao, kali ini Steven Qiao tidak hanya akan aman dan sentosa, serta kamu juga akan mendapatkan hasil yang sangat besar.”
“Hasil apa? Seberapa besar?” Rasa keingintahuan Rini Liu terbangkitkan.
“Kamu akan tahu pada saatnya nanti.” Reza Qiao terkekeh dan merahasiakannya.
“Tidak bisa, kamu harus memberitahu aku sekarang juga.” Rini Liu semakin penasaran.
“Boleh untuk memberitahumu sekarang juga, tetapi ada persyaratan yang harus kamu setujui.”
“Persyaratan apa?”
“Cium aku di sini.” kata Reza Qiao sambil tersenyum.
Rini Liu melihat ke sekeliling, ini adalah di depan pintu perusahaan, ada banyak karyawan perusahaan yang lalu lalang, tidak boleh seperti itu.
Kelihatannya, dirinya hanya bisa menekan rasa keingintahuannya, Rini Liu menggeleng kepala, “Tidak.”
“Kalau begitu kamu jangan penasaran, penasaran harus ditukar dengan ciuman.”
Rini Liu mendengus dan berkata, “Aku tahu kamu sedang membohongiku, membuatkan sebuah alasan palsu untuk menjebakku, aku tidak akan terjebak. Sudah, aku tidak penasaran lagi, kamu juga jangan harap bisa mengambil keuntungan padaku.”
Kepercayaan Rini Liu terhadap ramalan Dewa yang dikatakan Reza Qiao adalah nol.
Pada saat ini, ponsel Rini Liu bordering lagi, dia mengeluarkan ponsel dan melihatnya, “Hhmm, dari Dosen Qiao.”
“Dengarkan apa yang dikatakan Kakak besar aku.” Reza Qiao merasa tertarik.
Rini Liu membuka pengeras suara, “Halo Dosen Qiao, apakah ada masalah?”
“Adik ipar, kamu menelepon untuk berterima kasih padamu.” kata Dosen Qiao.
“Untuk apa berterima kasih padaku?” Rini Liu merasa heran.
Dosen Qiao berkata, “Tadi ada seorang pemuda yang mengantarkan sekotak Pir Korla ke rumah, katanya darimu, aduh, Adik ipar benar-benar sungkan sekali.”
“Eh, aku tidak mengutus orang untuk mengantarkan pir padamu.” Rini Liu merasa sangat heran.
“Adik ipar, kelihatannya kamu ini sibuk sekali, memiliki urusan yang terlalu banyak, sehingga hal sekecil ini saja sudah tidak ingat, aku tetap mewakili Kakak iparmu untuk berterima kasih padamu.” ujar Dosen Qiao.
Rini Liu mengerutkan alis, aneh, kenapa dia tidak ingat kapan dirinya mengutus orang untuk mengantarkan pir kepada Dosen Qiao.
Reza Qiao berkedip, lalu berbisik kepada Rini Liu, “Ini adalah perbuatanku, menggunakan nama kamu.”
Barulah Rini Liu paham, ternyata Reza Qiao berbakti kepada Kakak besarnya menggunakan nama dirinya, Rini Liu bergegas berkata, “Dosen Qiao, hal sepele ini tidak perlu disebutkan, kalian jangan sungkan.”
“Hehe, seharusnya sungkan, jika ada waktu, datanglah ke rumah bersama Adik.” Dosen Qiao berkata sungkan untuk sejenak, lalu menutup telepon.
Rini Liu menyimpan ponselnya, lalu menatap Reza Qiao, “Mengantarkan buah-buahan kepada Dosen Qiao dengan menggunakan namaku, kamu pintar sekali memberikan budi untukku.”
Reza Qiao tersenyum, “Bukankah aku ini menambahkan muka untukmu.”
“Kalau begitu apakah aku seharusnya berterima kasih padamu?” Rini Liu tersenyum dengan penuh makna.
Reza Qiao bergegas mengibaskan tangan, “Tidak perlu, kita adalah pasangan suami istri, tidak perlu membedakan aku dan kamu.”
“Dasar congkak, siapa yang suami istri denganmu?” Rini Liu memelototi Reza Qiao, lalu dia berbalik badan dan memasuki perusahaan.
Melihat Rini Liu berjalan masuk, Reza Qiao naik ke dalam mobil, dia menyalakan mobil dan langsung melesat ke rumah Dosen Qiao, sialan, siapa yang mengantarkan pir ke rumah Kakak besar atas nama Rini Liu? Masalah ini sangat janggal.
Ketika melewati sebuah toko buah di tengah perjalanan, Reza Qiao memberhentikan mobil dan masuk ke dalam.
“Bos, apakah ada Pir Korla?”
Bos bergegas melayani, “Ada, banyak sekali.”
“Ambilkan satu kotak.”
“Baik, kamu sungguh beruntung sekali, pir ini baru didistribusikan pada hari kemarin, di seluruh Kota Qing, aku adalah Manajer.”
“Oh, dengan begitu, seluruh Pir Korla di toko buah dalam kota ini berasal dari tempatmu?”
“Benar.”
“Apakah semua kemasannya sama?”
“Tentu saja.”
Reza Qiao membayarkan uang, dia mengangkut pir ke dalam mobilnya, lalu langsung melesat menuju Perumahan X. Setelah tiba, Reza Qiao naik ke lantai atas dengan membawa pir, ketika sampai di depan pintu Dosen Qiao, Reza Qiao mengetuk pintu.
Dosen Qiao membuka pintu, melihat Reza Qiao membawa sekotak pir yang sama, dia tertawa, “Adik, Adik ipar baru saja mengutus orang untuk mengantarkan sekotak pir padaku, sekarang kamu membawakan sekotak lagi.”
Reza Qiao melihat ke bawah, ada sekotak pir yang terletak di samping pintu ruang tamu, kemasannya sama persis dengan yang dia bawakan sendiri.
Reza Qiao tersenyum, “Kakak besar, sekotak ini adalah untuk aku makan sendiri.”
Dosen Qiao tertawa terbahak-bahak, “Adik, Kakak besar terlalu serakah, bahkan yang Adik makan sendiri pun ingin kuambil.”
“Hehe, Kakak besar, aku haus, di rumah sudah tidak ada air lagi, maka aku sekalian datang ke tempatmu untuk meminta air.” Reza Qiao meletakkan kotak dan menyeka keringat di dahinya.
“Adik tunggu sebentar, aku ambilkan air untukmu.” Dosen Qiao berbalik badan pergi mengambil air.
Reza Qiao segera menukarkan posisi dua kotak pir itu.
Dosen Qiao menuangkan segelas air dan memberikannya kepada Reza Qiao, “Adik, duduk saja di sofa dan minum.”
Reza Qiao langsung meneguk habis segelas air, lalu dia menyeka mulut, “Tidak, Kakak besar, aku masih ada urusan di atas.”
“Oh, kalau begitu aku tidak menahanmu lagi.”
Reza Qiao membungkuk mengangkat kotak, hhmm, sekotak pir ini tidaklah ringan.
Reza Qiao membawa kotak itu ke asramanya di lantai atas, dia merobek isolasi dan membuka kotak itu. Kemudian, Reza Qiao tersenyum, hhmm, sekotak pir ini berharga sekali.
Ternyata adalah sekotak uang.
Reza Qiao menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya dengan pelan, hhmm, William Wang, Hardy Feng, karena kalian bersekongkol dan ingin cari mati, maka aku temani kalian bermain saja.
Tepat pada saat ini, ada beberapa tamu tak diundang yang mengetuk pintu rumah Dosen Qiao….
Di Hotel Qing, di sebelah kamar 802, kamar ini bercahaya redup dan gordennya tertutup rapat, Steven Qiao duduk di atas sofa dengan ekspresi tenang, di seberangnya duduk beberapa pria yang berekspresi serius.
“Kalian memanggilku kemari, sebenarnya ingin menanyakan hal apa?” tanya Steven Qiao.
Seorang pria setengah baya tersenyum dingin, “Steven Qiao, karena kami memanggilmu kemari untuk wawancara, maka pasti memiliki alasan, sedangkan mengenai hal apa, seharusnya kamu sendiri pun tahu, lebih baik kamu katakan sendiri saja.”
Steven Qiao tersenyum kecil, “Tidak takut hantu mengetuk pintu jika tidak melakukan kejahatan, aku tidak memiliki apa-apa yang bisa dikatakan.”
“Steven Qiao, jangan berlagak tinggi di hadapan kami, kami tidak akan memanggilmu kemari jika tidak memiliki bukti.”
“Kalau begitu kalian keluarkan saja buktinya.”
“Kelihatannya kamu tidak akan menyerah jika belum sampai pada saat terakhir, aku tanyakan, dari proyek senilai delapan triliun itu, seberapa banyak keuntungan yang kamu dapatkan?”
Steven Qiao berkata dengan tenang, “Proyek senilai delapan triliun itu, aku mengurusnya dengan berdasarkan pada prinsip keadilan, sebagai Walikota, aku tidak menyimpangi hati nuraniku, aku tidak mengambil keuntungan sepeser pun.”
“Bagus sekali, tidak menyimpangi hari nurani, karena kamu tidak mengambil keuntungan, lalu mengapa yang awalnya akan diberikan kepada Perusahaan Feng, sebaliknya diberikan kepada Perusahaan Foursea?”
Steven Qiao mendesah, “Jika memberikan Perusahaan Feng, barulah aku bersalah kepada hati nuraniku, barulah benar-benar memberikan budi dengan memanfaatkan kekuasaan profesi.”
“Keluarkan buktinya.”
“Bukti? Hehe, seharusnya kamu tanyakan kepada William Wang.” Steven Qiao tersenyum.
Mereka saling bertatapan, salah satu dari mereka berkata, “Steven Qiao, sikapmu sangat tidak baik, apa hubungannya proyek senilai delapan triliun ini dengan Ketua kami? Jangan menuduh sembarangan.”
Pada saat ini, pintu kamar dibuka, William Wang berjalan masuk.
Begitu melihat William Wang, kelopak mata Steven Qiao meloncat-loncat.
Novel Terkait
King Of Red Sea
Hideo TakashiThe Winner Of Your Heart
ShintaUnperfect Wedding
Agnes YuPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Cinta Yang Dalam
Kim YongyiAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan