Asisten Bos Cantik - Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini

Rini Liu mengangguk, perkataan Reza Qiao masuk akal, lalu Rini Liu menatap Tary Jiang dan berkata, “Adik kecil, bagaimana kalau kamu magang di perusahaan kita?”

Tary Jiang mengangguk dengan girang, “Baik, baik sekali.”

Rini Liu berkata, “Kamu magang sebagai sekretaris aku saja, sekaligus merangkap untuk menerjemahkan data berbahasa asing.”

Tary Jiang bergegas mengangguk mengiyakan, dia semakin senang, Reza Qiao adalah supir dan asisten dari Rini Liu, sedangkan dia adalah sekretaris dan penerjemah dari Rini Liu, ke depannya akan semakin mudah untuk bersama Reza Qiao.

“Kapan kamu bisa datang untuk magang?” Rini Liu bertanya kepada Tary Jiang.

“Hari Senin minggu depan.”

“Baiklah kalau begitu, hari Senin minggu depan kamu datang melapor kepada Kak Lan.” Rini Liu menatap Milan, dan Milan mengangguk.

Tary Jiang mengangkat gelas arak, “Aku bersulang kepada kalian semua.”

Mereka semua mengangkat gelas dan meneguknya, lalu Reza Qiao berkata sambil tersenyum berseri, “Tary, setelah periode magang berakhir, asalkan Bos merasa puas, maka kamu bisa tinggal untuk bekerja di perusahaan.”

Tary Jiang mengangguk dan berkata, “Aku akan mengerjakan tugas dengan baik, tidak akan membuat Direktur Liu kecewa.”

Rini Liu tersenyum, “Tary, selain di tempat kerja, panggil aku sebagai Kakak saja, kita semua adalah saudari baik.”

“Iya, Kak Rini.” Tary Jiang memanggil dengan manis.

Rini Liu tersenyum lagi, Tary Jiang sangat imut, dia lumayan menyukai gadis cantik ini.

Rini Liu menatap Reza Qiao, “Reza Qiao, ke depannya Tary akan magang sebagai sekretaris aku di perusahaan, kalian bekerja bersama, tidak boleh menindasnya.”

Reza Qiao berkata dengan lantang, “Sejak dulu selalu adalah wanita cantik yang menindasku, bagaimana aku berkesempatan untuk menindas wanita cantik?”

“Asal berkata.” kata Milan.

“Kenapa menjadi asal berkata? Tadi pagi kalian bertiga bersekongkol dan menindasku, lalu aku melarikan diri dengan kasihan, bukankah ini adalah bukti?” ujar Reza Qiao dengan tegak.

Tary Jiang membelalak menatap mereka, Kakak Qiao bahkan ditindas oleh tiga wanita cantik yang bersekongkol, sungguh luar biasa.

Tina Jiang berkata dengan gusar, “Apa maksudnya kami yang menindasmu, jelas-jelas kamu yang meminjam kesempatan untuk mengambil keuntungan pada kami, dasar kamu bocah sialan ini melepaskan dua kancing bajuku, juga menjilat wajah Rini, yang paling kurang ajar lagi, stocking Kak Lan pun sudah kamu lepaskan setengah….”

“Ppff….”

Tary Jiang tertawa, dia paham dengan bagaimana yang dikatakan Reza Qiao bahwa dia ditindas oleh wanita muda.

Reza Qiao berwajah kebingungan, dan menggeleng kepala dengan kuat, “Ini pasti tidak mungkin, Tina, kancing bajumu dilepaskan oleh Kak Lan, kamu yang menjilat wajah Rini, dan Rini yang melepaskan stocking Kak Lan, kenapa kalian menyalahkan semuanya kepadaku?”

Mendengar perkataan Reza Qiao, Rini Liu, Milan, dan Tina Jiang pun naik pitam, pria ini mengkambinghitamkan orang lain setelah mengambil keuntungan, sungguh menjengkelkan. Kelihatannya, kerugian ini hanya bisa mereka telan, tidak ada cara lain.

Setelah makan, Tary Jiang pergi terlebih dahulu, dan Tina Jiang kembali ke dalam timnya, sedangkan Rini Liu, Milan, serta Reza Qiao berjalan kembali ke perusahaan.

Ketika hampir tiba di depan pintu perusahaan, Rini Liu mendapat sebuah panggilan telepon, setelah mengangkatnya, ekspresi wajah Rini Liu berubah.

“Ada apa?” Reza Qiao menatap Rini Liu.

Rini Liu menatap Milan, “Kak Lan, kamu kembali terlebih dahulu, aku dan Reza Qiao ingin membicarakan sesuatu.”

Milan merasa heran, ada hal apa yang perlu mereka sembunyikan darinya? Milan mengangguk dan pergi.

Rini Liu menatap Reza Qiao dan berkata dengan cemas, “Gawat, tadi aku menerima panggilan telepon dari seorang kenalan di pemerintahan kota, Steven Qiao dipanggil ke Hotel Qing.”

“Hhmm.” Reza Qiao mengangguk.

“Pasti orang dari Pusat Penelitian Informatika yang memanggil Steven Qiao, masalah sepertinya tidak begitu bagus.” kata Rini Liu.

Reza Qiao mendongak menatap langit dengan tanpa suara.

Rini Liu meneruskan, “Mereka memanggil Steven Qiao demi proyek senilai delapan triliun itu, selanjutnya mereka akan mencariku, tidak tahu mereka telah menguasai bukti palsu seperti apa, menurutku itu adalah untuk menjebak Steven Qiao. Tidak bisa, aku harus pergi ke Hotel Qing dan menuntut dengan mereka secara tatap muka, tidak bisa membiarkan Steven Qiao menjadi kambing hitam.”

“Kamu tidak boleh pergi.” Reza Qiao menggeleng kepala, suaranya tidak besar, tetapi nada bicaranya sangat teguh.

“Mengapa?”

Reza Qiao tersenyum, “Karena aku adalah Dewa Qiao, begitu meramal, aku sudah mendapatkan hasilnya.”

“Hasil apa?” Rini Liu tidak percaya.

“Pertama, keponakanmu akan aman dan sentosa, kedua, tidak ada yang akan mencari masalah apapun denganmu.” ujar Reza Qiao dengan percaya diri.

Rini Liu menggeleng kepala, “Pemikiranmu sangat baik, tetapi aku tidak percaya.”

“Percaya atau tidak, kamu pun tidak boleh pergi, jika pergi pada saat ini, hanya akan mengacau, tidak hanya tidak membantu Steven Qiao apa-apa, sebaliknya akan membantu secara terbalik.”

Rini Liu berpikir sejenak, perkataan Reza Qiao juga masuk akal.

Reza Qiao berkata, “Rini, tidakkah kamu merasa aku adalah orang yang sangat berezeki? Semua hal yang aku ramalkan, pasti sangat stabil.”

Rini Liu mendesah, “Tetapi belum tentu pada kali ini.”

“Kali ini tentu juga akan sangat tepat.” Reza Qiao terkekeh.

Rini Liu tersenyum pahit, dia benar-benar mengkhawatirkan Steven Qiao.

Reza Qiao menepuk bahu Rini Liu, “Rini, berdasarkan ramalan aku Dewa Qiao, kali ini Steven Qiao tidak hanya akan aman dan sentosa, serta kamu juga akan mendapatkan hasil yang sangat besar.”

“Hasil apa? Seberapa besar?” Rasa keingintahuan Rini Liu terbangkitkan.

“Kamu akan tahu pada saatnya nanti.” Reza Qiao terkekeh dan merahasiakannya.

“Tidak bisa, kamu harus memberitahu aku sekarang juga.” Rini Liu semakin penasaran.

“Boleh untuk memberitahumu sekarang juga, tetapi ada persyaratan yang harus kamu setujui.”

“Persyaratan apa?”

“Cium aku di sini.” kata Reza Qiao sambil tersenyum.

Rini Liu melihat ke sekeliling, ini adalah di depan pintu perusahaan, ada banyak karyawan perusahaan yang lalu lalang, tidak boleh seperti itu.

Kelihatannya, dirinya hanya bisa menekan rasa keingintahuannya, Rini Liu menggeleng kepala, “Tidak.”

“Kalau begitu kamu jangan penasaran, penasaran harus ditukar dengan ciuman.”

Rini Liu mendengus dan berkata, “Aku tahu kamu sedang membohongiku, membuatkan sebuah alasan palsu untuk menjebakku, aku tidak akan terjebak. Sudah, aku tidak penasaran lagi, kamu juga jangan harap bisa mengambil keuntungan padaku.”

Kepercayaan Rini Liu terhadap ramalan Dewa yang dikatakan Reza Qiao adalah nol.

Pada saat ini, ponsel Rini Liu bordering lagi, dia mengeluarkan ponsel dan melihatnya, “Hhmm, dari Dosen Qiao.”

“Dengarkan apa yang dikatakan Kakak besar aku.” Reza Qiao merasa tertarik.

Rini Liu membuka pengeras suara, “Halo Dosen Qiao, apakah ada masalah?”

“Adik ipar, kamu menelepon untuk berterima kasih padamu.” kata Dosen Qiao.

“Untuk apa berterima kasih padaku?” Rini Liu merasa heran.

Dosen Qiao berkata, “Tadi ada seorang pemuda yang mengantarkan sekotak Pir Korla ke rumah, katanya darimu, aduh, Adik ipar benar-benar sungkan sekali.”

“Eh, aku tidak mengutus orang untuk mengantarkan pir padamu.” Rini Liu merasa sangat heran.

“Adik ipar, kelihatannya kamu ini sibuk sekali, memiliki urusan yang terlalu banyak, sehingga hal sekecil ini saja sudah tidak ingat, aku tetap mewakili Kakak iparmu untuk berterima kasih padamu.” ujar Dosen Qiao.

Rini Liu mengerutkan alis, aneh, kenapa dia tidak ingat kapan dirinya mengutus orang untuk mengantarkan pir kepada Dosen Qiao.

Reza Qiao berkedip, lalu berbisik kepada Rini Liu, “Ini adalah perbuatanku, menggunakan nama kamu.”

Barulah Rini Liu paham, ternyata Reza Qiao berbakti kepada Kakak besarnya menggunakan nama dirinya, Rini Liu bergegas berkata, “Dosen Qiao, hal sepele ini tidak perlu disebutkan, kalian jangan sungkan.”

“Hehe, seharusnya sungkan, jika ada waktu, datanglah ke rumah bersama Adik.” Dosen Qiao berkata sungkan untuk sejenak, lalu menutup telepon.

Rini Liu menyimpan ponselnya, lalu menatap Reza Qiao, “Mengantarkan buah-buahan kepada Dosen Qiao dengan menggunakan namaku, kamu pintar sekali memberikan budi untukku.”

Reza Qiao tersenyum, “Bukankah aku ini menambahkan muka untukmu.”

“Kalau begitu apakah aku seharusnya berterima kasih padamu?” Rini Liu tersenyum dengan penuh makna.

Reza Qiao bergegas mengibaskan tangan, “Tidak perlu, kita adalah pasangan suami istri, tidak perlu membedakan aku dan kamu.”

“Dasar congkak, siapa yang suami istri denganmu?” Rini Liu memelototi Reza Qiao, lalu dia berbalik badan dan memasuki perusahaan.

Melihat Rini Liu berjalan masuk, Reza Qiao naik ke dalam mobil, dia menyalakan mobil dan langsung melesat ke rumah Dosen Qiao, sialan, siapa yang mengantarkan pir ke rumah Kakak besar atas nama Rini Liu? Masalah ini sangat janggal.

Ketika melewati sebuah toko buah di tengah perjalanan, Reza Qiao memberhentikan mobil dan masuk ke dalam.

“Bos, apakah ada Pir Korla?”

Bos bergegas melayani, “Ada, banyak sekali.”

“Ambilkan satu kotak.”

“Baik, kamu sungguh beruntung sekali, pir ini baru didistribusikan pada hari kemarin, di seluruh Kota Qing, aku adalah Manajer.”

“Oh, dengan begitu, seluruh Pir Korla di toko buah dalam kota ini berasal dari tempatmu?”

“Benar.”

“Apakah semua kemasannya sama?”

“Tentu saja.”

Reza Qiao membayarkan uang, dia mengangkut pir ke dalam mobilnya, lalu langsung melesat menuju Perumahan X. Setelah tiba, Reza Qiao naik ke lantai atas dengan membawa pir, ketika sampai di depan pintu Dosen Qiao, Reza Qiao mengetuk pintu.

Dosen Qiao membuka pintu, melihat Reza Qiao membawa sekotak pir yang sama, dia tertawa, “Adik, Adik ipar baru saja mengutus orang untuk mengantarkan sekotak pir padaku, sekarang kamu membawakan sekotak lagi.”

Reza Qiao melihat ke bawah, ada sekotak pir yang terletak di samping pintu ruang tamu, kemasannya sama persis dengan yang dia bawakan sendiri.

Reza Qiao tersenyum, “Kakak besar, sekotak ini adalah untuk aku makan sendiri.”

Dosen Qiao tertawa terbahak-bahak, “Adik, Kakak besar terlalu serakah, bahkan yang Adik makan sendiri pun ingin kuambil.”

“Hehe, Kakak besar, aku haus, di rumah sudah tidak ada air lagi, maka aku sekalian datang ke tempatmu untuk meminta air.” Reza Qiao meletakkan kotak dan menyeka keringat di dahinya.

“Adik tunggu sebentar, aku ambilkan air untukmu.” Dosen Qiao berbalik badan pergi mengambil air.

Reza Qiao segera menukarkan posisi dua kotak pir itu.

Dosen Qiao menuangkan segelas air dan memberikannya kepada Reza Qiao, “Adik, duduk saja di sofa dan minum.”

Reza Qiao langsung meneguk habis segelas air, lalu dia menyeka mulut, “Tidak, Kakak besar, aku masih ada urusan di atas.”

“Oh, kalau begitu aku tidak menahanmu lagi.”

Reza Qiao membungkuk mengangkat kotak, hhmm, sekotak pir ini tidaklah ringan.

Reza Qiao membawa kotak itu ke asramanya di lantai atas, dia merobek isolasi dan membuka kotak itu. Kemudian, Reza Qiao tersenyum, hhmm, sekotak pir ini berharga sekali.

Ternyata adalah sekotak uang.

Reza Qiao menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya dengan pelan, hhmm, William Wang, Hardy Feng, karena kalian bersekongkol dan ingin cari mati, maka aku temani kalian bermain saja.

Tepat pada saat ini, ada beberapa tamu tak diundang yang mengetuk pintu rumah Dosen Qiao….

Di Hotel Qing, di sebelah kamar 802, kamar ini bercahaya redup dan gordennya tertutup rapat, Steven Qiao duduk di atas sofa dengan ekspresi tenang, di seberangnya duduk beberapa pria yang berekspresi serius.

“Kalian memanggilku kemari, sebenarnya ingin menanyakan hal apa?” tanya Steven Qiao.

Seorang pria setengah baya tersenyum dingin, “Steven Qiao, karena kami memanggilmu kemari untuk wawancara, maka pasti memiliki alasan, sedangkan mengenai hal apa, seharusnya kamu sendiri pun tahu, lebih baik kamu katakan sendiri saja.”

Steven Qiao tersenyum kecil, “Tidak takut hantu mengetuk pintu jika tidak melakukan kejahatan, aku tidak memiliki apa-apa yang bisa dikatakan.”

“Steven Qiao, jangan berlagak tinggi di hadapan kami, kami tidak akan memanggilmu kemari jika tidak memiliki bukti.”

“Kalau begitu kalian keluarkan saja buktinya.”

“Kelihatannya kamu tidak akan menyerah jika belum sampai pada saat terakhir, aku tanyakan, dari proyek senilai delapan triliun itu, seberapa banyak keuntungan yang kamu dapatkan?”

Steven Qiao berkata dengan tenang, “Proyek senilai delapan triliun itu, aku mengurusnya dengan berdasarkan pada prinsip keadilan, sebagai Walikota, aku tidak menyimpangi hati nuraniku, aku tidak mengambil keuntungan sepeser pun.”

“Bagus sekali, tidak menyimpangi hari nurani, karena kamu tidak mengambil keuntungan, lalu mengapa yang awalnya akan diberikan kepada Perusahaan Feng, sebaliknya diberikan kepada Perusahaan Foursea?”

Steven Qiao mendesah, “Jika memberikan Perusahaan Feng, barulah aku bersalah kepada hati nuraniku, barulah benar-benar memberikan budi dengan memanfaatkan kekuasaan profesi.”

“Keluarkan buktinya.”

“Bukti? Hehe, seharusnya kamu tanyakan kepada William Wang.” Steven Qiao tersenyum.

Mereka saling bertatapan, salah satu dari mereka berkata, “Steven Qiao, sikapmu sangat tidak baik, apa hubungannya proyek senilai delapan triliun ini dengan Ketua kami? Jangan menuduh sembarangan.”

Pada saat ini, pintu kamar dibuka, William Wang berjalan masuk.

Begitu melihat William Wang, kelopak mata Steven Qiao meloncat-loncat.

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu