Asisten Bos Cantik - Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
Rini Liu saat ini berkata : "Milan, karena Reza Qiao sudah berinisiatif dan menawarkan dirinya untuk membantumu, biarkan saja dia membantumu."
Milan tersenyum pahit, Rini Liu tidak tahu alasan yang sebenarnya.
“Benar, Kak Milan, bos sudah menawarkan diri, mengapa kamu masih sungkan?” Reza Qiao tersenyum.
Milan memelototi Reza Qiao: "Tidak perlu, lebih baik kamu simpan saja tenagamu."
Willy Xu berkata: "Milan, biarkan aku yang membantumu saja, aku lebih pandai melakukan pekerjaan dibandingkan Reza Qiao."
Milan tercengang, apa yang dipikirkan Willy Xu saat ini.
Reza Qiao berkata: "Willy Xu, apakah kamu yakin bisa membantu Milan?"
"Tentu saja."
Reza Qiao mengangguk: "Milan, di antara aku dan Willy Xu, siapa yang akan kamu pilih?"
Milan sedikit bingung: "Aku tidak membutuhkan siapa pun, kalian simpan saja tenaga kalian."
Setelah berbicara, Milan bergegas keluar dari restoran.
Melihat Milan pergi, Willy Xu bergumam: "Aku ingin membantu, tetapi Kakak Milan tidak menghargainya."
Reza Qiao perlahan berkata: "Willy Xu, jika Milan membutuhkan bantuan, kamu tidak akan bisa membantunya, hanya aku saja yang bisa membantunya.
"Hmph, kamu pikir kamu memiliki banyak kemampuan, apapaun yang kamu lakukan aku juga bisa, aku bahkan bisa melakukan hal yang ingin kamu lakukan." Willy Xu menjawab Reza Qiao.
"Benarkah?"
"Tentu saja."
"Nah, kalau begitu dalam waktu satu tahun kamu harus mengubah Perusahaan Foursea menjadi perusahaan yang paling berkelas dicina."
Setelah mendengar hal ini Willy Xu merasa ini adalah hal yang sangat konyol, mana mungkin dalan waktu satu tahun
“Bagaimana? terdiam, bukan?” Reza Qiao menyeringai.
Willy Xu mengangguk: "Aku tidak bisa melakukannya, tetapi kamu juga tidak akan bisa melakukannya."
“Aku pasti bisa melakukannya.” Reza Qiao segera menepuk dadanya.
“Jangan sombong, coba saja lakukan, lagi pula kamu pasti tidak akan berhasil.” Willy Xu bersih keras dan tidak percaya kalau Reza Qiao bisa melakukan hal ini.
"Ini bukan sombong. Lagi pula Rini Liu sudah bertaruh denganku. Jika aku tidak bisa melakukannya Rini Liu akan menjauh dariku, tapi jika aku berhasil, maka dia akan menikah denganku." Reza Qiao tersenyum.
Willy Xu menatap Rini Liu dengan mata lebar: "Rini Liu, apakah ini benar?"
Rini Liu mengangguk.
Willy Xu langsung tertawa: "Tentu saja Reza Qiao akan kalah."
Rini Liu tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ya benar, Reza Qiao tidak hanya akan kalah, tapi juga akan sengsara.
Reza Qiao memandang Willy Xu : "Willy Xu, sebelum waktunya, jangan memutuskan aku akan menang atau kalah. Aku hanya ingin bertanya padamu, aku punya nyali untuk bertaruh dengan Rini Liu, apakah kamu berani?"
Willy Xu menggelengkan kepalanya: "Aku pasti tidak akan mempertaruhkan apapun yang tidak mungkin terjadi."
Reza Qiao tersenyum: "Bagimu Itu tidak mungkin, tapi aku pasti bisa melakukannya."
Willy Xu tertawa terbahak-bahak, Reza Qiao pasti sedang demam tinggi, dan dia bertaruh dengan Rini Liu.
Setelah sarapan, semua orang pergi ke aula untuk minum teh, kemudian Milan datang.
Melihat tampilan Milan yang santai, Reza Qiao langsung tersenyum. Milan merasa tidak nyaman dengan senyuman yang diberikan Reza Qiao.
"Milan apakah pekerjaanmu sudah selesai?"
Milan duduk di samping Rini Liu dan berkata, "Ya."
"Apakah terasa nyaman setelah semua pekerjaan sudah selesai?"
Milan mengedipkan matanya, dasar sialan, bukankah pertanyaan ini seperti sengaja mempermalukan dirinya.
"Eng……"
Reza Qiao menghela nafas, "Milan, kamu ini adalah orang yang sangat keras kepala. Aku sudah berkata ingin membantumu. Sebenarnya, ada beberapa hal jika dilakukan berdua, maka akan jauh lebih mudah daripada dilakukan sendiri."
Milan menatap Reza Qiao dengan tajam, tatapannya seperti ingin menjahit Reza Qiao dengan jarum, tetapi di hadapan semua orang, dia tidak bisa marah, dan hanya bisa berkata-kata saja..
Saat ini Rini Liu berkata: "Kak Milan, kamu baru saja naik cepat sekali sudah turun. kamu sangat cepat melakukan pekerjaan. Tampaknya kamu benar-benar tidak membutuhkan bantuan Reza Qiao."
Milan segera terkekeh.
Reza Qiao berkata: "Jika Kak Milan membiarkanku untuk membantunya, itu akan lebih efektif."
Rini Liu melengkungkan bibirnya dan berkata: "Tidak pasti, bisa saja jika kamu membantunya pekerjaan akan lebih cepat selesai."
Reza Qiao menggaruk kulit kepalanya: "Mungkin saja. Karena aku selalu memperhatikan kualitas dalam melakukan sesuatu. Terlalu cepat bukanlah hal yang biasa kulakukan. Menikmati proses adalah hal yang paling penting."
Rini Liu melengkungkan bibirnya lagi, apa yang harus dinikmati saat mengemasi barang, orang ini hanya mencari alasan saja.
Saat ini, terdengar percakapan dari orang sebelah.
"Kudengar tidak ada, ada seorang penjudi di kasino tadi malam, dia pertama-tama memilih meja kasino dan bermain, setelah itu dia berhasil mengalahkan raja judi."
"Sial, sagat hebat? aku ingin dengar apa yang sudah terjadi."
Semua orang mulai tertarik dan mendengar.
Orang sebelah itu berkata lagi: Tadi malam, seorang pemuda dengan paras yang menawan, membawa uang yang banyak, di ronde pertama dia kalah ketika di babak-babak terakhir akhirnya dia berhasil mengalahkan raja judi... "
“Wow, anak muda yang luar biasa.”Winny Xu berseru.
Orang sebelah melirik Winny Xu dan menyadari jika mereka juga sedang mendengarkan certinya, dia semakin bertambah semangat untuk bercerita.
"Bocah ini memenangkan uang yang sangat banyak, mereka kira bocah ini akan segera menerimanya dan tidak bermain lagi, tidak disangka saat raja judi bahkan mengeluarkan 3 persen dari sahamnya, dia masih ingin terus bermain, dan akhirnya bocah ini menang berkali-kali ipat. "
"Apakah raja judi itu sudah gila? Bagaimana dia bisa melakukan ini?"
"Raja judi tidak hanya sedang mempertaruhkan uangnya pada pemuda itu, bahkan dia juga juga mempertaruhkan nyawanya."
"Sialan, pertaruhkan nyawa."
"Ya, semua orang mengira bocah ini pasti tidak akan melakukannya, tetapi bocah itu langsung setuju."
"Anak ini gila juga."
"Ya, semua orang mengira bocah ini gila, tetapi kemudian tanpa diduga, bocah itu mengungkap trik di tempat dan menjatuhkan kartu dari lengan bajunya ... … Raja judi hanya bisa mengaku kalah. Remaja itu memenangkan sejumlah uang dalam sekejap mata, kemudian pergi dengan para wanita cantik. "
"Pemuda ini dewa penjudi, dia bisa mengalahkan raja penjudi ..."
Mendengar apa yang dikatakan orang sebelah Rini Liu, Milan, Willy Xu, dan Winny Xu semuanya terkejut. Winny Xu tidak dapat menahan diri dan ingin bertanya kepada orang yang ada disebelahnya: "Seperti apa pemuda itu?"
Orang sebelah segera melihat ke arah Winny Xu, memikirkannya, dan menunjuk ke arah Reza Qiao yang ada di sebelah Winny Xu: "Aku dengar pemuda itu terlihat seperti orang yang ada di sebelah Anda."
Reza Qiao merasa sangat senang.
“Lalu siapa nama anak laki-laki ini?” Winny Xu bertanya lagi.
Orang sebelah itu berpikir sejenak: "Aku dengar marganya adalah Qiao, tapi aku tidak tahu apa nama lengkapnya."
Selesai berbicara dia bangkit dan pergi.
Winny Xu menghela napas dengan emosi: "Pemuda bermarga Qiao ini sangat kuat sehingga dia bisa mengalahkan raja judi. Sayang sekali aku tidak melihat kejadian itu dengan mata kepala sendiri. Jika aku memiliki kesempatan untuk bertemu dengan pemuda itu, itu akan sangat menyenangkan."
Rini Liu juga menghela nafas: "Ternyata ada orang muda yang begitu kuat. Jika tahu ada pemandangan yang begitu mengesankan di kasino, kita pasti akan kesana"
Reza Qiao tertawa.
“Reza Qiao, apa yang kamu tertawakan?” Kata Winny Xu.
"Apa kalian tidak mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh pria itu, Dewa judi itu mirip denganku, dan nama belakangnya adalah Qiao."
“Ada apa denganmu lagi?” Winny Xu berkedip.
Reza Qiao menyeringai: "Sangat bodoh, dewa judi muda itu adalah aku, Reza Qiao."
eng--
Semuanya tertawa.
“Reza Qiao, rasa percaya dirimu sangat bagus, hanya karena orang itu mirip denganmu, dan karena dia juga memiliki marga yang sama denganmu, kamu berinisiatif untuk mengatakan kalau itu adalah kamu.” Willy Xu mencibir.
“Reza Qia, jangan katakan apa-apa lagi, pemuda itu datang dengan uang yang banyak, dari mana kamu mendapatkan uang sebanyak itu?” Milan segera tertawa.
“Oh, Reza Qiao, apakah kamu ingin menjadi kaya dan gila, bisakah kamu mengalahkan raja judi Asia Tenggara? Tidakkah menurutmu itu terlalu lucu?” Rini Liu menggelengkan kepalanya dan menghela nafas.
Winny Xu tersenyum dan merasa sakit perut: "Reza Qiao, jangan konyol, oke? Jika kamu benar-benar dewa judi muda, maka kamu sekarang akan menjadi seorang miliarder. Ketika kamu sudah menjadi miliarder, kamu pasti sudah berumah tangga. Mana mungkin kamu masih ada di sini?"
Melihat kalau mereka tidak mempercayainya, Reza Qiao menghela nafas: "Karena kalian semua tidak mempercayaiku, aku tidak akan mengatakannya lagi."
"Tidak apa-apa jika kamu ingin kami mempercayaimu, tunjukkan saja pada kami uang yang kamu dapat tadi malam," kata Milan.
"Uang itu sudah aku beli saham, tidak bisa dilihat?"
"Bisa lihat bukti transfer saham."
"Ini, aku menyuruh seseorang untuk melakukannya."
"Hei, tidak bisa memberikan bukti, jangan banyak membuat alasan. Karena tidak ada bukti dokumen saham."
“Ya, ayo tunjukkan pada kita” Rini Liu juga setuju.
"Jika kamu tidak bisa memperlihatkan uang tunai, kartu bank juga sudah cukup." Willy Xu juga berkata.
Reza Qiao menggaruk kulit kepalanya: "Hei, uangnya sudah ditransfer, dan tidak ada di Kartu lagi."
“Sial, itu semua hanya alasan, bagaimanapun juga kamu tidak bisa menunjukkan bukti.” Winny Xu tertawa.
Reza Qiao terkekeh: "Karena kalian semua tidak akan percaya, maka aku tidak akan berdebat lagi dengan kalian semua, tetapi kalian harus ingat, kalau aku adalah pemuda tersebut."
“Yah, kami percaya itu, tapi pemuda itu benar-benar dewa judi, dan kamu hanya dewa judi dalam mimpi.” Rini Liu mengerutkan bibirnya.
"Dengan kata lain,di duniamu sendiri kamu adalah dewa judi. Di luar duniamu sendiri, kamu bukan apa-apa." kata Willy Xu.
“Kalian semua menertawakanku aku tidak ingin bercanda lagi dengan kalian.” Reza Qiao segera bangkit berdiri dan pergi.
Semua orang terus tertawa. Tentu saja, mereka mengira Reza Qiao sedang berbicara dalam mimpi, dan tidak ada yang menyangka kalau Reza Qiao akan menjadi dewa judi muda. Semakin Reza Qiao mengatakan dirinya adalah pemuda itu, semakin tidak dipercaya.
Inilah yang sebenarnya diinginkan Reza Qiao. Dia hanya ingin menjadi pengemudi biasa yang bahagia, dia tidak ingin menjadi fokus perhatian semua orang.
Kemudian semua orang pergi ke ruang konferensi untuk rapat, dan Reza Qiao tidak melakukan apa-apa dan berjalan-jalan di sekitar hotel.
Tidak lama kemudian Berty He menelepon.
"Tuan, aku akan melakukan transaksi saham lewat pengacara. Kamu harus menandatanganinya dulu, setelah itu saham ini menjadi namamu."
"Jangan pakai nama ku, pakai namamu saja."
"Apakah boleh?"
"Boleh."
"Baiklah, sesuai perintahmu."
“Apakah Leo Wang sudah kesana?” tanya Reza Qiao.
"Sudah."
"Bagaimana dengan sikapnya?"
"Sangat bagus, dapat bekerja sama dengan baik."
Reza Qiao merasa lega, dia segera menutup telepon dari Berty He.
Berty He menelepon lagi setelah beberapa waktu kemudian.
"Tuan, semua prosedur sudah selesai."
"Baiklah, kamu sudah bekerja keras."
“Kerja keras ini bukan apa-apa, tapi kamu bekerja sangat keras tadi malam di kasino” Kata Berty He sambil tersenyum.
Reza Qiao menyeringai, setelah pulang dari kasino, saat dia kembali ke kamar tadi malam dia masih harus bekerja keras.
Tetapi Reza Qiao tidak ingin memberi tahu Bety He tentang hal ini.
Setelah selesai menelepon dengan Berty He, Reza Qiao hendak kembali ke hotel, tiba-tiba terdengar suara dari belakang: "Oh, Reza Qiao mengapa kamu berjalan di sini sendirian?"
Novel Terkait
Cinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaTakdir Raja Perang
Brama aditioSomeday Unexpected Love
AlexanderMenantu Hebat
Alwi GoRahasia Istriku
MahardikaKisah Si Dewa Perang
Daron JayPernikahan Tak Sempurna
Azalea_My Lady Boss
GeorgeAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan