Asisten Bos Cantik - Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
Reza Qiao melambaikan tangan: "Pendapatku adalah jika kamu ingin melakukannya, sekaligus melakukan yang terbaik di China, untuk skala dan tingkatannya juga harus ditingkatkan."
Steven Qiao terkejut, semangat Paman kecilnya begitu besar, begitu berbicara langsung yang terbaik di China.
Kemudian dia tersenyum pahit: "Ide Paman sangat bagus, tentu saja aku juga ingin melakukannya, tapi butuh banyak uang untuk menjadi kelas utama di China, dan sekarang keuangan sedang sangat tidak lancar, tidak bisa mengeluarkan begitu banyak uang."
Reza Qiao berkata dengan acuh tak acuh: "Bagian keuangan tidak ada uang, kamu bisa mengumpulkan uang dari masyarakat."
Steven Qiao terus tersenyum pahit: "Aku katakan sejujurnya saja pada Paman, awalnya aku juga ingin membangun panti asuhan menjadi yang terbaik di China, lalu aku meminta orang untuk membuat perkiraan, jika ingin membangun panti asuhan seperti itu, dari pembangunan selesai hingga jaminan operasi selanjutnya, setidaknya membutuhkan 100 juta RMB (sekitar 200 Miliar rupiah), ini adalah jumlah yang sangat besar, penggalangan dana masyarakat masih termasuk dana kecil, dan tidak bisa menyelesaikan masalah."
"Ya, akan mudah jika ada seorang dermawan besar yang bisa mengeluarkan 100 juta RMB (sekitar 200 Miliar rupiah) sekaligus."
"Ya, jika benar ada dermawan besar yang dapat mengirimkan uang 100 juta RMB (sekitar 200 Miliar rupiah) ke rekening panti asuhan, aku akan segera memulai proyek ini, jika pembangunan selesai, aku pasti akan sangat dihormati orang-orang, ini bisa menjadi proyek gambarnya Kota Qing.
"Bisa jadi itu akan benar-benar ada." Reza Qiao tertawa.
Steven Qiao juga tertawa, Paman kecil memiliki pemahaman yang dangkal tentang masyarakat, dia mengira uang bisa jatuh sendiri dari langit.
Steven Qiao tidak menganggap serius pembicaraannya dengan Reza Qiao, tetapi Reza Qiao malah menganggapnya serius.
Setelah beberapa saat, Profesor Qiao suami istri kembali dari jalan-jalan, Reza Qiao terus memikirkan tiga wanita cantik di lantai atas, lalu keluar dari rumah Profesor Qiao.
Baru naik ke lantai atas, Rini Liu, Sofie dan Nindy keluar.
"Para wanita cantik, apakah kalian ingin datang berkunjung ke rumahku?" kata Reza Qiao dengan sambil tersenyum.
"Baiklah, mengunjungi rumah Paman kecil." Kata Sofie.
Nindy mengerutkan bibir: "Apa rumahnya, dia hanya menyewa rumah Kak Rini saja."
"Itu juga termasuk asramaku, silahkan." Reza Qiao membuka pintu.
Sofie masuk lebih dulu.
Rini Liu ingin melihat seperti apa rumahnya sekarang, dan kemudian ikut masuk ke dalam.
Nindy melihat Sofie dan Rini Liu berdua sudah masuk, dia ragu-ragu, kemudian juga ikut masuk, melihat seperti apa kandang anjing itu.
Setelah masuk ke dalam, ketiga wanita cantik itu langsung mengerutkan kening dan menutup hidung, gila, ruangan sangat berantakan, bau kaus kaki ada di mana-mana, furniture tebal dengan debu, lantai kotor sekali, tidak tahu sudah berapa lama belum dipel.
"Hehe …." Reza Qiao tertawa.
Rini Liu emosi, rumah yang awalnya bagus dibuat seperti ini oleh hantu jorok ini, dan itu sangat menyakitkan.
Nindy dengan jijik berkata: "Ini adalah sebuah kandang babi."
Reza Qiao berkata kepada Rini Liu: "Rini, Nindy berkata jika rumahmu adalah kandang babi, dan jelas sekali mengatakan bahwa kamu adalah babi."
Rini Liu tidak senang: "Nindy, apa maksud perkataanmu ini?"
Nindy tercengang: "Kak Rini, aku tidak mengatakan kamu adalah babi, yang aku katakan adalah Reza Qiao."
Reza Qiao berkata: "Nindy kamu berdalih, jelas-jelas kamu ingin mengatakan bahwa Rini adalah babi."
Nindy menjadi marah: "Reza Qiao, kamu adalah babi."
"Aku bukan babi, Rini yang babi." Kata Reza Qiao dengan cepat.
"Kentutmu, Rini bukan babi, kamu yang babi." Nindy bereaksi dengan cepat.
"Tidak benar, kamu yang babi, Rini bukan babi." Reza Qiao berkata lebih cepat lagi.
Nindy tidak berpikir lagi: "Omong kosong, aku bukan babi, Rini yang babi."
Reza Qiao mengulurkan tangan dan menunjuk: "Ini kamu sendiri yang mengatakannya, Rini yang babi, kami semua telah mendengarnya, kamu tidak boleh tidak mengakuinya."
Nindy dibuat bingung oleh Reza Qiao, dan menyadari bahwa dia telah terjebak.
Rini Liu menatap Nindy dengan terbelalak dan mengangkat tangannya: "Gadis nakal, beraninya kamu mengatakan bahwa aku ini babi!"
Melihat situasi yang tidak baik, Nindy bergegas keluar dan berdiri di depan pintu, berkata: "Kak Rini bukan babi, bukan babi …."
Terdengar teguran Profesor Qiao dari lantai bawah: "Nindy, tidak boleh tidak sopan kepada senior."
Nindy terdiam, dan kembali ke asrama dengan kesal.
Saat ini Sofie sangat senang.
Sedangkan Rini Liu hanya bisa tercengang.
Beberapa saat kemudian, Sofie berkata: "Paman, aku bantu kamu membersihkan ruangan."
Setelah selesai berbicara, dia pun mulai bersih-bersih.
Melihat Sofie mulai bergerak, Rini Liu berpikir bahwa ini adalah rumahnya, Sofie yang sedang bersih-bersih, dirinya juga tidak bisa hanya melihat saja, jadi dia pun ikut merapikannya.
Reza Qiao melihat dua wanita cantik yang bekerja untuknya, dirinya juga tidak bisa berdiri dan melihat saja, lalu dia pun mencari kain lap dan mulai bekerja.
Setelah beberapa saat, rumah menjadi bersih dan rapi.
Sofie mengangguk puas: "Ya, rumah Paman sekarang bukan kandang babi lagi."
Rini Liu melirik Reza Qiao sekilas: "Perhatikan dalam menjaganya, jangan terlalu jorok."
Reza Qiao buru-buru mengangguk: "Baik, aku pasti akan menjadi seorang penyewa yang menjaga kebersihan."
Sofie memandang Rini Liu: "Bibi, apakah kamu benar-benar mengambil uang sewa Paman?"
"Tentu saja."
"Satu keluarga, tidak perlu memperhitungkan uang."
"Aku dan dia bukan keluarga."
Sofie terkekeh.
Reza Qiao tersenyum menyeringai: "Keponakan tidak tahu, baik buruk tidak boleh diberitahukan pada orang lain, Rini mengambil uang sewa adalah untuk membantuku menabung."
Sofie baru menyadari: "Benar, benar, Bibi pasti takut kamu sembarangan menghabiskan uang, menggunakan nama sewa rumah untuk mengurus uang itu."
"Mana ada." Rini Liu mengerutkan bibir.
"Bibi tidak mau mengakuinya, tapi dia pasti berpikir begitu dalam hatinya." Kata Sofie.
Reza Qiao memandang Rini Liu: "Lihat, anak-anak pun tahu apa yang kamu pikirkan, dan kamu masih tidak mau mengakuinya."
Rini Liu meninju Reza Qiao: "Aku akan mengambil kembali rumah ini, jika kamu masih terus berbicara."
"Jika kamu mengambilnya, aku tinggal di mana?"
"Tinggal di mana pun kamu mau."
"Jika kamu berani mengambil kembali rumah ini, maka aku akan pindah ke tempatmu, jika kamu tidak percaya, coba saja."
Rini Liu tidak berani berkata apa-apa lagi.
Sofie turun ke bawah dan pulang.
Reza Qiao memandang Rini Liu: "Rini, malam ini …."
"Kenapa malam ini?" Rini Liu mulai waspada.
"Apakah kamu mau tinggal di rumahmu malam ini?" Reza Qiao memutar bola matanya.
"Melihat tatapanmu saja sudah tahu jika kamu memiliki ide buruk lagi, pergi dulu." Rini Liu berjalan keluar.
Reza Qiao mengikutinya: "Aku antar kamu pakai mobil."
"Tidak perlu, hanya beberapa langkah, aku jalan kaki saja."
"Meskipun jalan kaki, aku juga harus mengantarmu."
"Sudah kubilang tidak perlu."
"Tidak, bagaimana bisa aku membiarkanmu pulang sendirian di malam hari."
Rini Liu tidak bersikeras lagi, keduanya berjalan keluar dari Perumahan Xueyuanxiao dan menuju Haojing Garden.
Kendaraan dan pejalan kaki di jalan sangat sedikit, dan mereka segera sampai ke Haojing Garden, Rini Liu menyeberang jalan, lalu diikuti oleh Reza Qiao di belakang.
Ketika baru berjalan ke tengah jalan, sebuah mobil off-road tak berplat yang diparkir tidak jauh dari sana, tiba-tiba dinyalakan dan melaju ke arah mereka dengan kencang.
"Ah …."
Rini Liu menjerit keras, dan melihat mobil off-road itu menabrak ke arahnya dengan kencang, tidak ada waktu untuk mengelak lagi.
Selesai sudah, dia dan Reza Qiao akan dimakamkan di bawah mobil, Rini Liu menutup matanya karena ketakutan.
Tiba-tiba dia merasakan tubuhnya terangkat, angin berbisik di telinganya, lalu mendarat di tanah, membuka mata, dirinya telah berbaring di halaman rumput di pinggir jalan, dan pantatnya terasa sedikit sakit.
Ketika melihat ke jalan lagi, mobil off-road itu bergegas pergi, dan Reza Qiao telah menghilang!
Reza Qiao pasti terpental karena ditabrak mobil off-road itu, dan tidak tahu terpental ke mana.
Rini Liu panik, lalu buru-buru bangun untuk mencari Reza Qiao, setelah mencari di sekeliling, dia tetap tidak melihat sosok Reza Qiao.
Bahaya, Reza Qiao pasti ditabrak jatuh oleh mobil off-road itu, dan terseret di bawah mobil.
Rini Liu sangat ketakutan, Reza Qiao pasti telah ditabrak mati, dia mati karena menyelamatkan dirinya, jika bukan dia yang mendorongnya, dirinya pasti sudah ditabrak mati.
Di saat kritis, Reza Qiao mengorbankan dirinya untuk menyelamatkannya.
"Reza Qiao, kamu tidak boleh mati, cepat bantu …." Rini Liu berteriak.
"Rini, apa yang terjadi?" sebuah mobil polisi berhenti.
Tina Jiang baru saja pulang kerja dan kebetulan bertemu Rini Liu.
"Tina, baru saja terjadi kecelakaan, dan Reza Qiao ditabrak mati karena menyelamatkanku."
"Ahh?" Tina Jiang kaget, dan buru-buru keluar dari mobil.
Rini Liu menceritakan kejadian dengan ingus dan air mata yang terus mengalir.
Tina Jiang bergegas pergi untuk melihat tempat kejadian.
"Aneh sekali, tidak ada darah di tanah, mengapa Reza Qiao bisa tiba-tiba menghilang?" Tina Jiang mengerutkan kening.
"Reza Qiao pasti terseret di bawah mobil, atau jatuh ke depan mobil, dan di bawa pergi oleh mobil off-road itu." Kata Rini Liu dengan sedih.
"Apakah mobil off-road itu tidak mengerem?"
Rini Liu menggelengkan kepala: "Tidak ada pengurangan kecepatan sedikit pun, melaju dengan sangat kencang."
Tina Jiang melihat ke tanah, dan memang tidak ada bekas rem.
"Mungkin itu pengemudi dalam keadaan mabuk atau sedang mengkonsumsi obat-obat terlarang, atau mungkin memang ada orang yang sengaja melakukan itu." Tina Jiang berpikir dalam.
"Tidak peduli apa itu, Reza Qiao telah menghilang, dan sudah mati." Kata Rini Liu dengan sedih.
Melihat Rini Liu yang begitu sedih, Tina Jiang mengingat bantuan Reza Qiao untuk dirinya, dia pun ikut merasa sedih, lalu memeluk Rini Liu dan tersedak: "Rini, aku juga sangat sedih, aku tidak menyangka Reza Qiao pergi begitu saja."
"Meskipun Reza Qiao sendiri orangnya tidak serius, tetapi dia tidak pantas dihukum sampai mati, dan dia ditabrak mati juga karena menyelamatkanku." Rini Liu menangis.
Meskipun dia biasanya tidak suka dengan Reza Qiao, tetapi saat ini dia tidak bisa menahan perasaan sedih.
Sepertinya bukan hanya karena Reza Qiao menyelamatkan dirinya saja.
Tina Jiang tersedak: "Reza Qiao sebenarnya adalah orang yang baik, dia telah banyak membantuku, aku belum sempat memberi laporan, dan dia pergi begitu saja …."
"Iya, dia seharusnya adalah orang yang baik."
"Bukan seharusnya, pada dasarnya seperti itu."
"Ya, pada dasarnya seperti itu …."
"Apa yang sedang kalian lakukan? Di tengah malam masih menangis di jalan." Terdengar sebuah suara lembut dari belakang.
Rini Liu dan Tina Jiang langsung membeku.
Ini jelas-jelas adalah suaranya Reza Qiao.
Berbalik, Reza Qiao sedang menatap mereka sambil tersenyum.
"Reza Qiao, kamu belum mati!" Rini Liu menyeka matanya dengan penuh semangat, sial, ini benar-benar Reza Qiao, bisa-bisanya tidak terjadi apapun dengannya.
"Reza Qiao, ternyata kamu masih hidup." Tina Jiang menatap Reza Qiao dengan tatapan kosong.
Reza Qiao mengerutkan kening: "Mendengar perkataan kalian, aku Reza Qiao adalah pahlawan pertama di dunia, bagaimana bisa mati dengan mudah."
Kedua kaki Rini Liu tiba-tiba menjadi lemas, dan tubuhnya bergetar.
Reza Qiao memapah Rini Liu dan berkata dengan lembut: "Rini, kita berdua belum melakukan upacara pernikahan, bagaimana aku bisa pergi, bukankah kita akan menua bersama."
Rini Liu tidak keberatan dengan ejekan Reza Qiao, dan bersandar di tubuh Reza Qiao dengan lemah: "Reza Qiao, kamu telah membuatku sangat ketakutan."
"Sebenarnya hidupku tidak penting, selama kamu baik-baik saja."
Rini Liu langsung sangat terharu.
Tina Jiang memandang Reza Qiao dengan gembira: "Reza Qiao, apakah kamu terluka?"
"Tidak ada yang serius, hanya pantatku saja yang sakit." Reza Qiao tersenyum menyeringai.
"Kamu hanya terjatuh di pantat?" Tina Jiang sangat terkejut.
"Ya."
"Situasi seperti itu tadi, bagaimana bisa …." Tina Jiang tidak bisa mempercayainya.
"Mudah sekali, ketika mobil off-road itu hendak menabrak, aku bereaksi dengan cepat, kemudian langsung mendorong Rini Liu, lalu aku terlempar ke depan mobil dan memegang wiper dengan kuat, saat mobil itu melaju kencang, aku terus berbelok, begitu aku melepaskannya, aku terlempar ke tanah, dan pantatku sangat sakit."
Tina Jiang sedikit curiga: "Kecepatan mobil off-road sangat cepat, bagaimana mungkin kamu tidak terluka saat kamu terlempar ke depan mobil? Apa mungkin tubuhmu terbuat dari besi?"
"Beratku ringan, dan kecepatannya kurang dari 60 pada saat itu, tentu saja yang paling penting adalah aku bereaksi dengan cepat." Kata Reza Qiao dengan tersenyum.
"Tapi menurutku kecepatannya sangat cepat sekali, setidaknya ada 100, bagaimana bisa kurang dari 60?" kata Rini Liu.
"Itu hanya ilusimu saja, karena kamu terlalu panik saat itu, jadi kamu merasa sangat cepat, sebagai supir Qiao, aku masih sangat akurat dalam menilai kecepatan, kalau memang ada 100, kita pasti sudah mati." Reza Qiao tetap tenang.
Ternyata begitu, Rini Liu pun percaya.
Tina Jiang malah mengerutkan kening.
Novel Terkait
Baby, You are so cute
Callie WangInventing A Millionaire
EdisonCinta Yang Terlarang
MinnieSang Pendosa
DoniMore Than Words
HannyMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiNikah Tanpa Cinta
Laura WangLove at First Sight
Laura VanessaAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan