Asisten Bos Cantik - Bab 195 Musuh Yang Sama
Seorang bawahannya mengingatkan di samping, “Tuan Hero, sekarang yang paling darurat bukanlah beradu dengan Gang Kepala Harimau, kita dan Gang Kepala Harimau memiliki musuh yang sama.”
Hero Cao mengangguk, “Benar, asalkan Jason Tian tidak mengangguki, aku tidak akan mencari masalah dengannya, tetapi jika dia ingin mengambil keuntungan di saat kita beradu dengan Reza Qiao dan Albert Han, aku juga tidak akan memberi muka baik kepada si rubah tua itu.”
“Takutnya sekarang Gang Kepala Harimau juga tidak mempunyai tenaga untuk menjebak kita, selanjutnya tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Albert Han, serta masih ada Reza Qiao dan Gang Qingtian.” kata bawahannya.
“Heng, setelah aku memberesi Reza Qiao dan Albert Han, aku akan bermain pelan-pelan dengan Jason Tian si rubah tua itu, bermain hingga mati.” Hero Cao menampakkan senyum keji.
“Tuan Hero, sebenarnya paling bagus membiarkan Gang Kepala Harimau untuk memberesi Reza Qiao dan Albert Han, sedangkan kita menunggu waktu untuk mengambil keuntungan di dalam.”
“Enak sekali pemikiranmu, Jason Tian begitu licik, apakah dia akan jatuh ke dalam jebakan? Sekarang yang dia pikirkan adalah membuatku untuk turun tangan.” Hero Cao meyalakan sebatang rokok, dia menghisapnya dengan kuat, lalu berkata perlahan-lahan, “Tetapi dilihat dari situasi saat ini, tidak ada satupun dari kita dan Gang Kepala Harimau yang benar-benar bisa menonton di samping. Entah Reza Qiao atau Albert Han, mereka semua sedang melawan kita, kelihatannya, ke depannya kita masih harus meneruskan pertempuran kita terhadap Gang Dongzheng dan Gang Qingtian, Gang Kepala Harimau juga tidak akan melewatkan kesempatan apapun.”
“Paling bagus seperti itu, sama dengan semua orang beraksi, tidak ada yang menunggu untuk mengambil keuntungan dengan tanpa usaha.”
“Ini adalah karena terpaksa, keparat, sejak munculnya Reza Qiao di Kota Qing, hidup tenangku pun terganggu, tidak hanya tanah kekuasaan yang perlahan-lahan menyempit, juga sudah kehilangan beberapa jagoan hebat, bahkan adik kandungku pun mati karena Reza Qiao, jika tidak membalaskan dendam ini, bagaimana aku menjadi manusia?” Hero Cao meninju meja marmer dengan kuat, meja yang tebal itu hancur menjadi kepingan.
“Benar, dendam adik Tuan Hero pasti harus dibalaskan.”
Hero Cao menghela napas berat, “Malam ini meski tempat Gang Qingtian sudah dihancurkan semua oleh kita, tetapi kerugian kita lebih besar. Mulai besok, petugas keamanan di tempat lain dilipatgandakan, mengantisipasi Reza Qiao membalas dendam.”
“Baik, besok aku akan mengaturnya.”
“Terkait masalah pembasmian Gang Qingtian, kita juga tidak bisa menunggu lagi, siapa yang berhasil membasmi Gang Qingtian, maka tempat mereka akan menjadi miliknya, untuk apa kita memberikan tempat Gang Qingtian kepada Gang Kepala Harimau? Oleh karena itu, ke depannya ketika kita menyerang Gang Qingtian, jangan memberitahu Gang Kepala Harimau, agar mereka tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan.”
“Sekarang Gang Qingtian hanya menyatukan distrik kota tua saja, menurutku mereka belum termasuk sebagai ancaman, tidaklah susah untuk membasmi mereka.”
“Jika hanya sekedar Gang Qingtian saja, tentu tidak susah untuk membasmi mereka, tetapi masih ada Reza Qiao. Gang Qingtian dapat memiliki pencapaian seperti hari ini, semuanya adalah berkat Reza Qiao, dengan adanya Reza Qiao di belakang Gang Qingtian, hal ini sangat membuat aku sakit kepala.” Hero Cao mengernyit.
“Kalahkan musuh dengan menangkap pemimpinnya, menurutku jika ingin membasmi Gang Qingtian, pasti harus membasmi Reza Qiao terlebih dahulu.”
“Belum tentu, menurutku juga bisa dijalankan secara bersamaan, serta bisa membasmi Gang Qingtian terlebih dahulu. Gang Qingtian adalah tangan kanan dan kiri Reza Qiao, dengan memotong tangannya, walau Reza Qiao memiliki kemampuan setinggi langit, setinggi apa ombak yang bisa dia timbulkan?”
“Kalau begitu bertindak sesuai dengan situasi saja.”
“Iya bertindak sesuai dengan situasi, beraksi berdasarkan keadaan pada saat itu.” Hero Cao mengangguk dan tersenyum keji, “Meski kerugian kita pada malam ini lebih besar daripada Gang Qingtian, tetapi Gang Liuhe berkekuatan kokoh, walau kehilangan satu tempat, masih ada banyak tempat lagi yang juga bisa menjadi sumber ekonomi, sedangkan Gang Qingtian? Setelah begitu banyak tempat mereka yang kita hancurkan, pada dasarnya sumber ekonomi mereka sudah terputus, aku ingin melihat bagaimana mereka terus bertahan hidup.”
“Taktik Tuan Hero ini bagus sekali, jika tidak memiliki sumber pendapatan, Gang Qingtian tidak bisa menghidupi anggotanya, mereka tentu akan bubar perlahan-lahan. Pada saatnya nanti, mungkin kita tidak perlu beraksi pun mereka sudah habis sendiri.” Bawahannya berkata menjilat.
Hero Cao mengangguk dan tertawa terbahak-bahak.
Pada saat ini, Reza Qiao sedang duduk di dalam kedai teh dan mencicipi teh dengan rileks, sedangkan Beni Ouyang, Berty He, Regy Wu, dan Patrick Peng sedang duduk di seberangnya.
Beni Ouyang berkata, “Bos Reza, berdasarkan strategimu, kami dan pasukan Gang Dongzheng sudah membasmi seluruh pasukan dari pihak lawan, tanah Gang Dongzheng sudah direbut kembali, lalu kami bergegas pergi dari medan perang.”
Reza Qiao mengangkat mata, “Apakah tawanannya banyak?”
“Banyak, di tempatku saja sudah sebanyak dua ratusan tawanan.” Regy Wu menyelak.
“Di tempatku mendekati tiga ratus.” kata Berty He.
“Di tempatku juga ada dua ratusan.” ujar Patrick Peng.
Beni Ouyang tersenyum, “Di tempatku kurang lebih sama dengan Ketua He.”
Reza Qiao mengangguk, dia memutar cangkir teh di tangan, “Dengan begitu, jika dijumlahkan, tawanan Gang Kepala Harimau dan Gang Liuhe yang berhasil ditangkap sudah mendekati seribu orang, tidak sedikit jumlahnya, di mana para tawanan itu?”
“Berdasarkan perintahmu, semuanya sudah diserahkan kepada Gang Dongzheng.”
Reza Qiao tersenyum, “Memberikan begitu banyak orang kepada mereka, apakah mereka bisa mencernanya?”
Mereka semua juga tertawa.
Beni Ouyang melanjutkan, “Sebenarnya pendapatan Gang Dongzheng tidak hanya sebatas para tawanan ini saja, di empat tanah yang mereka rebut kembali, banyak tempat-tempat yang besar maupun kecil, semua itu dibangun oleh Gang Liuhe dan Gang Kepala Harimau dalam dua tahun terakhir ini, kali ini Gang Dongzheng panen banyak.”
“Hehe….” Reza Qiao tertawa, “Masih belum diketahui siapa yang panen banyak.”
Mereka semua merasa perkataan Reza Qiao sedikit aneh, tidak paham apa maksudnya.
Beni Ouyang berkata dengan sedikit khawatir, “Bos Reza, meski malam ini kita membantu Gang Dongzheng memperoleh kemenangan mutlak, tetapi tempat kita sendiri sudah dihancurkan semua oleh Gang Liuhe, tanpa sumber ekonomi ini, ke depannya harus bagaimana menghidupi begitu banyak saudara di dalam Gang?”
Reza Qiao berkata dengan senyum, “Beni, kamu tidak perlu mengkhawatirkan ini, setelah malam ini, kamu akan berseri-seri.”
“Perkataan Bos Reza tinggi sekali, aku benar-benar tidak paham.” ujar Beni Ouyang tersenyum.
Reza Qiao tersenyum, “Terima kasih atas kerja keras kalian pada malam ini, pulanglah dan beristrahat.”
“Bagaimana denganmu?” tanya Berty He.
“Aku lanjut minum teh di sini.” kata Reza Qiao.
“Apakah kamu tidak takut tidak bisa tidur saking bersemangatnya karena minum terlalu banyak?” ujar Berty He tersenyum.
“Hehe, tidak sampai seperti itu, begitu aku melemparkan kepalaku ke bantal, aku akan langsung terlelap.”
“Aku tebak malam ini Albert Han dan Gunawan Zheng tidak bisa tidur saking bahagianya.” kata Berty He.
“Ini, hehe, mungkin malam ini mereka memang tidak berencana untuk tidur.”
“Mengapa?”
Tepat ketika Reza Qiao hendak berkata, ponselnya berdiri, melihat itu adalah panggilan telepon dari Albert Han, Reza Qiao tersenyum, “Kalian pulang saja, takutnya nanti aku masih harus berbincang dengan Albert Han.”
Mereka semua berdiri dan pergi, lalu Reza Qiao mengangkat telepon, “Selamat malam Saudara Han.”
“Di mana Saudara Qiao sekarang?”
“Aku sedang minum teh di kedai teh di jalan Binjiang.”
“Bagus sekali suasana hati Saudara Qiao, bagaimana dengan mentraktirku minum bersama?”
“Baik, Saudara Han, aku tunggu di kedai teh.”
“Baik, sampai jumpa nanti.”
Reza Qiao menutup telepon, dia berdiri di ambang jendela dan menatap keluar, di luar sana masih sedang turun hujan, petir dan guntur pun sedang menyambar.
Pada malam hujan badai ini, Albert Han berhasil merebut kembali tanah kehilangannya, berhasil menemukan kembali martabat Gang Dongzheng di Kota Qing.
Tentu saja, kemenangan kali ini adalah berkat segenap bantuan Reza Qiao, kalau tidak, aksi Gang Dongheng malam ini akan berakhir dengan kekalahan.
Reza Qiao tersenyum, sebenarnya dia bisa menebak, sebelum melancarkan serangan perang ini, Albert Han sudah tahu bahwa dia tidak akan menonton di samping, meski Albert Han melarang dia untuk turun tangan karena mengkhawatirkan Rini Liu, tetapi Albert Han jelas mengetahui dia akan memiliki cara lain.
Albert Han adalah orang pintar, kalau tidak, dia juga tidak akan tidak menyimpan siasat lanjutan ketika menyerang pada malam ini, bahkan tidak mengatur pasukan penyerang bala bantuan.
“Saudara Qiao.” Albert Han berjalan masuk, dia datang sendirian.
Reza Qiao memutar badan, dia menatap Albert Han dengan senyum berseri, “Saudara Han silahkan duduk.”
Albert Han duduk, lalu Reza Qiao menuangkan secangkir teh untuknya, “Saudara Han silahkan cicipi, teh Xihu Longjing yang sangat bagus.”
Albert Han mengangkat cangkir teh dan menyeruput seteguk, dia memuji, “Aromanya sangat bagus, apakah malam ini Saudara Qiao terus minum teh di sini?”
Reza Qiao mengangguk, “Menemani wanita cantik pergi bermain sebentar ke bar setelah selesai makan, lalu aku datang ke sini.”
“Malam ini Saudara Qiao elegan sekali.” ujar Albert Han tersenyum.
“Malam yang begitu indah, bagaimana bisa aku melewatkannya?” kata Reza Qiao tersenyum.
“Saudara Han mungkin bisa menebak apa maksud kedatanganku pada malam ini.”
“Saudara Han tidak memberitahu aku, maka aku menyuruh para saudara Gang Qingtian untuk mengenakan pakaian perang Gang Dongzheng, harap Saudara Han jangan mengambil hati.”
Albert Han memasang gestur hormat, “Saudara Qiao, bagaimana berani aku mengambil hati denganmu, berterima kasih pun tidak sempat. Perang malam ini, sungguh terima kasih atas segenap bantuan Saudara Qiao dan para saudara Gang Qiantian, kalau tidak….”
Reza Qiao memotong perkataan Albert Han, “Sebenarnya Saudara Han sudah menduga aku tidak mungkin menonton di samping, aku tentu juga tidak akan membuat Saudara Han khawatir Rini Liu akan terkena imbas.”
Albert Han mengangguk, “Saudara Qiao cerdas dan banyak akal, meski aku sudah menduga Saudara Qiao akan turun tangan, tetapi aku tidak menyangka Saudara Qiao akan mengerahkan segenap kekuatan, dan menggunakan taktik yang begitu hebat.”
“Hasil paling baik pada malam ini adalah seperti itu, dapat memperoleh kemenangan, juga tidak menjerat Rini Liu, serta yang paling penting adalah, Gang Dongzheng berhasil merebut kembali tanah kehilangannya dan membela martabat terakhir Gang Dongzheng di Kota Qing. Tentu saja, martabat ini berhasil dicapai dengan bantuan Reza Qiao, meski sedikit malu, tetapi setidaknya Saudara Qiao bukan orang luar, hatiku juga sedikit terhibur.”
“Aku dan Saudara Han bukan orang luar, martabat Gang Dongzheng adalah martabatku, aku memiliki tanggung jawab yang tak terelakkan, oleh karena itu Saudara Han tidak perlu merasa malu sedikitpun.” ujar Reza Qiao sungguh-sungguh.
Albert Han terharu sekali, dia tahu perkataan Reza Qiao ini adalah sedang memberinya muka.
Reza Qiao meneruskan, “Tadi Saudara Han mengatakan martabat terakhir Gang Dongzheng di Kota Qing, bagaimana seharusnya aku menafsirkan perkataan ini?”
Albert Han tersenyum sambil menatap Reza Qiao, “Sebenarnya Saudara Qiao mungkin sudah menebaknya, untuk apa menanyakannya lagi padaku.”
Reza Qiao tersenyum, “Di hadapan Saudara Han, lebih baik Adik kecil jangan terlalu pintar saja.”
“Kepintaran Saudara Qiao sudah melampaui aku, aku hanya memiliki rasa kagum terhadap Saudara Qiao.”
Reza Qiao berkata dengan serius, “Apakah Saudara Han benar-benar sudah memutuskannya?”
Reza Qiao tidak mengatakan memutuskan apa, melainkan langsung menanyakannya.
Albert Han mengangguk, dia tahu apa yang ditanyakan Reza Qiao, “Iya, sejak Wawan kembali dari Daerah Segitiga Emas, aku sudah memiliki pemikiran ini, sekarang sudah saatnya untuk pergi.”
“Pergi ke sana?”
“Benar.”
“Kapan berangkat?”
“Malam ini.”
“Malam ini?”
“Iya.”
“Apakah semuanya pergi?”
Albert Han tidak langsung menjawab perkataan Reza Qiao, dia mengangkat cangkir teh dan meminumnya, lalu dia menatap Reza Qiao, “Saudara Qiao, malam ini aku datang mencarimu, tidak hanya untuk minum teh saja, juga tidak hanya untuk mengucapkan terima kasih.”
“Saudara Han silahkan katakan.”
“Malam ini aku akan memimpin dua ratus saudara Gang Dongzheng pergi ke selatan, dibagi menjadi beberapa regu pasukan kecil, masing-masing akan menggunakan jalan darat dan laut. Pasukan darat terdiri dari tiga regu, langsung menuju ke perbatasan Provinsi Yunnan. Pasukan laut terdiri dari lima regu, setelah melewati High Seas, mereka akan mengalihkan haluan pergi ke beberapa negara di Asia Tenggara, lalu memasuki Daerah Segitiga Emas, dan akan berkumpul di tempat yang telah ditetapkan.”
Novel Terkait
Dewa Perang Greget
Budi MaCinta Seorang CEO Arogan
MedellineTakdir Raja Perang
Brama aditioLove at First Sight
Laura VanessaDon't say goodbye
Dessy PutriTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelLove And War
JaneHabis Cerai Nikah Lagi
GibranAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan