Asisten Bos Cantik - Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
Paige kembali menatap Rini Liu, “Adik, beberapa hari ini aku telah membaca dokumen untuk memahami keadaan yang mendasar dari perusahaanmu, perusahaanmu memiliki beberapa kesamaan dengan perusahaan kami, semoga ke depannya kita memiliki kesempatan untuk bekerja sama.”
Rini Liu bergegas berkata, “Dapat bekerja sama dengan perusahaanmu, merupakan sebuah kehormatan bagi Perusahaan Foursea.”
“Jika ada kesempatan, datanglah ke negara Luo, aku pasti akan menyambutmu sebagai tamu VIP.”
“Baik, jika berkesempatan aku pasti akan pergi, Kakak juga silahkan datang bertamu ke Kota Qing jika berkesempatan.”
Pada saat ini, seorang pria setelan jas berjalan kemari, lalu dia berkata kepada Paige dengan hormat, “Bos, tamu yang kamu undang sudah datang.”
Paige mengangguk, setelah berjabat tangan berpamitan dengan Rini Liu, Paige menjulurkan tangan kepada Reza Qiao, “Asisten Qiao, sampai jumpa di kemudian hari.”
Reza Qiao menjabat tangan Paige yang putih cerah, lembut, serta halus.
“Kakak Cantik, pasti akan berjumpa lagi di kemudian hari.”
Paige tersenyum, lalu berbalik badan dan pergi.
Reza Qiao mengangguk sambil menatap bayangan punggung Paige, bayangan punggung wanita muda cantik ini pun begitu memikat.
“Reza Qiao, kamu benar-benar memalukan, baru pertama kali bertemu dengannya saja sudah berbual tentang pria tampan nomor satu di dunia, pahlawan nomor satu di dunia, sungguh tidak tahu diri,” Rini Liu menggeleng kepala dan mendesah.
Reza Qiao mengangguk, “Ada apa? Paige Cantik ini sangat memiliki latar belakang?”
“Iya, tidak hanya memiliki latar belakang, bahkan memiliki latar belakang yang tidak biasa.”
“Ayo katakan.” Reza Qiao merasa tertarik.
Rini Liu menenangkan pikirannya, “Perusahaan yang dikelola Paige, merupakan perusahaan internasional ternama di negara Luo, dan keluarga mereka juga terkemuka di negara Luo, sangat terkemuka di dunia bisnis maupun di dunia politik, terutama kakaknya, merupakan Perdana Menteri dari negara Luo saat ini, Pattin….”
Reza Qiao mengangguk, benar bahwa Paige memiliki latar belakang, ternyata dia adalah adik dari Perdana Menteri negara Luo.
“Tidak heran perusahaannya begitu hebat, mempunyai seorang kakak yang menjadi Perdana Menteri, ingin tidak sukses pun sulit sekali.”
Rini Liu menggeleng kepala, “Sebelum Pattin menjadi Perdana Menteri, perusahaan keluarga mereka sudah sangat hebat.”
“Kalau begitu Pattin menjadi Perdana Menteri, adalah mengandalkan kekuatan dari keuangan perusahan keluarganya yang kokoh.”
“Yang kamu katakan masuk akal juga, tetapi itu bukanlah semuanya, Pattin dapat menjadi Perdana Menteri, yang paling utama adalah mengandalkan dukungan dari partai yang dia masuki, serta dukungan dari para warga yang memiliki hak pilih.”
Reza Qiao mengangguk, “Mempunyai seorang kakak yang begitu hebat, perusahaan Paige pun ikut disinari oleh cahaya kesuksesan.”
Rini Liu tersenyum, “Belum tentu, akhir-akhir ini pemerintahan sedang dalam kekacauan, kedudukan Pattin sepertinya juga terguncang.”
“Oh, mengapa?” Reza Qiao menatap Rini Liu.
“Sejak dulu aparat ketentaraan negara Luo memiliki tradisi untuk ikut campur dalam urusan pemerintahan, di antara Pattin dan aparat ketentaraan, sepertinya terdapat sengketa yang tidak dapat terselesaikan.”
“Hhmm, kekuasaan pemerintahan selalu terlahir dalam peperangan, jika tidak mendapatkan dukungan dari aparat ketentaraan, kondisi benar-benar tidak menentu.”
“Pembicaraan sudah melenceng jauh, sudahlah, ayo pergi makan.”
Mereka berdua berjalan keluar, lalu Reza Qiao berkata, “Bos, kamu benar-benar mengetahui banyak hal, bahkan masalah negara Luo pun kamu ketahui.”
“Langkah selanjutnya dari Perusahaan Foursea adalah menempuh internasional, tentu harus mempelajari masalah-masalah besar di dunia ini.”
“Oh, aku paham.”
“Ke depannya kamu harus banyak mempelajari masalah dunia, dengan begitu barulah bisa memperluas pandangan dan menambah wawasan.”
Reza Qiao mengedipkan mata, “Bos, sebenarnya aku merasa wawasanku sendiri sudah sangat dalam.”
Rini Liu mengerutkan bibir, dirinya yang mempunyai beragam wawasan pun tidak berani mengatakan berwawasan dalam, tetapi Reza Qiao malah berani menyombongkan diri di depannya.
“Reza Qiao, sikapmu sangat bermasalah, kamu harus belajar untuk rendah hati, apakah kamu tahu?”
“Aku tahu, sikapku adalah, siapa yang mencari masalah denganku, aku akan memukulnya, siapa yang mencari masalah denganmu, maka aku akan memukulnya hingga mati.” ujar Reza Qiao tersenyum berseri.
Rini Liu menggeleng kepala, pria yang tak bertenaga ini beraninya berseru ingin memukul orang, bahkan memukul hingga mati, dia bisa menang dengan memukuli siapa? Untung saja Reza Qiao tidak mencari masalah dalam beberapa hari di Kota Macau ini, kalau tidak, kaki dan tanganya pun sudah patah, bahkan nyawanya juga tidak akan selamat.
Setelah keluar dari aula pertemuan, Reza Qiao langsung berjalan ke koridor, tetapi dia ditarik oleh Rini Liu, “Pergi ke mana kamu?”
“Pergi ke kamar?”
“Kamar kita ada di lantai atas, apakah otakmu pusing?”
“Oh, iya, iya.”
“Untuk apa pergi ke kamar, langsung saja pergi makan.”
Reza Qiao dan Rini Liu pergi ke restoran. Di sana, Milan, Winny Xu, dan Willy Xu sudah duduk di samping meja makan daritadi.
“Kenapa kalian baru datang?” tanya Winny Xu.
Rini Liu menjelaskan, “Berbincang sebentar dengan seorang pengusaha yang baru dikenal, menunda sedikit waktu.”
“Oh, pengusaha apa?”
Reza Qiao meneruskan, “Bos wanita muda cantik, aduh, wanita cantik itu benar-benar mempesona.”
Winny Xu mendengus, selera pria ini benar-benar bagus sekali, bahkan wanita muda juga tidak dia lewatkan.
Rini Liu membalikkan bola mata kepada Reza Qiao, “Bos wanita dari perusahaan ternama di negara Luo.”
Ternyata dari negara Luo, Winny Xu mengangguk.
Reza Qiao melanjutkan, “Juga adalah adik dari Perdana Menteri negara Luo.”
“Wah, hebat sekali.” ujar Winny Xu dengan berlebihan.
Willy Xu mengangguk, “Maka itu adalah adik Pattin, Paige, benarkah?”
“Benar.” Rini Liu mengangguk.
“Ketika rapat, dia duduk di sebelahku, setelah mendengar aku berasal dari Kota Qing, dia menanyakan keadaan Perusahaan Foursea dan keadaanmu padaku.” kata Willy Xu.
Rini Liu tersenyum.
Reza Qiao menatap Willy Xu, “Apakah Paige tidak menanyakan keadaanku padamu?”
Willy Xu membalikkan bola mata, “Tidak perlu dikatakan lagi, memangnya siapa kamu?”
Reza Qiao berkata, “Aku adalah nomor satu, pria tampan nomor satu di dunia.”
Willy Xu membalikkan bola mata lagi, “Kamu mengira kamu sendiri adalah yang nomor satu di dunia ini, tetapi dalam matanya, kamu bahkan lebih rendah dari semut.”
“Jika aku lebih rendah dari semut, maka kamu bahkan lebih rendah dari kutu loncat.” kata Reza Qiao tersenyum.
Willy Xu marah, “Kamu yang lebih rendah dari kutu loncat.”
Reza Qiao menepuk paha, “Benar, kamu pasti telah mengatakan yang buruk tentang Rini di hadapan Paige.”
“Omong kosong, aku hanya memuji tentang kebaikan Rini, tidak mengatakan yang buruk tentang apapun.” Willy Xu semakin marah.
“Kalau begitu mengapa ketika Paige berbincang dengan Rini, dia mengatakan kehidupan pribadi Rini berantakan?” tanya Reza Qiao.
Mendengar perkataan Reza Qiao, Rini Liu naik pitam, Reza Qiao sembarangan berbicara, Paige sama sekali tidak mengatakan ini.
Winny Xu dan Milan terbengong, lalu Winny Xu menatap Willy Xu, “Kakak, apakah benar kamu berkata seperti itu?”
Willy Xu ingin melompat saking cemasnya, “Reza Qiao, kamu berkata sembrono, bagaimana mungkin aku mengatai Rini seperti itu.”
Reza Qiao berkata sambil tersenyum berseri, “Direktur Xu, jika tidak melakukan hal jahat, maka tidak akan takut pada ketukan pintu di malam hari, aku hanya sekedar mencobai kamu saja, untuk apa kamu begitu cemas? Baguslah jika kamu tidak mengatakannya, anak baik.”
“Kamulah yang anak.” ujar Willy Xu dengan gusar.
Winny Xu mengetuk meja, “Sudah, jangan bertengkar, kalian semua adalah anak baik.”
Reza Qiao berkata pelan sambil menatap Rini Liu, “Rini, kelihatannya Direktur Wu benar-benar tidak mengatakan yang buruk tentangmu dengan Paige.”
Willy Xu berkata dengan sedih sambil menatap Rini Liu, “Rini, apakah kamu mencurigai aku mengatakan yang buruk tentangmu di belakang? Bagaimana bisa kamu berpikir seperti itu terhadapku?”
Rini Liu berkata dengan heran, “Aku tidak mencurigai kamu apa-apa.”
“Jika tidak mengapa Reza Qiao berkata seperti itu denganmu?”
“Reza Qiao sendiri yang berkata seperti itu, apakah aku bisa menyumpal mulutnya? Tidakkah membosankan kamu bertanya seperti ini?” ujar Rini Liu dengan kesal, lalu dia memelototi Reza Qiao, pria ini juga sama-sama membosankan, untuk apa selalu mengusik Willy Xu.
Mendengar nada bicara Rini Liu, Willy Xu semakin cemas, gawat, Rini Liu pasti mencurigai dirinya.
Melihat kening Willy Xu penuh dengan keringat, Reza Qiao tersenyum, “Direktur Xu, sebenarnya Rini benar-benar tidak mencurigai kamu apa-apa, tadi aku keceplosan, kamu jangan mengambil hati.”
Semakin Reza Qiao berkata begitu, Willy Xu semakin percaya bahwa Rini Liu benar-benar mencurigai dirinya, dia pun meratapi kepahitan di dalam hati.
Tepat pada saat ini, makanan dan minuman diantarkan, lalu Rini Liu mengangkat gelas, “Semuanya, demi perjalanan kita ke Kota Macau yang berakhir dengan sempurna, ayo bersulang.”
Mereka semua mengangkat gelas. Setelah meneguk habis, Reza Qiao meletakkan gelasnya dan menyeka mulut, “Sayang sekali, belum puas bermain pun sudah harus pergi.”
Rini Liu membalikkan bola mata, “Jika kamu belum puas bermain, kamu sendiri tinggal di sini saja, aku berikan liburan satu bulan untukmu.”
“Jangan, betapa membosankannya aku di sini sendirian, ikut denganmu barulah asyik.” Reza Qiao bergegas melambaikan tangan.
Milan berkata, “Menurutkan hasil yang didapatkan dari perjalanan kali ini sangat besar.”
“Iya, hasil yang didapatkan sangat besar.” Willy Xu mengiyakan.
Rini Liu mengangguk, dirinya juga merasa telah mendapatkan sangat banyak.
Winny Xu berkata, “Little Reza, apakah kamu menuai hasil yang besar dalam perjalanan kali ini?”
Reza Qiao berkata sambil makan, “Besar, lebih besar dari yang kalian dapatkan.”
“Hasil yang kamu dapatkan adalah melihat begitu banyak wanita cantik bukan?” ujar Willy Xu menghina.
Reza Qiao menggeleng kepala, “Apa-apaan itu, aku berterus terang saja dengan kalian, pendapatanku yang paling besar dalam perjalanan kali ini adalah, sebelum datang aku hanya seorang millionaire, tetapi sekarang adalah billionaire.”
Ppff….
Rini Liu sedang minum air, mendengar perkataan Reza Qiao, dia hampir menyemprotkannya.
Milan menggeleng kepala, pria ini bermimpi lagi di hari pagi.
Winny Xu berkata dengan iba, “Little Reza, menurut perkiraanku, sepuluh ribu tahun lagi, kamu benar-benar akan menjadi millionaire, dan menjadi billionaire setelah dua puluh ribu tahun lagi, tetapi sekarang, kamu menyetir mobil baik-baik saja untuk Kak Rini.”
“Tidak bisa, aku tidak bisa hidup sampai selama itu.” Reza Qiao menggeleng kepala.
Willy Xu mengerutkan bibir, “Aku percaya Reza Qiao benar adalah millionaire, hanya saja di dalam mimpinya yang indah.”
“Apakah kalian semua tidak percaya?” Reza Qiao menatap mereka dengan sungguh-sungguh.
Mereka semua serentak menggeleng kepala, “Tidak percaya.”
Reza Qiao mendesah, “Ketika aku berkata jujur, kalian semua tidak percaya, tetapi begitu aku berbohong, kalian malah mempercayainya, sekarang ini benar-benar susah sekali menjadi orang baik.”
Rini Liu juga mendesah, “Perkataan jujur yang kamu maksud harus sesuai dengan kenyataan, tiba-tiba berkata kamu adalah millionaire, adalah billionaire, sungguh tidak logis.”
Reza Qiao terkekeh, tidak apa-apa jika tidak percaya, ada waktunya ketika dagu kalian semua lepas karena menganga terkejut.
Pada saat ini, ada seorang pemuda tampan dan cakap yang mengenakan setelan jas berjalan kemari sambil membawa gelas arak, wajahnya membawa senyuman yang percaya diri namun tidak berlebihan.
Pria muda itu terlihat kalem dan anggun, tatapannya tenang namun bersih, senyumnya tidak berlebihan, serta dalam ekspresinya juga tidak tampak keangkuhan sedikitpun.
Mata semua orang pun tertarik ke arah pria muda itu.
Reza Qiao menatap pria muda itu tanpa mengedip, hatinya bergetar pelan.
Pria muda berjalan ke depan mereka dan tersenyum.
“Kalian semua berasal dari Kota Qing bukan?” Suara pria muda sangat gurih.
Mereka semua mengangguk.
“Bagus sekali, aku datang untuk bersulang dengan kalian.” kata pria muda.
“Mengapa kamu ingin bersulang dengan kami?” Winny Xu tidak tahan untuk bertanya.
“Karena kalian berasal dari Kota Qing.” Pria muda tersenyum ramah.
“Jangan-jangan kamu juga berasal dari Kota Qing?” Winny Xu bertanya lagi.
Pria muda mengangguk, dalam matanya terlintas akan kesedihan, “Aku lahir di Kota Qing, tetapi sudah pergi dari sana ketika masih sangat kecil.”
“Oh, ternyata begitu, dengan begitu kamu datang untuk minum bersama teman sekampung halaman.” Winny Xu tersenyum.
Pria muda mengangguk, “Kalian berasal dari Kota Qing, melihat kalian pun aku merasa sangat dekat, tentu saja, setelah mendengar pembicaraan Direktur Liu di rapat beberapa hari yang lalu, aku sangat kagum, aku juga ingin meminjam kesempatan ini untuk bersulang dengan Direktur Liu, sekaligus berkenalan dengan Direktur Liu.”
Rini Liu menatap pria muda itu, gerakan dan perkataannya menunjukkan ajaran keluarga yang tidak biasa, tidak membuat orang merasa menyebalkan.
Reza Qiao menatap pria muda itu dengan tanpa suara.
Willy Xu mengernyit, pria ini pasti menggunakan alasan teman sekampung halaman untuk berkenalan dengan Rini Liu, tujuannya tidaklah polos, lalu dia berkata dengan tidak sungkan, “Apa profesimu?”
Pria muda meletakkan gelas arak, dia mengeluarkan kartu nama dan membagikannya kepada semua orang.
Reza Qiao mengambil kartu nama dan langsung memasukkannya ke dalam saku, lalu lanjut menatap pria muda itu.
Pria muda tersenyum kepada Reza Qiao.
Novel Terkait
Hanya Kamu Hidupku
RenataMy Secret Love
Fang FangCEO Daddy
TantoHalf a Heart
Romansa UniversePenyucian Pernikahan
Glen ValoraInventing A Millionaire
EdisonBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan