Asisten Bos Cantik - Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
Ketika hampir jam pulang kerja, Reza Qiao menerima panggilan telepon dari orang tak dikenal.
“Halo….” Reza Qiao mengangkat telepon.
Di ujung telepon sebelah sana tidak ada suara.
“Eh, kenapa tidak bersuara? Wanita cantik yang manakah ini?” tanya Reza Qiao tersenyum.
Di ujung telepon sebelah sana tetap tidak ada suara, tetapi samar-samar terdengar suara napas.
Reza Qiao berkedip, lalu dia berkata, “Jika kamu terus tidak bersuara, akan kututup, aku hitung sampai tiga, satu, dua….”
“Jangan tutup, ini aku!” Orang di sebelah sana panik dan bergegas bersuara.
Reza Qiao tersenyum mendengarnya, itu adalah Yuly Xia.
Yuly Xia telah mengumpulkan keberanian yang amat besar untuk menelepon Reza Qiao, entah mengapa setelah telepon tersambung dan mendengar suara Reza Qiao, Yuly Xia langsung panik, dia tidak berani bersuara, jika bukan karena ancaman Reza Qiao, dia tetap tidak akan bersuara.
“Yuly, kamu menelepon aku, lalu mengapa kamu tidak bersuara?”
“Aku… tidak tahu harus berkata apa….” Yuly Xia sedikit kacau.
Reza Qiao berkata dengan lembut, “Jangan gelisah, aku bukan iblis, aku adalah Reza Qiao yang paling lembut, tidak akan memakan kamu.”
Mendengarnya, Yuly Xia tersenyum, dan menjadi rileks.
“Tuan Qiao….” Yuly Xia tergagap-gagap.
Reza Qiao memotong perkataannya, “Yuly, jangan memanggilku seperti itu, aku memang adalah tuan, bukan puan.”
“Kalau begitu aku memanggilmu apa?”
“Panggil aku Kakak baik.” ujar Reza Qiao tersenyum.
Yuly Xia tersipu-sipu, lalu dia berkata, “Kakak Reza.”
Sekujur tubuh Reza Qiao bergidik, aduh, panggilan Yuly Xia itu manis sekali.
“Iya, Adik Yuly, hati Kakak Reza nyaman sekali.”
Yuly Xia tidak tahan untuk tertawa, “Kakak Reza, apakah sekarang kamu sedang sibuk?”
“Tidak, aku baru saja ingin pergi makan, di mana kamu?”
“Kota Qing.”
“Tidak bekerja?”
“Sedang istirahat.”
“Oh, lalu?”
“Lalu… aku menelepon kamu.”
“Bagus sekali telepon ini, Yuly, bagaimana kalau kamu temani Kakak Reza pergi makan malam bersama?” Reza Qiao langsung berkata.
Yuly Xia tepat memiliki pemikiran seperti itu, “Baik.”
“Di mana kamu sekarang? Aku pergi ke sana menjemputmu.” kata Reza Qiao.
“Aku berada di sekitar perusahaanmu.”
“Eh, kenapa kamu datang ke sini?”
“Aku keluar untuk jalan-jalan, tanpa disadari pun sampai di sekitar perusahaanmu.”
“Maka kamu teringat dengan Kakak baik, benarkah?”
Yuly Xia tertawa.
“Kamu pergi ke depan pintu perusahaan, aku akan mengeluarkan mobil.”
“Iya.”
Reza Qiao menutup telepon lalu menyetir mobil keluar dari perusahaan, dia melihat Yuly Xia sedang berdiri di seberang jalan.
Reza Qiao langsung menyetir ke sana, dan berhenti di depan Yuly Xia.
Yuly Xia mengenakan setelan gaun warna putih, rambutnya tergerai di pundak, tampak cantik sekali, dibandingkan dengan mengenakan seragam pramugari, memiliki aura yang berbeda.
Yuly Xia naik ke dalam mobil, Reza Qiao menyetir sambil melirik Yuly Xia dan berkata dengan senyum berseri, “Yuly, hari ini kamu tiba-tiba meneleponku, apakah sudah rindu dengan Kakak baik?”
Yuly Xia sudah tidak begitu gelisah lagi setelah bertemu dengan Reza Qiao, tetapi mendengar usikan Reza Qiao, wajahnya memerah, dia berkata dengan kesal manja, “Kakak Reza, jangan mengusik orang.”
“Aku tidak mengusikmu, aku sedang bertanya padamu dengan serius.”
“Tetapi nada bicaramu, terdengar seperti sedang mengusik.”
“Hhmm, kalau begitu adalah orang cabul yang berpikir cabul.” ujar Reza Qiao.
Yuly Xia langsung emosi, “Apa yang kamu katakan?”
“Eh, Kakak baik tidak bersekolah dengan lama, tidak berbahasa dengan baik, asal menggunakan kata, jika perkataanku kurang berkenan, jangan mengambil hati.” ujar Reza Qiao tersenyum.
Yuly Xia merasa kesal sekaligus lucu, tetapi dia tidak dapat berkata apa-apa.
Reza Qiao berkata, “Hari ini kamu dapat meneleponku, aku sangat senang, ini mencerminkan di dalam hatimu ada keberadaanku.”
Yuly Xia menjadi canggung, “Aku kebetulan sedang tidak bekerja, lalu aku berpikir untuk menelepon kamu, aku belum sempat mengucapkan terima kasih padamu karena membantuku di atas pesawat pada waktu itu, oleh karena itu aku ingin mentraktirmu makan.”
Reza Qiao melambaikan tangan, “Bagaimana bisa membiarkan kamu yang mentraktir, meski Kakak baik tidak berpenghasilan tinggi, tetapi aku masih sanggup untuk mentraktir makan kali ini, terima kasih atas kebaikan hatimu.”
Yuly Xia mengamati di dalam mobil, lalu dia menatap Reza Qiao, “Kakak Reza, apakah ini mobil Bos kamu?”
‘Iya, mobil khusus Rini Liu, aku adalah supir kecilnya.”
“Perusahaan Foursea adalah perusahaan besar yang terkemuka di Kota Qing, Kak Rini sungguh hebat sekali, bisa menjadi seorang bos dari perusahaan yang begitu besar, kamu menyetir mobil untuknya, mendapatkan bayaran yang tidak rendah bukan?”
“Tidak tinggi dan tidak rendah, lagipula aku hanya seorang diri, tidak perlu menghidupi orang lain, berpenghasilan tinggi mempunyai cara hidup sendiri, berpenghasilan rendah juga memiliki cara hidup sendiri, bagaimanapun juga bisa hidup berkecukupan.”
“Kamu mudah puas.” Yuly Xia menekan bibir, lalu dia bertanya, “Oh iya, hari itu setelah turun dari pesawat, apakah si gemuk itu mencari masalah denganmu?”
Reza Qiao berkata, “Tidak, kami serombongan orang, sedangkan dia hanya seorang diri, bagaimana bisa.”
“Baguslah.” Yuly Xia merasa tenang.
“Kelihatannya selama ini kamu masih memikirkan aku.” Reza Qiao tersenyum.
Yuly Xia tersenyum malu-malu, wajahnya merona merah.
Setibanya di sebuah restoran barbeque, Reza Qiao memarkir mobil dan berjalan masuk bersama Yuly Xia, lalu duduk di tempat yang dekat dengan jendela. Mereka memesan beberapa lauk dan sebotol anggur merah, mereka sambil makan dan minum sambil berbincang.
“Yuly, ini kali ketiga kita bertatap muka, kali pertama adalah di pesawat, aku tahu kesan kamu terhadapku sangat buruk, apakah kamu merasa aku adalah preman rendahan?”
Yuly Xia mengangguk, “Iya, langsung meminta susu dan menatap orang dengan mesum, aku tentu akan berpikir seperti itu.”
Reza Qiao tertawa, “Apakah ada yang salah dengan aku minum susu? Kamu yang salah paham.”
“Heng, kenapa kamu tidak langsung katakan kamu ingin minum susu, kenapa kamu katakan kamu ingin susu.”
“Aku langsung gugup begitu melihat wanita cantik, siapa suruh kamu begitu cantik, aku terpikat seketika, dan berbicara dengan tidak jelas.”
“Alasan.” Meski Yuly Xia berkata seperti itu, tetapi dalam hatinya sangat senang, wanita selalu suka dengan pujian pria.
Reza Qiao meneruskan, “Sebenarnya dalam beberapa hari di Kota Macau, dalam benakku selalu terlintas akan sosok dirimu, entah mengapa tidak dapat dilenyapkan, aduh, bagaimana ini bisa terjadi?”
Yuly Xia semakin senang, “Kamu tidak memiliki niat baik.”
Reza Qiao tersenyum, “Keunggulan terbesarku adalah tidak pernah memiliki niat jahat terhadap wanita cantik.”
Yuly Xia menutupi senyum di bibirnya, “Tidak percaya.”
Reza Qiao berkata, “Benar, kamu lihat saja beberapa wanita cantik yang serombongan denganku, bukankah mereka semua kembali dengan aman sentosa?”
Benar juga, sepertinya para wanita cantik yang serombongan dengan Reza Qiao lumayan suka pada Reza Qiao.
“Ada begitu banyak wanita cantik yang pergi ke Kota Macau bersama kamu, bagaimana bisa kamu masih ingat padaku?
Reza Qiao melambaikan tangan, “Kamu tidak paham, mereka semua adalah wanita cantik, tetapi memiliki aura yang berbeda, aura dari pramugari tentu sangat istimewa.”
“Mendengar perkataanmu ini, sepertinya kamu memiliki tidak sedikit teman wanita cantik, kamu sudah banyak berkelana di antara para wanita bukan?”
Reza Qiao menggeleng kepala, “Aku memang memiliki tidak sedikit teman wanita cantik, tetapi jika dikatakan sudah banyak berkelana di antara para wanita, masih sangat jauh sekali, hanya ada beberapa, hanya ada beberapa.”
Yuly Xia tidak tahan untuk tertawa, Kakak Reza benar-benar humoris sekali.
“Kakak Reza, apakah kamu hanya menyetir mobil untuk Kak Rini pada biasanya?”
“Selain menyetir mobil, aku juga merangkap sebagai asisten Rini Liu.”
“Kalau begitu bukankah kamu adalah petinggi dari Perusahaan Foursea?”
“Bisa dikatakan begitu, tetapi aku paling suka menjadi supir kecil ini.”
“Mengapa?”
“Karena ada banyak sekali urusan yang harus ditangani dengan menjadi asisten, betapa baiknya menjadi supir kecil, hanya perlu memegang kemudi. Terlebih lagi aku tidak banyak bersekolah, juga tidak tahu-menahu tentang manajemen industri, sebenarnya asisten ini hanya secara nama saja, hanya mengatur departemen keamanan di perusahaan.”
Yuly Xia mengangguk, “Kamu juga mengatakannya dengan terus terang, sama sekali tidak berpura-pura.”
“Aku malah ingin berpura-pura, tetapi tidak memiliki kemampuan intelektual yang sepadan, supir mobil kecil juga tidak dapat menyamar menjadi masinis kereta api bukan?”
“Ppff….” Yuly Xia tertawa, Reza Qiao benar-benar adalah orang yang humoris.
Reza Qiao menatap Yuly Xia dengan senyum, “Yuly, apakah kamu merasa senang bersama Kakak baik?”
“Hhmm.” Yuly Xia mengangguk.
“Ke depannya kamu bisa datang mencariku untuk bermain jika tidak ada kesibukan.”
“Iya, asalkan kamu tidak merasa jengkel.”
“Bagaimana bisa? Aku paling suka untuk makan dan bercanda tawa bersama wanita cantik.”
Yuly Xia tersenyum, lalu dia berkata, “Oh iya, bagaimana bisa kamu menguasai massage, serta memiliki keterampilan yang begitu hebat?”
“Hebatkah? Kenapa aku merasa biasa-biasa saja.”
“Benar-benar hebat, begitu pergelangan kakiku dipijat olehmu, lalu berendam air panas setelah pulang ke rumah berdasarkan instruksimu, sudah sembuh sepenuhnya.”
“Hehe, ini adalah teknik rahasia yang aku pelajari dari seorang tabib Jianghu, hanya menguasai sedikit saja.” ujar Reza Qiao dengan sombong.
“Hanya sesedikit ini saja kamu sudah bisa membuka toko pijat, bisnismu pasti akan sangat bagus, ini jauh lebih bagus daripada kamu menjadi supir kecil.”
“Aku membuka toko pijat dan menjadi bos?”
“Iya, betapa baiknya menjadi bos.”
“Kalau begitu kamu juga jangan menjadi pramugari lagi, bagaimana dengan menjadi nyonya bos?” Reza Qiao menatap mesum pada Yuly Xia
Yuly Xia meludahi Reza Qiao, lalu dia tertawa.
Reza Qiao terbengong menatap Yuly Xia, dia bergumam, “Senyuman Pramugari cantik sungguh memikat sekali.”
Yuly Xia merasa sedikit malu, “Jangan selalu menatap orang.”
“Aku suka melihatnya.” Reza Qiao tersenyum.
Yuly Xia menutupi senyum, “Jangan melihat lagi, ayo minum….”
Sebotol anggur merah habis dengan cepat, mereka juga sudah kenyang.
Setelah Reza Qiao membayar nota, mereka berjalan keluar dari restoran barbeque dan naik ke dalam mobil.
“Yuly, di mana rumah kamu, aku antar kamu pulang.”
“Sudah harus pulang….” Yuly Xia sedikit enggan.
“Apakah kamu belum cukup bermain?” Reza Qiao melirik Yuly Xia.
Yuly Xia berkata, “Tidak mudah aku memiliki kesempatan hari istirahat ini, besok aku akan bekerja lagi.”
Reza Qiao berpikir sejenak, “Kalau tidak, bagaimana jika aku membawamu bermain ke bar?”
“Baik.” Yuly Xia menjadi senang.
Reza Qiao membawa Yuly Xia pergi ke Qing Night Bar, merupakan bar terbesar di Kota Qing, adalah milik Gang Liuhe, serta adalah yang akan dihancurkan pada malam ini.
Reza Qiao memarkirkan mobil dan masuk ke dalam bar bersama Yuly Xia, di dalam bar sangat ramai, musiknya menggelegar, asap rokok berkepul-kepul, bisnisnya benar-benar sangat bagus.
Melihat adegan seperti ini, Yuly Xia menggandeng lengan Reza Qiao, “Di sini ramai sekali, banyak sekali orangnya.”
Reza Qiao menepuk punggung tangan Yuly Xia, “Keramaian tempat ini akan memuncak pada malam ini.”
“Apa maksudnya?”
“Kamu akan segera tahu.” Reza Qiao membawa Yuly Xia naik ke lantai dua, mereka duduk di dekat susuran, lalu memesan makanan ringan dan anggur merah.
Yuly Xia merebah di susuran menonton tarian menggila di bawah, dia berkata sambil tersenyum, “Kakak Reza, ini adalah pertama kalinya aku masuk ke klub malam.”
Reza Qiao menuangkan anggur dan menyodorkan segelas untuk Yuly Xia, lalu dia mengangkat gelas dan berkata dengan senyum, “Yuly, ayo bersulang untuk kali pertama kamu, ke depannya bersama aku, kamu masih akan memiliki pertama kali yang lebih banyak.”
“Apa maksudnya?”
Reza Qiao tersenyum aneh, “Maksudnya adalah kamu masih memiliki banyak pertama kali yang belum tergali, aku mengurus semuanya.”
Yuly Xia merenung sesaat, wajahnya tiba-tiba memerah.
Reza Qiao menatap Yuly Xia dengan senyum berseri, “Apakah sudah paham?”
Yuly Xia menggeleng kepala sambil tersenyum, “Tidak paham.”
“Kalau begitu mengapa wajahmu memerah?”
“Itu adalah karena minum anggur.”
“Tadi masih belum begitu merah, apakah kamu sedang malu?”
“Kakak Reza jahat, aku tidak pedulikan kamu lagi.” Yuly Xia melontarkan tinju kecil pada Reza Qiao.
Reza Qiao tertawa terbahak-bahak, lalu dia bersulang dengan Yuly Xia.
Setelah meneguk segelas anggur, Yuly Xia menatap Reza Qiao, “Sebenarnya jika bukan bersama denganmu, aku sendiri tidak berani pergi ke klub malam, dengar-dengar klub malam berantakan sekali.”
“Benar, memang sangat berantakan, ke depannya tanpa penemanan Kakak baik, kamu jangan datang ke sini sendirian.” kata Reza Qiao dengan lantang.
Yuly Xia mengangguk.
Pada saat ini, ada beberapa pemuda gangster di meja sebelah yang selalu menatap Yuly Xia dengan mesum, lalu seorang kepala botak berjalan kemari membawa gelas anggur, dia berkata dengan wajah senyum, “Adik kecil, sebenarnya tanpa penemanan bocah ini, kamu juga tidak perlu takut, aku juga bisa menemani kamu, ayo adik kecil, kita minum bersama-sama.”
Yuly Xia memelototi Baldhead dan tidak menghiraukannya.
Novel Terkait
Uangku Ya Milikku
Raditya DikaAkibat Pernikahan Dini
CintiaMenaklukkan Suami CEO
Red MapleThe Winner Of Your Heart
ShintaHanya Kamu Hidupku
RenataThat Night
Star AngelAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan