Asisten Bos Cantik - Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
“Rini, apakah kamu tidur nyenyak?” Reza Qiao berkata dengan lembut saat mengemudi.
Rini Liu tidak tahu bahwa Reza Qiao baru saja membunuh sekelompok penjahat saat dia tertidur.
"Aku tidur begitu nyenyak barusan, aku belum pernah begitu nyenyak seperti ini." Rini Liu mengangkat pergelangan tangannya dan melihat ke luar, "Hei, sudah hampir setengah jam, mengapa kamu baru masuk kota?"
“Aku khawatir mobil akan bergelombang saat melaju kencang, dan kamu nanti tidak akan tidur nyenyak, sehingga aku terus mengemudi dengan kecepatan rendah.
Hati Rini Liu tergerak sedikit, meskipun orang ini sombong, tapi hatinya masih sangat lembut, dia tahu cara memperhatikan atasannya.
“Rini, tidurmu begitu nyenyak, apa kamu bermimpi??” Reza Qiao berkata sambil tersenyum.
“Apa maksudmu?” Rini Liu menatap Reza Qiao dengan waspada.
"Tidak, aku hanya ingin tahu saja apakah kamu tadi memimpikan aku."
“Tidak.” Rini Liu mengerutkan bibirnya, pria ini terlalu bersemangat, meskipun bermimpi, juga tidak akan memimpikan dirinya.
"Kamu pasti bohong, barusan kamu memimpikan aku, tapi malu mengatakannya.”
“Mengapa kamu begitu yakin?” Rini Liu ingin tertawa.
"Tentu saja kamu akan memimpikan seorang pria sangat tampan ini dan bisa mengemudi sepertiku."
Rini Liu menggelengkan kepalanya: "Reza Qiao, di dunia ini tingkat kepedeanmu benar-benar yang terbaik."
“Rini, cepat atau lambat aku akan masuk ke dalam hatimu.” Reza Qiao berkata dengan percaya diri.
“Tidak mungkin.” Rini Liu juga berkata dengan sangat percaya diri.
"Rini, seperti apa bentuk seorang pangeran yang ingin kamu inginkan?"
“Bukan urusanmu, bagaimanapun juga bukan orang kecil sepertimu yang tidak memiliki kekuatan sama sekali.” Rini Liu ingin tertawa ketika memikirkan Winny Xu yang memukul Reza Qiao pada malam ini, lucu sekali.
Reza Qiao tertawa: "Sebenarnya, aku orang yang sangat kuat. Aku pikir aku sangat cocok dengan sosok Pangeran yang ada di hatimu."
"Ihhh--"
Rini Liu akhirnya tidak bisa menahan diri dan tertawa.
Jika Reza Qiao saja adalah seorang pria pemberani, maka semua pria akan menjadi pria terbaik.
Pangeran di hati Rini Liu adalah seorang pahlawan yang sangat tampan, berani, dan sopan, dan Reza Qiao adalah pemalu, kurus, dan penakut.
Setelah mengantar Rini Liu kembali, Reza Qiao pergi ke Perumahan Xueyuanxiao. Ketika dia sampai di gerbang perumahan, dia melihat Nindy berjalan sendirian di jalan.
Reza Qiao melambat dan menurunkan kaca jendela: "Tetangga yang cantik, selamat malam."
Nindy melihat bahwa itu adalah Reza Qiao dan mengerutkan kening, "Apa yang kamu lakukan?"
"Ini sudah larut, kenapa kamu berjalan di jalan sendirian?"
"Aku pulang dari lembur."
"Aduh sudah lelah sekali, ayo aku ajak kamu pergi makan malam?"
"Terima kasih, aku tidak lapar."
"Kalau begitu aku akan mengantarmu pulang."
"Tidak, aku akan segera sampai."
"Melelahkan berjalan dengan sepatu hak tinggi. Ayo masuk ke mobil."
"Aku lelah denganmu, aku sudah berkata tidak perlu, orang seperti apa kamu ini?" Nindy kesal dan berjalan maju dengan cepat.
Reza Qiao menghentikan mobil dan menghela napas, sayangnya, dia baik, tetapi wanita cantik itu sama sekali tidak memberikan harga diri untuk Reza Qiao.
Nindy berjalan dengan cepat, tetapi dihentikan oleh beberapa orang, dan pemimpinnya adalah Beni Ouyang.
“Apa yang ingin kamu lakukan?” Nindy panik melihat orang-orang ini.
Beni Ouyang berkata: "Apakah kamu Pengacara Nindy?"
"Iya."
"Apakah kamu yang membela kasus tentang pemerkosaan tempo hari?"
Nindy berpikir, dia memang membantu menyelesaikan kasus percobaan pemerkosaan beberapa hari yang lalu, dan seorang gangster yang masuk ke asrama wanita itu dijatuhi hukuman penjara.
"Ya, apakah ada masalah?"
“Ya, terdakwa dalam kasus ini adalah sepupu laki-laki ku, untuk mengubah hal-hal besar menjadi hal-hal kecil, keluarga mereka menghabiskan banyak uang dan dapat melewatkan masalah ini, tetapi karena dirimu, sepupuku itu jadi masuk penjara, kamu harus memberikan penjelasan tentang hal ini? "
"Aku hanya menjalankan tugasku sebagai pengacara, dan terdakwa layak menerima hukuman itu itu." kata Nindy dengan percaya diri.
“Tidak boleh sampai tidak ada penjelasan, meskipun kamu adalah seorang pengacara, aku tidak akan takut, malam ini kita harus memiliki penyelesaian masalah.” kata Beni Ouyang agresif.
"Apa yang ingin kamu selesaikan?"
"Untuk kasus ini, keluarga mereka menghabiskan 300 ribu RMB (sekitar 600 juta rupiah). Jika kamu bersedia mengantikan 300 ribu RMB untuk mengkompensasi kerugian mereka, maka aku akan membiarkan kamu pergi, jika tidak, ya ..."
Beni Ouyang menggelengkan kepalanya, orang-orang lain yang di sekitarnya juga mengikutinya.
Nindy mundur beberapa langkah, dan berkata dengan marah, "Sepupu laki-lakimu melakukan kejahatan dan melanggar hukum. Jika kamu menjadi kakaknya, seharusnya kamu harus membuatnya untuk merenungkannya, bukan untuk minta penjelasan kepadaku. Kamu memang tidak masuk akal."
Beni Ouyang terus menggelengkan kepalanya: "Bosku mengajari bahwa, bos itu ada karena anak buahnya juga, dan anak buahnya itu sebagai pelindung dari bos, jika saudaraku ada masalah tentu saja aku harus mengurusinya."
"Bosmu adalah bajingan besar."
"Kamu berani memarahi bosku?"
"Aku hanya memarahi, bosmu itu adalah bajingan besar, bajingan super ..."
Reza Qiao duduk di dalam mobil menggelengkan kepalanya dan menghela napas, ternyata Beni begitu memahami ajarannya, gila juga.
Ketika Beni Ouyang mendengar Nindy memarahi bosnya, dia menjadi marah: "Pengacara Nindy, tidak apa-apa jika kamu memarahiku dengan puluhan ribu kalimat, tetapi kamu jangan sama sekali untuk memarahi bosku. Aku akan membuatmu menderita malam ini, teman-teman serang— "
Beberapa orang kemudian mengepungnya.
Nindy ketakutan, dan berbalik untuk melihat mobil BMW yang sedang parkir, Reza Qiao sedang duduk di dalam mobil dan bermain dengan ponselnya tanpa melihat ke arahnya.
Tetangga cabulnya itu kenapa menjadi sangat penakut, sehingga berpura-pura bermain dengan ponselnya dan pura-pura tidak melihat.
Nindy membenci Reza Qiao, tetapi juga ketakutan oleh orang-orang yang ada di sini.
Pada saat ini, ponsel Beni Ouyang berbunyi.
Beni Ouyang melambaikan tangannya untuk berhenti, lalu mengeluarkan ponselnya.
"Beni, apakah kamu berani menakut-nakuti wanitaku, apakah kamu bisa dengan senang mempermainkannya?"
Apa! Wajah Beni Ouyang berubah tiba-tiba, dan dia melihat Reza Qiao duduk di mobil BMW di sebelahnya, menyeringai padanya.
Beni Ouyang pusing, berapa banyak wanita dari Tuan Muda Reza ini? Kenapa ketika dia bertemu dengan wanita cantik dia selalu menjadikannya itu wanitanya?
Tanpa diduga, pengacara cantik ini juga wanita dari tuan muda reza.
Beni Ouyang tiba-tiba menundukkan kepalanya ke Nindy, dengan senyum menyanjung: "Pengacara Nindy, seharusnya aku tidak harus menakutimu, yang kamu ajarkan padaku itu sangat benar sekali, dan ketika aku pulang nanti, aku akan baik-baik merenungkannya."
Nindy terbingung, orang ini tadi sangat sombong, kenapa tiba-tiba menjadi seperti ini? Ada apa?
Nindy tidak bisa tidak merasa bangga, sepertinya orang ini masih takut dengan statusnya sebagai pengacara.
Meski begitu, Nindy khawatir Beni Ouyang akan berubah pikiran dan bergegas pergi.
Melihat kepergian Nindy, Beni Ouyang berjalan ke depan BMW.
"Tuan Muda Reza."
Reza Qiao menurunkan kaca jendela mobil, mengangkat tangannya dan memukul kepala Beni Ouyang: "Bajingan nakal, mulai menimbulkan masalah lagi."
Beni Ouyang dengan senyuman berkata: "Tuan Muda Reza, aku benar-benar tidak menyangka bahwa Pengacara Nindy juga wanitamu. Aku benar-benar tidak memiliki mata."
"Pengajaran yang aku berikan tentang hubungan antara bos dan anak buahnya itu, bagaimana kamu memahaminya? Dasar tidak berguna."
"Ini ... aku akan memahaminya kembali."
"Dulu aku memberitahumu, pada saat di Geng Qingtian aku telah mengingatkanmu tidak boleh menggertak seorang pria dan wanita lagi, ternyata ingatanmu tidak ada kemajuan?"
Dahinya Beni Ouyang mulai berkeringat: "Tuan Muda Reza, aku hanya ingin menakut-nakuti dia saja."
"Itu juga tidak boleh, karena pacarku itu penakut, bagaimana jika dia sampai dia menjadi takut sekali?"
“Tuan Muda Reza, mulai sekarang aku akan berubah.” Beni Ouyang terus mengangguk.
Reza Qiao menghela napas: "Beni, tidak masalah jika kamu takut. Aku tidak hanya cabul di mata Pengacara Nindy, tapi juga pengecut. Bukankah kamu sengaja menghancurkan memecahkan citraku sebagai Reza Qiao?"
"Ah, Tuan muda Reza, apa yang bisa aku lakukan?"
"Oh, lupakan saja, kalian pergilah, aku akan kembali dan menjelaskan kepada pacarku, aku tidak tahu apakah aku akan berlutut di papan cuci malam ini."
Beni Ouyang terkejut, tetapi dia tidak menyangka bahwa Tuan Muda Reza yang sangat kuat akan berlutut malam ini, sungguh memalukan sekali.
Reza Qiao masuk ke perumahan dan baru saja memarkir mobil, Nindy kebetulan tiba di lantai bawah.
Reza Qiao tersenyum dan berjalan.
Melihat Reza Qiao, Nindy menjadi marah: "Pengecut, kamu benar-benar hebat, ketika kamu melihat orang jahat, kamu bahkan tidak berani melepaskan kentutmu, kamu bukanlah seorang pria, puihh.
Reza Qiao berkata dengan sedih: "Bagaimana bisa aku bukan seorang pria? Aku adalah pria yang datang tepat waktu dan merupakan pria yang tampan."
“Sial, aku merasa kamu hanya orang yang tidak berguna.” Nindy membenci Reza Qiao, berbalik dan pergi masuk ke dalam.
Reza Qiao mengikuti: "Aku dengar kamu mengajari orang jahat, itu adalah suatu kekuatan yang hebat, aku sangat mendapatkan pelajaran setelah mendengarkannya."
Nindy mendengus sambil berjalan, dengan bangga.
"Nindy, kamu sangat berpengetahuan, ajari aku ketika kamu punya waktu, dan aku akan melakukan hal yang sama ketika aku bertemu orang jahat."
"Aku pikir kamu harus belajar bagaimana menjadi seorang pria dulu." Nindy tidak melihat ke belakang lagi.
"Kalau begitu ajari aku bagaimana menjadi pria."
"Tidak ada waktu untuk itu."
"Sebenarnya jika mau malam ini juga tidak apa-apa. Aku bisa pergi ke rumahmu atau boleh juga ke rumahku. Aku akan sangat bersedia, kamu bisa mengajariku bagaimana menjadi seorang pria. Aku pasti akan membuatmu nyaman."
Nindy marah, dan orang cabul itu menggoda dirinya lagi.
“Bangsat.” Nindy berbalik dan menendang Reza Qiao dengan kakinya.
Reza Qiao mengangkat tangannya dan memegang sepatu hak tinggi Nindy, dan melanjutkan obrolan: "Nindy, jangan seperti ini, wanita itu harus lembut sehingga bisa menjadi imut..."
Pada saat ini pintu rumah Profesor Qiao dibuka, dan Profesor Qiao berdiri di depan pintu memandang mereka dengan aneh: "Nindy, adik, kalian ini lagi..."
Reza Qiao melepaskan kaki Nindy dan tersenyum pada Profesor Qiao: "Kakak, aku sedang berlatih untuk menjadi sepasang kekasih."
“Berlatih menjadi sepasang kekasih?” Profesor Qiao penasaran.
"Hmm, Nindy sedang mengajariku untuk hal ini."
Nindy buru-buru berkata, "Profesor Qiao, jangan dengarkan omong kosongnya, dia sedang mengejek orang."
Profesor Qiao memandang Reza Qiao: "Adikku, kamu adalah seorang yang lebih senior, kamu tidak boleh mengejek perempuan."
“Oh, senior.” Reza Qiao memandang Nindy dan berkedip.
"Ya, Nindy adalah muridku dan juniorku, tentu saja kamu adalah seniorku."
Nindy memandang kedua bersaudara itu dengan rasa ingin tahu, Mengapa Profesor Qiao menyebut dia sebagai adik?
Reza Qiao mengangguk dan berkata kepada Nindy: "Nindy, panggil Paman."
Menyuruhku untuk memanggilmu paman, kamu hanya mimpi saja. Nindy mendengus, berbalik dan pergi, dan suara Reza Qiao datang dari belakang: "Kakak, anak ini tidak patuh, bukankah pantatnya harus dipukul?"
"Adik, mengajari anak-anak tidak perlu memakai kekerasan, tapi ajari dengan perkataan dan memberi contoh."
“Kakaklah yang memang punya pengalaman mendidik anak-anak, tidak heran kalau keponakannya begitu baik ...
Novel Terkait
Mr. Ceo's Woman
Rebecca WangBeautiful Love
Stefen LeeDoctor Stranger
Kevin WongNikah Tanpa Cinta
Laura WangThe Sixth Sense
AlexanderMy Greget Husband
Dio ZhengYour Ignorance
YayaAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan