Asisten Bos Cantik - Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
Reza Qiao tersenyum dengan mesum, “Bukankah datang bulan merupakan suatu hal baik?”
Wajah Rini Liu memerah, dia memukul Reza Qiao, dia sangat terkejut, bagaimana orang ini mengetahui hal itu, tamu bulanannya baru saja datang pada hari kemarin. Kelihatannya Reza Qiao benar bisa membaca raut wajah, bahkan mengetahui dia sedang datang bulan, Dewa Qiao yang mengerikan.
Reza Qiao menikmati tinjuan kecil Rini Liu dengan nyaman, “Bos, mengenai bonus dua kali lipat itu….”
“Tidak masalah, aku baru saja memberitahukannya kepada keuangan.”
Reza Qiao mengacungkan ibu jari, “Bos memang menepati janji, bagus sekali, bulan ini aku menjadi kaya.”
Rini Liu menutupinya senyumannya dengan tangan, “Lihat seberapa senangnya kamu, hanya bonus sesedikit ini saja kamu sudah menjadi kaya, kamu benar-benar mudah merasa puas.”
“Asalkan yang kamu berikan padaku, seberapa banyak pun aku merasa sangat puas.”
Rini Liu menarik kembali tinju kecilnya sambil tersenyum, lalu Reza Qiao meneruskan, “Sebenarnya ada tidak sedikit darimu yang bisa membuatku merasa puas.”
“Masih ada apa?”
Reza Qiao menjilat bibir sambil menatap garis kurva dari badan Rini Liu, “Jika aku bisa meraba tempat ini, aku akan merasa lebih puas.”
“Dasar jahat, preman.” Rini Liu semakin melontarkan tinju kecilnya.
Reza Qiao tersenyum girang dan merangkul pinggang Rini Liu yang ramping, badan Rini Liu tidak terkendali untuk mencondong ke arah Reza Qiao, Reza Qiao langsung memeluk Rini Liu.
“Ah….” Rini Liu berseru kaget dan bergegas meronta, Reza Qiao menunduk, bergesekan dengan bibir merah Rini Liu.
Terasa lembut, halus, dan manis.
Reza Qiao melepaskan Rini Liu dengan puas.
Rini Liu menegakkan badan, ekspresinya masih sedikit canggung, dan malu.
Melihat tampang Rini Liu yang tersipu-sipu, Reza Qiao semakin merasa Rini Liu imut.
“Rini, kamu sungguh adalah wanita cantik yang luar biasa.” Hati Reza Qiao beriak-riak.
Rini Liu merasa sedikit pusing, tidak tahu adalah karena proyek senilai 12 triliun ini, atau karena tindakan Reza Qiao tadi.
Rini Liu menenangkan pikirannya, lalu dia berdiri dan duduk ke seberang Reza Qiao. Tidak bisa duduk bersama dia lagi, jika orang ini sedang dalam masa kawin, dia berani melakukan apapun.
Reza Qiao menatap Rini Liu dengan senyum, “Rini, lihat aku.”
Rini Liu mendongak menatap Reza Qiao.
“Proyek senilai 12 triliun ini akan jatuh kepada Perusahaan Foursea, bagaimana rencanamu untuk langkah selanjutnya?” Reza Qiao bertanya pelan.
Mendengar Reza Qiao mulai membahas masalah serius, Rini Liu berkata, “Langkah selanjutnya adalah merundingkan keinginan spesifiknya, serta pelaksanaannya. Teman kaya keponakanmu itu sudah berkata, dia hanya bertugas untuk menginvestasi, pelaksanaan spesifiknya diserahkan pada kita. Tadi aku sudah melakukan perhitungan awal, jika kerja sama proyek ini berhasil, akan membawakan keuntungan yang amat besar untuk perusahaan kita, dan kekuatan perusahaan kita akan bertambah jauh lebih kuat.
Selama ini aku tidak percaya akan ada hadiah yang jatuh dari langit, tetapi hadiah ini benar-benar jatuh ke bawah, bahkan begitu besar. Aku pikir, perusahaan harus bergegas mendirikan sebuah departemen khusus untuk menangani proyek ini, aku sendiri yang akan mengurus departemen ini. Terhadap keberhasilan dari kerja sama proyek ini, aku sangat memiliki keyakinan.”
Reza Qiao mengangguk, “Memang harus seperti itu, aku tentu percaya dengan kemampuanmu.”
“Sekarang aku tidak tahu harus bagaimana berterima kasih kepada keponakanmu, tanpa adanya rekomendasi keponakanmu, teman kaya itu tidak mungkin begitu cepat memiliki keinginan untuk bekerja sama dengan kita, karena proyek ini terlalu besar. Dia bisa menyetujuinya dengan begitu tangkas, benar-benar di luar dugaanku. Tentu saja, ini pasti memiliki hubungan yang sangat besar dengan kepercayaannya kepada keponakanmu, karena keponakanmu adalah Walikota, satu perkataan Walikota, menandingi ribuan kali kedatangan kita.” kata Rini Liu.
“Kamu adalah Bibi kecilnya, jangan terlalu sungkan dengan anak sendiri. Tentu saja, keponakan kita memberikan proyek ini kepada Perusahaan Foursea, pasti bukan hanya karena hubungannya denganmu, yang lebih penting lagi adalah karena kekuatan Perusahaan Foursea.” ujar Reza Qiao.
“Tetapi kekuatan kita bukanlah yang paling besar di Kota Qing, Perusahaan Huo dan Perusahaan Feng pun lebih kuat daripada kita.” ujar Rini Liu.
“Selain kekuatan Perusahaan Foursea, yang lebih penting lagi adalah karena karaktermu dan kinerjamu.” Reza Qiao meneruskan, “Keponakan mendatangkan proyek ini, juga termasuk adalah performanya, dia pasti akan menyerahkan proyek ini kepada perusahaan yang dia percaya barulah hatinya bisa tenang, Perusahaan Huo dan Perusahaan Feng memang lebih kuat daripada Perusahaan Foursea, tetapi karakter dan kinerja dari bos perusahaan itu tidak dapat dibandingkan denganmu, kerja sama bisnis tidak hanya melihat pada kekuatan, yang lebih penting lagi adalah karakter.”
Perkataan Reza Qiao membuat Rini Liu mengangguk, “Perkataanmu sangat masuk akal, benar, dalam kerja sama bisnis, karakter lebih penting daripada kekuatan. Namun meski seperti itu, aku tetap ingin berterima kasih kepada keponakanmu, hanya saja aku tidak tahu harus bagaimana berterima kasih padanya.”
“Tentu saja tidak bisa memberikan uang kepadanya, sebenarnya jika kamu ingin berterima kasih padanya, sangat mudah sekali.” kata Reza Qiao.
“Bagaimana?”
“Menjadikan keponakanku sebagai keponakan kita.” Reza Qiao tertawa.
Rini Liu memahami maksud Reza Qiao, enak saja orang ini berpikir seperti itu, Rini Liu berkata sambil tersenyum, “Asisten Qiao, dengan berbuat seperti itu, takutnya bukanlah berterima kasih kepada keponakanmu, melainkan kamu yang ingin mengambil kesempatan di dalam kesempitan bukan?”
“Aduh, tidak boleh dikatakan seperti itu, keponakanku selalu ingin sekali menghadiri jamuan pernikahan kita, kamu tidak bisa membiarkannya menunggu dengan sia-sia bukan?”
“Heng, setelah aku mendapatkan pria idamanku, tentu akan mengundangnya untuk menghadiri jamuan pernikahan.” ujar Rini Liu.
“Tanpa aku, kamu pun bukan Bibi kecilnya, ini tidak boleh.” Reza Qiao menggeleng kepala.
“Menurutku boleh.”
“Aku tidak setuju.”
“Kamu tidak setuju juga tidak ada gunanya, aku sendiri yang berkuasa atas kehidupanku.” kata
Rini Liu dengan angkuh.
“Berkuasa apaan.” ujar Reza Qiao.
“Kenapa kamu berkata kasar.”
“Aku ini sudah sopan, ketika sudah di atas ranjang, aku akan lebih kasar, dan sangat besar.” Reza Qiao tersenyum licik.
“Dasar Dewa preman.”
“Apakah kamu percaya pada saatnya nanti Dewa preman akan membuatmu menjadi Dewi jalang?”
“Jika kamu beromong kosong lagi, aku akan membuat otakmu bermekaran.” Rini Liu marah, dia mengambil asbak di atas meja dan mengangkatnya ke atas.
Melihatnya, Reza Qiao mengumpat tidak asyik, gadis ini mengambil barang apapun sebagai senjata, dia bergegas mengangkat tangan, “Menyerah, menyerah, perlakukanlah tawanan dengan baik.”
“Heng….” Rini Liu memelototi Reza Qiao, dia meletakkan asbak dengan angkuh, “Jika kamu berani mengusik aku sang Dewi lagi, aku akan membuatmu merasakan kesusahan.”
“Eh, kamu sudah mengaku dirimu adalah Dewi, wanita dari Dewa Qiao, Dewi.” Reza Qiao menjadi girang.
Rini Liu tertegun, “Aku asal berkata saja, tidak terhitung.”
“Perkataan Direktur Liu berbobot tinggi, bagaimana bisa sembarangan diubah?”
Rini Liu mendengus, “Tidak perlu mengancamku dengan perkataan ini, trik ini sudah tidak ada khasiat lagi.”
“Kamu beritahu aku, trik mana yang berkhasiat?”
“Memangnya aku bodoh, sampai memberitahumu titik rawanku.”
“Hhmm, aku pikirkan di mana titik rawanmu berada.”
“Tidak perlu dipikirkan lagi, aku tidak memiliki titik rawan.”
“Benarkah tidak ada?”
“Iya.”
“Kalau begitu biarkan aku coba?”
“Kamu ingin mencoba bagaimana?” Rini Liu menatap Reza Qiao dengan waspada.
Reza Qiao berdiri dan menjulurkan tangan, “Aku raba bagian tubuhmu yang mana yang paling sensitif, mungkin itu adalah titik rawan.”
Melihat tangan iblis yang terjulur, Rini Liu berdiri dan berlari ke belakang sofa, “Tidak boleh, tidak boleh raba.”
“Ada masalah apa dengan meraba sebentar, hanya sekali saja.”
“Tidak bisa, setengah kali saja juga tidak bisa.”
“Sayang, ayo, kita bermain delapan belas raba….” Reza Qiao sambil berkata sambil mendekati Rini Liu, “Satu-satu, raba ketiak Rini, dua-dua….”
Rini Liu bergegas menghindar, dan Reza Qiao mengejarnya, mereka berputar mengitari sofa di dalam kantor.
“Eh, jangan lari, tiga-tiga, meraba paha Rini….” Reza Qiao berseru dengan girang.
“Minggir, dasar preman, tidak boleh meraba di sana.” Rini Liu terengah-engah.
“Kalau begitu meraba di mana? Empat-empat, raba gunung Rini….”
“Dasar preman, juga tidak boleh meraba di sana….”
Ketika mereka sedang sengit, Milan mendorong pintu dan masuk, dia tersenyum melihat adegan di depan matanya.
“Eh, apa yang sedang kalian lakukan?”
Rini Liu dan Reza Qiao berhenti, Rini Liu terengah-engah dengan dahsyat, “Kak Lan, akhirnya kamu datang, Reza Qiao sedang mengejarku.”
“Reza Qiao, untuk apa kamu mengejar Direktur Liu?” Milan memelototi Reza Qiao.
Reza Qiao berkata seolah-olah tidak terjadi apa-apa, “Aku sedang membantu Bos melatih jasmani.”
“Omong kosong, kamu ingin merabaku.” ujar Rini Liu.
“Ah, apakah sudah berhasil diraba?” tanya Milan.
Rini Liu menggeleng kepala, “Tidak ada, untung saja kamu datang.”
Milan menatap Reza Qiao, “Dasar preman, beraninya mengusik Bos di kantor pada pagi hari, besar sekali nyalimu.”
Reza Qiao terkekeh, “Kak Lan, kalau tidak, biarkan aku meraba kamu saja?”
“Tidak bisa.” Milan menolak.
“Sebenarnya aku ingin meraba di mana titik rawan di badan Bos, tetapi dia tidak memahami kebaikan hatiku, aduh, sekarang ini susah sekali menjadi orang baik.” Reza Qiao mendesah.
“Berbual saja kamu, apakah kamu tahu di mana letak titik rawan? Apakah kamu benar-benar mengira dirimu adalah Dewa?” tanya Milan
“Bukankah aku memang adalah Dewa?”
Milan tertawa, “Dewa Qiao, jika kamu adalah Dewa, maka aku adalah Dewi.”
Pada saat ini, Rini Liu berkata, “Kak Lan, setidaknya Reza Qiao terhitung sebagai setengah Dewa.”
“Oh, setengah Dewa, kenapa dikatakan seperti itu?”
Rini Liu memberitahukan seluruh kejadian kepada Milan.
Setelah mendengarnya, Milan membelalak kaget, “Ah, terjadi hal yang begitu besar dalam dua hari ini, tetapi perusahaan kita bahkan bisa mendapatkan kerja sama proyek yang begitu besar, dan Reza Qiao bahkan bisa meramalkannya!”
Rini Liu mengangguk, sedangkan Reza Qiao menggerakkan badan dengan congkak.
Milan menepuk tangan dengan girang, “Direktur Liu, ini sungguh bagus sekali, perusahaan kita akan memasuki jalur kereta cepat dari perkembangan.”
Rini Liu tersenyum dengan girang, “Iya, begitu proyek ini ditetapkan, kita akan mendapatkan perkembangan jangka panjang.”
Milan menatap Reza Qiao, “Eh, bagaimana kamu meramalkannya?”
“Jika aku tidak mampu meramalkannya, bagaimana aku berani menyebut diriku sebagai Dewa Qiao?” ujar Reza Qiao dengan sombong.
Milan merasa sulit dipercaya, dia menatap Reza Qiao, lalu menatap Rini Liu, “Direktur Liu, tidak disangka Reza Qiao benar-benar memiliki sedikit kehebatan, kebetulan sekali dia dapat meramalkannya dengan tepat.”
“Iya, kebetulan yang sulit dipercayai pun sudah terjadi, maka aku berkata setidaknya dia adalah setengah Dewa.” Rini Liu mengangguk.
Milan berkata, “Reza Qiao, aku tunduk padamu untuk sekali ini, baiklah, ke depannya jika ada masalah, aku akan memintamu meramalkannya terlebih dahulu.”
Reza Qiao berkata, “Boleh untuk meramalkannya, tetapi harus dibayar.”
“Dasar pecinta uang, kita adalah rekan kerja, untuk apa meminta bayaran kepada orang sendiri.” kata Milan.
“Boleh juga tidak dibayar, apa yang akan kamu berikan?”
“Apa yang kamu inginkan?”
“Aku ingin kamu memperagakan ‘self-drawn’ untukku.” ujar Reza Qiao tersenyum.
Wajah Milan langsung menjadi merah, dasar sialan ini, selalu mengingat masalahnya itu.
“Tidak bisa.”
“Dasar pelit.” ujar Reza Qiao.
Rini Liu menatap Milan, “Kak Lan, kamu adalah jagoan self-drawn dalam berrmain Mahjong, memangnya kenapa memperagakan untuk dia? Aku juga ingin melihatnya.”
Milan tahu Rini Liu salah paham lagi, dia tidak bisa mengutarakan kepahitannya.
Reza Qiao berkata, “Rini, sebenarnya kamu bisa mempelajarinya dengan Kak Lan, lalu kalian memperagakannya bersama-sama, aku akan merekamnya dengan ponsel, ketika sedang tidak sibuk, bisa mengeluarkannya untuk ditonton.”
Rini Liu berkata, “Tidak cukup hanya dua orang saja untuk bermain Mahjong, setidaknya perlu empat orang.”
Reza Qiao mengangguk, “Benar, ditambah dengan Winny Xu, kalian bertiga memperagakan bersama-sama, aku akan berpartisipasi dengan aktif.”
Milan tidak tahu harus berekspresi seperti apa, orang ini bahkan menginginkan tiga wanita cantik untuk memperagakan ‘self-drawn’, benar-benar cabul sekali.
Novel Terkait
Sang Pendosa
DoniWonderful Son-in-Law
EdrickLove And War
JaneKisah Si Dewa Perang
Daron JayYour Ignorance
YayaHabis Cerai Nikah Lagi
GibranMeet By Chance
Lena TanUnlimited Love
Ester GohAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan