Asisten Bos Cantik - Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas

Reza Qiao tersenyum dengan mesum, “Bukankah datang bulan merupakan suatu hal baik?”

Wajah Rini Liu memerah, dia memukul Reza Qiao, dia sangat terkejut, bagaimana orang ini mengetahui hal itu, tamu bulanannya baru saja datang pada hari kemarin. Kelihatannya Reza Qiao benar bisa membaca raut wajah, bahkan mengetahui dia sedang datang bulan, Dewa Qiao yang mengerikan.

Reza Qiao menikmati tinjuan kecil Rini Liu dengan nyaman, “Bos, mengenai bonus dua kali lipat itu….”

“Tidak masalah, aku baru saja memberitahukannya kepada keuangan.”

Reza Qiao mengacungkan ibu jari, “Bos memang menepati janji, bagus sekali, bulan ini aku menjadi kaya.”

Rini Liu menutupinya senyumannya dengan tangan, “Lihat seberapa senangnya kamu, hanya bonus sesedikit ini saja kamu sudah menjadi kaya, kamu benar-benar mudah merasa puas.”

“Asalkan yang kamu berikan padaku, seberapa banyak pun aku merasa sangat puas.”

Rini Liu menarik kembali tinju kecilnya sambil tersenyum, lalu Reza Qiao meneruskan, “Sebenarnya ada tidak sedikit darimu yang bisa membuatku merasa puas.”

“Masih ada apa?”

Reza Qiao menjilat bibir sambil menatap garis kurva dari badan Rini Liu, “Jika aku bisa meraba tempat ini, aku akan merasa lebih puas.”

“Dasar jahat, preman.” Rini Liu semakin melontarkan tinju kecilnya.

Reza Qiao tersenyum girang dan merangkul pinggang Rini Liu yang ramping, badan Rini Liu tidak terkendali untuk mencondong ke arah Reza Qiao, Reza Qiao langsung memeluk Rini Liu.

“Ah….” Rini Liu berseru kaget dan bergegas meronta, Reza Qiao menunduk, bergesekan dengan bibir merah Rini Liu.

Terasa lembut, halus, dan manis.

Reza Qiao melepaskan Rini Liu dengan puas.

Rini Liu menegakkan badan, ekspresinya masih sedikit canggung, dan malu.

Melihat tampang Rini Liu yang tersipu-sipu, Reza Qiao semakin merasa Rini Liu imut.

“Rini, kamu sungguh adalah wanita cantik yang luar biasa.” Hati Reza Qiao beriak-riak.

Rini Liu merasa sedikit pusing, tidak tahu adalah karena proyek senilai 12 triliun ini, atau karena tindakan Reza Qiao tadi.

Rini Liu menenangkan pikirannya, lalu dia berdiri dan duduk ke seberang Reza Qiao. Tidak bisa duduk bersama dia lagi, jika orang ini sedang dalam masa kawin, dia berani melakukan apapun.

Reza Qiao menatap Rini Liu dengan senyum, “Rini, lihat aku.”

Rini Liu mendongak menatap Reza Qiao.

“Proyek senilai 12 triliun ini akan jatuh kepada Perusahaan Foursea, bagaimana rencanamu untuk langkah selanjutnya?” Reza Qiao bertanya pelan.

Mendengar Reza Qiao mulai membahas masalah serius, Rini Liu berkata, “Langkah selanjutnya adalah merundingkan keinginan spesifiknya, serta pelaksanaannya. Teman kaya keponakanmu itu sudah berkata, dia hanya bertugas untuk menginvestasi, pelaksanaan spesifiknya diserahkan pada kita. Tadi aku sudah melakukan perhitungan awal, jika kerja sama proyek ini berhasil, akan membawakan keuntungan yang amat besar untuk perusahaan kita, dan kekuatan perusahaan kita akan bertambah jauh lebih kuat.

Selama ini aku tidak percaya akan ada hadiah yang jatuh dari langit, tetapi hadiah ini benar-benar jatuh ke bawah, bahkan begitu besar. Aku pikir, perusahaan harus bergegas mendirikan sebuah departemen khusus untuk menangani proyek ini, aku sendiri yang akan mengurus departemen ini. Terhadap keberhasilan dari kerja sama proyek ini, aku sangat memiliki keyakinan.”

Reza Qiao mengangguk, “Memang harus seperti itu, aku tentu percaya dengan kemampuanmu.”

“Sekarang aku tidak tahu harus bagaimana berterima kasih kepada keponakanmu, tanpa adanya rekomendasi keponakanmu, teman kaya itu tidak mungkin begitu cepat memiliki keinginan untuk bekerja sama dengan kita, karena proyek ini terlalu besar. Dia bisa menyetujuinya dengan begitu tangkas, benar-benar di luar dugaanku. Tentu saja, ini pasti memiliki hubungan yang sangat besar dengan kepercayaannya kepada keponakanmu, karena keponakanmu adalah Walikota, satu perkataan Walikota, menandingi ribuan kali kedatangan kita.” kata Rini Liu.

“Kamu adalah Bibi kecilnya, jangan terlalu sungkan dengan anak sendiri. Tentu saja, keponakan kita memberikan proyek ini kepada Perusahaan Foursea, pasti bukan hanya karena hubungannya denganmu, yang lebih penting lagi adalah karena kekuatan Perusahaan Foursea.” ujar Reza Qiao.

“Tetapi kekuatan kita bukanlah yang paling besar di Kota Qing, Perusahaan Huo dan Perusahaan Feng pun lebih kuat daripada kita.” ujar Rini Liu.

“Selain kekuatan Perusahaan Foursea, yang lebih penting lagi adalah karena karaktermu dan kinerjamu.” Reza Qiao meneruskan, “Keponakan mendatangkan proyek ini, juga termasuk adalah performanya, dia pasti akan menyerahkan proyek ini kepada perusahaan yang dia percaya barulah hatinya bisa tenang, Perusahaan Huo dan Perusahaan Feng memang lebih kuat daripada Perusahaan Foursea, tetapi karakter dan kinerja dari bos perusahaan itu tidak dapat dibandingkan denganmu, kerja sama bisnis tidak hanya melihat pada kekuatan, yang lebih penting lagi adalah karakter.”

Perkataan Reza Qiao membuat Rini Liu mengangguk, “Perkataanmu sangat masuk akal, benar, dalam kerja sama bisnis, karakter lebih penting daripada kekuatan. Namun meski seperti itu, aku tetap ingin berterima kasih kepada keponakanmu, hanya saja aku tidak tahu harus bagaimana berterima kasih padanya.”

“Tentu saja tidak bisa memberikan uang kepadanya, sebenarnya jika kamu ingin berterima kasih padanya, sangat mudah sekali.” kata Reza Qiao.

“Bagaimana?”

“Menjadikan keponakanku sebagai keponakan kita.” Reza Qiao tertawa.

Rini Liu memahami maksud Reza Qiao, enak saja orang ini berpikir seperti itu, Rini Liu berkata sambil tersenyum, “Asisten Qiao, dengan berbuat seperti itu, takutnya bukanlah berterima kasih kepada keponakanmu, melainkan kamu yang ingin mengambil kesempatan di dalam kesempitan bukan?”

“Aduh, tidak boleh dikatakan seperti itu, keponakanku selalu ingin sekali menghadiri jamuan pernikahan kita, kamu tidak bisa membiarkannya menunggu dengan sia-sia bukan?”

“Heng, setelah aku mendapatkan pria idamanku, tentu akan mengundangnya untuk menghadiri jamuan pernikahan.” ujar Rini Liu.

“Tanpa aku, kamu pun bukan Bibi kecilnya, ini tidak boleh.” Reza Qiao menggeleng kepala.

“Menurutku boleh.”

“Aku tidak setuju.”

“Kamu tidak setuju juga tidak ada gunanya, aku sendiri yang berkuasa atas kehidupanku.” kata

Rini Liu dengan angkuh.

“Berkuasa apaan.” ujar Reza Qiao.

“Kenapa kamu berkata kasar.”

“Aku ini sudah sopan, ketika sudah di atas ranjang, aku akan lebih kasar, dan sangat besar.” Reza Qiao tersenyum licik.

“Dasar Dewa preman.”

“Apakah kamu percaya pada saatnya nanti Dewa preman akan membuatmu menjadi Dewi jalang?”

“Jika kamu beromong kosong lagi, aku akan membuat otakmu bermekaran.” Rini Liu marah, dia mengambil asbak di atas meja dan mengangkatnya ke atas.

Melihatnya, Reza Qiao mengumpat tidak asyik, gadis ini mengambil barang apapun sebagai senjata, dia bergegas mengangkat tangan, “Menyerah, menyerah, perlakukanlah tawanan dengan baik.”

“Heng….” Rini Liu memelototi Reza Qiao, dia meletakkan asbak dengan angkuh, “Jika kamu berani mengusik aku sang Dewi lagi, aku akan membuatmu merasakan kesusahan.”

“Eh, kamu sudah mengaku dirimu adalah Dewi, wanita dari Dewa Qiao, Dewi.” Reza Qiao menjadi girang.

Rini Liu tertegun, “Aku asal berkata saja, tidak terhitung.”

“Perkataan Direktur Liu berbobot tinggi, bagaimana bisa sembarangan diubah?”

Rini Liu mendengus, “Tidak perlu mengancamku dengan perkataan ini, trik ini sudah tidak ada khasiat lagi.”

“Kamu beritahu aku, trik mana yang berkhasiat?”

“Memangnya aku bodoh, sampai memberitahumu titik rawanku.”

“Hhmm, aku pikirkan di mana titik rawanmu berada.”

“Tidak perlu dipikirkan lagi, aku tidak memiliki titik rawan.”

“Benarkah tidak ada?”

“Iya.”

“Kalau begitu biarkan aku coba?”

“Kamu ingin mencoba bagaimana?” Rini Liu menatap Reza Qiao dengan waspada.

Reza Qiao berdiri dan menjulurkan tangan, “Aku raba bagian tubuhmu yang mana yang paling sensitif, mungkin itu adalah titik rawan.”

Melihat tangan iblis yang terjulur, Rini Liu berdiri dan berlari ke belakang sofa, “Tidak boleh, tidak boleh raba.”

“Ada masalah apa dengan meraba sebentar, hanya sekali saja.”

“Tidak bisa, setengah kali saja juga tidak bisa.”

“Sayang, ayo, kita bermain delapan belas raba….” Reza Qiao sambil berkata sambil mendekati Rini Liu, “Satu-satu, raba ketiak Rini, dua-dua….”

Rini Liu bergegas menghindar, dan Reza Qiao mengejarnya, mereka berputar mengitari sofa di dalam kantor.

“Eh, jangan lari, tiga-tiga, meraba paha Rini….” Reza Qiao berseru dengan girang.

“Minggir, dasar preman, tidak boleh meraba di sana.” Rini Liu terengah-engah.

“Kalau begitu meraba di mana? Empat-empat, raba gunung Rini….”

“Dasar preman, juga tidak boleh meraba di sana….”

Ketika mereka sedang sengit, Milan mendorong pintu dan masuk, dia tersenyum melihat adegan di depan matanya.

“Eh, apa yang sedang kalian lakukan?”

Rini Liu dan Reza Qiao berhenti, Rini Liu terengah-engah dengan dahsyat, “Kak Lan, akhirnya kamu datang, Reza Qiao sedang mengejarku.”

“Reza Qiao, untuk apa kamu mengejar Direktur Liu?” Milan memelototi Reza Qiao.

Reza Qiao berkata seolah-olah tidak terjadi apa-apa, “Aku sedang membantu Bos melatih jasmani.”

“Omong kosong, kamu ingin merabaku.” ujar Rini Liu.

“Ah, apakah sudah berhasil diraba?” tanya Milan.

Rini Liu menggeleng kepala, “Tidak ada, untung saja kamu datang.”

Milan menatap Reza Qiao, “Dasar preman, beraninya mengusik Bos di kantor pada pagi hari, besar sekali nyalimu.”

Reza Qiao terkekeh, “Kak Lan, kalau tidak, biarkan aku meraba kamu saja?”

“Tidak bisa.” Milan menolak.

“Sebenarnya aku ingin meraba di mana titik rawan di badan Bos, tetapi dia tidak memahami kebaikan hatiku, aduh, sekarang ini susah sekali menjadi orang baik.” Reza Qiao mendesah.

“Berbual saja kamu, apakah kamu tahu di mana letak titik rawan? Apakah kamu benar-benar mengira dirimu adalah Dewa?” tanya Milan

“Bukankah aku memang adalah Dewa?”

Milan tertawa, “Dewa Qiao, jika kamu adalah Dewa, maka aku adalah Dewi.”

Pada saat ini, Rini Liu berkata, “Kak Lan, setidaknya Reza Qiao terhitung sebagai setengah Dewa.”

“Oh, setengah Dewa, kenapa dikatakan seperti itu?”

Rini Liu memberitahukan seluruh kejadian kepada Milan.

Setelah mendengarnya, Milan membelalak kaget, “Ah, terjadi hal yang begitu besar dalam dua hari ini, tetapi perusahaan kita bahkan bisa mendapatkan kerja sama proyek yang begitu besar, dan Reza Qiao bahkan bisa meramalkannya!”

Rini Liu mengangguk, sedangkan Reza Qiao menggerakkan badan dengan congkak.

Milan menepuk tangan dengan girang, “Direktur Liu, ini sungguh bagus sekali, perusahaan kita akan memasuki jalur kereta cepat dari perkembangan.”

Rini Liu tersenyum dengan girang, “Iya, begitu proyek ini ditetapkan, kita akan mendapatkan perkembangan jangka panjang.”

Milan menatap Reza Qiao, “Eh, bagaimana kamu meramalkannya?”

“Jika aku tidak mampu meramalkannya, bagaimana aku berani menyebut diriku sebagai Dewa Qiao?” ujar Reza Qiao dengan sombong.

Milan merasa sulit dipercaya, dia menatap Reza Qiao, lalu menatap Rini Liu, “Direktur Liu, tidak disangka Reza Qiao benar-benar memiliki sedikit kehebatan, kebetulan sekali dia dapat meramalkannya dengan tepat.”

“Iya, kebetulan yang sulit dipercayai pun sudah terjadi, maka aku berkata setidaknya dia adalah setengah Dewa.” Rini Liu mengangguk.

Milan berkata, “Reza Qiao, aku tunduk padamu untuk sekali ini, baiklah, ke depannya jika ada masalah, aku akan memintamu meramalkannya terlebih dahulu.”

Reza Qiao berkata, “Boleh untuk meramalkannya, tetapi harus dibayar.”

“Dasar pecinta uang, kita adalah rekan kerja, untuk apa meminta bayaran kepada orang sendiri.” kata Milan.

“Boleh juga tidak dibayar, apa yang akan kamu berikan?”

“Apa yang kamu inginkan?”

“Aku ingin kamu memperagakan ‘self-drawn’ untukku.” ujar Reza Qiao tersenyum.

Wajah Milan langsung menjadi merah, dasar sialan ini, selalu mengingat masalahnya itu.

“Tidak bisa.”

“Dasar pelit.” ujar Reza Qiao.

Rini Liu menatap Milan, “Kak Lan, kamu adalah jagoan self-drawn dalam berrmain Mahjong, memangnya kenapa memperagakan untuk dia? Aku juga ingin melihatnya.”

Milan tahu Rini Liu salah paham lagi, dia tidak bisa mengutarakan kepahitannya.

Reza Qiao berkata, “Rini, sebenarnya kamu bisa mempelajarinya dengan Kak Lan, lalu kalian memperagakannya bersama-sama, aku akan merekamnya dengan ponsel, ketika sedang tidak sibuk, bisa mengeluarkannya untuk ditonton.”

Rini Liu berkata, “Tidak cukup hanya dua orang saja untuk bermain Mahjong, setidaknya perlu empat orang.”

Reza Qiao mengangguk, “Benar, ditambah dengan Winny Xu, kalian bertiga memperagakan bersama-sama, aku akan berpartisipasi dengan aktif.”

Milan tidak tahu harus berekspresi seperti apa, orang ini bahkan menginginkan tiga wanita cantik untuk memperagakan ‘self-drawn’, benar-benar cabul sekali.

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu