Asisten Bos Cantik - Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
"Ikuti Reza Qiao." kata Berty He pelan.
"Bagaimana mengikutinya?" Patrick Peng melihat Berty He.
"Jika Reza Qiao ingin menggunakan geng Qingtian untuk menyatukan daerah kota tua, kalau begitu kita ikut geng Qingtian, geng Qingtian sekarang punya uang punya orang punya daerah kekuasaan, mengikuti geng Qingtian, paling tidak para saudara tidak usah mengkhawatirkan makan minum, kehidupan akan lebih baik dibandingkan mengikuti kita."
"Mengikuti geng Qingtian, bagaimana dengan kita berdua bos besar?" Patrick Peng tercengang.
Berty He tertawa: "Masalah sudah terjadi sampai di sini, kita tidak ada pilihan yang lebih baik lagi, jika kita bergabung dengan Ken Cao, sama dengan bermusuhan dengan Reza Qiao, akhirnya pasti akan sangat mengenaskan, jalan ini tidak boleh ditempuh. Jika kita ingin tetap dan terus bertahan di kota tua, dan mendapat penyatuan besar dari Reza Qiao, juga tidak bisa bertahan lama. Jika begitu, demi kelangsungan hidup para saudara, satu-satunya adalah kita harus berkorban."
Perkataan Berty He sangat menyedihkan.
Patrick Peng terdiam, analisis Berty He masuk akal, kelihatannya hanya bisa begitu.
Patrick Peng menghela napas: "Tidak disangka geng Berty dan geng Patrick akan musnah di tangan kita."
Berty He juga menghela napas: "Masalah ini kita tidak berdaya, siapa suruh kita bertemu dengan Reza Qiao....."
Berty He dan Patrick Peng keluar dari kamar, Reza Qiao bersama Beni Ouyang sedang menkmati teh.
Berty He memandang Reza Qiao: "Tuan Reza, aku dan kak Peng barusan selesai diskusi, geng Berty dan geng Patrick mulai hari ini rela mengikuti Tuan Reza, bergabung dengan geng Qingtian, mendengar seluruh perintah Tuan Reza."
Beni Ouyang kegirangan, semua di dalam perkiraan Tuan Reza.
Tuan Reza sangat hebat, sangat tak terduga.
Reza Qiao tersenyum: "Kalau begitu kak He dan kak Peng ada rencana apa?"
"Jika Tuan Reza tidak memperlakukan saudara kita dengan buruk, kita rela menjadi bawahan tanpa nama Tuan Reza."
Berty He dan Patrick Peng terlihat sedih.
"Tidak bisa." Reza Qiao menggelengkan kepala.
Berty He dan Patrick Peng kaget, jangan-jangan Reza Qiao hanya ingin menerima bawahan, ingin menendang mereka berdua keluar?
Menjadi bawahan tanpa nama semuanya tidak bisa, ini sangatlah kejam.
Wajah Berty He dan Patrick Peng berubah menjadi pucat.
Reza Qiao berdiri, berjalan beberapa langkah, kemudian berhenti di depan mereka.
"Kak He, kak Peng, pemikiranku adalah, geng Berty dan geng Patrick kelak bisa menganti nama menjadi hall Berty dan hall Patrick, menjadi bagian dari geng Qingtian, bersatu di bawah geng Qingtian. Kak He dan kak Peng menjadi ketua kedua hall, dan juga sebagai wakil ketua geng Qingtian, personel dan daerah kekuasaan tidak berubah. Derajat kedua hall bersifat otonom, selain pergerakan dan hubungan dengan luar di bawah perintah pusat, masalah lainnya diurus sendiri. Dan juga, kedua hall tidak perlu membayar apapun ke atasan, kebalikannya, atasan akan secara teratur memberikan dana yang cukup......"
Berty He dan Patrick Peng kegirangan mendengar ini semua.
Awalnya mengira mengikuti Reza Qiao geng Berty dan geng Patrick akan musnah, awalnya mengira Reza Qiao hanya menginginkan bawahan dan daerah kekuasaan, tidak mau mereka berdua yang sebagai bos besar, tidak disangka cara mengikutinya ini, malah menjadi bagian dari hall, tidak hanya mereka bisa melanjutkan mengurus sendiri, juga tidak perlu membayar apapun, malah bisa mendapatkan dana secara teratur.
Ini sangatlah bagus, kelompok masih dibawa sendiri, juga tidak perlu mengkhawatirkan masalah kelangsungan hidup.
Berty He dan Patrick Peng menghela napas panjang.
"Tuan Reza, kamu sangat jahat, tadi sengaja menakuti kita." Berty He dengan manja mengulurkan tinjunya memukuli pundak Reza Qiao, lekukan di bagian depan tubuhnya secara sengaja maupun tidak menyenggolnya.
Reza Qiao mengulurkan tangan dan menyentuh punggung tangan Berty He, hmm, tangan Nona Berty sangat lembut, lekukan tubuh tersebut sangat elastis.
"Kak He, tadi aku sengaja bergurau denganmu."
"Tuan Reza hari ini ada persiapan kemari, dari awal sudah berpikir akan berbuat seperti ini, benar?" kata Berty He sambil tertawa.
"Benar, aku tidak bisa melihat kalian mengikuti Ken Cao dan musnah, juga tidak bisa melihat kalian karena masalah ini menyinggung geng Liuhe, semua adalah jalan buntu, sehingga kemari untuk menolong kalian."
"Sebenarnya kamu tidak ingin kita menjadi penghalang bagimu untuk menyatukan kota tua, betul tidak?"
"Betul, jika kita semua adalah tetangga baik, tentunya aku tidak boleh menyusahkan kalian."
"Keinginan Tuan Reza sangat banyak, orang benar-benar dengan tulus ingin ikut denganmu."
"Hmm, aku juga dengan tulus menerima kamu."
"Tuan Reza berencana bagaimana untuk menerima kita?" Berty He sambil menggoda melihat Reza Qiao.
"Ini, kak He ingin diterima seperti apa?"
"Itu terserah kamu, ingin bagaimana terima ya bagaimana lakukan, kakak akan mendengar Tuan Reza sepenuhnya......" kata Berty He sambil menyenggol Reza Qiao dan tidak berhenti tersenyum.
Seluruh tubuh Reza Qiao merasa geli karena disenggol Berty He, wanita muda berbeda dengan wanita yang telah menikah, romantis dan juga agresif.
Melihat Berty He dan Reza Qiao saling menempel, Beni Ouyang dan Patrick Peng tertawa.
Beberapa saat kemudian Reza Qiao berkata kepada Beni Ouyang: "Beni, geng Qingtian menambahkan hall Berty dan hall Patrick sebagai saudara, bukankah kamu harusnya memberi sebuah hadiah pertemuan?"
"Tuan Reza, ada ada, saudara kedua hall, setiap orang mendapat amplop merah berisi 20 ribu RMB (sekitar 40 juta rupiah)."
Berty He dan Patrick Peng kegirangan: "Terima kasih ketua geng."
"Ketua hall He, ketua hall Peng tidak usah sungkan, kita semua adalah keluarga."
"Kelak ada masalah akan mendengar perintah ketua geng."
"Jangan, kita semua dengar Tuan Reza."
"Benar, Tuan Reza adalah bos besar kita."
Berty He mengumpulkan bawahannya, mengumumkan geng Berty mengganti nama menjadi hall Berty, dan masalah bergabung dengan geng Qingtian, di saat bersamaan juga memberikan gaji yang tertunda 3 bulan, juga 20 ribu amplop merah hadiah pertemuan setiap orang.
Sontak seluruh personil hall Berty bersorak.
Melihat keadaan begitu meriah, Patrick Peng tidak bisa duduk diam lagi, hmm, aku juga harus kembali mengumumkan hal ini, para saudara pasti akan senang mengetahui hal ini."
Sebelum pergi Patrick Peng mengingat sesuatu.
"Tuan Reza, kita memohon untuk mengikuti gerakan malam ini."
"Benar, Tuan Reza memberikan kita hadiah pertemuan, kita seharusnya membalas Tuan Reza." Berty He juga setuju.
Reza Qiao belum bicara, Beni Ouyang melambaikan tangannya: "Sudah, gerakan malam ini sudah disusun dengan baik oleh Tuan Reza, awalnya rencana ingin mengepung kalian dan Ken Cao, sekarang kalian menjadi orang sendiri, kalau begitu kita bisa mengerahkan lebih banyak anggota untuk melawan Ken Cao......"
"Kalian harus mengikuti gerakan malam ini." kata Reza Qiao perlahan.
Beni Ouyang kaget.
"Bagaimana kita bergerak, silakan Tuan Reza memberi perintah."
"Aku mau kalian berbuat seperti ini......" Reza Qiao memberitahu rencaranya.
Setelah mendengarnya, semua orang tertawa.
"Tuan Reza, kamu sangat tak terduga." Beni Ouyang mengacungkan jempolnya.
"Tuan Reza benar orang yang hebat, cara ini sangat bagus." Patrick Peng menganggukkan kepala.
"Tuan Reza kamu sangat jahat, benar-benar menjebak orang tidak perlu membayarnya." kata Berty He sambil tertawa.
Reza Qiao tertawa.
Kemudian Patrick Peng kembali dengan gembira.
Beni Ouyang berdiri: "Tuan Reza, sebelum langit gelap masih ada waktu, aku kembali mengaturnya dulu, kamu di sini bersama ketua hall bicarakanlah kehidupan."
Reza Qiao menganggukkan kepala, Beni semakin lama semakin pintar.
Berty He tertawa kecil, ketua geng sepertinya sangat mengerti hobi Tuan Reza.
Beni Ouyang sudah pergi, Berty He menertawakan Reza Qiao: "Tuan Reza, mau pergi ke kamarku, kita bicarakan kehidupan dengan baik."
"Jangan-jangan Tuan Reza takut?"
"Aku Reza Qiao tidak pernah takut apapun." Reza Qiao menepuk dadanya, kemudian menciut kembali, "Di siang bolong, apakah bagus di waktu ini membicarakan kehidupan?"
Baru kenal sudah membicarakan kehidupan sedikit terlalu cepat, bagaimanapun harus ada proses yang sesuai.
"Jangan-jangan Tuan Reza tidak pernah mengobrol tentang kehidupan dengan wanita cantik?
"Ini, hei......"
"Atau kamu tidak pernah membicarakan kehidupan di pagi hari?" tanya Berty He lagi.
Ini tidak salah, Reza Qiao menganggukkan kepala.
"Tuan Reza, kehidupan banyak pertama kali, apakah kamu tidak ingin mencobanya?"
Reza Qiao merasa dirinya di depan Berty He sedikit tergoyahkan, selama ini dirinya yang menggoda wanita cantik, hari ini mengapa merasa digoda wanita ini?
"Kak He, akan terjadi perang, sebelum perang membicarakan kehidupan tidak begitu cocok."
"Kalau begitu kamu berencana mencari waktu lain untuk membicarakan kehidupan dengan kakak?"
"Aku lihat ini bisa."
"Kamu bisa, kakak tidak pasti bisa."
"Mengapa?"
"Jika kerabatku datang, tentunya tidak bisa."
"Kak He, apakah kerabatmu (menstruasi) sebulan datang sekali? Sekali datang 30 hari?"
“……”
Sialan, cara kerabat ini datang bukankah darah mengalir menjadi sungai.
"Jika tidak kakak memiliki 30 kerabat, setiap hari datang satu, pas sebulan datang habis."
“……”
Sial, satu kerabat saja tidak bisa diusir, anak ini mau 30, bukankah ini ingin membuatnya mati?
"Apakah sewaktu kerabat kak He datang suka membicarakan kehidupan?" Reza Qiao tertawa pelan.
Berty He sedikit kebingungan, anak ini malah ingin membicarakan kehidupan sewaktu kerabatnya datang, bukankah ingin pertempuran darah? Tidak bisa.
Melihat Reza Qiao memiliki maksud tidak baik, Berty He mengepalkan tangannya: "Tuan Reza sangat jahat, orang tidak menyukaimu."
"Kalau begitu, kak Berty telah menyukaiku?"
"Tidak menyukai Tuan Reza."
"Kalau begitu suka siapa?"
"Suka bandit jahat."
"Aku adalah apa?"
"Tuan Reza adalah bandit jahat......"
Setelah ribut beberapa saat, Reza Qiao melihat jamnya: "Aku sudah harus menjemput bos pulang kerja."
"Ah, kamu menjadi supir bos?" Berty He kaget.
"Betul, profesi utamaku adalah supir, kerja sambilan adalah menemani wanita cantik membicarakan kehidupan."
"Bos kamu adalah......"
"Direktur perusahaan Foursea, Rini Liu."
Berty He tahu Rini Liu, adalah wanita tercantik di kota Qing, direktur cantik yang terkenal.
"Tuan Reza, Rini Liu pasti sangat menyukaimu?"
Reza Qiao menghela napas: "Di perusahaan Foursea, aku adalah orang yang paling dibencinya."
"Kalau begitu mengapa kamu masih mau menjadi supirnya?" Berty He tidak mengerti.
"Tidak mengerti kan?"
"Iya."
"Hal yang kamu tidak mengerti di dunia ini masih banyak, pikirkan saja sendiri perlahan." Reza Qiao angkat kaki dan pergi.
"Tuan Reza-----"
"Masih ada masalah lain?" Reza Qiao berhenti.
"Selesai menjemput Direktur cantik, Tuan Reza ke tempatku makan, aku buatkan beberapa masakan, menemanimu minum beberapa gelas."
Mata Reza Qiao berkedip-kedip, mengiyakannya.
Selesai mengantar Rini Liu, kembali ke tempat Berty He.
Berty He memasakkan 4 sayur, membuka sebotol anggur merah, menemani Reza Qiao makan dan minum.
Sekarang Berty He benar-benar menyukai Reza Qiao, pria yang jelek ini, tidak hanya kuat namun juga pandai bicara.
Berty He dengan penuh perhatian melayani Reza Qiao.
Merasakan kehangatan dan perhatian Berty He, Reza Qiao yang sejak kecil kekurangan kasih sayang ibu, merasakan sebuah perasaaan yang aneh.
Reza Qiao merasa, Berty He yang sekarang, memancarkan sikap keibuan.
Sikap ini membuat Reza Qiao merasakan kehangatan.
Reza Qiao mengambil gelasnya: "Semoga kak He seperti dewi bahagia selamanya."
Berty He mengangkat gelas dan bersulang: "Tuan Reza sangat pintar bicara, tidak berani berpikir ingin seperti dewi bahagia selamanya, bisa hidup dengan berkecukupan juga sudah cukup."
"Sepertinya kakak orang yang mudah puas."
Berty He dengan datar berkata: "Kehidupan di dunia, keinginan makin banyak maka kesulitan juga makin banyak, lebih baik hidup dengan sederhana."
"Apakah kakak punya kesulitan?"
"Seumur hidup ini, siapa yang tidak punya kesulitan."
"Aku tidak punya."
Berty He tidak percaya, di dunia ini tidak ada orang yang tidak punya kesulitan, dewa juga tidak bisa melakukannya.
"Tuan Reza, kamu datang darimana? Dan memiliki pengalaman seperti apa?" tanya Berty He dengan penasaran.
Baru saja selesai mempromosikan dirinya, kecemasan Reza Qiao pun datang.
Hampir seluruh orang yang mengenalnya penasaran terhadap jati dirinya, ini membuat Reza Qiao tidak senang, mengapa semua orang suka penasaran dengan ini? Ini adalah masalah yang paling tidak ingin diungkitnya.
Novel Terkait
After The End
Selena BeeCinta Yang Berpaling
NajokurataThe Sixth Sense
AlexanderLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaAdore You
ElinaHalf a Heart
Romansa UniverseAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan