Asisten Bos Cantik - Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
Winny Xu melototi Candra Huo dan Andy Feng: “Menyebalkan, kenapa kalian mengikuti taruhan punyaku?”
Andy Feng cekikikan: “Jika menang, kita bagi bersama.”
Candra Huo berkata: “Benar benar, jangan pelit.”
Winny Xu cemberut, dan tidak berkata apa-apa.
Ada sedikit kelicikan terpancar dari mata Bandar cantik itu.
Reza Qiao tersenyum, mereka berdua sudah tidak bisa menahan diri lagi.
Bandar cantik itu mulai membagikan kartu, Andy Feng melambaikan tangannya: “Aku yang akan melihat kartunya.”
Jumlah taruhan yang paling besar yang melihat kartu, itu adalah aturan kasino.
Bandar cantik membagikan kartunya kepada Andy Feng.
Andy Feng menunduk, matanya terbuka lebar, menggosok kartunya, Candra Huo bersorak di sampingnya: “Kecil, kecil, kecil...”
“Sialan...” kata Andy Feng melempar kartunya, dengan ekspresi kecewa.
Ternyata angka besar.
Andy Feng dan Candra Huo masing-masing kehilangan 5 juta RMB (sekitar 10 miliar rupiah).
Uang 2000 RMB (sekitar 4 juta rupiah) milik Winny Xu hilang begitu saja.
Winny Xu mencibir Reza Qiao: “Reza, yang dimenangkan tadi hilang lagi.”
Reza Qiao mengertakkan gigi: “Namanya juga judi, ada menang ada kalah, sangat wajar.”
Candra Huo memaki Reza Qiao: “Bocak tengik, mengapa kamu bertaruh kecil?”
Andy Feng melotot ke Reza Qiao: “Kamu telah membuatku kalah 5 juta.”
Reza Qiao berkata dengan ekspresi polos: “Aku hanya membantu Winny Xu bertaruh, tapi tidak menyuruh kalian bertaruh, kalian menang atau kalah tidak ada hubungannya denganku.”
Seluruh penonton juga merasa tidak adil: “Benar, kalian kalah tidak ada hubungannya dengan dia, jika kalah harus mengaku kalah.”
Candra Huo dan Andy Feng menatapnya, dan tidak berkata apa-apa.
Winny Xu melihat Reza Qiao: “Reza, kali ini taruhan besar atau kecil?”
Reza Qiao melihat Bandar cantik itu mengocok kartu dan berkata: “Tetap taruhan kecil.”
“Baik, kita coba keberuntunganmu, dan menangkan kembali kekalahan yang tadi.” kata Winny Xu mempertaruhkan 2000 yang ada di tangannya.
Candra Huo melihat Andy Feng: “Tuan Andy, apa yang harus kita lakukan?”
Andy Feng memutar matanya, kali ini tidak mendengar Reza Qiao, anak ini kurang beruntung, jadi dia harus berbeda dengannya.
“Taruhan besar.”
“Baik.” sebenarnya Candra Huo dan Andra Feng memiliki pemikiran yang sama.
“Sisa 5 juta ini aku taruhkan semua, aku akan memenangkannya kembali.” kata Andy Feng sambil mendorong coin kasino ke tengah meja.
“Aku juga akan memenangkan kembali.” kata Candra Huo mendorong coin kasinonya juga.
Hans Huo berdiri disamping tidak bersuara, dia sekarang tidak yakin harus bertaruh besar atau kecil, keduanya memiliki peluang kemenangan 50%.
“Hei, kedua orang itu mempertaruhkan semuanya.”
“Jika menang, akan memenangkannya kembali, tapi jika kalah, akan kalah 10 juta RMB (sekitar 20 miliar rupiah), sangat mengasikkan.”
Seluruh penonton berbisik.
“Tuan Candra, kali ini kamu yang melihat kartu, tanganku sudah tidak kuat.” kata Andy Feng.
“Baiklah, sebelum datang tadi, aku sudah mencuci tangan, kali ini pasti menang.” kata Candra Huo sambil menggosokkan kedua tangannya dengan kuat.
“Hei, sebelum bermain kartu tidak boleh mencuci tangan, nanti keberuntungannya hilang.” kata Reza Qiao.
“Omong kosong.” kata Candra Huo melotot kepada Reza Qiao: “Kali ini aku pasti menang.”
“Oh, kita lihat saja nanti.” kata Reza Qiao tersenyum.
Melihat Reza Qiao tersenyum mengejek, Andy Feng berkata: “Tuan Candra, yang dia katakan benar, sebelum bermain kartu tidak boleh mencuci tangan, kalau tidak aku saja yang melihat kartu.”
Candra Huo merasa tidak senang: “Tuan Andy, perkataan Reza Qiao kamu percaya? Dia sedang mengejek kita, aku katakan kepadamu, sebelum bermain kartu, mencuci tangan, keberuntungan akan semakin baik.”
“Benarkah?”
“Sebelumnya aku mencuci tangan sebanyak 6 kali, akhirnya aku memenangkan 6 juta RMB (sekitar 12 miliar rupiah).”
“Oh, kalau begitu kamu yang lihat.”
Bandar cantik itu memberikan kartu kepada Candra Huo, semua penonton memanjangkan lehernya ingin melihat kartu Candra Huo.
Candra Huo menghela nafas, menggosok kartunya, dan memutar sedikit demi sedikit.
Andy Feng bersorak di samping: “Besar, besar, besar...”
“Besar kepalamu, kecil kecil kecil...” kata Winny Xu tidak terima diremehkan.
Andy Feng melototi Winny Xu berkata: “Pembawa sial, diam.”
“Tidak mau, kecil kecil kecil...”
Candra Huo akhirnya selesai menggosok kartunya, berteriak, dan berkata dengan nada marah: “Sialan, kecil.”
“Hah, kalah lagi!” kata Andy Feng.
Winny Xu bersorak: “Hah, aku menang 2000 RMB.”
Candra Huo dan Andt Feng terus memandang Winny Xu, sialan, dia menang 2000 RMB, kita kalah 10 juta RMB.
Winny Xu mengandeng lengan Reza Qiao: “Reza, 4 menang 3,dan 75% tebakanmu benar, hebat.”
Reza Qiao tersenyum bahagia.
Andy Feng cemas, dan langsung berteriak ke Reza Qiao: “Brengsek, kamu membuat kami sengsara.”
Reza Qiao meliriknya: “Salahkan siapa? Aku bilang taruhan kecil, kalian yang bersikeras besar, siapa yang menyuruh kalian tidak mendengarkan aku?”
Winny Xu ikut berbicara: “Kalian berdua bodoh, kalah tapi menyalahkan orang lain, kalian ingin ribut? Jika mencari masalah lagi, aku akan panggil satpam.”
Andy Feng tidak berani memamerkan kekuasaannya, ini adalah Kota Macau, bukan Kota Qing, belum lagi satpam kasino yang tidak bisa diganggu, bahkan jika menganggu Reza Qiao, dirinya cukup meminum satu teko air saja.
Kemarahan Andy Feng tidak ditunjukkan, langsung berteriak kepada Candra Huo: “Sudah aku bilang kamu cuci tangan jangan lihat kartu, kamu tetap mau lihat, semua salah kamu.”
Candra Huo tidak terima: “Kamu kenapa marah kepadaku, kamu kira aku ingin kalah? Bukankah aku juga kalah 10 juta RMB.”
Andy Feng terdiam sesaat, dan tidak terima, melihat ke Hans Huo: “Direktur Huo, kamu pinjamkan aku 10 juta RMB, malam ini aku akan memenangkan kembali.”
Hans Huo menggelengkan kepala, menepuk pundak Andy Feng dan Candra Huo: “Aku sarankan kalian jangan bermain lagi, hari ini keberuntungan kalian tidak bagus, jika kalian bermain lagi maka sungguh akan kalah telak.”
Candra Huo tidak berani tidak mendengarkan kata Hans Huo, tapi Andy Feng tidak terima: “Kenapa, Direktur Huo khawatir aku tidak dapat mengembalikkan uangmu, atau tidak ingin meminjamkannya kepadaku?”
Hans Huo tersenyum: “Tuan Andy, jangankan 10 juta RMB, kamu mencariku untuk pinjam 100 juta RMB (sekitar 200 miliar rupiah), tidak masalah, aku sedang memikirkan kamu, cukup kehilangan 10 juta RMB, jika kamu kalah lagi, dan ayahmu tahu...”
Andy Feng juga memikirkannya, jika ayah tahu aku membuang uang disini, kembali kerumah pasti akan habis-habisan di marahinya.
Andy Feng dan Candra Huo mengikuti Hans Huo pergi dengan menundukkan kepala.
Melihat mereka bertiga pergi, Reza Qiao tersenyum, ingin mengikuti aku mendapatkan uang tidaklah mudah.
Winny Xu memenangkan 2000 RMB, sangat puas, dan menggandeng lengan Reza Qiao: “Kita juga jangan main lagi, pergi ke lobby mencari Kak Rini.”
Reza Qiao dan Rini Liu kembali ke Lobby, Rini Liu dan Milan juga Willy Xu sedang duduk di ruang perjamuan teh meminum tehnya.
“Bos, bukankah kamu bermaksud untuk melihat teman sekolahmu? Mana orangnya?” tanya Reza Qiao.
“Kami berbicara sebentar dan dia baru saja pergi.” kata Rini Liu memandang Winny Xu, “Apakah kamu melanjutkan bermain?”
“Iya, ada orang sehebat Reza Qiao ikut bermain, menang 2000 RMB lalu kalah kemudian menang lagi.” kata Winny Xu tersenyum.
Rini Liu tersenyum kepada Reza Qiao: “Reza Qiao, kami semua memenangkan uang karena mengikuti kamu, kecuali Direktur Xu.”
Willy Xu tersenyum pahit, dan mengakui bahwa Reza Qiao hari ini sungguh beruntung.
Reza Qiao menggelengkan kepala, kemudian duduk berkata: “Sayang sekali Bos, kalian bertaruh terlalu sedikit hari ini, akan sangat seru jika bermain 20 juta RMB (sekitar 40 miliar rupiah).”
Winny Xu cemberut berkata: “Sudahlah Reza, kamu ini tidak bisa hanya melihat saja, bersikeras ingin melakukannya, kamu tidak akan beruntung jika bermain 20 juta, Andy Feng dan Candra Huo adalah contohnya, kalah 2 kali sebanyak 10 juta RMB.”
“Oh, mereka semua kalah?”
Winny Xu menganggukkan kepalanya, memberitahu apa yang telah terjadi oleh Candra Huo dan Andy Feng.
Setelah Rini Liu mendengarnya langsung tertawa, pertama kali, dua orang ini ingin meminjam keberuntungan Reza Qiao, akhirnya kalah, kedua kalinya, mereka menerima pelajaran dari pertama dan tidak mengikuti apa kata Reza Qiao, dan mereka kalah lagi.
“Mereka kalah, tapi masih mencari masalah dengan Reza Qiao, aku beritahu mereka jika berani mencari masalah, aku akan memanggil satpam, dan mereka tidak berani mencari gegara lagi.” kata Winny Xu dengan kesal.
“Jika kalah harus mengaku kalah, bagaimana bisa menyalahkan Reza Qiao, bukankah mereka ini sama saja dengan tidak bisa tidur nyenyak tapi menyalahkan tempat tidurnya.”
Reza Qiao menganggukkan kepala: “Bos sangat bijaksana, aku tidak bersalah.”
Winny Xu menepuk pundak Reza Qiao: “Reza, aku pikir kamu sangat cocok untuk berjudi hari ini, bagaimana jika, aku akan mengeluarkan 5 juta RMB (sekitar 10 miliar rupiah), kita kembali masuk dan bertaruh lagi, memenangkan lebih banyak, bagaimana?”
Reza Qiao menggelengkan kepala: “Aku sudah berjanji kepada Bos untuk tidak berjudi, kamu jangan menggodaku.”
Rini Liu mengangguk setuju: “Iya, sangat patuh.”
“Bos, aku sangat patuh, benar kan?”
Rini Liu tidak menjawabnya, Willy Xu mendengus: “Kamu bisa patuh? Siapa yang percaya? Kamu tahu mencari muka di depan Rini.”
“Direktur Xu, maksud dari perkataanmu, kamu yang paling patuh?”
“Benar.”
“Seberapa patuh kamu?”
“Sangat patuh sangat patuh.”
“Oh. Kalau begitu, kamu belajar gonggongan anak anjing dan tunjukkan kepada Rini, Rini sangat menyukai anak anjing.”
Willy Xu terkejut, Reza Qiao benar-benar sangat buruk, menyuruh dirinya belajar gonggongan anak anjing, mana mungkin.
“Cih, aku tidak akan mendengarkanmu.” kata Willy Xu dengan marah.
“Kalau begitu kamu tidak patuh.”
“Aku patuh.”
“Patuh, kamu belajar gonggongan anak anjing.”
“Aku tidak mau.”
Reza Qiao melihat Rini Liu: “Bos, kamu lihat, Direktur Xu selama ini jujur didepanmu hanyalah palsu, jelas-jelas kamu menyukai anak anjing, tapi dia tidak mau belajar mengonggong, kedepannya kamu jangan dengarkan dia, dia penipu.”
Rini Liu tidak tahu harus berkata apa untuk sesaat.
Willy Xu cemas: “Rini, aku selalu tulus terhadapmu, sama sekali tidak menipumu.”
Reza Qiao menggelengkan kepala: “Direktur Xu, tidak cukup hanya mengatakannya, tapi lakukanlah.”
Wajah Willy Xu memerah: “Rini, kamu sungguh menyukai anak anjing?”
Rini Liu menganggukkan kepala: “Iya, aku sangat menyukai anak anjing.”
“Kalau begitu kamu suka mendengar gonggongan anak anjing?”
“Iya, suka, tapi Direktur Xu kamu tidak perlu...”
Rini liu tahu bahwa Reza Qiao sedang mempermainkan Willy Xu, meskipun dirinya menyukai anak anjing, tapi bagaimana mungkin menyuruh Willy Xu mengonggong, sungguh kelewatan.
Willy Xu mengertakkan gigi, karena sudah sampai di sini, demi Rini Liu, dia rela mengonggong.
Harus menyakinkan Rini Liu, bahwa dirinya serius terhadapnya, dan harus mengalahkan Reza Qiao.
“Gukguk...” kata Willy Xu.
Ketiga wanita cantik itu menjadi pusing, seorang Kepala CEO Perusahaan Young, ternyata belajar mengonggong.
Winny Xu tidak tahan lagi: “Kakak, kamu kenapa tidak ada harga dirinya.”
Willy Xu mengabaikan Winny Xu, melihat Reza Qiao: “Reza Qiao, apa lagi yang mau kamu katakan sekarang?”
Reza Qiao sedikit mengaguminya: “Direktur Xu mengonggong sangat mirip...”
Petugas lobby berteriak: “Siapa yang membawa peliharaan ke dalam restoran, Pelayan, cepat cari, bawa pergi anjing itu.”
Beberapa pelayan datang dan mencarinya, kemudian berkata: “Tidak melihat ada anjing.”
“Aku tadi jelas-jelas mendengar suara anjing, di ruang perjamuan teh sana, cepat pergi cari.”
Rini Liu, Milan dan Winny Xu menahan ketawa, wajah Willy Xu memerah.
Pelayan masuk ke ruang perjamuan teh lalu berkata: “Nona, Tuan, apakah tadi kalian ada melihat anjing disini?”
“Tidak ada.” kata semua orang menggelengkan kepala.
“Hah, sungguh aneh...” kata pelayan itu sambil menundukkan kepala mencari di sekeliling.
Pada saat itu Reza Qiao berkata: “Aku tadi melihat seekor anjing liar, pergi ke arah toilet sana.”
“Hah, anjing liar sangat mengerikan, jika mengigit tamu akan menjadi masalah besar.” kata pelayan itu sambil berlari ke arah toilet.
Willy Xu dengan marah berkata kepada Reza Qiao: “Beraninya kamu menyebut aku itu anjing liar, tidak masuk akal.”
“Direktur Xu, aku tidak bilang itu adalah kamu, mengapa anda begitu inisiatif?” tanya Reza Qiao melipat kedua tangannya.
“Aku...” Kata Willy Xu terbata-bata.
Rini Liu terus menggelengkan kepala, beradu mulut dengan Reza Qiao, Willy Xu yang otodidak pasti sangat menderita.
Novel Terkait
Cinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaCinta Yang Terlarang
MinnieThis Isn't Love
YuyuSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiHanya Kamu Hidupku
RenataIstri Pengkhianat
SubardiSi Menantu Dokter
Hendy ZhangAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan