Asisten Bos Cantik - Bab 119 Seberapa Patuh Kamu

Winny Xu melototi Candra Huo dan Andy Feng: “Menyebalkan, kenapa kalian mengikuti taruhan punyaku?”

Andy Feng cekikikan: “Jika menang, kita bagi bersama.”

Candra Huo berkata: “Benar benar, jangan pelit.”

Winny Xu cemberut, dan tidak berkata apa-apa.

Ada sedikit kelicikan terpancar dari mata Bandar cantik itu.

Reza Qiao tersenyum, mereka berdua sudah tidak bisa menahan diri lagi.

Bandar cantik itu mulai membagikan kartu, Andy Feng melambaikan tangannya: “Aku yang akan melihat kartunya.”

Jumlah taruhan yang paling besar yang melihat kartu, itu adalah aturan kasino.

Bandar cantik membagikan kartunya kepada Andy Feng.

Andy Feng menunduk, matanya terbuka lebar, menggosok kartunya, Candra Huo bersorak di sampingnya: “Kecil, kecil, kecil...”

“Sialan...” kata Andy Feng melempar kartunya, dengan ekspresi kecewa.

Ternyata angka besar.

Andy Feng dan Candra Huo masing-masing kehilangan 5 juta RMB (sekitar 10 miliar rupiah).

Uang 2000 RMB (sekitar 4 juta rupiah) milik Winny Xu hilang begitu saja.

Winny Xu mencibir Reza Qiao: “Reza, yang dimenangkan tadi hilang lagi.”

Reza Qiao mengertakkan gigi: “Namanya juga judi, ada menang ada kalah, sangat wajar.”

Candra Huo memaki Reza Qiao: “Bocak tengik, mengapa kamu bertaruh kecil?”

Andy Feng melotot ke Reza Qiao: “Kamu telah membuatku kalah 5 juta.”

Reza Qiao berkata dengan ekspresi polos: “Aku hanya membantu Winny Xu bertaruh, tapi tidak menyuruh kalian bertaruh, kalian menang atau kalah tidak ada hubungannya denganku.”

Seluruh penonton juga merasa tidak adil: “Benar, kalian kalah tidak ada hubungannya dengan dia, jika kalah harus mengaku kalah.”

Candra Huo dan Andy Feng menatapnya, dan tidak berkata apa-apa.

Winny Xu melihat Reza Qiao: “Reza, kali ini taruhan besar atau kecil?”

Reza Qiao melihat Bandar cantik itu mengocok kartu dan berkata: “Tetap taruhan kecil.”

“Baik, kita coba keberuntunganmu, dan menangkan kembali kekalahan yang tadi.” kata Winny Xu mempertaruhkan 2000 yang ada di tangannya.

Candra Huo melihat Andy Feng: “Tuan Andy, apa yang harus kita lakukan?”

Andy Feng memutar matanya, kali ini tidak mendengar Reza Qiao, anak ini kurang beruntung, jadi dia harus berbeda dengannya.

“Taruhan besar.”

“Baik.” sebenarnya Candra Huo dan Andra Feng memiliki pemikiran yang sama.

“Sisa 5 juta ini aku taruhkan semua, aku akan memenangkannya kembali.” kata Andy Feng sambil mendorong coin kasino ke tengah meja.

“Aku juga akan memenangkan kembali.” kata Candra Huo mendorong coin kasinonya juga.

Hans Huo berdiri disamping tidak bersuara, dia sekarang tidak yakin harus bertaruh besar atau kecil, keduanya memiliki peluang kemenangan 50%.

“Hei, kedua orang itu mempertaruhkan semuanya.”

“Jika menang, akan memenangkannya kembali, tapi jika kalah, akan kalah 10 juta RMB (sekitar 20 miliar rupiah), sangat mengasikkan.”

Seluruh penonton berbisik.

“Tuan Candra, kali ini kamu yang melihat kartu, tanganku sudah tidak kuat.” kata Andy Feng.

“Baiklah, sebelum datang tadi, aku sudah mencuci tangan, kali ini pasti menang.” kata Candra Huo sambil menggosokkan kedua tangannya dengan kuat.

“Hei, sebelum bermain kartu tidak boleh mencuci tangan, nanti keberuntungannya hilang.” kata Reza Qiao.

“Omong kosong.” kata Candra Huo melotot kepada Reza Qiao: “Kali ini aku pasti menang.”

“Oh, kita lihat saja nanti.” kata Reza Qiao tersenyum.

Melihat Reza Qiao tersenyum mengejek, Andy Feng berkata: “Tuan Candra, yang dia katakan benar, sebelum bermain kartu tidak boleh mencuci tangan, kalau tidak aku saja yang melihat kartu.”

Candra Huo merasa tidak senang: “Tuan Andy, perkataan Reza Qiao kamu percaya? Dia sedang mengejek kita, aku katakan kepadamu, sebelum bermain kartu, mencuci tangan, keberuntungan akan semakin baik.”

“Benarkah?”

“Sebelumnya aku mencuci tangan sebanyak 6 kali, akhirnya aku memenangkan 6 juta RMB (sekitar 12 miliar rupiah).”

“Oh, kalau begitu kamu yang lihat.”

Bandar cantik itu memberikan kartu kepada Candra Huo, semua penonton memanjangkan lehernya ingin melihat kartu Candra Huo.

Candra Huo menghela nafas, menggosok kartunya, dan memutar sedikit demi sedikit.

Andy Feng bersorak di samping: “Besar, besar, besar...”

“Besar kepalamu, kecil kecil kecil...” kata Winny Xu tidak terima diremehkan.

Andy Feng melototi Winny Xu berkata: “Pembawa sial, diam.”

“Tidak mau, kecil kecil kecil...”

Candra Huo akhirnya selesai menggosok kartunya, berteriak, dan berkata dengan nada marah: “Sialan, kecil.”

“Hah, kalah lagi!” kata Andy Feng.

Winny Xu bersorak: “Hah, aku menang 2000 RMB.”

Candra Huo dan Andt Feng terus memandang Winny Xu, sialan, dia menang 2000 RMB, kita kalah 10 juta RMB.

Winny Xu mengandeng lengan Reza Qiao: “Reza, 4 menang 3,dan 75% tebakanmu benar, hebat.”

Reza Qiao tersenyum bahagia.

Andy Feng cemas, dan langsung berteriak ke Reza Qiao: “Brengsek, kamu membuat kami sengsara.”

Reza Qiao meliriknya: “Salahkan siapa? Aku bilang taruhan kecil, kalian yang bersikeras besar, siapa yang menyuruh kalian tidak mendengarkan aku?”

Winny Xu ikut berbicara: “Kalian berdua bodoh, kalah tapi menyalahkan orang lain, kalian ingin ribut? Jika mencari masalah lagi, aku akan panggil satpam.”

Andy Feng tidak berani memamerkan kekuasaannya, ini adalah Kota Macau, bukan Kota Qing, belum lagi satpam kasino yang tidak bisa diganggu, bahkan jika menganggu Reza Qiao, dirinya cukup meminum satu teko air saja.

Kemarahan Andy Feng tidak ditunjukkan, langsung berteriak kepada Candra Huo: “Sudah aku bilang kamu cuci tangan jangan lihat kartu, kamu tetap mau lihat, semua salah kamu.”

Candra Huo tidak terima: “Kamu kenapa marah kepadaku, kamu kira aku ingin kalah? Bukankah aku juga kalah 10 juta RMB.”

Andy Feng terdiam sesaat, dan tidak terima, melihat ke Hans Huo: “Direktur Huo, kamu pinjamkan aku 10 juta RMB, malam ini aku akan memenangkan kembali.”

Hans Huo menggelengkan kepala, menepuk pundak Andy Feng dan Candra Huo: “Aku sarankan kalian jangan bermain lagi, hari ini keberuntungan kalian tidak bagus, jika kalian bermain lagi maka sungguh akan kalah telak.”

Candra Huo tidak berani tidak mendengarkan kata Hans Huo, tapi Andy Feng tidak terima: “Kenapa, Direktur Huo khawatir aku tidak dapat mengembalikkan uangmu, atau tidak ingin meminjamkannya kepadaku?”

Hans Huo tersenyum: “Tuan Andy, jangankan 10 juta RMB, kamu mencariku untuk pinjam 100 juta RMB (sekitar 200 miliar rupiah), tidak masalah, aku sedang memikirkan kamu, cukup kehilangan 10 juta RMB, jika kamu kalah lagi, dan ayahmu tahu...”

Andy Feng juga memikirkannya, jika ayah tahu aku membuang uang disini, kembali kerumah pasti akan habis-habisan di marahinya.

Andy Feng dan Candra Huo mengikuti Hans Huo pergi dengan menundukkan kepala.

Melihat mereka bertiga pergi, Reza Qiao tersenyum, ingin mengikuti aku mendapatkan uang tidaklah mudah.

Winny Xu memenangkan 2000 RMB, sangat puas, dan menggandeng lengan Reza Qiao: “Kita juga jangan main lagi, pergi ke lobby mencari Kak Rini.”

Reza Qiao dan Rini Liu kembali ke Lobby, Rini Liu dan Milan juga Willy Xu sedang duduk di ruang perjamuan teh meminum tehnya.

“Bos, bukankah kamu bermaksud untuk melihat teman sekolahmu? Mana orangnya?” tanya Reza Qiao.

“Kami berbicara sebentar dan dia baru saja pergi.” kata Rini Liu memandang Winny Xu, “Apakah kamu melanjutkan bermain?”

“Iya, ada orang sehebat Reza Qiao ikut bermain, menang 2000 RMB lalu kalah kemudian menang lagi.” kata Winny Xu tersenyum.

Rini Liu tersenyum kepada Reza Qiao: “Reza Qiao, kami semua memenangkan uang karena mengikuti kamu, kecuali Direktur Xu.”

Willy Xu tersenyum pahit, dan mengakui bahwa Reza Qiao hari ini sungguh beruntung.

Reza Qiao menggelengkan kepala, kemudian duduk berkata: “Sayang sekali Bos, kalian bertaruh terlalu sedikit hari ini, akan sangat seru jika bermain 20 juta RMB (sekitar 40 miliar rupiah).”

Winny Xu cemberut berkata: “Sudahlah Reza, kamu ini tidak bisa hanya melihat saja, bersikeras ingin melakukannya, kamu tidak akan beruntung jika bermain 20 juta, Andy Feng dan Candra Huo adalah contohnya, kalah 2 kali sebanyak 10 juta RMB.”

“Oh, mereka semua kalah?”

Winny Xu menganggukkan kepalanya, memberitahu apa yang telah terjadi oleh Candra Huo dan Andy Feng.

Setelah Rini Liu mendengarnya langsung tertawa, pertama kali, dua orang ini ingin meminjam keberuntungan Reza Qiao, akhirnya kalah, kedua kalinya, mereka menerima pelajaran dari pertama dan tidak mengikuti apa kata Reza Qiao, dan mereka kalah lagi.

“Mereka kalah, tapi masih mencari masalah dengan Reza Qiao, aku beritahu mereka jika berani mencari masalah, aku akan memanggil satpam, dan mereka tidak berani mencari gegara lagi.” kata Winny Xu dengan kesal.

“Jika kalah harus mengaku kalah, bagaimana bisa menyalahkan Reza Qiao, bukankah mereka ini sama saja dengan tidak bisa tidur nyenyak tapi menyalahkan tempat tidurnya.”

Reza Qiao menganggukkan kepala: “Bos sangat bijaksana, aku tidak bersalah.”

Winny Xu menepuk pundak Reza Qiao: “Reza, aku pikir kamu sangat cocok untuk berjudi hari ini, bagaimana jika, aku akan mengeluarkan 5 juta RMB (sekitar 10 miliar rupiah), kita kembali masuk dan bertaruh lagi, memenangkan lebih banyak, bagaimana?”

Reza Qiao menggelengkan kepala: “Aku sudah berjanji kepada Bos untuk tidak berjudi, kamu jangan menggodaku.”

Rini Liu mengangguk setuju: “Iya, sangat patuh.”

“Bos, aku sangat patuh, benar kan?”

Rini Liu tidak menjawabnya, Willy Xu mendengus: “Kamu bisa patuh? Siapa yang percaya? Kamu tahu mencari muka di depan Rini.”

“Direktur Xu, maksud dari perkataanmu, kamu yang paling patuh?”

“Benar.”

“Seberapa patuh kamu?”

“Sangat patuh sangat patuh.”

“Oh. Kalau begitu, kamu belajar gonggongan anak anjing dan tunjukkan kepada Rini, Rini sangat menyukai anak anjing.”

Willy Xu terkejut, Reza Qiao benar-benar sangat buruk, menyuruh dirinya belajar gonggongan anak anjing, mana mungkin.

“Cih, aku tidak akan mendengarkanmu.” kata Willy Xu dengan marah.

“Kalau begitu kamu tidak patuh.”

“Aku patuh.”

“Patuh, kamu belajar gonggongan anak anjing.”

“Aku tidak mau.”

Reza Qiao melihat Rini Liu: “Bos, kamu lihat, Direktur Xu selama ini jujur didepanmu hanyalah palsu, jelas-jelas kamu menyukai anak anjing, tapi dia tidak mau belajar mengonggong, kedepannya kamu jangan dengarkan dia, dia penipu.”

Rini Liu tidak tahu harus berkata apa untuk sesaat.

Willy Xu cemas: “Rini, aku selalu tulus terhadapmu, sama sekali tidak menipumu.”

Reza Qiao menggelengkan kepala: “Direktur Xu, tidak cukup hanya mengatakannya, tapi lakukanlah.”

Wajah Willy Xu memerah: “Rini, kamu sungguh menyukai anak anjing?”

Rini Liu menganggukkan kepala: “Iya, aku sangat menyukai anak anjing.”

“Kalau begitu kamu suka mendengar gonggongan anak anjing?”

“Iya, suka, tapi Direktur Xu kamu tidak perlu...”

Rini liu tahu bahwa Reza Qiao sedang mempermainkan Willy Xu, meskipun dirinya menyukai anak anjing, tapi bagaimana mungkin menyuruh Willy Xu mengonggong, sungguh kelewatan.

Willy Xu mengertakkan gigi, karena sudah sampai di sini, demi Rini Liu, dia rela mengonggong.

Harus menyakinkan Rini Liu, bahwa dirinya serius terhadapnya, dan harus mengalahkan Reza Qiao.

“Gukguk...” kata Willy Xu.

Ketiga wanita cantik itu menjadi pusing, seorang Kepala CEO Perusahaan Young, ternyata belajar mengonggong.

Winny Xu tidak tahan lagi: “Kakak, kamu kenapa tidak ada harga dirinya.”

Willy Xu mengabaikan Winny Xu, melihat Reza Qiao: “Reza Qiao, apa lagi yang mau kamu katakan sekarang?”

Reza Qiao sedikit mengaguminya: “Direktur Xu mengonggong sangat mirip...”

Petugas lobby berteriak: “Siapa yang membawa peliharaan ke dalam restoran, Pelayan, cepat cari, bawa pergi anjing itu.”

Beberapa pelayan datang dan mencarinya, kemudian berkata: “Tidak melihat ada anjing.”

“Aku tadi jelas-jelas mendengar suara anjing, di ruang perjamuan teh sana, cepat pergi cari.”

Rini Liu, Milan dan Winny Xu menahan ketawa, wajah Willy Xu memerah.

Pelayan masuk ke ruang perjamuan teh lalu berkata: “Nona, Tuan, apakah tadi kalian ada melihat anjing disini?”

“Tidak ada.” kata semua orang menggelengkan kepala.

“Hah, sungguh aneh...” kata pelayan itu sambil menundukkan kepala mencari di sekeliling.

Pada saat itu Reza Qiao berkata: “Aku tadi melihat seekor anjing liar, pergi ke arah toilet sana.”

“Hah, anjing liar sangat mengerikan, jika mengigit tamu akan menjadi masalah besar.” kata pelayan itu sambil berlari ke arah toilet.

Willy Xu dengan marah berkata kepada Reza Qiao: “Beraninya kamu menyebut aku itu anjing liar, tidak masuk akal.”

“Direktur Xu, aku tidak bilang itu adalah kamu, mengapa anda begitu inisiatif?” tanya Reza Qiao melipat kedua tangannya.

“Aku...” Kata Willy Xu terbata-bata.

Rini Liu terus menggelengkan kepala, beradu mulut dengan Reza Qiao, Willy Xu yang otodidak pasti sangat menderita.

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu