Asisten Bos Cantik - Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
Beberapa manager tambang berjalan ke depan pekerja tambang dan tim penjaga tambang.
"Para saudara, Tuan Albert sudah kembali, hari susah sudah selesai kita lewati."
"2 tahun ini, saudara yang terus memarahi kita telah mengkhianati Tuan Albert, sekarang seharusnya sudah sadar?"
Pekerja tambang dan tim penjaga tambang sekarang akhirnya mengerti, ternyata para manager tambang bukan sungguh-sungguh mengkhiananti tuan Albert, adalah menjalankan misi rahasia tuan Albert, dulu semua orang telah salah paham terhadap mereka.
"Bersumpah untuk mendukung Tuan Albert." sekumpulan orang mengangkat tangan dan berteriak.
Beberapa manager tambang melihat Albert Han: "Tuan Albert, giliran kamu memberikan perintah."
Albert Han melihat pekerja tambang dan tim penjaga tambang, dengan keras: "Para saudara, tujuan hanya satu, itu adalah mengambil kembali tambang milik kita, apakah kalian semua bersedia mengikutiku untuk lanjut bekerja?"
"Ambil kembali tambang, ikut Tuan Albert." suara keras yang serentak terdengar di seluruh gunung yang besar.
Wajah Andy Feng memucat, perubahan yang mendadak ini membuatnya susah menerimanya.
Albert Han melanjutkan berkata: "Kalau begitu mari mulai."
Albert Han baru selesai bicara, sekelompok pekerja tambang dan tim penjaga tambang mengangkat alat yang ada di tangan mereka, dengan heboh menyerang ke arah tim satpam perusahaan Feng. Tim satpam perusahaan sontak tidak bisa bergerak, dikepung oleh sekelompok orang, berkelahi dengan ganas dan heboh.
"Lumayan lumayan, sangat ramai, perjalanan hari ini sangat berharga." Reza Qiao duduk santai di atas batu dan bertepuk tangan.
Andy Feng terbengong, segera memerintahkan Larry Zhao: "Cepat tangkap Albert Han."
Rencana Andy Feng adalah, hanya menangkap Albert Han, sudah bisa mengontrol beberapa pekerja tambang dan tim penjaga tambang ini, sehingga bisa memenangkannya.
Larry Zhao diam-diam berjalan ke arah Albert Han.
Albert Han tertawa datar: "Larry Zhao, kamu ingin berkelahi denganku?"
Larry Zhao tidak bicara, dan berancang-ancang untuk berkelahi.
Sekarang yang bisa dilakukan hanyalah menangkap Albert Han, jika tidak jangankan memenangkannya, bahkan melarikan diri juga sulit.
"Kak Albert, karakter seperti ini, untuk apa kamu yang turun tangan." Gunawan Zheng keluar dari mobil dan berdiri di samping Albert Han.
Albert Han menganggukkan kepala, tersenyum kepada Reza Qiao: "Apakah saudara Qiao puas dengan pertunjukkan hari ini?"
"Saudara Han, aku lihat penghargaan Oscar aktor pria terbaik tahun ini adalah milikmu."
"Perencanaan terbaik aku lihat bisa diberikan kepada Gunawan."
"Kalau begitu aku apa?"
"Saudara Qiao penghargaan penonton terbaik."
"Hmm, baik, ada waktu kita bersama ambil penghargaannya....."
Pada saat Reza Qiao dan Albert Han sedang mengejek, Gunawan Zheng dan Larry Zhao mulai berkelahi, Gunawan Zheng pandai kungfu di kaki, sedangkan Larry Zhao pandai bertinju, keduanya setara dan berkelahi dalam waktu yang lama,
Mengambil kesempatan ini, Andy Feng segera menelepon Hardy Feng: "Ayah, gawat, beberapa manager tambang ini berkhianat, pekerja tambang dan tim penjaga tambang menyerang kita, sedang mengepung tim satpam perusahaan."
Hardy Feng sangat kaget, wajah Dimas Cheng yang duduk di samping juga berubah: "Hardy, cepat segera suruh Andy Feng bawa orang bubar dan kembali."
"Bagaimana dengan beberapa tambang ini? Diberikan dengan percuma kepada Albert Han?" kata Hardy Feng dengan sedih.
"Aku dari awal sudah memperingatkanmu untuk mengantisipasi beberapa manager tambang ini, lebih baik tidak ada orang yang cocok juga tidak boleh menggunakan mereka, namun kamu tidak mau dengar, sekarang sudah menyesalkan?"
"Paman Cheng, aku mana tahu mereka akan begini, 2 tahun ini, mereka selalu setia dengan kita, aku juga memperlakukan mereka dengan sangat baik, bukankah orang mati demi uang dan burung mati demi makanan? Mengapa Albert Han sekali datang, semuanya berubah hati?" Hardy Feng tidak bisa mengerti.
"Kamu terjebak oleh jebakan Albert Han, waktu itu Albert Han demi menjaga tambang, pasti memberikan beberapa manager tambang ini misi rahasia, menyuruh mereka berpura-pura menyerah, aku sudah mencurigai ini, beberapa kali memperingatkanmu, tapi kamu menganggapnya sebagai lelucon. Tidak salah orang mati demi uang dan burung mati demi makanan, namun harus lihat orang apa, beberapa orang ini malah bukan, kebetulan dijumpai kamu."
"Kalau begitu sekarang harus bagaimana?" Andy Feng sangat menyesal.
"Pasti tidak bisa berada di tambang lagi, utamakan keselamatan tuan muda Andy dulu, kamu jangan melakukan kesalahan lagi, Tuan Muda Andy adalah seluruh hidupmu."
Hardy Feng menenangkan diri, menjerit di telepon: "Andy, tidak mau tambang lagi, cepat bubar."
"Tapi, ayah, orang yang kubawa telah dikepung, Larry Zhao juga sedang berkelahi, bagaimana aku lari?" kata Andy Feng bergemetar.
"Bukankah kamu masih ada dua kaki, cepat lari, akan aman setelah keluar dari daerah pertambangan, aku utus orang untuk menjemputmu." kata Hardy Feng dengan sibuk.
Andy Feng menutup telepon, dan melarikan diri keluar dari daerah pertambangan.
"Eh, Tuan muda Andy, jangan lari, kita bisa di sini membicarakan tentang kehidupan." terik Reza Qiao.
Andy Feng tidak memedulikan Reza Qiao, terus melanjutkan melarikan diri.
"Tuan Albert, Andy Feng telah lari, mau kejar dan menangkapnya?" seorang pekerja tambang bertanya kepada Albert Han.
Albert Han menggelengkan kepala: "Biarkan dia pergi melaporkannya kepada Hardy Feng."
Dalam sekejap Andy Feng keluar dari daerah pertambangan, bertemu dengan orang yang diutus Hardy Feng untuk menjemputnya, kemudian menelepon Hardy Feng: "Ayah, aku sudah keluar......"
Kemudian Andy Feng menceritakan seluruh kejadian kepada Hardy Feng secara spesifik.
Selesai mendengar Andy Feng, Hardy Feng melihat Dimas Cheng: "Paman Cheng, mau kerahkan kekuatan perusahaan yang lain, dan bergabung dengan geng kepala harimau, selagi mereka masih belum berdiri dengan kokoh, segera menyerang balik, mengambil kembali pertambangan."
Dimas Cheng menggelengkan kepala: "Hardy, kamu melakukannya seperti ini, sama dengan diri sendiri melompat ke lubang api."
"Mengapa?" Hardy Feng tidak mengerti.
Dimas Cheng dengan tenang berkata: "Hari ini Albert Han bukan mengambil tambang, namun pemberontakan pekerja tambang, ini adalah potensi besar, walau kamu meminjam bantuan geng kepala harimau mengambil kembali tambang, namun tidak bisa mendapatkan hati orang, sama saja tidak mendapatkannya kembali. Lagipula orang geng kepala harimau menyerang tambang, sama dengan kolusi bisnis menganggu ketertiban masyarakat, langsung melapor ke polisi, masalah menjadi besar, kamu akan sulit terlepas dari kesalahan. Sekarang yang paling Albert Han harapkan adalah kamu berbuat seperti ini, dia sama sekali tidak membawa seorang pun orang dari geng Dongzheng ke tambang, tanggung jawab apapun tidak ada. Juga, Reza Qiao sedang melihat keramaian, jika keadaan tidak menguntungkan Albert Han, dia kapanpun bisa bergerak turun tangan......"
Perkataan Dimas Cheng mengingatkan Hardy Feng, benar, berbuat seperti itu sama dengan bunuh diri.
Hardy Feng sangat sakit hati, pertambangan yang susah payah dia kelola selama 2 tahun, sekejap mata menjadi milik Albert Han, ini sangat rugi besar. Akhir-akhir ini hasil tambang sedang naik harga, sedang merencanakan untuk mengelola tambang, sekarang semuanya berubah menjadi gelembung.
"Pasti tidak boleh membiarkan Albert Han, harus menghabisinya." kata Hardy Feng dengan benci.
"Hardy, kamu seharusnya berpikir seperti ini, beberapa pertambangan ini memang milik Albert Han, digunakan kamu untuk mendapatkan uang selama 2 tahun, sekarang Albert Han telah kembali, seperti mengembalikan barang ke pemiliknya, kamu tidak hanya tidak rugi, juga mendapat keuntungan yang besar.
"Untung apa, 2 tahun ini keadaan pasar tambang terus menurun, mengelolanya selalu rugi, rencana setengah tahun ke depan bisa mendapat keuntungan, akhirnya malah seperti ini." Hardy Feng menghela napas.
"Yang aku bilang untung bukan ini."
"Kalau begitu......"
"Tidak ada beberapa tambang ini, apakah kita bisa mendapatkan bahan peledak yang bisa begitu banyak ke sana? 2 tahun ini, bahan peledak yang kita kirim ke sana, bisa dikatakan sebagai persenjataan skala besar. Tidak ada bahan peledak ini, apakah sana bisa memberikan kita mainan yang begitu banyak sehingga kita menjadi kaya? Juga, tidak ada tambang ini, apakah uang yang kita gelapkan bisa dicuci bersih?"
Analisis Dimas Cheng, Hardy Feng merasa masuk akal, dengan begini, dirinya benar tidak rugi.
Hatinya merasa lebih damai.
Namun kemudian Hardy Feng tegang lagi: "Gawat, Deddy Wang pengurus bahan peledak yang aku utus pergi, sekarang pasti jatuh di tangan Albert Han. 2 tahun ini, bahan peledak yang keluar masuk dia tahu dengan jelas."
Wajah Dimas Cheng berubah.
"Aku harus segera mengutus orang untuk menolong Deddy Wang." Hardy Feng mengeluarkan ponselnya lagi.
"Hardy, tidak perlu lagi."
"Paman Cheng, maksudmu adalah......"
"Deddy Wang sangat penting bagi kita, namun bagi Albert Han, dia sama sekali tidak tahu Deddy Wang memegang barang yang sangat penting bagi kita, jika kamu mengutus orang menolongnya, malah membuat Albert Han tahu, memperingatkannya, malah akan menginterogasi Deddy Wang."
Hardy Feng menganggukkan kepala, perkataan Dimas Cheng masuk akal.
"Jika begitu, lebih baik-----" Hardy Feng melakukan gestur tangan bunuh.
Dimas Cheng menganggukkan kepala: "Jangan melakukan apapun dulu, sebelum Albert Han belum memperhatikan Deddy Wang, utus orang membuatnya hilang tanpa ketahuan, dengan begini, rahasia yang dia tahu selamanya tidak akan ada yang tahu. Lagipula telah kehilangan tambang, Deddy Wang juga tidak berguna lagi, daripada menyisakan bom waktu yang mengetahui rahasia penting kita, lebih baik dihabisi agar lebih tenang."
Hardy Feng mengelus dagunya: "Baik, lakukan seperti ini saja."
Dimas Cheng mengerutkan alisnya: "Albert Han aku tidak khawatir, yang kukhawatirkan adalah Reza Qiao, dia hari ini ke sana bukan hanya untuk melihat keramaian, ledakan waktu itu tertuju pada dia dan Rini Liu, aku curiga dia diam-diam merencakana sesuatu."
"Sehingga lebih harus bunuh Deddy Wang."
"Untungnya Deddy Wang tidak tahu kemana perginya beberapa bahan peledak tersebut, jika Deddy Wang jatuh ke tangan Reza Qiao, demi menghindari, sekalian bunuh saja Reza Qiao dan Deddy Wang."
"Reza Qiao sangat banyak siasat, sepertinya tidak mudah jika ingin membunuhnya. sekarang dia sangat waspada terhadap kita, juga keterampilannya sangat hebat." Hardy Feng mengerutkan alisnya.
"Jika tidak percaya bisa membunuh mereka, setidaknya harus membunuh Deddy Wang, sama sekali tidak boleh membiarkan bukti hidup ini berada di dalam genggaman Reza Qiao."
"Iya, aku utus orang untuk memperhatikan Deddy Wang, jika Deddy Wang tidak jatuh di tangan Reza Qiao, maka akan diam-diam membunuhnya, jika jatuh ke tangan Reza Qiao, kemudian mencoba untuk membunuh mereka berdua, setidaknya harus membunuh Deddy Wang."
Dimas Cheng menganggukkan kepala, matanya tidak berhenti berputar......
Di saat ini, di pertambangan, tim satpam perusahaan Feng sudah tidak bertenaga dan tak berdaya dibuat oleh pekerja tambang dan tim penjaga tambang, Larry Zhao dan Gunawan Zheng masih sedang berkelahi.
"Eh, berdua sudah capek berkelahi, istirahat sebentar." Reza Qiao berjalan kemari.
Gunawan Zheng melompat keluar, terlepas dari Larry Zhao.
Reza Qiao melihat Larry Zhao: "Andy Feng sudah melarikan diri, seluruh tim satpam sudah sekarat, kamu masih di sini berkelahi, serukah?"
Larry Zhao melihat sekeliling, benar Andy Feng tidak terlihat lagi, tim satpam perusahaan terbaring dan tergeletak di lantai, semuanya babak belur.
Albert Han berkata: "Larry Zhao, lihat gerakanmu lumayan, hari ini aku tidak ingin menyulitkanmu, bawalah orangmu pergi."
Larry Zhao tahu jika melanjutkannya lagi tidak akan bisa menang, lagian Andy Feng sudah lari, tim satpam perusahaan juga sudah terbaring, jika terus berkelahi tidak ada artinya lagi.
Larry Zhao tidak berkata, melambaikan tangannya, tim satpam perusahaan saling memapah dan berdiri, dengan kesakitan pergi mengikuti Larry Zhao.
Reza Qiao mengarahkan tinju ke Albert Han: "Selamat saudara Han sukses mengambil kembali pertambangan."
Albert Han tertawa: "Saudara Qiao hari ini menonton dengan puas tidak?"
Reza Qiao menganggukkan kepala: "Jika bisa melihat saudara Han turun tangan sendiri, akan lebih puas."
Albert Han melambaikan tangannya: "Di depan saudara Qiao aku mana berani turun tangan, gerakanku sangat buruk."
"Saudara Han terlalu merendahkan diri." Reza Qiao curiga terhadap perkatan Albert Han.
Novel Terkait
Si Menantu Buta
DeddySederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaSang Pendosa
DoniIstri Yang Sombong
JessicaHei Gadis jangan Lari
SandrakoCinta Yang Terlarang
MinnieNikah Tanpa Cinta
Laura WangThis Isn't Love
YuyuAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan