Asisten Bos Cantik - Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
Melihat Rini Liu dan Milan, hati Reza Qiao pun muncul sebuah pikiran: “Siapakah Johan Cao? Apa maksudnya 30 orang itu? Tim Keamanan Perusahaan Foursea kebetulan ada 30 orang, apakah yang kamu katakan itu adalah mereka?”
“Kentut. Tentu bukan.” kata Ken Cao.
Reza Qiao tertawa: “Kalau begitu, masalah ini tidak ada kaitan denganku.”
“Ada kaitan.”
“Tidak ada kaitan.”
“Ada kaitan.”
“Tidak ada, tidak ada, tidak ada.”
“Ada, ada, ada.”
“Kalau membalas lagi, aku akan membiarkan petugas keamanan untuk memukulmu.”
“Kamu berani memukul aku lagi? Hari ini aku mau menghancurkan Perusahaan Foursea.”
“Kamu berani menyentuh Perusahaan Foursea, maka aku akan membiarkan mereka memukul pantatmu hingga menjadi dua belah.”
“Pantatku memang ada dua belah.”
“Kalau begitu, pukul jadi empat belah.”
“Maju saja kalau mampu.” Johan Cao mulai memancing.
“Aku tidak mampu, tapi anak buahku mampu.”
“Reza Qiao, untuk apa kamu berpura-pura, kamu takut, bukan? Kalau takut, mari ikut pergi bersamaku.”
“Pergi bersamamu tidak bermasalah.”
“Kalau begitu, mari berangkat.”
“Baik.”
Reza Qiao baru saja mau pergi, Rini Liu pun langsung menarik Reza Qiao: “Reza Qiao, kamu tidak boleh pergi bersama mereka.”
Rini Liu kali ini dapat mengetahui bahwa mereka datang memberi pelajaran untuk Reza Qiao, karena Reza Qiao sudah membocorkan rahasia tentang tempat perjudian kepada Tina.
Reza Qiao membantu Tina memecahkan kasus merupakan tindakan yang benar. Entah bagaimanapun ia tidak boleh membiarkan mereka membawa Reza Qiao pergi. Kalau tidak, Reza Qiao akan dihajar mati oleh mereka.
Reza Qiao menepuk tangan Rini Liu: “Tenang saja, Bos. Mereka datang mencari aku. Aku harus bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan. Aku hanya perlu ikut mereka, tidak boleh melibatkan perusahaan.”
“Tidak boleh. Kamu itu karyawanku. Aku tidak boleh membiarkan mereka membawamu pergi.”
“Tapi mereka ada begitu banyak, semuanya sangat garang, apakah kamu tidak takut?”
“Takut.” Raut wajah Rini Liu sedikit berubah.
“Kamu takut, tapi masih menahan?”
“Aku takut, tapi juga harus menolongmu. Apa yang kamu lakukan itu benar. Aku harus memegang kebenaran itu.” Sikap Rini Liu sangat tegas.
“Bos, kamu bersikap seperti ini kepadaku, aku sungguh merasa senang.”
Reza Qiao sedikit terharu. Meskipun Rini Liu tidak menyukai dirinya, tapi saat ini ia maju dengan berani.
Mata Ken Cao menjadi semangat saat melihat Rini Liu. Ia tidak menduga bahwa Perusahaan Foursea ada wanita yang begitu cantik.
Ken Cao pun muncul pikiran busuk. Hmm, ia harus mendapatkan wanita ini, bawa pulang untuk dinikmati.
“Halo, siapakah kamu? Berani-beraninya menghalangiku untuk membawa Reza Qiao pergi.”
“Aku Rini Liu, selaku CEO Perusahaan Foursea. Kalian membuat onar di perusahaanku dan mau membawa karyawanku pergi, hal ini tidak diperbolehkan.” kata Rini Liu dengan cuek.
“Oh, CEO Rini. Reza Qiao ini supir kecil kamu. Sepertinya kamu hari ini bersikukuh, agar aku tidak membawa Reza Qiao pergi.”
“Benar, kamu tidak berhak membawa pergi karyawan Perusahaan Foursea mana pun.”
“Ckck, kamu sangat berani mengatakannya. Aku tidak berhak? Hngg, di Kota Qing ini belum ada orang yang pernah berbicara seperti itu kepadaku. Kamu cukup berani ya.” Ken Cao tertawa jahat.
Rini Liu tertawa sinis: “Ketua Felix, tahan mereka dan buatlah mereka pergi.”
“Ken Cao, apakah kamu tidak mendengar kata-kata CEO Rini? Cepat pergi.” teriak Felix.
Ken Cao terbahak-bahak: “Hanya beberapa petugas keamanan, masih ingin menghalangiku? Lelucon. Mau berkelahi? Boleh, maju ——”
Ken Cao melambaikan tangannya dan anak buah di belakangnya jadi ingin mencoba.
Felix melambaikan tangannya, petugas keamanan di belakangnya pun tertawa sinis menyambut.
Hanya perlu menunggu instruksi Felix, maka para petugas keamanan ini akan bersiap menyerang.
Reza Qiao berkata kepada Rini Liu: “Bos, tidak boleh berkelahi. Apa yang akan terjadi jika berkelahi di perusahaan pada tengah hari seperti ini? Bisa memengaruhi citra perusahaan.”
“Kalau begitu, setidaknya jangan biarkan mereka membawamu pergi, bukan? Kalau kamu dibawa pergi olehnya, kamu pasti tidak berakhir dengan baik.” kata Rini Liu dengan tidak berdaya.
“Tak apa-apa. Kalau mereka datang untuk menemuiku, aku hanya perlu ikut pergi dengan mereka, paling tidak aku mati, bukan masalah yang besar.”
“Tidak boleh. Aku tidak boleh membiarkan kamu pergi mati begitu saja.”
“Bos, apakah kamu khawatir aku akan mati? Kamu memenangkan taruhan itu dan tidak ada orang lagi yang menyiksamu.”
“………”
Rini Liu kehabisan kata-kata. Sialan, Reza Qiao saat ini masih ada pikiran saja untuk mengingat taruhan itu.
Ken Cao menatap mesum ke arah Rini Liu: “CEO Rini, hari ini aku boleh tidak membawa Reza Qiao pergi, tapi kamu harus janji satu hal kepadaku.”
“Hal apa itu? Katakanlah.”
“Kamu ikut bersamaku. Aku traktir CEO Rini minum teh, mari kita membahas tentang kehidupan.” Mata Ken Cao hampir mau keluar saat melihat Rini Liu.
Wajah Rini Liu memucat. Ia tidak berani untuk pergi bersama Ken Cao, takut dirinya sungguh jatuh ke dalam jebakannya.
Reza Qiao memandang Ken Cao: “Kamu! Status apa yang dimiliki CEO Rini ini, bagaimana mungkin sampah sepertimu berhak minum teh dengannya? Kamu pergi ke tempat yang kosong, buang air kecil dan bercermin.”
Ken Cao marah: “Reza Qiao, kalau kamu mampu jangan biarkan wanita melindungimu. CEO Rini tidak mau pergi bersamaku, kamu mau ikut bersamaku?”
Reza Qiao tertawa dan berjalan mendekati: “Sini, Ken. Biar kita berdua berbincang sebentar.”
“Cepat katakan apa maumu.”
“Kamu ingin membawaku pergi, sebenarnya sama sekali tidak bermasalah.”
“Lalu untuk apa kamu banyak bercakap?”
“Tapi aku tidak bisa pergi sekarang karena sedang menghadiri rapat pejabat tinggi dalam perusahaan. Bagaimana kalau begini? Kita pilih waktu lain, malam ini pukul 8, kamu tidak perlu datang mencariku, aku inisiatif ke tempatmu.”
“Kamu sedang menipuku.”
“Kelebihan terbaikku adalah jujur. Aku bilang pergi, aku pasti pergi. Lagipula kamu juga melihatnya, bukan? Bos kita tidak mau melepaskan orang, jika kamu memaksa, maka petugas keamanan perusahaan akan berusaha menghalangi. Kalian juga belum tentu bisa menang. Dan juga, orang di kantor telah lapor polisi. Saat polisi tiba, kamu semakin tidak bisa membawaku pergi, apalagi ada kemungkinan dimana nanti kalian ditangkap pergi.”
Ken Cao juga merasa kata-katanya masuk akal. Jika polisi datang, maka masalah ini akan menjadi semakin besar.
Reza Qiao lanjut berkata: “Bukankah kamu juga bertanya kepadaku tentang Johan Cao dan 30 orang itu? Malam nanti aku akan memberitahu kebenarannya kepadamu.”
Bola mata Ken Cao berputar beberapa kali: “Baik. Reza Qiao, aku percaya kepadamu sekali lagi. Aku akan menunggumu pukul 8 malam.”
“Kamu harus tepati perjanjian, sampai ketemu nanti.”
“Bubar——”
Ken Cao membawa orang pergi.
“Reza Qiao, apa yang kamu katakan kepada Ken Cao tadi? Mengapa ia tiba-tiba pergi?” tanya Rini Liu dengan bingung.
“Hehe, mudah sekali. Aku memberitahu mereka bahwa kita sudah lapor polisi dan polisi akan tiba sebentar lagi. Ia ketakutan mendengar itu, lalu kabur begitu saja.”
“Tapi kita belum lapor polisi.”
“Bagaimana Ken Cao tahu kita tidak lapor polisi. Aku bilang seperti itu untuk menakutinya.”
“Kali ini mereka pergi, lain kali akan datang lagi. Jika mereka sudah mengincarmu, maka mereka tidak akan mudah melepaskanmu.” kata Rini Liu dengan khawatir.
“Tenang saja, Bos. Mereka tidak akan datang lagi lain kali.”
“Mengapa kamu bisa begitu yakin?”
“Karena aku adalah pahlawan yang terhebat di dunia ini, Reza Qiao.” Reza Qiao menepuk dadanya.
Rini Liu mengerucutkan bibirnya. Pahlawan terhebat di dunia ini tadi hampir saja dibawa orang pergi. Kalau bukan dirinya maju untuk menghentikan, ia hari ini mungkin saja sudah diasah menjadi tongkat manusia pertama di dunia ini.
“Bos, hari ini kamu begitu perhatian kepadaku, aku merasa amat terharu.” kata Reza Qiao.
“Karyawan manapun yang bertemu dengan masalah seperti ini, aku juga akan melakukan hal yang sama.”
“Ini baru CEO yang patut diikuti oleh orang-orang.” Reza Qiao berbalik badan memandang semuanya berkata: “Kalian semua sudah dengar belum, CEO Rini sangat perhatian terhadap semua karyawan perusahaan, seperti melindungi saudara sendiri. Kalian semua jangan mengecewakan kebaikan CEO Rini ini dan harus giat bekerja demi perusahaan, serta berusaha untuk melindungi kekuasaan CEO Rini.”
“Kita sudah mendengarnya. Setia kepada CEO Rini, setia kepada Perusahaan Foursea, bekerja sepenuh hati untuk Perusahaan Foursea.” Semua petugas keamanan pun bersorak semangat.
Reza Qiao mengangguk dengan puas: “Baiklah, kalian semua lanjut bekerja sana.”
Rini Liu merasa sangat tersanjung. Reza Qiao mengungkit topik dengan kejadian tadi, secara tidak sadar membentuk wibawanya dan mengumpulkan simpati orang-orang perusahaan. Hmm, baik sekali.
Otak kecil Reza Qiao ini memang bergerak dengan cepat. Jika akal pintarnya bisa digunakan pada jalan yang benar, ia pasti bisa mengeluarkan kekuatan yang sangat besar.
Sayangnya ia setiap hari bermain-main, tidak pernah melakukan hal-hal yang serius.
Kembali ke kantor, Rini Liu berkata kepada Reza Qiao: “Hari ini sekelompok orang ini datang menangkapmu, jelas sekali karena kamu memberi petunjuk kepada Tina dengan mengungkit masalah tempat perjudian itu. Coba kamu pikirkan, apakah harus memberitahu masalah ini kepada Tina atau tidak.”
“Mengapa harus memberitahu ini kepada Tina?” Reza Qiao mengerutkan dahi pelan.
“Mereka mau membalas dendam kepadamu. Kamu boleh membiarkan Tina pergi menangkap mereka.”
“Kamu kira Tina boleh menangkap orang sembarangan karena ia seorang polisi? Apakah ia mempunyai bukti? Apakah bukti itu pasti?”
“Kalau begitu, bagaimana jika lain kali mereka datang menangkapmu lagi?”
“Kalau engar dari kata-katamu, sepertinya kamu tidak takut mati.” Milan memotong percakapan.
Reza Qiao membuka mulut pelan. “Aku takut. Takut sekali.”
“Kalau begitu, mengapa kamu terus berlagak seperti seorang pahlawan?” Milan menyeringai.
“Aku beritahu kepada kalian. Sejak dulu, orang jahat takut kepada orang baik. Aku adalah orang terbaik di dunia ini, tidak perlu turun tangan pun bisa membuat mereka mundur, karena aura tegas dan kepositifanku.” kata Reza Qiao tanpa malu.
“Kamu sama saja tidak mengatakan apapun.” kata Rini Liu.
“Mengapa?”
“Berkelahi itu bergantung kepada kemampuan, kamu sama sekali tidak bisa bergantung kepada dua hal itu.”
“Bos, kamu salah. Kedua hal yang kumiliki ini memiliki kekuatan yang tak dapat disaingi, sama sekali tidak bermasalah untuk melawan penjahat. Tentu saja semakin bagus saat berhadapan dengan wanita cantik.”
Rini Liu mengerutkan dahi: “Reza Qiao, aku menasehatimu untuk jangan tidak tahu diri, kalau tidak kamu akan rugi besar.”
“Bos, aku selalu memperoleh keuntungan dalam melakukan apapun, sama sekali tidak pernah dirugikan.” Reza Qiao tertawa.
“Ucapanmu itu juga hanya bisa dipakai kepada wanita. Berhadapan dengan pria, kamu juga jadi tidak berani.” Milan memotong percakapan lagi.
“Kak Milan, kamu ini salah besar. Semua pria di dunia ini kalah di bawah tanganku. Semua wanita di dunia ini harus jatuh kepada pesonaku.”
Milan menggelengkan kepala: “Reza Qiao, aku pusing karena dua kemampuanmu itu.”
“Kak Milan, bagaimana dengan dua kemampuanmu itu?”
“Tidak bisa dibanding denganmu. Aku menyerah.”
“Jangan mudah menyerah, sebenarnya kamu ada empat bagian. Selain bagian atas, masih ada bagian bawah….” Reza Qiao melirik ke bawah dengan mesum.
Milan seketika malu, wajah Rini Liu pun ikut memerah. Si mesum itu mulai bercanda lagi.
“Dasar mesum!” kata Milan kesal.
“Seharusnya tadi aku biarkan mereka saja untuk membawa kamu pergi, agar kamu merasakan siksaan itu.” kata Rini Liu dengan kesal.
“Bos, jika aku ditangkap mereka dan dihajar hingga mati, lalu siapa yang menepati taruhanmu itu?”
“Ada apa yang susah? Tidak perlu ditepati juga boleh.”
“Tidak boleh seperti itu. Jika sudah taruhan, maka harus ditepati.”
“Dengan sikapmu itu, tiap hari membuat onar, aku lihat kamu juga tidak bisa hidup hingga hari dimana kamu tepati taruhan itu.”
“Jangan berbicara seperti itu, aku akan berumur panjang. Aku masih menunggu untuk menikahimu. Oh iya, selain kamu, masih ada mereka empat wanita cantik untuk menemanimu nikah bersama.”
Rini Liu dan Milan tidak tahan tertawa sinis.
“Reza Qiao, sebaiknya kamu berpikir dengan baik, bagaimana mengampun saat kamu disiksa kita.”
“Benar, saat itu kita akan menyiksamu hidup-hidup, agar kamu merasa tersiksa.”
“Sebenarnya aku sekarang tengah berpikir bagaimana cara mengatur kalian untuk melayani diriku, pilih orang langsung atau mengundi, melakukan bersama atau per orang.” kata Reza Qiao dengan santai.
“Kamu kira sedang bertani, pilih melakukan bersama atau per orang.” Milan mengerucutkan bibirnya.
“Bertani itu baik. Aku yang membajak tanah kalian. Eh, aku ini suka membajak sawah….”
Rini Liu tidak kuat untuk lanjut mendengarnya. Ia dan Milan berdua pun tidak bisa mengalahkan Reza Qiao ini, lalu langsung mengusir ia keluar.
“Eh, lihatlah diri kalian. Tidak menang melawan orang, langsung usir orang pergi. Kalian tidak boleh memperlakukan aku seperti ini….”
Novel Terkait
Demanding Husband
MarshallCinta Yang Berpaling
NajokurataAwesome Husband
EdisonMy Greget Husband
Dio ZhengGue Jadi Kaya
Faya SaitamaMenaklukkan Suami CEO
Red MapleHidden Son-in-Law
Andy LeeWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan