Asisten Bos Cantik - Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
Kemudian seorang pria berusia 50 tahunan lebih muncul dari dalam hutan, dengan rambut acak-acakan, dandanannya seperti orang berkelana, tatapan matanya tajam, dan ekspresinya dingin.
“Ternyata kamu adalah Master dari dua anjing mati ini, kalau begitu kamu adalah ketua anjing ini.” kata Reza Qiao tertawa.
“Siapa kamu?”
“Aku adalah Tuanmu.”
“Brengsek, orang sepertimu beraninya menjadi Tuanku.”
“Kamu salah lihat, aku kelihatan tua tapi sebenarnya muda.”
“Sembarangan.”
Pemuda yang di atas pohon itu tersadar dan berkata: “Master, tolong kami.”
Yogi Yuan tidak melihatnya, berbicara dengan dingin: “Sungguh tidak berguna, turun sendiri.”
Kedua pria itu turun dari atas pohon sambil menjerit kesakitan.
“Apa yang terjadi?” tanya Yogi Yuan ke muridnya.
Kedua orang itu menunjuk Reza Qiao dan berkata: “Master, kami hanya ingin berbicara dengan wanita itu, tapi orang itu memukul kami.”
“Sembarangan, kalian orang mesum.” kata Patricia Sun.
Yogi Yuan melihat Patricia Sun, Wah, bagaimana bisa di pegunungan ada wanita secantik ini?
Kemudian menunjuk Reza Qiao, dengan suram berkata: “Hari ini aku tidak ingin melihat darah, cepat pergi sana.”
Reza Qiao tersenyum: “Apa hak kalian menyuruhku pergi? Bagaimana kalo pamer kemampuan.”
Yogi Yuan menggerutu, mencoba keberuntungan, batu kerikil di bawah kakinya hancur menjadi beberapa bagian.
Patricia Sun ketakutan, tampaknya orang tua ini sangat kuat.
Reza Qiao berkedip: “Orang tua ini benar-benar memiliki sedikit kemampuan, sangat menakutkan, bisa membuat kita bersembunyi, kita pergi, Ketua anjing.”
Reza Qiao menarik Patricia Sun dan berjalan pergi.
“Hei anak muda, kamu boleh pergi, tapi wanita itu tidak.” kata Yogi Yuan menunjuk Patricia Sun.
“Mengapa?” tanya Reza Qiao mengerutkan kening.
“Aku ingin menjadikan wanita itu sebagai muridku.”
“Cih, siapa yang mau menjadi muridmu.” jawab Patricia Sun sambil menggerutu.
“Hehe, wanita cantik, aku suka dengan mawar berduri, mengabdi kepadaku, aku akan mengajarimu keterampilan di ranjang.”
“Dasar mesum, orang tua tidak tahu malu.” kata Patricia Sun dengan marah.
Reza Qiao menunjuk Yogi Yuan: “Hei orang tua, aku lihat kamu hanyalah orang yang sedang berkelana, sudah berumur masih tidak tahu sopan santun, tahukah kamu apa yang disebut memalukan?”
“Anak muda sialan, berani mengajari aku, aku akan membuatmu mati di tanganku.” kata Yogi Yuan dengan kesal dan malu.
“Nyawa yang kamu mau ada di sini, datang ke sini dan ambil sendiri.”
“Ini kamu yang menyuruhku, jangan menyesal.”
“Hei orang tua, kalau kamu menyesal nantinya, berlututlah di depanku, aku akan melepaskanmu.” kata Reza Qiao dengan tertawa.
Baru saja Yogi Yuan menginjak lempengan batu hingga retak, Reza Qiao merasakan bahwa kemampuan orang tua ini sangat luar biasa.
Yogi Yuan mengulurkan tangannya dan menyerang Reza Qiao, telapak tangan yang terlihat lembut, tetapi memiliki kekuatan yang luar biasa, sungguh membuat orang takut.
Reza Qiao diam-diam mencoba peruntungan, mengangkat tangannya dan menerima serangannya.
Kedua telapak tangan ini bertemu, Reza Qiao langsung dapat merasakan kekuatan yang hebat menekannya.
Reza Qiao belum pernah merasakan kekuatan yang begitu luar biasa, kecuali Masternya sendiri.
Yogi Yuan tersenyum dan terus menyerangnya.
Reza Qiao tersenyum dan tidak bergerak dari tempatnya.
Wajah Yogi Yuan tiba-tiba berubah menjadi serius, lalu terkejut, pemuda dengan tubuh kurus lemah sepertinya, bagaimana bisa memiliki kekuatan yang begitu dalam, dirinya berpikir bahwa serangannya kali ini bisa memnghancurkannya, tetapi sekarang dia merasa tidak bisa menyerangnya lagi.
Tapi Yogi Yuan juga tidak ingin melepaskan telapak tangannya, dia jelas, jika menyerah, serangan dari lawannya bisa membuatnya terluka parah.
Reza Qiao juga sama, tidak bisa menyerah, karena dia tidak ingin terluka.
Keduanya bertarung sekuat tenaga, maka terus bertahan.
Dua orang muridnya melihat formasi itu, saling melirik, dan menoleh, tiba-tiba diam-diam menyerang Reza Qiao.
Belum menyentuh tubuh Reza Qiao, kedua orang itu tiba-tiba terlempar kembali, badannya terlempar puluhan meter, dan terjatuh ke tanah.
Pada saat ini, Reza Qiao dan Yogi Yuan sama-sama diselimuti aura yang kuat, orang luar sama sekali tidak bisa mendekati mereka.
Reza Qiao tertawa dan memarahi: “Hei orang tua, tidak tahu malu, membuat muridmu menyerangku dari belakang.”
Wajah Yogi Yuan memerah, menoleh dan berteriak: “Diam di tempat, jangan mendekat.”
Perkataan Yogi Yuan kali ini, sedikit mengalihkan perhatian.
Para master yang saling menyerang, sama sekali tidak bisa mengalihkan perhatiannya.
Reza Qiao tiba-tiba berteriak, kekuatannya menjadi sangat ganas.
Yogi Yuan bergemetar, dia tidak bisa menahan diri untuk mundur, tetapi tetap bertahan untuk berdiri, hatinya mulai membara, mulutnya terbuka, dan memuntahkan darah dari mulutnya.
Kedua murid itu langsung pergi membantu Master berdiri, dan merasa terkejut.
Tidak menduga, bahwa seni bela diri Masternya akan kalah dari seorang bocah di pegunungan ini.
Yogi Yuan memucat, mengelap darah di mulutnya, dan memandang Reza Qiao dengan curiga.
Reza Qiao berdiri di tempat sambil tersenyum.
“Kamu dari perguruan mana?” tanya Yogi Yuan.
“Aku tidak akan memberitahumu.”
“Siapa Mastermu?” tiba-tiba Yogi Yuan merasa ketakutan.
“Tuanmu.” kata Reza Qiao mencibir, “Hei orang tua, mengaku kalah tidak? Jika tidak, ayo bertarung lagi.”
“Aku tanya siapa nama Mastermu.”
“Aku takut aku katakan keluar kamu akan ketakutan.”
“Aku tidak takut, katakan.”
“Tuan muda adalah pria terkenal dari kota Qing, Reza Qiao.”
Kota Qing, Reza Qiao.
Yogi Yuan menganggukkan kepala, dengan tatapan misterius, berbalik dan pergi.
Bertahun-tahun berlatih bela diri, dirinya mengira kali ini pergi ke Kota Qing, dia bisa mengalahkan semua musuhnya, tapi tidak menduga dia akan bertemu dengan pria ini di dalam pegunungan sebelum dia sampai ke Kota Qing.
Jika tadi dirinya tidak mengalihkan perhatian, tidak akan kalah darinya.
Tapi ketika dia berpikir tentang Master bela diri dari pemuda ini, Yogi Yuan segera kehilangan kepercayaan dirinya.
Yogi Yuan melihat sangat ketakutan, jangan-jangan dia? Dia yang telah memberikan bela dirinya ke pemuda itu?
Dilihat dari bela diri dan kekuatannya, sangat mirip.
Bukankah dia telah menghilang selama bertahun-tahun ini? Ataukah pergi ke Kota Qing?
Meskipun dia belum pernah ke Kota Qing, tapi muridnya datang, cepat atau lambat dia akan datang.
Kalau benar seperti itu, dirinya sama sekali bukan lawannya.
Sepertinya dia belum bisa keluar dari pergunungan, dia harus terus bersabar.
Yogi Yuan semakin berpikir semakin merasa kesal.
Kedua muridnya mengikuti Master dari belakang.
“Master, sekarang kita pergi kemana?”
“Kembali ke Selatan.” kata Yogi Yuan dengan serius.
“Hah, Master, bukankah kita akan pergi ke Kota Qing? Bukankah Kak Larry Zhao sedang menunggu kita?”
“Diam.”
Muridnya tidak bisa memahami apa alasan Master tiba-tiba mengubjah rute, dengan cepat mengikuti Yogi Yuan.
Ekspresi Reza Qiao menjadi serius ketika melihat mereka pergi.
“Kak Reza, kamu sangat hebat, kenapa kamu tidak mengambil kesempatan untuk mengalahkannya?” tanya Patricia Sun.
Reza Qiao tidak berkata apa-apa, dan merasakan aliran panas di dalam hatinya.
Reza Qiao duduk bersila, menutup matanya dan mengatur napas...
Patricia Sun melihatnya seperti itu tidak berani berbicara lagi.
Reza Qiao membuka matanya dalam waktu lama, Patricia Sun memperhatikannya.
“Kak Reza, apakah kamu juga menderita luka dalam?”
Reza Qiao mengangguk, perlahan berdiri berkata: “Tidak masalah, baik-baik saja.”
“Apakah kekuatan orang tua itu sangat hebat?”
“Benar, sama sekali tidak biasa.” kata Reza Qiao mengerutkan kening.
Tadi saat Yogi Yuan mereka pergi, dia mendengar percakapan mereka, orang tua itu datang dari Selatan, dan dia adalah Master Larry Zhao.
Kekuatan Larry Zhao biasa saja, tidak menduga bahwa bela diri Masternya sangat tinggi.
Kelihatannya Master Larry Zhao ini ingin pergi ke Kota Qing, tadi bertarung dengannya, membuat dia merubah rencananya kembali ke Selatan.
Reza Qiao dan Patricia Sun berjalan kembali, Patricia Sun menggandeng lengan Reza Qiao: “Kak Reza, meskipun orang tua itu sangat kuat, tapi bisa kamu kalahkan.”
Meskipun bertemu dengan lawan yang kuat, tapi Reza Qiao menolak untuk memberitahu kelemahannya, berbicara dengan tenang: “Di dunia ini, tidak ada yang dapat mengalahkan aku, baik secara fisik atau mental.”
Kak Reza sungguh seorang pria sejati, pria seperti ini memang pantas untuk dicintai. Patricia Sun sangat mengagumi Reza Qiao.
“Patricia, apa yang terjadi hari ini jangan beritahu kepada orang lain, termasuk Felix Sun.”
“Baiklah, tidak beritahu dia.”
Patricia Sun dengan patuh berjanji, Kak Reza berbicara begitu, pasti ada alasan tersendiri.
“Dan lagi, masalah aku bisa seni bela diri, kecuali Felix Sun, jangan katakan kepada orang lain.”
“Kenapa?” tanya Patricia Sun penasaran.
“Karena aku tidak ingin membuat wanita cantik mengagumiku hanya karena keahlianku.”
Patricia Sun mendengarkan sangat serius, benar juga, para wanita cantik menyukai seorang pahlawan, Reza Qiao adalah pahlawan yang terkenal di dunia ini, jika ketahuan, maka sekeliling wanita cantik pasti akan berkerumunan, berapa banyak dirinya memiliki lawan?”
Baik, pasti akan dirahasiakan, hal ini akan menjadi kebahagiannya sendiri.
“Baik, Kak Reza, aku mendengarkanmu.”
Kembali ke parkiran mobil, keduanya masuk ke dalam mobil.
Reza Qiao mengemudi mobil sambil bertanya-tanya, Master Larry Zhao ini sedikit berpengaruh.
Setelah Larry Zhao dan Yogi Yuan bertarung dengannya, mereka bertanya kepadanya dia dari perguruan mana, benarkah mereka hanya penasaran atau....
Sepertinya sudah terlihat ada jalan.
Tidak lama keluar dari pergunungan, di samping jalan ada sebuah kedai teh.
Reza Qiao melihat Yogi Yuan dan muridnya duduk di kedai teh itu.
Reza Qiao menghentikan mobilnya: “Patricia, kita minum teh dulu.”
Patricia Sun melihat Yogi Yuan mereka, ekspresi berubah: “Kak Reza, tiga orang jahat itu ada di sana.”
“Jangan takut, ikut denganku.”
Masuk ke dalam kedai teh, Yogi Yuan duduk bersila sambil menutup mata dan mengatur pernapasan, sedangkan dua muridnya duduk dengan lesu sambil minum teh.
Melihat Reza Qiao datang, kedua murid itu terkejut, Yogi Yuan perlahan membuka matanya, lalu menutup matanya lagi.
Reza Qiao dan Patricia Sun duduk di meja belakang.
“Pelayan, hidangkan teh.”
Kedua murid itu terus melihat Reza Qiao.
Reza Qiao tidak melihat mereka sama sekali, sambil minum teh sambil berkata dengan Patricia Sun: “Patricia, malam ini setelah kembali ke Kota Qing, aku akan membawamu bermain ke Bar.”
“Baiklah, biasanya aku sendirian tidak berani pergi ke Bar, kamu temani aku, maka aku akan tenang.”
Patricia Sun sangat bahagia, dirinya mengira kegiatan hari ini sudah selesai, tidak menduga bahwa Reza Qiao telah mengatur kegiatan malam ini.
“Heihei, Bar adalah tempat yang paling mengasikkan...”
Kedua murid mendengar pembicaraan Reza Qiao, merasa mengelitik, berpikir ingin melihatnya.
Dirinya mengira kali ini akan pergi ke Kota Qing bersama Master, bisa melihat-lihat dunia yang indah, tapi tidak diduga, Masternya tiba-tiba berubah rencana untuk kembali.
“Di dalam Bar banyak wanita cantik, berpakaian sangat minim, berkaki panjang dan putih, tempatnya besar, kamu sesuka hati menyentuh juga tidak akan ada yang peduli.” Reza Qiao meneruskan kata-katanya.
Dua murid itu merasa tergoda, astaga, banyak wanita cantik, bisa sesuka hati menyentuh, pasti sangat menyenangkan.
Patricia Sun tidak bisa menahan ketawa berkata: “Reza Qiao, jangan-jangan kamu pernah menyentuh wanita cantik di Bar?”
“Aku tidak, tapi Larry Zhao sering melakukannya.”
“Larry Zhao siapa?”
“Muridku, kamu tidak kenal.”
Kedua pria itu melotot, Larry Zhao sering pergi ke Bar menyentuh wanita cantik, membuat orang iri.
Tapi, Larry Zhao ternyata murid bocah ini, bukankah ini sebuah pengkhianatan?
Salah satu dari mereka tidak bisa menahan untuk bertanya: “Reza Qiao, Larry Zhao sungguh muridmu?”
Reza Qiao menatap mereka: “Larry Zhao muridku apa hubungannya dengan kalian?”
“Sial, Larry Zhao adalah murid terhebat Masterku, bagaimana bisa dia menjadi muridmu?”
Reza Qiao melirik Yogi Yuan yang sedang menutup mata, lalu tertawa: “Master kalian tidak terlalu hebat, sudah tua tidak serius, Larry Zhao sudah sadar.”
“Benarkah?” kedua orang itu melotot.
Reza Qiao mengangguk dengan serius.
Novel Terkait
Asisten Bos Cantik
Boris DreyAir Mata Cinta
Bella CiaoMenantu Hebat
Alwi GoUangku Ya Milikku
Raditya DikaMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniLove Is A War Zone
Qing QingEternal Love
Regina WangAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan