Asisten Bos Cantik - Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
Melihat senyuman Reza Qiao, Gunawan Zheng merasa sedikit frustasi, dan dengan cepat mengambil keputusan, tidak perduli apa pun yang dirasakan oleh Reza Qiao, tidak bisa memberitahunya tentang dua petunjuk hal penting yang dia ketahui, petunjuk ini terlalu penting bagi Albert Han dan Rini Liu, kecuali jika Albert Han yang memberi tahu Reza Qiao sendiri, dia tidak boleh mengatakannya tanpa izin.
Gunawan Zheng tertawa datar: "Apa rencana Kak Albert untuk langkah selanjutnya, harus menunggu sampai aku kembali dan melapor kepadanya lalu mempertimbangkan semuanya, baru membuat rencana."
Mendengar perkataan Gunawan Zheng, Reza Qiao tidak segan-segan mengangguk: “Um, sepertinya perjalananmu ke Daerah Segitiga Emas kali ini, bisa memicu gelombang badai yang besar atau mengganggu pola situasi Kota Qing saat ini. "
Gunawan Zheng diam-diam menghela nafas dan melihat Reza Qiao yang sedang menilai sebuah masalah: "Jika benar-benar begini, itu juga karena Saudara Qiao, tanpa penyelidikanmu, aku juga tidak akan pergi ke Daerah Segitiga Emas. "
Reza Qiao tersenyum dan berkata: "Sepertinya ini adalah kecelakaan yang tak terhindarkan."
“Tapi semua kebetulan ini sudah seharusnya terjadi, semuanya berhubungan dengan Saudara Qiao, sejak Saudara Qiao muncul di Kota Qing, keseimbangan pola yang sudah lama dipertahankan di Kota Qing terganggu. ”Melihat wajah Reza Qiao yang sedikit tidak dewasa, Gunawan Zheng merasa hatinya sangat kuat, cukup kuat untuk membuat semuanya dingin.
Sebenarnya orang macam apa ini? penampilannya terlihat begitu sederhana, namun penuh dengan misteri yang tiada tara.
Gunawan Zheng merasa bahwa dia tidak bisa memahami Reza Qiao.
Sebenarnya yang tidak bisa melihat siapa Reza Qiao sebenarnya bukan hanya Gunawan Zheng, di Kota Qing, tidak perduli apakah itu teman atau lawan Reza Qiao, termasuk wanita cantik di sekitar Reza Qiao, tidak ada yang benar-benar bisa melihat siapa Reza Qiao.
Dan inilah misteri Reza Qiao.
Berty He kembali, menyerahkan kartu kamar kepada Gunawan Zheng, dan Gunawan Zheng berpamitan lalu pergi.
“Adik Kecil sudah waktunya beristirahat.” Berty He memandang Reza Qiao, jelas ingin Reza Qiao tinggal di sini.
Reza Qiao sepertinya tidak mendengar apa yang dikatakan Berty He, dan berkata pada dirinya sendiri: "Saudara Zheng menyembunyikan sesuatu malam ini."
Berty He berkedip: "Maksudmu adalah, dia tidak memberi tahu kamu semua yang diketahui tentang perjalanan di Daerah Segitiga Emas?"
Reza Qiao mengangguk.
"Lalu menurutmu, apa yang disembunyikan Gunawan Zheng darimu?"
Reza Qiao menggelengkan kepalanya: "Sekarang masih belum tahu, tapi aku merasa, dia pasti masih memiliki sesuatu yang sangat penting dan tidak memberitahukan kepadaku. Mungkin dia berpikir itu tidak ada hubungannya denganku, atau dia pikir itu terlalu penting, dan harus memberi tahu Albert Han secara langsung baru pantas. "
"Apakah ini berarti dia tidak mempercayaimu?"
Reza Qiao merenung: "Itu belum tentu, dia adalah orang Albert Han, dia tidak memiliki hak atau kewajiban untuk memberi tahu aku semua yang dia tahu, dia hanya bertanggung jawab kepada Albert Han, mengenai Albert Han bersedia memberi tahu aku atau tidak, itu tidak ada hubungannya dengan dia. "
Berty He berpikir sejenak: "Jika masalah ini sangat penting bagi mereka, jika itu benar-benar tidak ada hubungannya denganmu, Albert Han mungkin juga tidak akan memberi tahumu."
Reza Qiao tertawa diam-diam, Gunawan Zheng berpikir hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan dirinya, apakah benar-benar tidak ada hubungannya? sejak dirinya muncul di Kota Qing, hal-hal besar dan kecil yang terjadi di Kota Qing, sepertinya tidak ada yang tidak berhubungan dengannya, bahkan di Daerah Segitiga Emas sekalipun, tidak mungkin tidak ada hubungannya dengannya.
"Sebenarnya Albert Han tidak perlu memberi tahu aku secara pribadi, dari tindakan Gang Dongzheng di masa depan, aku juga bisa menilainya pelan-pelan.
"Kamu telah menyimpulkan bahwa setelah Gunawan Zheng kembali ke Kota Qing, Gang Dongzheng akan memiliki pergerakan baru?"
"Ini sudah pasti."
“Kenapa kamu bisa begitu yakin?” Berty He sedikit bingung.
Reza Qiao tersenyum tipis: "Hanya berdasarkan iinstingku."
"Mengapa kamu begitu memercayai instingmu?"
“Karena aku adalah Reza.” Reza Qiao menepuk dadanya.
Berty He tertawa: "Aku sarankan kamu untuk mengganti satu nama?"
"Mengganti nama apa?"
"Bernama Dewa Qiao."
Reza Qiao menyeringai: "Jika aku adalah Dewa, apakah Lady akan menjadi dewi atau penyihir?"
Berty He dengan pelan memukul Reza Qiao: "Jika Adik Kecil adalah Dewa, tentu Lady adalah Dewi."
"Kenapa peri?"
"Bukankah wanitanya Dewa itu adalah Dewi?"
Reza Qiao tertawa: "Kamu akan sangat nyaman menjadi wanita Dewa Qiao."
Berty He tersenyum: "Tidak tahu apakah Malaikat akan membuat budak ini nyaman malam ini?"
Ini jelas menyiratkan bahwa, dirinya membutuhkan Reza Qiao untuk memberinya kenyaman malam ini.
Melihat tampang Berty He yang centil, Reza Qiao tidak bisa apa-apa hanya menggelengkan kepalanya lagi: "Dewa tidak akan membajak ladang malam ini, sudah begitu larut malam dan aku masih belum pulang, Rini Liu akan gelisah, mungkin sedang menunggu aku untuk diinterogasi. "
Berty He sedikit kecewa, dengan sedikit kecemburuan, di mata Reza Qiao, selalu Rini Liu yang paling penting.
Melihat Berty He tidak senang, Reza Qiao menghibur: "Lady, masa depan masih panjang, jangan perdulikan saat ini, cepat atau lambat, aku akan mengolah tanah kamu dengan baik."
Berty He meresponnya dengan senyuman, tidak tahu ada berapa banyak wanita cantik yang menunggu pria ini bertani.
"Lady, aku akan menceritakan sebuah lelucon untukmu sebelum pergi: Katakanlah pengasuh kecil itu membersihkan kamar menemukan noda dan sebuah sisa-sisa di tempat tidur, dan bertanya kepada nyonya rumah apa itu? Nyonya rumah berkata, bukankah kalian orang pedesaan juga melakukan itu? Pengasuh kecil itu berkata, ya kami lakukan, tapi apa yang di lakukan tidak sekejam orang kota seperti kalian, bahkan kulitpun sampai lepas ... "
Berty He tertawa.
Melihat Berty He akhirnya bahagia, Reza Qiao tersenyum lalu pergi.
Kembali ke Central Asia Hotel, Reza Qiao menyenandungkan lagu kecil dan berjalan menuju kamar: "Sentuh tanganmu, ikuti aku, sentuh kakimu, airnya besar sekali, air apa ini ..."
Lalu berhenti, dan berhenti bersenandung.
Rini Liu berdiri di depan pintu kamarnya, menatap dirinya dengan serius.
“Air apa ini…” Reza Qiao mengulanginya lagi dengan suara rendah, dengan hati-hati menatap Rini Liu, dia pulang terlalu larut malam, dan Rini Liu benar-benar menunggunya untuk diinterogasi.
“Di tengah malam, saat pulang menyenandungkan lagu mesum, sepertinya kamu sangat puas.” Kata Rini Liu dingin.
“Aku… air apa ini?” Reza Qiao menggertakan giginya.
“Hantu tahu air apa itu.” Rini Liu berkata dengan suara marah, “Apa yang kamu lakukan selarut ini?”
"Tidak apa-apa, aku hanya berbicara tentang kehidupan dengan wanita cantik di pantai."
“Bohong, aku pergi ke pantai untuk mencarimu, setelah lama mencari, sama sekali tidak melihat sosokmu.” Rini Liu dengan marah berkata.
“Ah, kamu pergi ke pantai untuk mencariku?” mulut Reza Qiao setengah terbuka, “Bos, apa kamu mencariku untuk sesuatu yang penting?”
"Jika tidak ada apa-apa jadi tidak boleh mencarimu?"
"Boleh, boleh, tentu saja boleh."
"Aku bertanggung jawab untukmu, Kota Makau bukanlah Kota Qing, kamu masih asing di sini, jika ada sesuatu yang terjadi, apa yang bisa aku lakukan ..." Rini Liu Ingin berbicara tentang bagaimana menjelaskan kepada orang tuanya, memikirkan tentang kehidup Reza Qiao, tiba-tiba tidak jadi melanjutkan.
"Apakah bos ingin mengatakan, bagaimana aku bisa memenuhi rasa sayangku yang dalam kepada kamu?"
“Omong kosong, aku hanya ingin mengatakan bagaimana menjelaskan kepada perusahaan.” Rini Liu mengubah kata-katanya untuk sementara.
“Rini, kamu benar-benar bos yang baik dan bertanggung jawab.” Reza Qiao mengacungkan jempol kepada Rini Liu.
“Kenapa menelponmu tidak bisa masuk?” wajah Rini Liu kembali meregang.
HP Reza Qiao sudah lama dimatikan, hanya karena takut diganggu saat sedang bertempur dengan si ubi, saat Rini Liu bertanya, dengan buru-buru menjawab: "Ponselnya mati ..."
"Tidak ada batre pagi hari, dan tidak ada batre di malam hari, setiap kali mencarimu selalu tidak ada batre , apakah kamu tidak merasa menyebalkan?"
“Menyebalkan, sangat menyebalkan, hingga membuat bos sangat mengkhawatirkanku, aku benar-benar menyalahkan diriku sendiri sekarang.” Reza Qiao pun sibuk mengulas.
Melihat sikap Reza Qiao yang cukup baik, amarah Rini Liu mulai mereda: “Terus terang jelaskan, apa yang kamu lakukan malam ini? "
Reza Qiao menyentuh kepalanya: "Malam ini, ketika aku sedang berjalan di tepi pantai, bertemu dengan seorang wanita cantik, ingin mengundangku untuk melakukan perjalanan malam naik kapal di Kota Makau, kebetulan aku sendirian, wanita cantik naik kapal pesiar, dan ikut perjalanan malam Kota Makau, hei, Rini, pemandangan malam Kota Makau sungguh indah. "
“Benarkah?” Rini Liu ragu.
“Aku Reza tidak pernah sekalipun berbohong.” Reza Qiao menepuk dadanya.
Brengsek, memang benar tidak pernah berbohong sekali, entah sudah berapa kali.
"Mengapa wanita cantik mengundang kamu untuk melakukan perjalanan di Kota Makau pada malam hari?"
“Karena aku tampan,” kata Reza Qiao bangga.
Kamu tampan? Kota Makau menganggapmu sebagai pria tampan! ”Rini Liu cemberut.
"Sebenarnya bukan hanya Kota Makau, aku adalah pria tampan nomor satu di dunia, dan wanita cantik akan tergoda saat melihatnya."
Rini Liu cemberut lagi: "Kalian berkeliling di malam hari sampai sekarang? mungkinkah setelah perjalanan malam dengan wanita cantik, pergi lagi mencari tempat pribadi untuk mengobrol tentang kehidupan?"
“Eh, bos, ini menyangkut privasi pribadi, aku tidak bisa menjawab.” Reza Qiao malu.
Melihat tampang Reza Qiao yang tersembunyi, Rini Liu sepertinya sudah menebak, dan sangat marah, laki-laki genit ini, Winny Xu berada di depannya tidak dihiraukan, tetapi berlari keluar untuk mencari bunga lain, sangat keterlaluan.
Melihat Rini Liu kesal, Reza Qiao menggaruk kulit kepalanya: "Rini, biar aku ceritakan sebuah lelucon untukmu, oke?"
“Tidak Mau.” Rini Liu dengan tegas menolak, dirinya sedang marah sekarang, jadi bagaimana bisa mendengarkan lelucon.
“Lelucon ini menyenangkan, dijamin kamu akan senang jika mendengarnya.” Reza Qiao menyeringai.
“Tidak percaya.” Rini Liu berkata begitu, tapi dia jadi penasaran, lelucon macam apa yang bisa membuatnya bahagia?
"Jika tidak percaya padaku, aku akan ceritakan untukmu."
Rini Liu diam.
Reza Qiao berkata: "Sepasang suami istri berpisah selama berhari-hari seperti pengantin baru. Setelah semalaman bertengkar, sang istri berkata kepada suaminya: Aku akhirnya tahu mengapa manusia wujud kera dapat berevolusi menjadi manusia berjalan tegak ..."
Reza Qiao berhenti, dan menatap Rini Liu sambil tersenyum.
”Rini Liu berkedip: "Mengapa?"
"Suami juga menanyakan pertanyaan yang sama, coba tebak bagaimana jawaban istri?"
“Bagaimana jawabannya?” Rini Liu menjadi penasaran.
"Istri mengucapkan 4 kata."
“Oh, 4 kata apa?” Rini Liu semakin penasaran.
“DItekan sampai jadi lurus,” kata Reza Qiao dengan perlahan.
Rini Liu terkejut sesaat, dan kemudian dia mengerti, terengah-engah tidak bisa menahan tawa.
“Menyenangkan kan?, sudah senang?” Reza Qiao bertepuk tangan.
”Rini Liu tersipu: "Tidak tahu malu, menceritakan lelucon kotor semacam ini padaku."
“Kita adalah pasangan, dan lelucon seperti itu bisa diceritakan secara alami,” kata Reza Qiao serius.
“Omong kosong, siapa yang berpasangan denganmu.” Rini Liu memasang wajah tajam, memikirkan lelucon itu tapi ingin tertawa, dan menahannya.
Melihat Rini Liu sudah tidak marah lagi, Reza Qiao memasuki ruangan sambil tersenyum.
Rini Liu kembali ke kamar, teringat lelucon yang dituturkan oleh Reza Qiao, dan akhirnya tidak bisa menahan tawa.
Gila, ternyata ditekan sampai jadi lurus, dan seberapa besar dampak yang dibutuhkan untuk menekannya smapai lurus, rasanya mengasyikkan untuk dipikirkan.
Reza Qiao mendetoksifikasi dirinya sepanjang malam, bukankah dia hampir menekan dirinya sendiri?
Oh, tidak bisa memikirkan ini, sangat memalukan ...
Novel Terkait
Pejuang Hati
Marry SuAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanCinta Seorang CEO Arogan
MedellineGet Back To You
LexyGue Jadi Kaya
Faya SaitamaMy Cute Wife
DessyMenunggumu Kembali
NovanUnperfect Wedding
Agnes YuAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan