Asisten Bos Cantik - Bab 197 Pekerjaan Sampingan
Rini Liu tertawa di belakang, “Setelah bisnismu ini menjadi ramai, kamu juga tidak perlu menyetir mobil untukku lagi, apakah kamu memiliki pemikiran seperti itu?”
Meski Rini Liu bertanya seperti itu, tetapi dalam hatinya sedikit gugup, begitu pekerjaan sampingan Dewa menjadi sukses, tidak tahu apakah Dewa masih bersedia untuk terus melakukan pekerjaan utamanya.
Terpikir akan kemungkinan bahwa Reza Qiao akan mengundurkan diri dari pekerjaan utamanya, entah mengapa dalam hati Rini Liu terasa hampa. Sebelumnya dia selalu menantikan Reza Qiao menghilang dari sisinya, tetapi setelah beberapa waktu dan mengalami semua kejadian itu, tanpa disadari dia bahkan sudah mengubah pemikiran awalnya, dia bahkan sedikit tidak merelakan Reza Qiao untuk pergi.
Mengapa memiliki perubahan seperti ini, sebenarnya Rini Liu juga tidak bisa menjelaskannya.
Reza Qiao melirik Rini Liu melalui kaca spion tengah, lalu dia tersenyum, “Bagaimana menurut Bos?”
“Bagaimana aku tahu dengan pemikiranmu?” Rini Liu sedikit lesu.
Reza Qiao berkata, “Aku merasa pemikiran Bos untukku itu juga lumayan baik.”
Mendengar perkataannya, hati Rini Liu melonjak, benar, orang ini sudah memiliki pemikiran begitu pekerjaan sampingannya sukses, dia akan membuang pekerjaan utamanya.
Rini Liu bergumam, “Sebenarnya menurutku, pekerjaan sampingan kamu ini hanya bersifat sementara saja, belum tentu akan sukses ke belakangnya, meski pendapatan dari pekerjaan utama tidak sebesar pendapatan dari pekerjaan sampingan, tetapi setidaknya lebih stabil.”
“Apakah maksud Bos adalah pekerjaan utama untuk menghidupi diri sendiri, lalu pekerjaan sampingan untuk pengembangan, sebelum pekerjaan sampingan menjadi stabil, pekerjaan utama tidak boleh dibuang?”
Rini Liu bergegas berkata, “Tepat seperti itu.”
Reza Qiao tersenyum, dia menoleh menatap Milan, “Lalu bagaimana menurut Kak Lan?”
Milan merasa heran, mendengar perkataan Rini Liu, dia tahu bahwa Rini Liu tidak ingin Reza Qiao pergi. Sebelumnya bukankah Rini Liu sangat ingin Reza Qiao segera menghilang dari pandangannya, kenapa sekarang menjadi seperti ini? Apakah Rini Liu benar-benar berpikir untuk kelangsungan hidup Reza Qiao atau Rini Liu memiliki pemikiran lain?
Milan berpikir sejenak, “Sebenarnya menurutku, saran dari Direktur Liu lumayan masuk akal, tetapi kamu sendiri yang harus menentukannya, jika kamu ingin berfokus untuk menjadi Dewa, tidak ada yang bisa melarangmu.”
Reza Qiao tertawa terbahak-bahak, “Sebenarnya, jika hanya berpikir dari aspek mencari uang, aku memang bisa berfokus untuk menjadi Dewa, tetapi bagaimana aku rela untuk meninggalkan kalian dua wanita cantik ini, apa artinya hanya memiliki uang tetapi tidak memiliki wanita cantik? Kelihatannya si Dewa ini hanya bisa menjadi pekerjaan sampingan saja.”
Mendengar perkataannya, Rini Liu menjadi lega.
Milan mengerutkan bibir, “Manis sekali perkataanmu, jika kamu benar-benar menjadi kaya, bagaimana bisa kami memikat kamu, kamu sudah entah berlari ke mana untuk bermain dengan wanita cantik.”
Reza Qiao menggeleng kepala, “Salah, Kak Lan, ini berarti kamu masih belum memahamiku, bagiku, wanita cantik selamanya adalah nomor satu, sedangkan uang, sebenarnya itu tidak ada apa-apanya. Misalnya malam ini, seorang temanku akan bepergian jauh, aku memberikannya sejumlah ini.”
Reza Qiao menunjukkan empat jari.
Milan bertanya, “Berapakah itu?”
“Kamu tebak saja.”
“Empat ribu?”
“Kamu meremehkan orang sekali.”
“Empat puluh ribu?” Milan menahan senyum.
“Heng, apakah kamu mengira memberi sedekah pada pengemis, temanku itu adalah orang kaya.” ujar Reza Qiao tidak senang.
“Kalau begitu empat ratus ribu?” Milan terus tertawa.
“Kak Lan benar-benar memandang rendah padaku.” Reza Qiao mendesah.
Rini Liu berkata di kursi belakang, “Aku tebak empat juta.”
“Masih jauh sekali.” Reza Qiao menggoyang kepala.
“Kalau begitu empat puluh juta?”
“Hehe, salah, salah, tebakan kalian payah sekali, aku tidak bermain lagi dengan kalian.”
“Aku ingin menebak empat ratus juta, sayangnya kamu tidak dapat mewujudkannya.” kata Milan.
“Apakah menurutmu empat ratus juta sangat banyak?” tanya Reza Qiao.
Rini Liu tertawa, “Tidak akan sebanyak empat miliar, empat puluh miliar bukan? Menjual kamu pun tidak bisa mendapatkan sebanyak itu.”
“Tetap salah, kuberitahu saja, empat ratus miliar.” ujar Reza Qiao sungguh-sungguh.
“Ppff….”
“Haha….”
Rini Liu dan Milan tidak tahan untuk tertawa, sungguh konyol sekali, Reza Qiao memberikan empat ratus miliar kepada orang lain, orang ini benar-benar tidak pandai bercanda, bualannya terlalu mustahil, sangat mustahil.
Rini Liu sambil tertawa sambil berkata, “Reza Qiao, apakah kamu merasa aku dan Kak Lan terlalu capek pada malam ini sehingga kamu mengatakan lelucon ingin membuat kami senang?”
Reza Qiao menggeleng kepala, “Aku mengatakan yang sebenarnya.”
Milan mendesah, “Aku tahu, empat ratus miliar yang kamu katakan bukanlah uang Renminbi, melainkan mata uang dari salah satu negara di Afrika Utara, seratus miliar uang negara itu sama dengan satu juta uang Renminbi, sebenarnya kamu salah menghitung, seharusnya adalah empat triliun.”
Reza Qiao mendesah, “Kalian terlalu memandang rendah padaku, tidak asyik.”
Milan tertawa, “Reza Qiao, aku menyadari jika kamu mengaku adalah orang konyol nomor dua di dunia ini, pasti ada tidak ada yang berani mengaku bahwa dia adalah nomor satu.”
“Lalu bagaimana dengan orang paling hebat?”
Rini Liu menyelak, “Jika kamu berani menjadi yang paling bawah, pasti tidak ada orang yang berani merebutnya denganmu.”
Reza Qiao terkekeh, “Dua Wanita cantik, seharusnya kalian berpikir seperti ini, jika aku bukan suami kalian di dunia ini, pasti tidak ada orang kedua yang berani melakukannya.”
“Bermimpilah dengan indah, lagipula berbual juga tidak perlu membayar pajak.” kata Milan.
Reza Qiao tersenyum, “Aduh, pada malam hujan deras ini, bukankah sangat romantis jika kita bertiga membahas kehidupan bersama-sama? Kalau tidak, ayo kita pergi ke tepi sungai untuk memicu adrenalin.”
“Tidak bisa, aku ingin pulang ke rumah.” Rini Liu langsung menolak, sudah larut malam begini dan sedang hujan deras, orang ini malah ingin menarik dia dan Milan untuk pergi romantis ke tepi sungai, siapa yang tidak tahu apa yang ingin dilakukan orang itu.
“Boleh jika kamu ingin pergi romantis, tetapi aku dan Direktur Liu tidak akan menemani, kamu pergi sendiri saja.” ujar Milan.
“Apakah kamu ingin membiarkan aku sendirian bermain ‘self-drawn’ di tepi sungai? Malam-malam begitu, benarkah itu menarik?” Reza Qiao mengedipkan mata kepada Milan.
Orang ini sengaja mengatakannya, lagi-lagi seperti itu, Milan memukul Reza Qiao, “Diam kamu, jangan berkata sembarangan.”
Pada saat ini, Rini Liu menatap keluar jendela mobil, “Eh, tengah malam begini, kenapa ada begitu banyak orang yang sedang berjalan di luar sana?”
Reza Qiao sudah melihatnya sejak tadi, satu pasukan orang yang mengenakan jas hujan sedang melangkah dengan cepat dan tanpa suara menyusuri jalur pejalan kaki, dia tahu ini adalah salah satu regu Gang Dongzheng, mereka sedang meninggalkan Kota Qing secara bergiliran.
“Mereka berjalan dengan tertib sekali, tidak seperti pejalan kaki pada umumnya.” Milan juga sudah melihatnya.
Reza Qiao berkata, “Mungkin mereka adalah pasukan tentara yang sedang berlatih.”
Rini Liu dan Milan mengangguk, lalu Rini Liu berkata, “Seharusnya seperti itu, menjadi tentara benar-benar susah sekali, hujan begitu deras pun masih harus latihan.”
“Di era sekarang, menjadi apa yang tidak susah? Kamu yang menjadi Bos bukankah juga membahas masalah dengan klien sampai larut malam?” ujar Reza Qiao.
“Aku adalah demi keuntungan perusahaan, demi bisnisku sendiri, memang sewajarnya bersusah.” kata Rini Liu.
“Mereka juga adalah demi kepentingan regu mereka sendiri.” kata Reza Qiao.
“Tidak seharusnya dikatakan seperti itu, mereka adalah demi kepentingan negara.” Nada Rini Liu membawa rasa hormat.
Mendengar perkataan Rini Liu, Reza Qiao tiba-tiba teringat dengan Daniel Guo dan Zoey Yun, mereka barulah orang yang diam-diam berkorban demi kepentingan negara.
Berpikir demikian, Reza Qiao merasa hormat kepada Daniel Guo dan Zoey Yun, dia pun sedikit rindu pada Daniel Guo, tentu dia lebih rindu pada Zoey Yun.
Entah kapan dia dapat bertemu lagi dengan Daniel Guo, dan Zoey Yun si bunga tentara yang cakap.
Mobil berhenti di depan rumah Rini Liu, Rini Liu turun dari mobil, lalu Reza Qiao menyetir ke distrik kota tua untuk mengantarkan Milan.
Ketika mobil melewati markas besar Gang Qingtian, Milan berkata, “Aneh sekali, sudah malam begini, tetapi markas Beni Ouyang masih terang benderang, dan banyak sekali orang yang keluar masuk.”
Reza Qiao diam-diam tertawa, malam ini Gang Qingtian seolah-olah sedang merayakan tahun baru, seketika menerima orang dan tanah yang begitu banyak, bisakah tidak ramai?
“Kak Lan, aku tebak mereka sedang mengadakan pesta, bagaimana kalau kita ikut juga?”
“Sudahlah, aku tidak ingin mencari masalah dengan mereka, pesta yang diadakan para gangster, pasti kacau balau.”
“Sebenarnya, walau kamu mencari masalah dengan mereka, mereka juga tidak berani berbuat apa-apa padamu.”
“Heng, aku tidak akan mencobanya, ayahku berhutang satu miliar pada Beni Ouyang, utang ini juga belum lunas.” Milan merasa tidak tenang begitu teringat akan hal ini.
“Bukankah Beni Ouyang mengatakan ayahmu sudah tidak berhutang lagi padanya, bukankah dia mengatakan dia sudah mengembalikan enam miliar kepada ayahmu? Kamu tepat bisa menagih uang itu dengannya.” kata Reza Qiao.
“Itu adalah perkataan asal-asalan Beni Ouyang, mati pun aku tidak percaya.”
“Tidak percaya? Apakah harus Beni Ouyang yang memberikan enam miliar itu ke depan mata kamu barulah kamu percaya?”
“Jika dia memberikan enam miliar padaku, pasti dia memiliki niat lain, aku tidak akan terima.”
“Kamu takut Beni Ouyang ingin merebutmu menjadi istrinya bukan?”
“Benar.”
“Dia tidak akan.”
“Bagaimana kamu tahu?”
“Kamu adalah wanitaku, bagaimana bisa Beni Ouyang melakukan hal seperti itu?”
“Pertama, aku bukan wanitamu, kedua, Beni Ouyang bisa melakukan hal apapun.” kata Milan.
“Pertama, kamu adalah wanitaku, hal ini tidak perlu diragukan, kedua, sekarang Beni Ouyang sudah berubah menjadi orang baik, dia tidak akan menindas orang lagi.”
“Pertama, kamu sedang beromong kosong, kedua, Beni Ouyang pasti belum berubah menjadi orang baik.”
“Pertama, aku tidak sedang beromong kosong, cepat atau lambat kamu akan menjadi wanitaku, kedua, kamu jangan memandang Beni Ouyang dengan kacamata berwarna, semua manusia akan berubah.”
“Heng, aku tidak beradu mulut denganmu, dalam bersilat lidah, aku tidak bisa menandingimu.”
“Jika tidak beradu mulut, kamu ingin beradu apa? Taktik? Misalnya taktik ‘self-drawn’?” Reza Qiao tersenyum jahat.
Milan menjadi gusar, dia memukul Reza Qiao, “Jangan mengungkit masalah ini lagi, dasar jahat.”
“Memangnya ada apa, ‘self-drawn’ juga tidak memalukan, setidaknya bisa memenuhi kebutuhan fisiologis. Tetapi aku merasa kamu tidak memerlukannya, dengan adanya aku, untuk apa kamu perlu ‘self-drawn’? Melihat wanitaku memenuhi kebutuhan dengan ‘self-drawn’, aku merasa diriku sangat gagal.” kata Reza Qiao dengan mesum.
Detak jantung Milan menjadi cepat, dia semakin malu, “Sudah, kumohon, jangan menyiksa aku lagi, terutama kamu mengungkit ‘self-drawn’ di depan umum, bagaimana aku menghadapinya? Aku hampir frustasi karena kamu.”
Reza Qiao berkata, “Mengungkit ‘self-drawn’ di depan umum, mereka pun mengira ini adalah Mahjong, kamu menghadapinya dengan terang-terangan saja, hehe, tidakkah kamu merasa ini sangat asyik?”
“Asyik apa-apaan, aku sangat gugup sekali.”
Reza Qiao berkata dengan serius, “Kak Lan, aku membahas masalah serius denganmu.”
“Masalah apa?”
“Ke depannya jangan ‘self-drawn’ lagi, carilah aku jika ada kebutuhan, di dunia ini tidak ada masalah yang tidak bisa aku Reza Qiao selesaikan, kamu harus menerapkan konsep bahwa ‘self-drawn’ adalah memalukan, menjadi sawah barulah bagus.”
“Apa maksudnya menjadi sawah?” Milan merasa heran.
“Kamu menjadi sawah, aku menjadi kerbau.” kata Reza Qiao tersenyum.
Kerbau membajak sawah. Milan sangat malu, dia mengayun sepasang tinjunya untuk memukul Reza Qiao.
Reza Qiao tertawa terbahak-bahak, dan menikmati tinju kecil Milan dengan nyaman, aduh, nikmat sekali, sawah sendiri yang memijat kerbau.
Novel Terkait
Innocent Kid
FellaCinta Di Balik Awan
KellyAnak Sultan Super
Tristan XuIstri kontrakku
RasudinMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniUnplanned Marriage
MargeryTakdir Raja Perang
Brama aditioAwesome Husband
EdisonAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan