Asisten Bos Cantik - Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
Beni Ouyang tampak ketakutan: "Tuan Muda Reza, distrik kota tua, Geng Liuhe adalah geng terbesar di distrik kota tua. Kekuatan Geng Qingtian tidak setingkat dengan mereka."
“Apakah tidak bisa menghabisi mereka secara langsung?” Kata Reza Qiao.
"Benar-benar tidak, perbedaan kekuatannya terlalu besar."
Reza Qiao berkedip, "Karena aku tidak bisa menghabisi langsung, maka aku akan menelan mereka sedikit demi sedikit."
“Tuan Muda Reza, kamu benar-benar berpikir seperti itu?” Beni Ouyang membuka lebar matanya.
"Omong kosong sekali, jika tidak menyingkirkan dia, apakah harus menunggu dia membunuhmu?"
"Tapi……"
"Apa? Apa kamu takut?"
"Aku tidak takut, aku hanya khawatir ..."
Reza Qiao melambaikan tangannya: "Takut apa, lebih baik menyerang daripada harus menunggu mati untuk diserang."
"Bagaimana caranya?"
"Pertama-tama hentikan jalur keuangannya, dia akan menjadi macan sakit jika tanpa uang, dan maka dari itu kita akan dengan mudah menyelesaikannya."
Beni Ouyang berpikir sejenak: "Jalur keuangan terbesar mereka adalah kasino."
"Oke, kalau begitu singkirkan kasino ini."
"Kapan kamu akan melakukannya?"
"Malam ini."
Beni Ouyang menjadi bersemangat: "Tuan Muda Reza, ada banyak uang di kasino, jika kita berhasil, maka kita akan mendapatkan banyak uang."
Reza Qiao tersenyum, sepotong kue yang besar seperti ini tidak bisa membiarkan Geng Qingtian untuk menelannya sendirian, mereka harus membagi kepada Tim Keamanan Reza Qiao dan untuk Kakak Polwan Cantik.
"Beni, kamu buatkan aku gambaran tentang struktur internal kasino, semakin detail semakin baik."
Beni Ouyang dengan cepat menggambar dan memberikannya kepada Reza Qiao.
Reza Qiao melihat foto itu, lalu bergumam pada Beni Ouyang ...
Setelah pergi dari Geng Qingtian, kemudian Reza Qiao menelepon Felix Sun.
Kemudian Reza Qiao pergi ke kantor Tina Jiang.
“Kakak Polwan Cantik ini adalah kesempatan untuk melakukan hal bermanfaat.” Reza Qiao duduk di seberang Tina Jiang sambil tersenyum.
“Oh, katakanlah.” Tina Jiang menjadi tertarik.
"Ada kasino bawah tanah berskala besar di distrik kota tua, apakah kamu ingin ..." kata Reza Qiao.
"Tentu saja aku ingin, tetapi aku tidak memahami struktur di dalamnya, dan aku khawatir aku tidak akan mendapatkan uang jika aku pergi ke sana."
“Aku akan menunjukkan kepadamu sesuatu.” Reza Qiao mengeluarkan gambar yang dibuat oleh Beni Ouyang dan meletakkannya di atas meja, “Lihat, ini lobby, ini ruang pemantauan, ini pintu depan, ini pintu belakang ...”
Tina Jiang sangat gembira: "Dari mana kamu mendapatkan ini?"
"Aku yang menggambarnya."
"Apakah kamu pernah ke kasino itu?"
“Jika diingat sangat memalukan, beberapa hari yang lalu aku pergi ke kasino sebentar untuk bermain, dan pada akhirnya aku kalah.”
"Oh, siapa yang menyuruhmu untuk berjudi."
"Tapi karena itu aku menjadi ingat soal struktur internal kasino itu."
"Kamu tunjukkan ini padaku, kamu ingin ..."
“Aku ingin meminta bantuanmu, aku telah kalah dan aku tidak bisa dirugikan oleh mereka begitu saja.” Reza Qiao berkata dengan marah.
"Tidak masalah, aku akan membalaskan dendammu. Aku akan membawa orang untuk pergi ke kasino malam ini."
"Tapi kamu harus merencanakan waktunya dengan baik."
"Kapan waktu terbaik untuk masuk?"
"Sekitar jam 11 malam, ketika tamu paling banyak, aku akan menemuimu di depan pintu."
“Baiklah, saat aku mengambil ahli kasino ini, aku akan memberimu hadiah sesuai keinginanmu.” Tina Jiang berkata dengan puas.
"Kak Polwan Cantik akan segera meraih kesuksesan besar."
Tina Jiang bersukacita: "Hei pria cabul, aku tidak menyangka kamu bisa melakukan sesuatu yang baik. Aku pikir kedatanganmu kali ini, kamu akan membuat sesuatu yang buruk lagi padaku."
“Apakah menurutmu aku ini pria bukan pria yang ramah dan tampan, apakah aku seperti orang jahat?” Reza Qiao berkata dengan sedih.
"Puihhh, Kamu bukanlah orang yang ramah dan tampan."
"Kakak Polwan Cantik tidak mencintaiku lagi?"
"Kapan aku bilang aku mencintaimu?"
"Bukankah setiap kamu bermimpi selalu mengatakan bahwa kamu mencintaiku sampai ke tulang-tulangku?"
"Sembarangan, aku tidak pernah bermimpi aneh seperti itu, jika kamu berbicara omong kosong lagi, aku akan menyuruhmu pergi dari sini."
"Hei, Kakak Polwan Cantik kamu membuatku takut, apa kamu tidak tahu aku ini penakut? Jika aku sampai sakit, siapa yang akan menjadi supir Rini?"
"Jika kamu sakit tidak apa-apa, Rini tinggal mengganti supirnya, apakah menurutmu Rini tidak bisa tanpa dirimu?"
"Tentu saja."
"Mengapa?"
"Karena aku adalah pacar Rini."
"Rini sama sekali tidak mengatakan bahwa kamu pacarnya."
"Jika Rini tidak menggangapnya tidak apa-apa, lagipula aku bukan hanya pacar Rini, tapi juga ..."
"Juga apa?"
"Juga pacarmu."
Tina Jiang menahan diri: "Pria cabul, karena kamu memberiku petunjuk tentang hal baik ini, maka aku tidak akan menghajarmu hari ini."
"Kalau begitu kamu berjanji untuk jadi pacarku." Reza Qiao tertawa. "Jika menjadi pacarku aku jamin kamu tidak akan menderita. Setidaknya aku bisa memperbesar tempatmu, kalau tidak kamu bisa mencobanya sekarang?"
Reza Qiao mulai menggosok tangannya.
Tina Jiang tidak tahan, dan ingin memukul Reza Qiao.
Reza Qiao langsung lari keluar pintu.
Pada pukul 10.40 malam itu, Reza Qiao membawa Beni Ouyang ke kasino.
Kasino sangat ramai.
Melihat Reza Qiao, seorang yang berjaga di tempat kasino kemudian melapor kepada pria paruh baya yang bertanggung jawab atas kasino: "Pria yang kemarin datang lagi."
"Baiklah, kalian tetap awasi dia. Jangan sampai biarkan dia lari."
Reza Qiao langsung pergi ke meja besar dan sambil mengeluarkan chip di atas meja: "Ayo, kita mulai."
Para tamu yang sedang berjudi datang berkumpul untuk melihat dewa judi yang sangat muda.
Orang penjaga kasino itu juga mendekat dan menatap Reza Qiao.
Beni Ouyang melihat perhatian semua orang bergeser, dan diam-diam berjalan ke sekitar ruang pemantauan dan mengeluarkan gunting...
Layar di ruang pemantau tiba-tiba berubah menjadi kabur.
"Ada apa? Apapun tidak bisa dilihat?"
"Cepat periksa kabelnya."
Orang yang berada di ruang pemantau kemudian sangat sibuk.
Reza Qiao memeriksa kartu-kartu itu dan tidak tergesa-gesa, dan orang-orang yang menonton sangat memperhatikan setiap gerakannya.
Semua penonton sangat bersemangat.
"Anak laki-laki ini telah berhasil membawa pulang 10 juta RMB (sekitar 20 miliar rupiah) waktu itu. Aku tidak tahu apakah malam ini juga sama."
"Mari kita lihat dia, dia adalah dewa judi."
"Oke, ganti chipmu."
Semua orang pergi ke kasir untuk menukar chip.
Pada saat ini, ada suara gemerisik di luar, dan kemudian seorang penjaga keamanan berlari dengan panik: "Ini tidak baik, sekelompok besar orang telah masuk."
Pria paruh baya itu cemas: "Cepat panggil orang-orang untuk menahan mereka."
"Tidak bisa tertahankan lagi, mereka terlalu banyak, kenapa tidak telepon 110."
Pria paruh baya itu menamparnya: "Menelepon 110? Kamu ingin cari mati."
Setelah berbicara, sekelompok orang bergegas masuk kasino sambil membawa tongkat, puluhan penjaga keamanan bergegas ke kasino dan mulai ingin bertarung.
Kasino tiba-tiba menjadi kacau balau.
Orang-orang yang bergegas masuk dibagi menjadi dua kelompok, satu dari geng Qingtian yang dipimpin oleh Regy Wu, dan yang lainnya adalah satpam yang dipimpin oleh Felix Sun.
Satpam kasino tidak bisa menahan serangan kedua geng ini.
Reza Qiao berdiri dan berjalan keluar, bergumam sambil berjalan: "Menakutkan, hati-hati, jangan sampai ada percikan darah ke pakaianku ..."
Berjalan keluar dari kasino, Reza Qiao membeli es loli dan memakannya dengan senang hati, duduk di sebuah pagar yang ada di pinggir jalan dan menggoyangkan kakinya.
Setelah beberapa saat, Felix Sun dan Beni Ouyang membawa orang keluar.
“Bos, semua sudah beres, ini hadiah untuk kemenangan.” Felix Sun mengguncang tas besar di tangannya.
“Tuan Muda Reza, panennya tidak sedikit, di tempat keuangan mereka itu sudah kami bongkar semua, ada banyak uang di dalamnya.” Beni Ouyang membawa tas yang lebih besar.
"Beni, apa kamu tidak mengambil semuanya?"
"Menurut perintah dari Tuan Muda Reza, kita hanya mengambil setengahnya."
"Ya, kalian bisa pergi sekarang."
"Bubar--"
Dalam sekejap mata, semua orang terpisah.
Segera setelah orang-orang Beni Ouyang dan Felix Sun pergi, terdengar suara sirene polisi, dan Tina Jiang tiba dengan polisi bersenjata lengkap.
"Reza Qiao, apa yang terjadi di dalam sekarang?"
Reza Qiao sambil makan es loli dan berkata, "Aku baru saja masuk dan melihatnya. Itu sangat berantakan, para tamu membuat masalah. Mereka mengatakan bahwa kasino itu sedang bermain curang, dan mereka jadi bertengkar dengan para penjaga kasino itu, aku sangat takut, jadi aku lari."
"Baiklah, kami datang pada waktu yang tepat, cepat-cepat--" Tina Jiang memberi perintah, dan sejumlah polisi bergegas masuk.
“Ngomong-ngomong, Kakak Polwan Cantik, uang kasino ada di ruang keuangan, dan ruang pemantau memiliki data video. Ini semua adalah bukti.” Reza Qiao mengingatkan Tina Jiang.
“Oke, aku pasti akan menyelesaikan masalah ini.” Tina Jiang juga bergegas masuk.
Untuk waktu yang lama, polisi mulai menahan banyak orang.
Tina Jiang juga keluar, diikuti oleh beberapa polisi yang membawa tas berat berisi uang.
Tina Jiang sangat senang, dan menepuk pundak Reza Qiao: "Pria Penakut, kali ini kamu telah melakukan pekerjaan yang hebat. Kasino bawah tanah ini telah sepenuhnya dihancurkan, dan sejumlah besar dana perjudian telah disita. Aku telah membalaskan dendammu."
"Oke, terima kasih Kakak Polwan Cantik sudah melampiaskan dendamku, kapan kamu akan memberikan hadiah?"
"Ketika aku kembali dan selesai menghitung dana perjudian, dan uang itu akan diberikan padamu."
“Wow, aku akan kaya.” Reza Qiao bertepuk tangan dengan gembira.
Tina Jiang tersenyum, dan pergi.
Pada saat ini, Tina Jiang merasa Reza Qiao tidak lagi mengesalkan, bahkan sedikit lucu.
Jika bukan karena kerusuhan Reza Qiao di kepolisian, bagaimana dia bisa menjadi seorang ketua?
Jika bukan karena Reza Qiao memberikan petunjuk, bagaimana dia bisa mengetahui kasino bawah tanah berskala besar ini?
Tidak peduli motif dari Reza Qiao, dia masih harus berterima kasih pada Reza Qiao.
Tetapi ketika dia memikirkan tatapan penuh nafsu Reza Qiao, Tina Jiang menjadi kesal lagi.
Bocah ini terus mengatakan bahwa dia bisa membuat Tina Jiang menjadi lebih besar lagi, apakah dia benar-benar mampu melakukannya? Jika demikian, biarkan saja dia mencobanya?
Ketika pemikiran ini muncul, Tina Jiang terkejut, tidak masuk akal, tentu saja bocah ini tidak akan memiliki kemampuan itu, bagaimana mungkin dia bisa memiliki hal itu? Bocah ini pasti hanya mencari alasan saja dan ingin memanfaatkan Tina Jiang.
Tina Jiang tidak bisa tidak mengulurkan tangannya dan menyentuh tempat itu ketika dia memikirkannya. Jika ada cara untuk mengubah ukuran menjadi lebih besar sepeti milik Rini, itu akan sangat bagus.
Polisi kecil di sampingnya memandang Tina Jiang: "Ketua, apakah kamu sedang tidak sehat?"
Tina Jiang langsung merasa malu, tapi untungnya ini pada malam hari, sehingga polisi kecil itu tidak bisa melihatnya.
Reza Qiao kembali ke tim keamanan, dan Felix Sun datang: "Bos, apa yang harus aku lakukan dengan 6 juta RMB ini (sekitar 12 miliar RMB)?"
Reza Qiao melambaikan tangannya: "Semuanya dibagi rata pada saudara-saudara kita."
"Hidup bos." Semua orang bersorak.
Reza Qiao tersenyum dan berkata: "Masalah ini harus dirahasiakan, jika ada yang memberitahukan keluar, dia akan kupukuli pantatnya."
Semua orang mengangguk.
Setelah membagi uang, Felix Sun datang dengan 100 ribu RMB (sektiar 200 juta rupiah): "Bos, ini uang yang terakhir kali aku pinjam darimu, dan aku akan membayarmu."
Reza Qiao tidak mengambil: "Tidak perlu membayarnya."
“Kenapa?” Felix Sun bingung.
"Simpan sebagai mahar untuk Patricia."
"Bos, kamu benar-benar ingin bersama adikku ......" kata Felix Sun dengan heran.
Reza Qiao menunjuk ke kepala Felix Sun: "Aku hanya berkata untuk mahar Patricia, memangnya aku ada bilang ingin mengapa-apakannya?"
Setelah Reza Qiao berbalik dan pergi, Felix Sun bergumam di belakangnya: "Bos, adikku benar-benar tidak punya pacar ..."
Novel Terkait
Pergilah Suamiku
DanisMy Secret Love
Fang FangKamu Baik Banget
Jeselin VelaniCantik Terlihat Jelek
SherinHabis Cerai Nikah Lagi
GibranYama's Wife
ClarkHanya Kamu Hidupku
RenataHarmless Lie
BaigeAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan