Asisten Bos Cantik - Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
Reza Qiao berkata sambil tersenyum, “Aku tahu mulutmu berkata percaya, tetapi dalam hatimu tidak percaya.”
Leo Wang tersenyum canggung.
Reza Qiao mengangguk, dan berkata perlahan-lahan, “Begini saja, karena aku sibuk sekali dan tidak mempunyai waktu luang untuk mendengarkan laporanmu, tetapi kamu begitu tulus, maka terkait pengelolaan perusahaan ke depannya, kamu utus orang untuk melapor kepada Kak He saja, dia bisa mewakilkan aku.”
Leo Wang bergegas mengangguk, “Baik, baik, aku pasti akan mengutus orang khusus untuk melapor kepada Nona He secara teratur, tentu saja Nona He juga boleh menanyakan keadaan perusahaan pada kapanpun. Selain itu, demi mempermudah komunikasi ke depannya, aku sarankan Nona He untuk menjadi wakil direktur, pada biasanya Nona He tidak perlu datang bekerja ke perusahaan, secara mobile saja sudah cukup.”
Leo Wang sudah merasakan bahwa Reza Qiao sangat mempercayai Berty He, demi membuat Reza Qiao semakin tenang, dia sekalian saja berbuat demikian.
Reza Qiao mengangguk dengan puas, “Boleh sekali ini.”
Melihat Reza Qiao puas, akhirnya hati Leo Wang menjadi tenang, lalu dia berkata sambil menatap Berty He, “Nona He, oh tidak, Direktur He, ke depannya jika Bos Reza memiliki arahan, silahkan Direktur He perintahkan.”
Berty He tersenyum, “Bos Wang tidak perlu sungkan.”
Reza Qiao mengangkat gelas arak, “Semoga ke depannya kita bekerja sama dengan sukaria.”
Semua orang mengangkat gelas arak.
Setelah meletakkan gelas arak, Leo Wang berkata, “Bos Reza, ke depannya harus bagaimana mengelola perusahaan, mohon arahan Bos Reza.
Reza Qiao menyalakan sebatang rokok, dan menghisapnya dengan pelan, “Terhadap pengelolaan, aku tidak tahu menahu sama sekali, lebih spesifiknya kamu bisa berdiskusi dengan Kak He, tetapi aku ingin memberimu tiga kalimat, pertama, lakukan hal yang pantas menurut hati nurani dan jangan mengambil uang gelap; Kedua, ke depannya tidak boleh hanya mengandalkan perjudian untuk mendapatkan laba, cobalah kelola proyek yang lain; Ketiga, terhadap keuangan perusahaan, kapanpun jika aku membutuhkan, tidak boleh ada penundaan sedikitpun, tentu saja, kebutuhan yang aku maksud bukanlah mengambil menjadi milikku, serta kamu juga tidak akan rugi.”
Leo Wang menyetujui dengan tangkas, “Semua ini tidak ada masalah, Bos Reza tenang saja.”
Reza Qiao mengangkat kaki, “Ke depannya, jika Aku memiliki perintah apapun, semua itu akan disampaikan padamu melalui Kak He, segala hal yang diperintahkan Kak He padamu, adalah kehendak Aku, dia adalah perwakilan Aku dengan kuasa penuh.”
Leo Wang langsung berlutut, “Hamba mengerti, hormat Paduka Bos Reza.”
Reza Qiao mengangkat tangan, “Bangunlah menteriku tercinta.”
Leo Wang terkejut, Reza Qiao menyebutnya dengan menteri tercinta, jelas-jelas adalah tidak menganggapnya sebagai orang luar, dapat menjadi orang dalam Reza Qiao, adalah suatu hal yang sangat menggembirakan.
Reza Qiao melanjutkan, “Kali ini Fendy Fan awalnya ingin menaklukkanmu dengan bantuan Si Ubi, tak disangka tidak hanya tidak melahap perusahaanmu, sebaliknya kehilangan seluruh fondasinya, dia pasti tidak akan rela, ke depannya kamu harus lebih mewaspadai dia, jika dia melancarkan trik kecil, laporlah padaku melalui Kak He pada kapanpun.”
Leo Wang bergegas mengangguk.
Berty He berkata, “Adik kecil, jika Fendy Fan benar-benar melancarkan suatu gerakan, aku mampu mengatasinya, tidak perlu merepotkanmu untuk turun tangan sendiri.”
Reza Qiao mengangguk dengan puas, “Lady, kamu sungguh adalah deputiku yang baik.”
“Apakah aku hanya sekedar deputimu yang baik?” Berty He melempar mata.
Reza Qiao tertawa terbahak-bahak, lalu dia menarik tangan Berty He dan mengusapnya.
Melihat Reza Qiao dan Berty He sedang bercumbu, Leo Wang sangat iri, Bos Reza sungguh banyak rezeki, ada wanita yang begitu cantik yang mengikutinya dengan setia.
Namun, Leo Wang hanya merasa iri, dia tidak lagi berani memiliki niat apapun terhadap Berty He.
Setelah makan, Leo Wang pulang terlebih dahulu. Reza Qiao mengusulkan untuk jalan-jalan ke tepi pantai, Berty He menyetujuinya dengan senang hati.
“Adik kecil, hari ini kamu menyerahkan 40 triliun yang sudah berada di tangan, keberanian ini sungguh sangat langka.” ujar Berty He.
“Apakah aku benar-benar tidak menginginkan sesuatu?” Reza Qiao tersenyum.
Berty He mengangguk, “Awalnya aku tidak paham, kemudian aku mengerti, ternyata yang kamu inginkan bukanlah 40 triliun itu, melainkan mengontrol Leo Wang dengan sepenuhnya, dibandingkan dengan 40 triliun, mengontrol tekad seseorang tentu jauh lebih hebat.”
Reza Qiao berkata datar, “Sebenarnya mempunyai banyak uang tidak ada artinya bagiku, sekarang aku membuat Leo Wang berhutang padaku, kelihatannya aku yang rugi, tetapi aku Reza Qiao tidak pernah melakukan bisnis yang rugi.”
“Dengan demikian, Adik kecil sedang memanjangkan tali untuk mengait ikan, seperti apakah rencanamu ke depannya?”
Reza Qiao merenung sejenak, “Rencana seperti apa masih belum bisa dikatakan dengan pasti pada saat ini, ke depannya mungkin akan membutuhkan Leo Wang, mungkin juga tidak akan, sekarang ini termasuk adalah menyimpan jalan terakhir.”
Yang dipikirkan Reza Qiao saat ini adalah, di antara empat perusahaan besar di Kota Qing, cepat atau lambat akan terjadi pertempuran yang sengit, begitu perang bisnis meledak, selain membutuhkan strategi, yang paling penting tentu adalah uang. Dengan adanya 80 triliun dari Leo Wang, sama artinya dengan memiliki persediaan pertempuran yang amat besar, dan dapat dikerahkan pada kapanpun. Tidak peduli dikerahkan kepada siapa, 80 triliun ini juga adalah sebuah pukulan telak yang sangat kuat.
Kali ini mengikuti Rini Liu datang ke Kota Macau, Leo Wang adalah sebuah pendapatannya yang di luar dugaan, ini jauh lebih berharga daripada memenangkan ratusan juta di meja perjudian.
Berty He terdiam sesaat, lalu berkata, “Adik kecil, apakah kamu tidak takut setelah kamu meninggalkan Kota Macau, Leo Wang akan berubah tampang?”
Reza Qiao tersenyum, “Aku paling tidak mengkhwatirkan hal ini, Leo Wang adalah orang pintar, sekarang seharusnya dia mengetahui dengan sangat jelas, tidak hanya Perusahaan Hiburan Central Asia, bahkan nyawanya juga berada di tanganku, tidak peduli aku berjarak seberapa jauh dengannya, aku dapat mengambil nyawanya kapanpun. Selain itu, sekarang Leo Wang sudah sepenuhnya tunduk, dia adalah orang yang banyak akal, dia tahu bahwa bekerja sama denganku, hanya akan membawa keuntungan baginya, kemungkinan di mana dia akan berubah tampang adalah hampir tidak ada. Mengapa Leo Wang mengusulkan untuk menjadikanmu sebagai wakil direktur, adalah menyatakan kesetiaannya padaku.”
Berty He mengangguk, Leo Wang memang pintar, sangat memahami keadaan.
Tiba-tiba Reza Qiao menarik Berty He menyerbu ke rerumpunan pohon kelapa di depan.
“Adik kecil, kamu ingin….”
“Kita jalan-jalan ke rerumpunan pohon.”
Berty He tersenyum, bocah ini pasti memiliki ketertarikan dengan tiba-tiba, ingin bermain dengannya di dalam rerumpunan pohon.
Berpikir seperti itu, badan Berty He terangsang tak tertahankan, dirinya pun belum pernah bergelut di dalam rerumpunan pohon, sensasi itu pasti sangat memacu adrenalin.
Adik kecil sungguh pandai bermain.
Begitu mendekati rerumpunan pohon kelapa, terdengar pergerakan yang aneh di dalam sana.
Berty He menatap lurus ke sana, ada empat bayangan gelap yang sedang menyerang satu bayangan gelap, kedua belah pihak sedang bertarung dengan sangat sengit, tetapi tidak ada satupun yang bersuara.
Berty He menoleh menatap Reza Qiao, Reza Qiao sedang menyaksikan dengan asyik.
Ternyata Reza Qiao menarik dirinya ke sini, bukanlah ingin bermain liar dengannya di dalam rerumpunan pohon, melainkan untuk menyaksikan pertarungan.
Sesaat kemudian, Reza Qiao mengangguk dan berkata pelan, “Kekuatan mereka lumayan bagus, ayo kita mendekat untuk menyaksikannya.”
Reza Qiao dan Berty He berjalan ke tempat yang berjarak sangat dekat, lalu bersandar ke pohon di sebelah sambil menyaksikannya dengan hening, lima orang yang sedang bertarung sengit itu tidak menyadari ada orang yang sedang mendekat.
Meski empat melawan satu, tetapi pria setengah baya tidak berada dalam keadaan kalah, serangan baliknya sangat tajam.
Melihat jurus pria setengah baya, Reza Qiao mengangguk, ternyata dia juga datang ke Koa Macau.
Melihat Reza Qiao mengangguk, Berty He bertanya dengan bisikan, “Adik kecil, apakah kamu kenal dengan mereka?”
Reza Qiao berkata dengan suara rendah, “Aku kenal dengan pria setengah baya itu.”
“Pria setengah baya itu adalah teman atau musuh?”
“Teman.”
“Kalau begitu sekarang apakah kamu berencana untuk turun tangan?”
“Lihat sejenak dulu.”
Serangan empat si baju hitam menjadi semakin ganas, pria setengah baya perlahan-lahan tidak kuat bertarung lagi, lalu dia melompat keluar dari lingkaran kepungan dan hendak melarikan diri, tetapi empat si baju hitam sangat lincah, mereka sekali lagi mengepung pria setengah baya.
“Pria setengah baya itu sudah tidak kuat lagi, mengapa kamu masih belum turun tangan?” Berty He sedikit cemas.
“Kamu merasa cemas?” Reza Qiao tersenyum.
“Karena kalian adalah teman, tentu saja harus ikut campur.” kata Berty He tersenyum.
Reza Qiao menunda untuk turun tangan, adalah ingin melihat jurus empat si baju hitam itu, mengidentifikasi asal-usul mereka. Setelah melihat sekian lama, dia merasa jurus empat si baju hitam itu tidak seperti jurus Kungfu China.
Pria setengah baya berada dalam keadaan kalah, dia akan sangat celaka jika terus bertarung dengan empat si baju hitam.
Reza Qiao memungut sebongkah batu di tanah, lalu melontarkannya dengan kuat kepada salah seorang si baju hitam yang sedang mengayun tinju besi pada pria setengah baya.
Tiba-tiba badan si baju hitam itu berhenti bergerak, tinju besinya yang terangkat juga terhenti di tengah udara.
Tiga si baju hitam yang lain termangu, tidak mengerti mengapa rekan mereka tiba-tiba menjadi seperti itu, jangan-jangan lawan mereka telah menyerang titik meridian rekannya?
Saat ini mereka belum menyadari bahwa ada orang luar yang turun tangan, salah seorang si baju hitam melambaikan tangan, lalu mereka bertiga menyerbu mengepung pria setengah baya lagi.
Namun, pria setengah baya girang seketika, pasti ada orang yang turun tangan membantunya secara tersembunyi, dia menjadi bersemangat, lalu bertarung lagi dengan tiga si baju hitam.
Reza Qiao melontarkan sebongkah batu lagi.
Salah seorang si baju hitam berdiri di tempat dan tidak bergerak.
Dua si baju hitam yang tersisa kaget sekali, kali ini mereka melihat dengan jelas, bukan pria setengah baya yang melakukannya, melainkan pria setengah baya kedatangan bala bantuan.
Tepat ketika dua si baju hitam sedang melamun, pria setengah baya melontarkan tinjuan pada kepala salah seorang si baju hitam, orang itu terjatuh ke tanah dengan erangan teredam.
Si baju hitam yang tersisa itu langsung mengangkat kaki melarikan diri, tepat berlari ke arah Reza Qiao.
Reza Qiao menjulurkan tangan mencekik lehernya, begitu mengerahkan tenaga, si baju hitam itu pingsan setelah mengeluarkan suara teredam.
Pria setengah baya memasang sikap hormat pada arah Reza Qiao, “Terima kasih atas bantuan kesatria, tidak tahu kesatria adalah jagoan yang manakah?”
Reza Qiao menarik Berty He berjalan keluar sambil tertawa terbahak-bahak.
Begitu melihat Reza Qiao, pria setengah baya tertegun, lalu dia juga tertawa terbahak-bahak.
Pria setengah baya itu adalah Gunawan Zheng.
Beberapa hari yang lalu, setelah Reza Qiao memberitahu Albert Han terkait sejumlah bom milik Hardy Feng yang tidak tahu ke mana jejaknya, Albert Han dan Gunawan Zheng mengalihkan perhatian mereka pada Daerah Segitiga Emas berdasarkan informasi yang diberikan oleh Reza Qiao, lalu Gunawan Zheng pergi ke Daerah Segitiga Emas dengan seorang diri. Dalam kurun waktu yang tidak lama ketika beraktivitas di Daerah Segitiga Emas, Gunawan Zheng mendapatkan beberapa informasi yang sangat penting, lalu dia bergegas mengalihkan haluan untuk kembali ke Kota Qing dengan melalui Kota Macau, tetapi tak disangka dia disergap di kota Macau, jika bukan karena bantuan Reza Qiao, malam ini Gunawan Zheng sangat berkemungkinan akan celaka.
“Saudara Zheng, kenapa kamu datang berkelahi di Kota Macau? Jangan-jangan kamu juga dikejar orang karena memenangkan uang di meja perjudian?” tanya Reza Qiao tersenyum.
Mendengar perkataan Reza Qiao, Gunawan Zheng pun tahu bahwa Reza Qiao pasti sudah berjudi di Kota Macau, serta telah memenangkan uang yang tidak sedikit, kalau tidak, dia tidak akan dikejar orang.
Gunawan Zheng tersenyum, lalu mengamati Berty He.
“Saudara Zheng, ini adalah Wakil Ketua dari Gang Qingtian, sekaligus adalah Ketua dari Gang Yinghong, Berty He, kali ini dia datang ke Kota Macau bersamaku.” kata Reza Qiao.
Hati Gunawan Zheng terasa tenang, dia mengangguk terhadap Berty He, “Master He.”
“Kak He, ini adalah oranng yang menempati posisi kedua di Gang Dongzheng, Saudara Gunawan Zheng.”
Berty He paham, ternyata teman Reza Qiao adalah Gunawan Zheng yang sangat bernama di bawah pimpinan Albert Han.
Berty He bergegas memasang sikap hormat, “Sudah lama mendengar nama besar Tuan Zheng, tak disangka hari ini bertemu di Kota Macau.”
Gunawan Zheng bergegas berkata, “ Ketua He janganlah memanggilku seperti ini, kita semua adalah teman baik, panggil aku Saudara Zheng saja.”
Reza Qiao juga berkata, “Iya, kamu panggil Saudara Zheng sebagai Tuan Zheng, tetapi memanggilku sebagai Adik kecil, bukankah menurunkan derajat posisiku?”
Berty He tersenyum, “Kalau begitu panggil Saudara Zheng saja.”
Reza Qiao menatap empat si baju hitam itu, “Saudara Zheng, siapa empat si baju hitam ini? Mengapa mereka mengincarmu?”
Novel Terkait
Cinta Seorang CEO Arogan
MedellineMy Charming Wife
Diana AndrikaUntouchable Love
Devil BuddyMore Than Words
HannyHis Soft Side
RiseHei Gadis jangan Lari
SandrakoMy Lady Boss
GeorgeAsisten Bos Cantik×
- Bab 1 Jeritan dari Dalam Mobil BMW
- Bab 2 Di mana Si Mata Keranjang?
- Bab 3 Mengisap dengan Kuat
- Bab 4 Bagaimana Jika Aku Tidak Melakukannya
- Bab 5 Kamu Ada Berapa Telur?
- Bab 6 Kuat Sedikit
- Bab 7 Kakak Polwan Cantik Sangat Hebat
- Bab 8 Perawat Kecil dengan Mata Besar
- Bab 9 Siapa yang Menculik?
- Bab 10 Gelisah
- Bab 11 Akan Aku Perlihatkan Padamu
- Bab 12 Aku Juga Mau Jadi Pacarmu
- Bab 13 Datang dengan Kelompok
- Bab 14 Aku Ingin Menciuminya
- Bab 15 Si Iblis Sudah Gila
- Bab 16 Dengan Kasar Menodaiku
- Bab 17 Terlihat Semua
- Bab 18 Melakukannya Dua Kali
- Bab 19 Tidak Sebesar Sepupumu
- Bab 20 Tidak Perlu Ditemani Pria
- Bab 21 Aku Adalah Lelakimu
- Bab 22 Sebenarnya Ada Berapa Wanita yang Dia Miliki
- Bab 23 Jeritan dari Dalam Kamar
- Bab 24 Hanya Sebentar
- Bab 25 Pertama Kali Baru Seru
- Bab 26 Dewa Gagal
- Bab 27 Jika Teman Maka Jangan Sungkan
- Bab 28 Sangat Suka Berkeliaran dan Bersenang-Senang
- Bab 29 Benar-Benar Bisa membantumu Menjadi Besar
- Bab 30 Memang Pada Awalnya Sudah Besar
- Bab 31 Wanita Sepertiku Aku Mengajarimu
- Bab 32 Wangi Sekali
- Bab 33 Aku Ingin Mendapatkan Hatimu
- Bab 34 Tanganmu Sangat Halus
- Bab 35 Malam Ini Jadi Hantu Penggoda
- Bab 36 Menemukan Kakak Seperguruan
- Bab 37 Bagaimana Mengurutkan Peringkat Istri Tua dan Muda
- Bab 38 Semakin Begadang Semakin Kecil
- Bab 39 Keluar dari Penjara
- Bab 40 Pukul Pantat Jika Menangis Lagi
- Bab 41 Cinta Sampai ke Tulang-tulang
- Babak 42 Menambah Satu Nol Lagi
- Bab 43 Manusia Paling Pintar di Dunia
- Bab 44 Aku Takut Mengejutkan Wanita Cantik
- Bab 45 Kamu Ada Segagah Aku?
- Bab 46 Pertama, Kamu Harus Mati
- Bab 47 Segala Sesuatu Tentang Wanitaku Adalah Masalah Besar
- Bab 48 Aku Bisa Memuaskan Kamu
- Bab 49 Paman Akan Mengobatimu
- Bab 50 Bukan Orang, Maka Adalah Dewa
- Bab 51 Aku Belajar Sastra Denganmu
- Bab 52 Jangan Kasar pada Pacarku
- Bab 53 Aku Akan Meledakkanmu!
- Bab 54 Hubungan Pacaran Kakak dan Adik
- Bab 55 Aku adalah Penyelamatmu
- Bab 56 Benar-benar Menjadi Lebih Besar
- Bab 57 Serangan Hacker
- Bab 58 Sebentar Lagi Kamu Akan Berlutut
- Bab 59 Patahkan Betis Kecilnya
- Bab 60 Aku Mau Hatimu
- Bab 61 Lihat Siapa yang Paling Besar
- Bab 62 Bagaimana Jika Menjadi Nyonya Muda
- Bab 63 Milikku Juga Akan Mulai Bertumbuh
- Bab 64 Cepat Peluk Aku
- Bab 65 Main Trampolin
- Bab 66 Boleh Sesuka Hati Menyentuh Wanita
- Bab 67 Apakah Menginginkanya Sekarang
- Bab 68 Kamu Seperti Ini Juga Telah Menindasku
- Bab 69 Rela Melakukan Apapun
- Bab 70 Lakukan yang Nyata
- Bab 71 Kalau Kalah Kamu Jadi Istriku
- Bab 72 Sekaligus dengan Pengiring Pengantin
- Bab 73 Dimakan Secara Bersamaan
- Bab 74 Sebuah Teknik
- Bab 75 Ikut Aku untuk Menjemput Para Tamu
- Bab 76 Hadiah Kecil Ini Terlalu Berharga
- Bab 77 Sarapan yang Sangat Mahal
- Bab 78 Aku Datang untuk Menjemput Tamuku
- Bab 79 Tongkat Manusia Pertama di Dunia
- Bab 80 Tidak Hanya Hebat Makan, Tapi Juga Hebat Minum
- Bab 81 Kerabat
- Bab 82 Untuk Kalian
- Bab 83 Terserah Mau Bagaimana Menerimanya
- Bab 84 Kemari Duduk di Pangkuanku
- Bab 85 Apakah Kamu Bisa Menembak?
- Bab 86 Jangan Begitu Kasar
- Bab 87 Wanita Cantik Bunga Sekolah
- Bab 88 Bos Besar yang Sebenarnya
- Bab 89 Anak Muda yang Suka Belajar
- Bab 90 Beri Aku Uang dan Aku Menemanimu Bermain
- Bab 91 Garansi Selama 70 Tahun
- Bab 92 Lakukan Pertujukan Untukku
- Bab 93 Aku Adalah Wanitanya Reza Qiao
- Bab 94 Nama Anak Sudah Disiapkan
- Bab 95 Aku Mau Menjadi CEO Kembali
- Bab 96 Mengapa Begitu Gegabah
- Bab 97 Sangatlah Sempurna
- Bab 98 Cepat atau Lambat
- Bab 99 Reza Qiao Sudah Meninggal
- Bab 100 Orang Baik, Lepaskan Kami
- Bab 101 Hanya Ada Satu Kemungkinan
- Bab 102 Bagaimana Jika Mati Lemas
- Bab 103 Datang Beri Dukungan
- Bab 104 Penghargaan Penonton Terbaik
- Bab 105 Pembunuh Gurun
- Bab 106 Hanya Bisa Bertaruh
- Bab 107 Orang Baik Qiao
- Bab 108 Sangat bermanfaat
- Bab 109 Berpesta di Tengah Hutan
- Bab 110 Ke Arah Segitiga Emas
- Bab 11 Dua Ekor Babi Gemuk
- Bab 112 Sedikitpun Tidak Berpura-pura
- Bab 113 Nama Saya Erwin Liu
- Bab 114 Kamu Ingin Serius?
- Bab 115 Pramugari cantik
- Bab 116 Panggil Kakak Baik
- Bab 117 Aku Punya Sebuah Syarat
- Bab 118 Ada Wanita Cantik Mendukung di Belakang
- Bab 119 Seberapa Patuh Kamu
- Bab 120 Bersemangat
- Bab 121 Gadis Cantik Jangan Gugup
- Bab 122 Reza Sayang Tidak Mau Dengar
- Bab 123 Wanita Cantik juga Dipertaruhkan
- Bab 124 Raja Judi Baru Sudah Lahir
- Bab 125 Bertaruh Untuk Nyawamu
- Bab 126 Dewa Raja
- Bab 127 Lihat Apakah Kamu Tampan
- Bab 128 Peperangan Malam Hari di Pantai
- Bab 129 Aku adalah Pemuda Dewa Judi Itu
- Bab 130 Wanita Cantik Bebas Memilih
- Bab 131 Tidak Lebih Baik Dari Seorang Wanita
- Bab 132 Wanita Cantik Ini Untuk Kalian
- Bab 133 Siasat Seorang Wanita
- Bab 134 Mandi dan Duduk Manis Menunggu
- Bab 135 Mengapa Aku Belum Mati?
- Bab 136 Perusak Tempat Sudah Datang
- Bab 137 Raja Judi Dunia Sudah Datang
- Bab 138 4 Wanita Sekaligus
- Bab 139 Aku Sangat Suka Mentimun
- Bab 140 Kamu Saja Yang Mengambilnya Terlebih Dahulu
- Bab 141 Aku Punya Misophobia
- Bab 142 Bergelut Di Kasur
- Bab 143 Aku Memasang Taruhan 40 Triliun
- Bab 144 Dahsyat
- Bab 145 Peluru Terakhir
- Bab 146 Kematian Raja Judi
- Bab 147 Bajak Laut Cantik
- Bab 148 Tatapan Ini Sungguh Memikat
- Bab 149 Nyawamu Adalah Milikku
- Bab 150 Pertarungan Malam Dalam Rerumpunan Pohon
- Bab 151 Semakin Main Semakin Besar
- Bab 152 Ditekan Sampai Jadi Lurus
- Bab 153 Dipaksa oleh Kamu
- Bab 154 Tidak Terbiasa
- Bab 155 Tingkat Masturbasi Sangat Tinggi
- Bab 156 Domba Hitam
- Bab 157 Bagaimana Pendapat Kakak Ipar
- Bab 158 Tindakan Nyata
- Bab 159 Wanita Muda Cantik Yang Elegan
- Bab 160 Pria Muda Tampan Yang Sepertinya Dikenal
- Bab 161 Lelaki Legendaris Yang Berkarisma
- Bab 162 Ledakan Bom Tengah Malam
- Bab 163 Keberuntungan Yang Besar
- Bab 164 Masalah Ini Tidak Berhubungan Dengan Ketua
- Bab 165 Apanya Yang Menyenangkan
- Bab 166 Orang Berezeki
- Bab 167 Menggoda Sekali
- Bab 168 Suka Minum Susu
- Bab 169 Ada Orang Yang Akan Sial
- Bab 170 Berkata Dengan Memanfaatkan Kesempatan
- Bab 171 Hanya Sebuah Tujuan Kecil
- Bab 172 Apakah Nyaman?
- Bab 173 Keponakan dalam masalah
- Bab 174 Mana Ada Jadi Lebih Besar?
- Bab 175 Semakin Lama Semakin berani
- Bab 176 Sebenarnya Apakah Ada Siasat Lanjutan
- Bab 177 Tugas Indah
- Bab 178 Lumayan Menyukai Gadis Cantik Ini
- Bab 179 Tak Terduga Sekali
- Bab 180 Memuaskan Si Tua Wang
- Bab 181 Lepaskan Dia
- Bab 182 Semakin Dipikir Semakin Terasa Takut
- Bab 183 Orang Ini Pasti Akan Sukses
- Bab 184 Sudah Ingin Menjadi Dewi
- Bab 185 Tidak Apa-Apa Jika Tidak Terima
- Bab 186 Benar-Benar Mudah Merasa Puas
- Bab 187 Bergelut Di Sofa
- Bab 188 Menghantam Batu Dengan Telur
- Bab 189 Membagi Kubu
- Bab 190 Mengambil Pekerjaan
- Bab 191 Rindu Dengan Kakak Baik
- Bab 192 Benar-Benar Dirusak
- Bab 193 Penggal Kepala
- Bab 194 Tusukan Pisau Ini Kejam Sekali
- Bab 195 Musuh Yang Sama
- Bab 196 Hadiah Besar
- Bab 197 Pekerjaan Sampingan